Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Love Apps
Suka
Favorit
Bagikan
3. Bagian 3. Kesepakatan
21.    MONTAGE (FLASH BACK)

 

Nana duduk di sebuah kursi. Di meja di depannya terdapat kertas yang berisi data kelima orang kandidat. Ada juga kursi kosong.

 

1. Pria pertama sebagai kandidat nomor 1, duduk dan memperkenalkan diri sebagai Erland. Nana pun memperkenalkan diri dengan singkat. Pria itu pergi.

2. Pria kedua masuk, duduk dan memperkenalkan diri sebagai Danu. Nana tersenyum saat berkenalan dengannya. Setelah mengobrol singkat, pria itu pergi.

3. Pria ketiga memperkenalkan diri sebagai Andriansyah. Nana pun memperkenalkan diri dengan singkat dan mengobrol sebentar. Pria itu pergi.

4. Nana hanya memperkenalkan diri singkat pada Pria keempat dan kelima.

 

Nana memilih tiga orang. Danu adalah orang pertama yang dipilihnya, lalu Andrian, dan terakhir Erland. Kru Love Aps tampak memberi selamat pada pada ketiga orang itu.

 

FADE TO BLACK

 

22.    INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. SORE MENJELANG MALAM. (PRESENT DAY)

 

Nana sedang duduk di meja kerjanya dan serius melanjutkan naskah. Ponselnya yang ada di samping laptop berdering. Nana melihat ke ponselnya dan tampak nama Widya terpampang di layar. Nana menerima panggilan itu.

NANA

Ada apa, Besti?

 

WIDYA (O.S)

Gue baru inget sesuatu.

Harusnya gue kasih tau pas ketemu lo tadi.

 

NANA

Kasih tau apaan?

 

WIDYA (O.S)

Soal si tukang gertak.

 

NANA

Lo ngomong apaan sih, Wid?

 

WIDYA (O.S)

Jadi gini, lo harus temuin cowok yang namanya Erland.

 

NANA

Kenapa emangnya? Kok tiba-tiba banget.

 

WIDYA (O.S)

Cerewet deh. Gue jelasin nanti pas ketemu.

Pokoknya lo lakuin aja.

 

NANA

(Mengembuskan napas)

Gue pikir-pikir dulu deh.

CUT TO

 

23.    INT. RUANG MAKAN. RUMAH PRABU. MALAM.

 

Nana tengah membantu Ratih menyiapkan hidangan di meja. Sesekali dia memindai ruangan sekitar untuk mencari keberadaan Prabu.

NANA

(Berbisik)

Mas Prabu ke mana, Mbak?

 

RATIH

Palingan lagi ganti baju di kamar.

Kenapa sih? Kok pake bisik-bisik?

Nana mendekati Ratih dan mengisyaratkan agar kakak iparnya itu mengecilkan suaranya. Nana memperhatikan situasi.

NANA

Mbak, Mas Prabu masih nyuruh-nyuruh itu nggak?

 

RATIH

Itu apa?

 

NANA

Itu lho, nyuruh-nyuruh Mbak buat bujuk aku ikutan kencan buta.

 

RATIH

Oh itu. Mas Prabu nggak ada omongan apa-apa.

Kok tumben kamu yang nanya?

 

NANA

(Salah tingkah dan garuk-garuk kepala)

Enggak apa-apa. Penasaran aja.

 

RATIH

Ngomong-ngomong, gimana soal biro jodoh itu?

 

NANA

Itu dia.

Aku mau ngomongin soal itu, tapi aku takut sama Mas Prabu.

 

PRABU

(Muncul tiba-tiba)

Kenapa harus takut?

NANA

Mbak, Mas Prabu masih nyuruh-nyuruh itu nggak?

 

RATIH

Itu apa?

 

NANA

Itu lho, nyuruh-nyuruh Mbak buat bujuk aku ikutan kencan buta.

 

RATIH

Oh itu. Mas Prabu nggak ada omongan apa-apa.

Kok tumben kamu yang nanya?

 

NANA

(Salah tingkah dan garuk-garuk kepala)

Enggak apa-apa. Penasaran aja.

 

RATIH

Ngomong-ngomong, gimana soal biro jodoh itu?

 

NANA

Itu dia.

Aku mau ngomongin soal itu, tapi aku takut sama Mas Prabu.

 

PRABU

(Muncul tiba-tiba)

Kenapa harus takut?

RATIH

Kamu mau ngomong sama Mas Prabu kan?

Mumpung ada orangnya.

 

PRABU

(Melihat Nana dengan muka Penasaran)

Mau ngomong apa?

Ratih memilih pergi dengan membawa setumpuk untuk membiarkan kakak-beradik itu bicara berdua.

PRABU (CONT’D)

Mau ngomong soal aplikasi jodoh?

Nana manggut-manggut, tapi belum berani bicara.

PRABU (CONT’D)

Kok diem? Ada masalah?

Nana menceritakan apa yang terjadi selama dia mengikuti Love Aps. Tidak ada yang ditutupi Nana dari Prabu, termasuk soal ancaman yang diberikan Danu.

NANA

Menurut, Mas Prabu, gimana?

PRABU

Kenapa kamu tanya Mas?

 

NANA

Karena Mas kakakku dan seorang kakak wajib jaga adiknya.

 

PRABU

Pas kena masalah baru ngakuin Mas sebagai kakak.

Kemarin ke mana aja?

 

NANA

Dari awal kan aku udah cerita sama Mas, tapi Mas aja nggak peduli.

 

PRABU

Lalu? Kenapa sekarang Mas harus peduli?

 

NANA

Tapi, Mas ….

Prabu memilih pergi meninggalkan Nana sendirian. Baru jalan beberapa langkah, Prabu berbalik.

PRABU

Kamu yang putusin itu sendiri, jadi kamu juga yang harus hadapi.

CUT TO

 

25.    INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MALAM.

 

Nana masuk ke kamarnya dengan wajah kesal. Dia pun membuka laptop dan menyalakannya. Tapi baru sebentar Nana langsung mematikan lagi laptopnya. Dia mengambil sebuah novel yang belum selesai dibaca, lalu membawanya ke ranjang. Namun, baru membaca sebentar, Nana menutup lagi novel itu, dan dia merebahkan diri.

 

Nana melamun sebentar, kemudian dia bangun, dan meraih ponselnya. Nana terlihat menyentuh-nyentuh layar ponselnya dengan muka serius. Dia mengirimi Widya pesan.

 

INSERT-TEXT to WIDYA : Gue bakalan temuin Erland, si kandidat ketiga. Gue udah atur jadwal dari aplikasi. 

 

CUT TO

 

26.    EXT. HALAMAN. RUMAH ERLAND. PAGI.

 

ERLAND (30) sedang memakai sepatu, bersiap untuk pergi ke kafenya, ketika ponselnya berbunyi. Erland meraih ponsel dari kantong baju, melihat siapa yang menelepon. Rupanya nomor tanpa nama. Erland diam sesaat dan tampak menarik napas.

ERLAND

Mau lo apa?

 

DANU (O.S)

Santai, Bro!

Gue cuma mau denger jawaban lo, kalau lo nggak bakalan nemuin Denada.

 

ERLAND

Kalau gue nggak mau?

 

DANU (O.S)

Lo akan tau akibatnya.

 

ERLAND

Lo ngancem gue?

 

DANU (O.S)

Terserah lo anggap apa.

Erland langsung mematikan sambungan dan menyimpan lagi ponselnya. Dia tidak sadar kalau ibunya, ASTUTI (55), sedang memperhatikan dari ambang pintu.

ASTUTI

(Tampak khawatir)

Siapa yang ngancam, Lan?

 

ERLAND

(Terkejut)

Ibu?

Enggak ada yang ngancam.

 

ASTUTI

Ibu dengar kok tadi.

 

ERLAND

(Tersenyum)

Ibu salah dengar kali. Bukan ngancam, tapi nawarin bacem.

Erland nggak mau. Kan Erland nggak suka.

Erland merapikan pakaian, lalu mendekati Astuti untuk berpamitan.

ERLAND (CONT’D)

Erland berangkat ya, Bu.

Obatnya jangan lupa diminum.

Ibu juga jangan capek-capek.

 

ASTUTI

Kamu hati-hati ya, Lan.

Erland menaiki motor, menyalakannya, memakai helm, kemudian tancap gas, sementara Astuti menunggui Erland sampai hilang dari pandangan.

 

CUT TO

 

27.    INT. KAFE. KAFE ERLAND. PAGI.

 

ESTABLISHED : Kondisi kafe yang masih sepi. Tulisan tutup masih terpampang di pintu kaca. Dua orang karyawan kafe sedang mengepel lantai dan membersihkan meja konter.

 

Erland duduk di salah sudut kafe. Di mejanya terdapat segelas kopi panas. Erland memandangi layar ponselnya. Dia sedang melihat lagi notifikasi dari Love Aps.

ERLAND (V.O)

Semalem dapet notif mendadak soal jadwal yang dimajuin.

Abis itu ada yang ngancem. Aneh.

Erland mengetikkan sesuatu di ponselnya yang berisi kalau dia bersedia untuk memajukan jadwal.

 

     CUT TO

 

28.    INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MENJELANG SIANG.

 

Nana baru bangun lantaran begadang semalaman. Dia meraih ponsel yang ada di samping tubuhnya. Matanya langsung segar dan dia pun segera duduk bersila di ranjang.

NANA

(Terkejut)

Dia mau.

Nana langsung menghubungi Erland melalui pesan singkat.

INSERT-TEXT to ERLAND : Hai, Erland. Ini Denada. Thanks udah setuju buat majuin jadwal. Kapan kamu punya waktu kosong dan kita ketemuan di mana?

 

Nana menunggu jawaban dari Erland dengan tetap berada di ranjangnya. Tapi setelah beberapa saat masih belum ada respons, dia menaruh lagi ponselnya, lalu beranjak dari tempat tidur. Ketika ingin berjalan menuju pintu, sebuah notifikasi masuk. Nana buru-buru mengambil ponselnya lagi.

 

INSERT-TEXT to NANA : Hai. Saya free dari jam empat sore. Untuk tempat terserah kamu aja.

 

Nana memandangi layar ponselnya, memastikan dia tidak salah baca. Setelahnya dia baru membalas pesan tersebut.

 

INSERT-TEXT to ERLAND: Oke. Sore ini aku bisa. Nanti aku infoin tempatnya. See you.

 

INSERT-TEXT to WIDYA : Gue janjian sama Erland sore ini. Doain ya. 

  

CUT TO

 

29.    INT. KEDAI KOPI. SORE.

 

Nana duduk di bangku pojok di dekat jendela. Di mejanya ada segelas kapucino dingin dan di tanganya ada sebuah novel. Gadis itu mengenakan kaos oblong dan celana denim. Walaupun penampilannya santai, tapi Nana tetap memulas sedikit wajahnya agar tampak segar. Dia melakukan itu untuk mengelabui Danu. Sesekali Nana melihat keluar jendela di tengah sesi membacanya.

ERLAND

Hai!

Nana yang tak sadar sedang melamun, mendadak bingung. Dia memang gugup karena khawatir Erland membatalkan rencana seperti Andriansyah. Tanpa disuruh, Erland menggeser kursi di depan Nana.

ERLAND (CONT’D)

Udah lama?

 

NANA (V.O)

Gila nih orang. Masih dingin aja kayak kulkas lima pintu.

 

NANA

(Menggeleng)

Enggak kok. Kamu mau pesen apa?

 

ERLAND

Udah.

Nana jadi kikuk dan bingung mau ngomong apa. Kalau Danu sangat cerewet, Erland kebalikannya. Nana diam, Erland juga diam. Sampai pramusaji membawakan pesanan Erland, tidak ada yang bersuara.  

NANA

Sori, ya, aku minta majuin jadwal.

 

ERLAND

Enggak apa-apa.

 

NANA

Sori, aku langsung to the point nih.

Alasan kamu ikut Love Aps apa?

 

ERLAND

Uang.

Nana kaget karena Erland sangat terus terang. Danu juga jelas tertarik sama hadiahnya, tapi cara mereka beda.

ERLAND (CONT’D)

Sori, kalau di luar harapan kamu, tapi uang itu tujuanku.

 

NANA

(Tersenyum)

Enggak masalah. Itu bagus malah.

Hari gini siapa yang nggak butuh uang.

Dengan uang sebanyak itu kita bisa beli macem-macem.

 

ERLAND

Termasuk bayar biaya rumah sakit.

 

NANA

Hah?

 

ERLAND

Iya?

 

NANA

Buat bayar rumah sakit? Siapa yang sakit?

 

ERLAND

Bukan urusan kamu.

Nana sedikit kesal, tapi dia tidak mau ambil pusing. Menurutnya Erland lebih baik ketimbang Danu. Sambil berpikir, Nana menyeruput minumannya.

NANA

Kita bikin kesepakatan gimana?

 

ERLAND

Kesepakatan?

 

NANA

(Menggangguk)

Kamu bisa ambil semua uang hadiahnya, tapi kamu harus bantuin aku.

 

ERLAND

Caranya?

 

NANA

Aku bakalan pilih kamu dan kamu harus pura-pura serius sama aku.

Kamu juga harus bisa jauhin Danu dari aku.

 

ERLAND

Danu?

 

NANA

Iya. Kandidat pertama yang aku pilih. Dia kayak psikopat.

Erland diam dan meminum minumannya. Dia mengingat-ingat lagi apa yang dialaminya tadi pagi.

ERLAND

Oke.

 

NANA

(Tersenyum puas)

Nanti malam aku langsung isi kandidat yang kupilih.

Kamu tau kan setelahnya kita bakalan jadi sering ketemu?

 

ERLAND

Tau.

 

NANA

Oke. Berarti kita sepakat.

Nana menyodorkan tangan dan Erland menyambutnya.

 

CUT TO

 

30.    INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MALAM.

 

Nana sedang duduk di meja kerjanya. Tangannya dengan lincah mengetikkan naskah yang sedang dituliskan. Sebuah notifikasi dari Love Aps masuk ke ponselnya yang ada di samping laptop. Nana buru-buru membaca isinya.

NANA

Wah! Cepet banget hasilnya.

Sebagai hadiah pertama, gue sama Erland bisa liburan di Dufan, abis itu makan malam romantis di pantai.

Jadul banget nge-date di Ancol.

INSERT-TEXT to WIDYA : Gue udah dapet balesan dari Love Aps. Wiken nanti gue mau ke Dufan sama si manusia es.

 

INSERT-TEXT to NANA : Have fun, Besti. Semoga jadian beneran.

 

INSERT-TEXT to WIDYA : Enggak ngarep gue. Yang penting dia mau diajak kongkalikong.

 

Ketika Nana ingin lanjut menulis, ponselnya berbunyi. Nama Danu tertera di layar. Nana menaruh lagi ponselnya. Tapi Danu terus menghubungi Nana. Dengan kesal Nana akhirnya menerima telepon itu.

NANA

(Ketus)

Kenapa?

 

DANU (O.S)

Kamu keras kepala ya?

 

NANA

Maksudnya?

 

DANU (O.S)

(Marah)

Aku kan udah bilang buat pilih aku.

Kenapa kamu malah pilih Erland?

 

NANA

Sori, tapi aku lebih sreg sama Erland daripada sama kamu.

 

DANU (O.S)

Oke. Kamu liat aja nanti.

Nana kesal dan langsung mematikan sambungan. Dia juga memblokir nomor Danu, karena sudah tidak diperlukan lagi. Nana bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamar dengan kasar.

 

CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar