Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
54. EXT. JALANAN – CONTINUED
Hadi baru keluar pagar saat tampak Wati sedang berjalan mendekat.
HADI
(gusar)
Mbak, kamu lihat anak saya?
Wati menatap Hadi takut. Dia lalu menoleh Rima dan Klara yang juga ikut mendekat.
WATI
Mbak Belle, ya, Pak. Tadi sih ikut saya ke warung. Tapi, dia nggak mau pulang, Pak.
HADI
Warung mana. Kok bisa?
WATI
Itu, Pak, maaf saya kan disuruh Nenek belanj ...
HADI
Saya nggak tanya habis dari mana kamu. Tapi jelas tadi anak saya ikut kamu dan di mana sekarang? Di warung mana?
WATI
Itu, Pak ... maaf, cucu pemilik warungnya lagi ngerayain ulang tahun. Jadi, Mbak Belle mau ikut ngerayain.
RIMA
Berarti di warungnya Bu Abung?
Rima mengangguk.
Hadi bertiga Klara dan Rima bergegas ke arah kanan. Menuju gang kecil dan masuk ke sana.
56. EXT. GANG SEMPIT – CONTINUED
Suasana jalan gang yang ramai. Ada seorang BADUT yang tampaknya datang terlambat diboncengi ojek menuju sebuah rumah yang ramai dirubungi orang-orang.
Hadi berjalan cepat. Dia masih menghindari berjalan beriringan dengan Rima berdua Klara.
Dari jauh, kita akan mendengar lagu Selamat Ulang Tahun yang dinyanyikan dengan nada berantakan.
Itu suara Belle.
57. EXT. HALAMAN RUMAH/WARUNG BU ABUNG – CONTINUED
Badut itu disambut meriah orang-orang. Dia seketika beratraksi begitu turun dari motor. Ada yang tertawa. Ada yang bersorak sambil tepuk tangan. Ada anak-anak yang berteriak minta balon. Ada juga yang meminta sulap.
Sementara Belle masih menyanyi. Suara sumbangnya tidak tenggelam oleh riuh tepuk tangan orang-orang menyoraki atraksi Badut. Seorang Ibu-ibu, 45 tahun, seperti berusaha mengambil microphone dari tangan Belle.
Beberapa orang melihat kedatangan Hadi bertiga Rima dan Klara. Mereka berbisik-bisik.
Hadi tidak peduli. Dia memiringkan badan berjalan melewati orang-orang menuju Belle.
Belle menyanyi semakin ceria dan semangat melihat ayahnya datang. Orang-orang ada yang memperhatikan mereka. Ada yang merasa terganggu. Ada juga yang tak peduli dan lebih fokus ke Badut.
Ibu-ibu yang hendak mengambil microphone berhenti.
Hadi mengambil microphone di tangan Belle tanpa perlawanan. Dia lalu memberikan microphone pada ibu-ibu tersebut.
Pada saat Hadi memegang tangan Belle dan mengajaknya keluar dari kerumunan orang-orang, seorang Perempuan Paruh Baya, 66 tahun, BU ABUNG, mendekat.
BU ABUNG
(ke Hadi)
Mau ke mana, Mas? Ulang tahunnya baru mau mulai, kok. Itu badutnya juga baru datang.
Hadi tersenyum kaku.
HADI
Pulang, Bu. Belle sudah menginap dari kemarin. Adik-adiknya sudah kangen.
BU ABUNG
Ya, tapi kan ulang tahunnya cucu saya baru mau mulai masak mau pulang.
Hadi memaksa senyum. Dia lalu menoleh Belle. Hadi merasakan genggaman tangannya dilepas.
Belle berjalan mendekati Klara. Klara merentangkan tangan. Mereka lalu berpelukan.
Hadi sedetik melihat pemandangan itu merasa ganjil. Dia tidak ingin melihat pemandangan seperti itu.
HADI
Nggak usah, Bu, nggak apa-apa. Lagian kan anak saya enggak diundang. Nggak enak. Nggak bawa kado juga.
BU ABUNG
Ck. Mas Hadi ini kayak sama siapa saja.
HADI
Beneran, Bu. Saya permisi.
Hadi berbalik dan jalan menuju Belle.
Detil pandangan Hadi sedetik tertuju pada tangan Klara merangkul Belle. Hadi merasa tidak nyaman dengan apa yang dia lihat. Pandangannya lalu berpapasan dengan wajah Klara. Hadi semakin merasa tidak nyaman.
Hadi ingin menarik tangan Belle. Tetapi dia menahan diri.
58. CONTINUED
Belle dalam pelukan Klara memandangi wajah Klara.
HADI
(ke Belle)
Bell, ayo pulang. Puput nungguin di rumah.
Belle tak hirau. Dia masih memeluk dan memandangi Klara.
Klara menolehnya. Dia tersenyum tulus. Sementara Rima tampak merasa jengah berada di situ. Dia memaksa senyumannya yang tidak jelas ditujukan ke siapa.
HADI (CONT’D)
Bell, Puput nungguin di rumah.
Klara menghela napas. Dia menatap Hadi. Hadi menatap Belle tajam.
KLARA
(ke Belle)
Bell, pulang ya. Puput nungguin di rumah.
Belle membuka mulutnya lebar. Binar matanya ceria.
HADI
Belle ...
BELLE
(ke Klara)
Jalannn ... jalaannnn ...
Terdengar suara pekikan napas dari mulut Belle. Klara mengangguk. Dia tersenyum tulus lagi.
Hadi menatap Belle tak suka. Dia hampir meledak.
HADI
Belle, pulang.
Belle menatap ayahnya. Sementara Klara menyusun kalimat.
KLARA
(ke Hadi)
Om, tadi saya bilang ke Belle mau ngajakin dia jalan-jalan.
Beat.
Hadi menoleh Klara.
Klara merasa pandangan Hadi adalah sebuah penolakan.
KLARA (CONT’D)
Saya bisa jagain dia kok, Om. Habis jalan-jalan juga, mungkin saya bisa bujuk dia mau pulang. Saya sendiri yang antar juga nantinya.
Hadi menoleh Rima.
Rima menampakkan wajah “tak punya gagasan” maupun bersetuju pada siapa.
Hadi mau menjawab, tetapi kemudian dia sadar beberapa orang di sekitar memperhatikan mereka. Hadi lalu jalan keluar menuju ke jalan gang sempit. Dia berjalan agak tergesa.
Rima mengangkat dahinya ke Klara. Dia bertiga Klara dan Belle lalu jalan menuju jalan gang sempit yang sama.
Klara tampak kesusahan berjalan karena Belle masih memeluknya. Dia lalu berusaha melepaskan pelukan Belle.
59. CONTINUED
Hadi masuk ke mobil dan menyalakan mesin. Dia lalu keluar lagi.
Di jalan, Belle bertiga Klara dan Rima masih lumayan jauh berjalan beriringan.
CUT TO:
Nenek berdiri di teras ditemani Wati. Pandangan mereka menuju Hadi lalu kelompok Rima dengan kedua keponakannya.
Nenek lalu berbalik dan masuk ke dalam.
CUT BACK TO:
Hadi mendekati Belle. Dia meraih tangan Belle.
Belle sambil jalan memeluk Klara lagi.
HADI
Belle, daddy sudah nyalain mobil.
RIMA
Belle masih belum mau pulang, Mas, kayaknya.
HADI
Bukan kayaknya lagi tapi jelas dia enggak mau.
RIMA
Ya udah atuh Mas nggak usah dipaksa.
HADI
Saya nggak maksa dia. Tapi emang caranya begini, kan?
Rima diam tidak menjawab. Dia merasa jawaban apa pun hanya akan memicu debat.
HADI (CONT’D)
(mulai tidak sabar)
Puput nungguin. Ayo pulang.
KLARA
Om, maaf tapi saya janji sama dia mau ngajakin dia jalan-jalan. Bolehin saja dulu, Om. Biar saya bujuk ntarnya.
HADI
Denger ya, sepertinya saya enggak perlu ngasih tahu kalau kamu sebetulnya juga nggak tahu maksud omongan kamu sendiri. Mau ngajakin dia jalan-jalan, saya enggak keberatan. Tapi merasa bisa bujukin dia buat mau pulang, saya sendiri yang puluhan tahun ngurus dia saja nggak yakin dia bakal kebujuk sehabis disenengin dari jalan-jalan.
Beat.
Hadi mencoba menarik tangan Belle. Tetapi Belle memeluk Klara erat. Dia pun mulai merasa sia-sia. Lalu dia melepas tangannya dari tangan Belle.
HADI (CONT’D)
Asal kamu tahu, ya. Ngadepin Belle itu bukan soal aji mumpung. Hanya karena dia nurut bukan berarti dia paham dan bakal ngikutin semua omongan kamu.
RIMA
Ya tapi kan seenggaknya dicoba dulu, Mas.
HADI
Dicoba? Terus habis itu apa? Harus saya ngelepas dia hanya karena ada yang bisa lebih didengar sama anak saya?
KLARA
Saya nggak ngerasa gitu, Om.
HADI
Terus? Kalau nggak ngerasa gitu yang tadi-tadi itu apa?
Klara tidak menjawab.
Hadi meraih tangan Belle lagi.
Hadi berusaha menariknya pelan. Tapi pelukan Belle ke Klara lebih erat.
Belle memandang wajah Klara. Mulutnya membuka lebar. Klara membalas “senyuman” di wajah Belle. Belle lalu menggoyang-goyangkan kepalanya lagi.