Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT. KAMAR LAMA INGE – SAME TIME
Nenek membuka jendela sementara Klara duduk di tepi tempat tidur.
Klara melihat ke sekeliling kamar dan dia merasa asing. Tetapi saat Nenek menatapnya, dia kembali memaksa senyum.
Nenek lalu mendekat. Duduk di sebelah Klara.
NENEK
Kamu nanti nggak balik lagi ke Bandung?
KLARA
Memangnya Nenek pengen aku balik lagi ke Bandung?
Nenek menautkan alis. Klara tersenyum.
NENEK
Nenek sih kepengennya kamu tinggal di sini. Kan sepuluh tahun kamu sudah tinggal di Bandung. Tujuh belas tahun sama orang tuamu. Masak nenek cuma kebagian sebentar-sebentar doang.
Klara memeluk Nenek.
KLARA
Sekarang aku sudah netep di Jakarta. Pasti bakalan lebih sering nginep di sini.
NENEK
Yakin kamu? Terus pacar kamu gimana? Si Rico itu, apa dia nggak kepingin nikahin kamu?
Klara makin erat memeluk Nenek.
KLARA
Enggak, Nek. Katanya biar Klara sering-sering sama nenek.
NENEK
Hus! Pamali ah jangan ngomong sembarangan begitu.
Klara melepas pelukan. Dia menghela napas.
Pada saat Nenek hendak melanjutkan, Inge dan Belle masuk.
Klara menatap Belle dengan pandangan tak menentu. Perasaannya mendadak campur aduk. Tubuhnya terasa kaku. Dia merasa tidak siap melihat Belle.
Belle tersenyum-senyum tersipu. Tangan kirinya menutupi mulut.
Klara menatap Inge, lalu ke Belle. Dia bangkit dan agak ragu mendekat. Kemudian memeluk Belle.
BELLE
Kla ... ra! Oh ... my ..!
Belle terguncang-guncang bahagia.
Nenek berdiri. Dia ikut mendekat.
NENEK
Belle, nih. Tiap bulan saja dia rutin ngerayain ulang tahun nenek. Masak kamu enggak?
Belle melepas pelukannya. Tangannya kirinya masih menutupi mulut. Klara tersenyum dan memeluknya lagi.
17. EXT. HALAMAN BELAKANG – RUMAH NENEK – AFTERNOON
Udara terasa panas. Klara dan Belle duduk di pinggir kolam ikan. Merendam kaki di sana.
Belle tersipu-sipu.
KLARA
Kamu masih inget aku.
Tangan kiri Belle menutupi mulut lagi.
BELLE
Klara!
Klara tersenyum. Dia menunggu Belle melanjutkan.
BELLE (CONT’D)
Aku. Blajar. Mnyanyi. Slamat ulang tahun.
Senyuman Klara mengembang. Dia ingat lagi kejadian 20 tahun silam.
BELLE (CONT’D)
Klara! Dengar!
Klara mengangguk. Belle tertawa. Tersipu. Tangannya menutupi mulut lagi.
Belle bangkit. Dia menarik napas. Kemudian mulai menyanyi. SUARANYA DALAM HENTAKAN DAN TAWA.
Klara tersenyum. HENTAKAN SUARA BELLE SEMAKIN TAK TERKENDALI.
Lalu Hadi muncul. Klara menoleh. Dia kemudian bangkit.
Belle menutupi mulutnya lagi.
HADI
Bell, pulang yuk. Sudah sore.
BELLE
Aku. Sdang. Mnyanyi. Dddddadd!
HADI
Belle, nyanyi lagi nanti di rumah. Puput nungguin. Oke.
BELLE
Belle. Klara!
Hadi mulai tidak sabar. Dia mendekat. Sementara Belle melanjutkan hentakan nyanyian tawanya.
KLARA
Om, Belle masih kepingin di sini, aku bisa antar nanti.
Hadi tidak menghiraukan.
HADI
BELL!
Nenek dan Inge masuk. Belle tak berhenti. Tak ada yang dihiraukannya kecuali dia hanya harus menyanyi untuk Klara.
Nyanyian. Dan HENTAKAN. Dan tawa.
HADI
Bell.
INGE
Di, nanti saya yang antar Belle pulang.
Hadi menoleh. Tapi dia tak mau menatap siapa pun juga. Sementara siapa saja di sana, kecuali Belle, sama memandanginya.
INGE (CONT’D)
Saya tahu apa saja kebutuhannya, Di. Saya ibunya.
Hadi menoleh Belle. Dia tidak yakin. Tapi kemudian dia menyerah. Tak ada pilihan.
18. INT. RUMAH HADI – RUANG MAKAN – EVENING
Hadi dan Dewi saling bantu memberesi piring kotor.
DEWI
Aku sih nggak khawatir ya, Mas. Lebih nggak tega saja. Mbak Rima sama Nenek sih sudah biasa juga. Tapi Klara?
Hadi berhenti. Dia menatap Dewi.
HADI
Apa aku susul saja?
DEWI
Ya nggak perlu juga, sih. Malah nanti jadi nggak karuan. Lagian juga biasanya diantar pulang.
HADI
Tapi sudah jam segini.
DEWI
Ya kali aja karena ada Klara, Belle jadi lebih betah kali.
HADI
Tapi kamu sendiri bilang ... ini Klara, loh.
Hadi dan Dewi bersitatap. Tak ada kesinambungan dalam pikiran mereka. Hadi lalu melanjutkan pekerjaannya. Kemudian Dewi membawa piring kotor ke belakang.
19. INT. RUMAH NENEK – DAPUR – SAME TIME
Tampak dapur yang penuh dengan perlengkapan membuat kue. Rima berdiri mengawasi Belle yang kacau dalam bahan-bahan kue. Dia cemberut.
Belle memakai celemek di atas baju yang sama dipakainya sejak siang. Ada belepotan adonan kue dan krim.
Klara masuk ke dapur. Dia terkejut melihat kondisi dapur.
RIMA
(ke Klara)
Mau tanggung jawab, kan?
Belle mengentak tertawa. Dia tersipu melihat Klara.
RIMA (CONT’D)
Habis tuh persediaan bahan kue tante.
Klara tertawa kecil. Dia mendekati Belle.
Belle tersipu-sipu.
RIMA (CONT’D)
Kebiasaan tuh ibu kamu, kalau ninggalin dia di sini terus dia ketemu sama pawangnya ya sudah. Lupalah ibumu.
Belle mengaduk-aduk adonan kue. Kita akan mendengar suara adukan yang amat keras.
KLARA
Memangnya enggak tante simpen rapi?
RIMA
Ya memangnya harus tante simpen di mana. Di kamar?
Klara melihat adukan kue Belle.
Belle tersipu. Dan tak akan berhenti dia bereaksi demikian.
KLARA
Belle beneran sering di sini?
RIMA
Tiap bulan tiap tanggal ulang tahun nenek.
KLARA
Sama ibu ke sininya?
Rima mengangkat bahu.
RIMA
Nggak pasti. Tapi tiap tanggal ini juga ibu kamu sudah tahu jadwalnya. Jadi, pasti ke sini nemenin kakak kamu.
(beat)
Cuman, hari ini kayaknya gara-gara ada kamu saja, ibumu jadi pulang cepet.
KLARA
Tapi barusan tante bilang, kalau Belle ketemu “pawang” ibu langsung lepas tanggung jawab.
RIMA
Ya gitu, biasanya sih paling ditinggal tidur sampai nanti dijemput ayah atau adik kamu. Tapi sekarang tante yakin itu gara-gara kamu deh.
Klara berdua Rima menoleh Belle.
Belle tampak tengah mengoles loyang dengan margarin. Mereka memperhatikannya dengan khawatir.
CUT TO: