Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nana duduk di sebuah kursi. Di meja di depannya terdapat kertas yang berisi data kelima orang kandidat. Ada juga kursi kosong.
1. Pria pertama sebagai kandidat nomor 1, duduk dan memperkenalkan diri sebagai Erland. Nana pun memperkenalkan diri dengan singkat. Pria itu pergi.
2. Pria kedua masuk, duduk dan memperkenalkan diri sebagai Danu. Nana tersenyum saat berkenalan dengannya. Setelah mengobrol singkat, pria itu pergi.
3. Pria ketiga memperkenalkan diri sebagai Andriansyah. Nana pun memperkenalkan diri dengan singkat dan mengobrol sebentar. Pria itu pergi.
4. Nana hanya memperkenalkan diri singkat pada Pria keempat dan kelima.
Nana memilih tiga orang. Danu adalah orang pertama yang dipilihnya, lalu Andrian, dan terakhir Erland. Kru Love Aps tampak memberi selamat pada pada ketiga orang itu.
FADE TO BLACK
22. INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. SORE MENJELANG MALAM. (PRESENT DAY)
Nana sedang duduk di meja kerjanya dan serius melanjutkan naskah. Ponselnya yang ada di samping laptop berdering. Nana melihat ke ponselnya dan tampak nama Widya terpampang di layar. Nana menerima panggilan itu.
NANA
Ada apa, Besti?
WIDYA (O.S)
Gue baru inget sesuatu.
Harusnya gue kasih tau pas ketemu lo tadi.
NANA
Kasih tau apaan?
WIDYA (O.S)
Soal si tukang gertak.
NANA
Lo ngomong apaan sih, Wid?
WIDYA (O.S)
Jadi gini, lo harus temuin cowok yang namanya Erland.
NANA
Kenapa emangnya? Kok tiba-tiba banget.
WIDYA (O.S)
Cerewet deh. Gue jelasin nanti pas ketemu.
Pokoknya lo lakuin aja.
NANA
(Mengembuskan napas)
Gue pikir-pikir dulu deh.
CUT TO
23. INT. RUANG MAKAN. RUMAH PRABU. MALAM.
Nana tengah membantu Ratih menyiapkan hidangan di meja. Sesekali dia memindai ruangan sekitar untuk mencari keberadaan Prabu.
NANA
(Berbisik)
Mas Prabu ke mana, Mbak?
RATIH
Palingan lagi ganti baju di kamar.
Kenapa sih? Kok pake bisik-bisik?
Nana mendekati Ratih dan mengisyaratkan agar kakak iparnya itu mengecilkan suaranya. Nana memperhatikan situasi.
NANA
Mbak, Mas Prabu masih nyuruh-nyuruh itu nggak?
RATIH
Itu apa?
NANA
Itu lho, nyuruh-nyuruh Mbak buat bujuk aku ikutan kencan buta.
RATIH
Oh itu. Mas Prabu nggak ada omongan apa-apa.
Kok tumben kamu yang nanya?
NANA
(Salah tingkah dan garuk-garuk kepala)
Enggak apa-apa. Penasaran aja.
RATIH
Ngomong-ngomong, gimana soal biro jodoh itu?
NANA
Itu dia.
Aku mau ngomongin soal itu, tapi aku takut sama Mas Prabu.
PRABU
(Muncul tiba-tiba)
Kenapa harus takut?
NANA
Mbak, Mas Prabu masih nyuruh-nyuruh itu nggak?
RATIH
Itu apa?
NANA
Itu lho, nyuruh-nyuruh Mbak buat bujuk aku ikutan kencan buta.
RATIH
Oh itu. Mas Prabu nggak ada omongan apa-apa.
Kok tumben kamu yang nanya?
NANA
(Salah tingkah dan garuk-garuk kepala)
Enggak apa-apa. Penasaran aja.
RATIH
Ngomong-ngomong, gimana soal biro jodoh itu?
NANA
Itu dia.
Aku mau ngomongin soal itu, tapi aku takut sama Mas Prabu.
PRABU
(Muncul tiba-tiba)
Kenapa harus takut?
RATIH
Kamu mau ngomong sama Mas Prabu kan?
Mumpung ada orangnya.
PRABU
(Melihat Nana dengan muka Penasaran)
Mau ngomong apa?
Ratih memilih pergi dengan membawa setumpuk untuk membiarkan kakak-beradik itu bicara berdua.
PRABU (CONT’D)
Mau ngomong soal aplikasi jodoh?
Nana manggut-manggut, tapi belum berani bicara.
PRABU (CONT’D)
Kok diem? Ada masalah?
Nana menceritakan apa yang terjadi selama dia mengikuti Love Aps. Tidak ada yang ditutupi Nana dari Prabu, termasuk soal ancaman yang diberikan Danu.
NANA
Menurut, Mas Prabu, gimana?
PRABU
Kenapa kamu tanya Mas?
NANA
Karena Mas kakakku dan seorang kakak wajib jaga adiknya.
PRABU
Pas kena masalah baru ngakuin Mas sebagai kakak.
Kemarin ke mana aja?
NANA
Dari awal kan aku udah cerita sama Mas, tapi Mas aja nggak peduli.
PRABU
Lalu? Kenapa sekarang Mas harus peduli?
NANA
Tapi, Mas ….
Prabu memilih pergi meninggalkan Nana sendirian. Baru jalan beberapa langkah, Prabu berbalik.
PRABU
Kamu yang putusin itu sendiri, jadi kamu juga yang harus hadapi.
CUT TO
25. INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MALAM.
Nana masuk ke kamarnya dengan wajah kesal. Dia pun membuka laptop dan menyalakannya. Tapi baru sebentar Nana langsung mematikan lagi laptopnya. Dia mengambil sebuah novel yang belum selesai dibaca, lalu membawanya ke ranjang. Namun, baru membaca sebentar, Nana menutup lagi novel itu, dan dia merebahkan diri.
Nana melamun sebentar, kemudian dia bangun, dan meraih ponselnya. Nana terlihat menyentuh-nyentuh layar ponselnya dengan muka serius. Dia mengirimi Widya pesan.
INSERT-TEXT to WIDYA : Gue bakalan temuin Erland, si kandidat ketiga. Gue udah atur jadwal dari aplikasi.
CUT TO
26. EXT. HALAMAN. RUMAH ERLAND. PAGI.
ERLAND (30) sedang memakai sepatu, bersiap untuk pergi ke kafenya, ketika ponselnya berbunyi. Erland meraih ponsel dari kantong baju, melihat siapa yang menelepon. Rupanya nomor tanpa nama. Erland diam sesaat dan tampak menarik napas.
ERLAND
Mau lo apa?
DANU (O.S)
Santai, Bro!
Gue cuma mau denger jawaban lo, kalau lo nggak bakalan nemuin Denada.
ERLAND
Kalau gue nggak mau?
DANU (O.S)
Lo akan tau akibatnya.
ERLAND
Lo ngancem gue?
DANU (O.S)
Terserah lo anggap apa.
Erland langsung mematikan sambungan dan menyimpan lagi ponselnya. Dia tidak sadar kalau ibunya, ASTUTI (55), sedang memperhatikan dari ambang pintu.
ASTUTI
(Tampak khawatir)
Siapa yang ngancam, Lan?
ERLAND
(Terkejut)
Ibu?
Enggak ada yang ngancam.
ASTUTI
Ibu dengar kok tadi.
ERLAND
(Tersenyum)
Ibu salah dengar kali. Bukan ngancam, tapi nawarin bacem.
Erland nggak mau. Kan Erland nggak suka.
Erland merapikan pakaian, lalu mendekati Astuti untuk berpamitan.
ERLAND (CONT’D)
Erland berangkat ya, Bu.
Obatnya jangan lupa diminum.
Ibu juga jangan capek-capek.
ASTUTI
Kamu hati-hati ya, Lan.
Erland menaiki motor, menyalakannya, memakai helm, kemudian tancap gas, sementara Astuti menunggui Erland sampai hilang dari pandangan.
CUT TO
27. INT. KAFE. KAFE ERLAND. PAGI.
ESTABLISHED : Kondisi kafe yang masih sepi. Tulisan tutup masih terpampang di pintu kaca. Dua orang karyawan kafe sedang mengepel lantai dan membersihkan meja konter.
Erland duduk di salah sudut kafe. Di mejanya terdapat segelas kopi panas. Erland memandangi layar ponselnya. Dia sedang melihat lagi notifikasi dari Love Aps.
ERLAND (V.O)
Semalem dapet notif mendadak soal jadwal yang dimajuin.
Abis itu ada yang ngancem. Aneh.
Erland mengetikkan sesuatu di ponselnya yang berisi kalau dia bersedia untuk memajukan jadwal.
CUT TO
28. INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MENJELANG SIANG.
Nana baru bangun lantaran begadang semalaman. Dia meraih ponsel yang ada di samping tubuhnya. Matanya langsung segar dan dia pun segera duduk bersila di ranjang.
NANA
(Terkejut)
Dia mau.
Nana langsung menghubungi Erland melalui pesan singkat.
INSERT-TEXT to ERLAND : Hai, Erland. Ini Denada. Thanks udah setuju buat majuin jadwal. Kapan kamu punya waktu kosong dan kita ketemuan di mana?
Nana menunggu jawaban dari Erland dengan tetap berada di ranjangnya. Tapi setelah beberapa saat masih belum ada respons, dia menaruh lagi ponselnya, lalu beranjak dari tempat tidur. Ketika ingin berjalan menuju pintu, sebuah notifikasi masuk. Nana buru-buru mengambil ponselnya lagi.
INSERT-TEXT to NANA : Hai. Saya free dari jam empat sore. Untuk tempat terserah kamu aja.
Nana memandangi layar ponselnya, memastikan dia tidak salah baca. Setelahnya dia baru membalas pesan tersebut.
INSERT-TEXT to ERLAND: Oke. Sore ini aku bisa. Nanti aku infoin tempatnya. See you.
INSERT-TEXT to WIDYA : Gue janjian sama Erland sore ini. Doain ya.
CUT TO
29. INT. KEDAI KOPI. SORE.
Nana duduk di bangku pojok di dekat jendela. Di mejanya ada segelas kapucino dingin dan di tanganya ada sebuah novel. Gadis itu mengenakan kaos oblong dan celana denim. Walaupun penampilannya santai, tapi Nana tetap memulas sedikit wajahnya agar tampak segar. Dia melakukan itu untuk mengelabui Danu. Sesekali Nana melihat keluar jendela di tengah sesi membacanya.
ERLAND
Hai!
Nana yang tak sadar sedang melamun, mendadak bingung. Dia memang gugup karena khawatir Erland membatalkan rencana seperti Andriansyah. Tanpa disuruh, Erland menggeser kursi di depan Nana.
ERLAND (CONT’D)
Udah lama?
NANA (V.O)
Gila nih orang. Masih dingin aja kayak kulkas lima pintu.
NANA
(Menggeleng)
Enggak kok. Kamu mau pesen apa?
ERLAND
Udah.
Nana jadi kikuk dan bingung mau ngomong apa. Kalau Danu sangat cerewet, Erland kebalikannya. Nana diam, Erland juga diam. Sampai pramusaji membawakan pesanan Erland, tidak ada yang bersuara.
NANA
Sori, ya, aku minta majuin jadwal.
ERLAND
Enggak apa-apa.
NANA
Sori, aku langsung to the point nih.
Alasan kamu ikut Love Aps apa?
ERLAND
Uang.
Nana kaget karena Erland sangat terus terang. Danu juga jelas tertarik sama hadiahnya, tapi cara mereka beda.
ERLAND (CONT’D)
Sori, kalau di luar harapan kamu, tapi uang itu tujuanku.
NANA
(Tersenyum)
Enggak masalah. Itu bagus malah.
Hari gini siapa yang nggak butuh uang.
Dengan uang sebanyak itu kita bisa beli macem-macem.
ERLAND
Termasuk bayar biaya rumah sakit.
NANA
Hah?
ERLAND
Iya?
NANA
Buat bayar rumah sakit? Siapa yang sakit?
ERLAND
Bukan urusan kamu.
Nana sedikit kesal, tapi dia tidak mau ambil pusing. Menurutnya Erland lebih baik ketimbang Danu. Sambil berpikir, Nana menyeruput minumannya.
NANA
Kita bikin kesepakatan gimana?
ERLAND
Kesepakatan?
NANA
(Menggangguk)
Kamu bisa ambil semua uang hadiahnya, tapi kamu harus bantuin aku.
ERLAND
Caranya?
NANA
Aku bakalan pilih kamu dan kamu harus pura-pura serius sama aku.
Kamu juga harus bisa jauhin Danu dari aku.
ERLAND
Danu?
NANA
Iya. Kandidat pertama yang aku pilih. Dia kayak psikopat.
Erland diam dan meminum minumannya. Dia mengingat-ingat lagi apa yang dialaminya tadi pagi.
ERLAND
Oke.
NANA
(Tersenyum puas)
Nanti malam aku langsung isi kandidat yang kupilih.
Kamu tau kan setelahnya kita bakalan jadi sering ketemu?
ERLAND
Tau.
NANA
Oke. Berarti kita sepakat.
Nana menyodorkan tangan dan Erland menyambutnya.
CUT TO
30. INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MALAM.
Nana sedang duduk di meja kerjanya. Tangannya dengan lincah mengetikkan naskah yang sedang dituliskan. Sebuah notifikasi dari Love Aps masuk ke ponselnya yang ada di samping laptop. Nana buru-buru membaca isinya.
NANA
Wah! Cepet banget hasilnya.
Sebagai hadiah pertama, gue sama Erland bisa liburan di Dufan, abis itu makan malam romantis di pantai.
Jadul banget nge-date di Ancol.
INSERT-TEXT to WIDYA : Gue udah dapet balesan dari Love Aps. Wiken nanti gue mau ke Dufan sama si manusia es.
INSERT-TEXT to NANA : Have fun, Besti. Semoga jadian beneran.
INSERT-TEXT to WIDYA : Enggak ngarep gue. Yang penting dia mau diajak kongkalikong.
Ketika Nana ingin lanjut menulis, ponselnya berbunyi. Nama Danu tertera di layar. Nana menaruh lagi ponselnya. Tapi Danu terus menghubungi Nana. Dengan kesal Nana akhirnya menerima telepon itu.
NANA
(Ketus)
Kenapa?
DANU (O.S)
Kamu keras kepala ya?
NANA
Maksudnya?
DANU (O.S)
(Marah)
Aku kan udah bilang buat pilih aku.
Kenapa kamu malah pilih Erland?
NANA
Sori, tapi aku lebih sreg sama Erland daripada sama kamu.
DANU (O.S)
Oke. Kamu liat aja nanti.
Nana kesal dan langsung mematikan sambungan. Dia juga memblokir nomor Danu, karena sudah tidak diperlukan lagi. Nana bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamar dengan kasar.
CUT TO