Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Maaf, Sungguh Aku Tak Bermaksud Jatuh Cinta Padamu
Suka
Favorit
Bagikan
4. Romantisme Pagi dan Senja


08. EXT.TERAS LANTAI 2 RANDU, TEA BAR- SORE

Langit membentang warna abu-abu. Suasana usai hujan. Suropati duduk bersila di dipan kayu. Matanya terpejam. Sesaat ia menggosok-gosokkan tangan di kedua lengannya berusaha menghangatkan tubuh. Ia menggunakan earphone untuk mendengarkan lagu yang mengalun dari ponselnya. Suropati membuka matanya. Raut wajahnya duka. Ia nampak tercenung seiring lirik lagu yang mengalun. Bibirnya bergerak mengikuti lirik lagu tapi tak ada suara yang keluar.


CUT TO:


09. EXT. TERAS RUMAH ASIH-LEMBANG -PAGI

SUPER : TUJUH TAHUN YANG LALU

Yoni (kala itu 21 tahun) berjongkok untuk mengikat tali sepatunya. Setelah selesai, ia menyandang kamera, lalu bergerak akan melangkah. Tangan seseorang yang menyentuh bahu kanan Yoni, ia menghentikan langkahnya. Yoni menoleh. Ia tersenyum. Tangan yang menyentuh bahunya adalah tangan Suropati (kala itu 26 tahun),menunjuk jam dinding yang ada di ruang tamu, jarum menunjukan pukul 06.10. Dengan gerak tangan bahasa isyarat ia bertanya : Mau kemana sepagi ini?


YONI
       (sorot mata serius, dengan pose menembak)  
Berburu


Bola mata Suropati membelalak. Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat kembali bertanya : Berburu?


YONI (CONT'D)
(tertawa lepas) Berburu fotografi, Aa’. Emang Aa’ pikir aku mau berburu kijang gitu ya? Mau nembak kijang?
YONI (CONT'D)
(pura-pura merajuk) Mentang-mentang kemarin aku belajar nembak sama Pak Labu, Aa' ngira aku bakal berburu binatang ya? Gak A', aku cuma bakal nembak papan sasaran tembak atau kaleng, gak bakal nembak makhluk hidup apapun. Suer. (mengangkat telapak tangan kanannya, bersumpah)


Suropati menatap Yoni lembut dan sayang, lalu dengan gerak tangan bahasa isyarat : Harus sepagi ini?


YONI
Yup. Karena cerita yang paling lengkap ada di pagi hari.
YONI (CONT'D)
(bersemangat, bola mata berbinar, ia juga bergerak melakonkan diri untuk setiap penjelasannya) Di pagi hari ada senyum yang ditawarkan embun, lukisan di wajah langitnya, aroma wangi kuntum bunga mekar, lagu dari kicauan burung, tarian serangga mencari madu....(berputar ketika berkata tarian serangga)
YONI (CONT'D)
(menghirup udara) Aroma gurih nasi goreng atau nasi uduk, lantas merasakan kehangatan kopi atau teh yang baru saja diseduh...
YONI (CONT'D)
Dan...menjumpai beragam aktivitas orang dengan beragam tujuan. Ada yang berangkat berladang, ke sekolah, ke pasar, bahkan....
YONI (CONT'D)
(tersenyum simpul, sambil menunjuk seorang bapak bertubuh tambun yang bergelung sarung di sudut teras) Masih lelap karena semalam tugas jaga di poskamling.
YONI (CONT'D)
Aa’ mau ikut?


Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat : Boleh?

YONI
Boleh dong, makanya nawarin, asyik ada teman ngobrol


Suropati menutup pintu rumah. Ia melangkah ke samping Yoni. Mereka berjalan beriringan. Lalu sesaat kemudian dengan santai Yoni menyelipkan lengan kanannya ke lengan kiri Suropati. Yoni tersenyum dengan sorot mata lembut, ia menunjuk sepasang suami istri yang sedang berboncengan mesra di atas motor.


YONI
Romantisme dalam hari itu juga ada pada pagi, A’....


Suropati tersenyum dibalasnya dengan menggenggam jemari Yoni. Namun segera Yoni melepas genggaman itu ketika ia melihat subyek foto yang menarik perhatiannya. Seekor kumbang hitam yang terbang rendah lalu hinggap di kuntum mekar bunga berwarna ungu.

Yoni Berdiri kokoh dengan membuka kaki berjarak kurang lebih 15 senti. Lengan rapat di ketiak. Badan kamera bagian bawah digenggam dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan di posisi kanan kamera. Telunjuk siaga di atas tombol rana. Ia bernapas tersamar. Sorot matanya serius.

Yoni menunggu hingga posisi kumbang hitam masuk ke liang kuntum bunga. Setelah titik fokus terkunci oleh kamera, telunjuknya menekan tombol rana. Ia memotret lebih dari tiga kali. Suropati menatap Yoni dengan sorot mata hangat dan bibir tersenyum mengagumi.

BACK TO :

08. EXT. TERAS LANTAI 2 RANDU, TEA BAR- CONTINOUS

Bibir Suropati tersenyum, ada kehangatan yang sama di sorot matanya. Ia menghela napas relax. Ia menutup mata. Bibirnya kembali bergerak ikut menyanyikan lagu dari earphonenya, raut wajahnya tidak sesedih sebelumnya.


SUROPATI (V.O)
Romantisme juga ada pada senja, Yoni
SUROPATI (V.O)
Kau mencintai pagi. Aku mengagumi senja. Meski jarak terbentang di antara mereka, tapi mereka memiliki wajah yang sama. Wajah ranum jingga.


Suropati membuka mata,menatap langit abu-abu yang kini mulai diselimuti warna jingga senja.

TIME CUT :

Tangan seseorang menyentuh bahu kanan Suropati. Ia terjengkit terkejut. Melepas earphone-nya. Suropati menoleh ke belakang. ERY, 25 tahun. Ery tersenyum geli. Ia membawa dua cangkir, masing-masing di tangan tangan dan kiri.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar