Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. GANG — DAY
EXTREME WIDE SHOT: GANG
INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY
Salim, Darma, Rini, Matrita, Pk RT dan Pak Galih di tempat.
Pak RT menarik napas terdengar tak bertenaga, namun dia tidak terlihat khawatir.
PAK RT
DARMA
Darma menatap Iskak
ISKAK
Pak Galih berada di tengah pintu masuk, ia memperhatikan dinding kanan dan kiri pintu luar yang terdapat banyak paku untuk menggantungkan barang-barang Salim.
PAK GALIH
PAK RT
RINI
Pak RT hanya mengangguk.
RINI
Iskak berjongkok di samping jasad Ciko.
DARMA
Pak Galih berjalan mendekat lalu berjongkok di samping Iskak.
PAK RT
Pak RT mengusap-usap mata dan dahinya.
PAK GALIH
Pak Galih beranjak berdiri lalu keluar rumah.
ISKAK
Iskak berdiri di dekat pintu hendak melangkah keluar, dia keheraan melihat Darma terus memperhatikan percikan darah di dinding maupun lantai.
CUT TO
EXT. JEMBATAN — DAY
Kendaraan masih ramai. Baju dan badannya masih setengah basah. Tangannya masih memegang parang yang berlumuran darah. Laki-laki itu tergeletak di trotoar jembatan.
Salim membuka matanya karena silau matahari pagi.
CLOSE UP: MATA
Laki-laki itu bangun. Ia berdiri bersandar pagar jembatan.
SALIM
Lalu dengan sekuat tenaga ia memutar badan dan melemparkan parang itu ke sungai.
SALIM
CUT BACK TO
INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY
Susana mulai ramai. Banyak warga berdatangan untuk sekadar menyaksikan ataupun berbela sungkawa.
Rini dan Marlina meminggirkan jasad Santi dan kedua anaknya.
RINI
MARLINA
Rini menuju ke bilik.
EXT. JALANAN — DAY
VERY WIDE SHOT: JALANAN KOTA
EXT. GANG — DAY
Tante berjalan menuju rumah Salim membawa bingkisan. Mendekati rumah Salim, gang ini sangat ramai yang pada bagian kanan dan kiri jalan di tata kursi-kursi sebagai tempat duduk orang-orang yang datang berbela sungkawa, semua kursi penuh.
EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY
Darma menempatkan smartphonenya di telinga menelpon seseorang.
ISKAK
DARMA (menggeleng)
Marlina dari dalam rumah membawa ponsel Salim
MARLINA
DARMA
Pak Galih menyalakan motornya lalu melaju keluar gang.
Tante datang membawa bingkisan. Tante terlihat gelisah ketika akan menginjakkan kaki ke depan rumah Salim. Ia memperhatikan jasad Santi cukup lama dari luar lalu ia berjalan pelan masuk ke dalam rumah.
Iskak menyalakan sepeda motornya.
DARMA
Darma menempati jok belakang motor Iskak, mereka menjauhi rumah Salim. Darma mengerutkan dahi memikirkan sesuatu.
CLOSE UP: DARMA
EXT. JEMBATAN — DAY
Salim berlari meninggalkan tengah jembatan menjauhi arah rumahnya, ia berlari dengan sedikit melompat-lompat kecil. Matanya merah, ia menangis tak karuan tetapi ia tertawa.
SALIM
Lari Salim semakin tidak terkontrol.
EXT. GANG — DAY
Iskak dan Darma berboncengan mengendarai sepeda motor, mereka menuju Warung Tante. Iskak membelokkan sepeda motornya ke gang warung.
DARMA
ISKAK
DARMA
ISKAK
DARMA
ISKAK
DARMA
ISKAK
DARMA
EXT. JALANAN — DAY
Pak Galih mengendarai sepeda motor menuju proyek Salim, pandangannya tidak lepas dari seluruh sudut jalanan yang ia lewati, Ia memperhatikan setiap laki-laki yang ia lalui.
EXT. JALANAN KOTA — DAY
Jalanan Kota begitu ramai, dengan kondisi yang masih sama Salim berlari cukup kencang sambil melompat-lompat kecil, matanya masih merah karena tangisnya yang belum berhenti tapi tetap saja ia tertawa terus menerus tak karuan.
SALIM
Salim terus berseru kepada seluruh orang yang dilaluinya.
EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY
Suasana masih ramai. Pak RT menempati kursi paling dekat dengan pintu rumah Salim. Ia diam menghisap rokoknya tak ada satupun warga yang berani menegur PAK RT.
Rini keluar dari dalam rumah langsung menghadap Pak RT.
RINI
PAK RT
Marlina datang, sama gegabahnya dengan Rini.
MARLINA
PAK RT(meninggi)
Pak RT berdiri sejenak, lalu kembali duduk dengan kesal. Ia mengisap rokoknya.
EXT. WARUNG TANTE — DAY
Iskak dan Darma tiba, warung Tante tutup. Sangat sepi tak ada seorang pun disini. Iskak turun dari sepeda motor lalu menuju pintu bilik. Iskak menggedeor-gedor pintu itu.
ISKAK
Darma tanpa turun dari sepeda motor hanya menunggu, dugaannya benar.
DARMA
Iskak behenti menggedor-gedor pintu lalu berbalik menuju Darma.
EXT. GANG DEPAN RUMAH MARITA — DAY
Iskak dan Darma berhenti. Marita sedang duduk di teras dengan rokok menyala.
Darma dan Iskak tidak turun dari motor atau mencoba masuk ke halaman rumah Marita. Mereka hanya berteriak dari luar pagar.
DARMA
Marita tenang, berdiri lalu berjalan mendekati pagar.
MARITA
ISKAK
MARITA
DARMA
MARITA
Marita berbalik lalu berjalan menuju kursi.
ISKAK
MARITA(menggeleng)
ISKAK
Iskak menyalakan sepeda motor. Marita membalikkan badan.
MARITA
Marita menempati kursinya. Ia menggelengkan kepala melihat Iskak dan Darma menuju keluar gang.
CLOSE UP: ISKAK DAN DARMA
EXT. JALANAN KOTA — DAY
Jalanan kota semakin ramai, banyak kendaraan kecil hingga truk besar berlalu-lalang. Entah apa yang ada dalam pikiran Salim. Dari tepi jalan ia menyeberang sembarangan ke tengah jalan.
Dari arah yang tidak di duga, sebuah mobil melaju kencang menghantam badan Salim hingga terpental jauh. Semua pengendara berhenti, pandangan mereka tertuju pada Salim.
Pengendara
Salah satu pengendara keluar, mendekati Salim. Sebelum pengendara itu menyentuh badan Salim, Salim bangkit secara tiba-tiba dan segera berdiri. Luka di dikulitnya tidak dihiraukan, Salim kembali tertawa dan berlari melompat-lompat kecil menjauhi lokasi itu.
SALIM
Semua orang keheranan, darah Salim tak karuan menyebar hingga hampir ke seluruh lengan pada pakaiannya.
Sopir Angkot
EXT. JEMBATAN — DAY
Iskak menghentikan sepeda motornya di tengah jembatan. Darma segera turun lalu memeriksa sekitar.
ISKAK
CLOSE UP: BERCAK DARAH DI TROTOAR JEMBATAN
CLOSE UP: BERCAK DARAH DI PAGAR JEMBATAN
Darma mendapati beberapa bercak darah yang terlihat. Ia sedikit terdiam.
DARMA
Iskak terdiam, saling berhadapan dengan Darma, mereka masing-masing saling pandang cukup lama.
DARMA
ISKAK
Mereka terdiam cukup lama
DARMA
Tanpa menjawab, Iskak menyalakan mesin lalu mereka melaju ke rumah Salim. Sepanjang perjalanan, Iskak dan Darma tidak banyak berucap. Mereka termenung diam di atas kendaraan.
EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY
Pak RT melamun diam, dia tak henti-hentinya mengisap rokonya.
RINI
Tanpa menjawab, Pak RT hanya melirik.
MARLINA
EXT. JALANAN KOTA — DAY
Mendapati keramaian, Pak Galih memelankan sepeda motornya. Ia mengamati kerumunan orang-orang dengan seksama. Perhatiannya tertuju pada seorang laki-laki berlari dengan melompat-lompat kecil.
Pak Galih mendekati laki-laki itu lalu menghentikan sepeda motornya tepat di depan Salim.
PAK GALIH
Salim hanya melihat Pak Galih sesaat, ia melanjutkan lari dan lompatnya.
SALIM
Pak Galih turun dari sepeda motor lalu menuju Salim.
PAK GALIH
Kali ini Pak Galih memegangi lengan Salim, ia memperhatikan keringat di pakaian Salim dan beberapa percikan darah di pakaian itu yang sedikit compang camping. Pak Galih juga memperhatikan luka-luka di badan dan lengan Salim.
CLOSE UP: PAKAIAN SALIM
CLOSE UP: LUKA SALIM
SALIM
Salim tetap melompat-lompat kegirangan dengan tangisnya. Merasa dihiraukan oleh Salim, Pak Galih menampar Salim hingga Salim terjatuh.
PAK GALIH
Pak Galih menarik paksa baju Salim, lalu menempatkan Salim di jok belakang.
VERY WIDE SHOT: JALANAN KOTA