Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — NIGHT
Lewat tengah malam menjelang dini hari, Salim terbangun dari tidurnya, ia duduk sejenak.
Tak berapa lama Salim menuju keluar. Ia membuka pintu dengan sangat perlahan.
EXT. DEPAN RUMAH SALIM — NIGHT
Salim menutup pintu dengan sangat perlahan, dari celah kecil di jendela ia memperhatikan Santi dan kedua anaknya masih tidur.
WIDE SHOT: DALAM RUMAH DARI JENDELA
Salim membalikkan badan, bersandar pada dinding antara jendela dan pintu. Salim tak tahan dengan pikirannya, ia mengusap-usap mukanya lalu sedikit menendang tiang peyangga asbes depan rumahnya.
Salim melangkahkan kakinya sedikit keluar, ia mengangkat muka mengarahkan matanya pada bulan memperhatikan terangnya purnama malam itu.
WIDE SHOT: BULAN
Salim mondar-mandir tidak tahu harus berbuat apa. Lalu ia berjongkok, menyandarkan badannya pada tiang penyangga asbes. Pandangannya sedikit kosong.
SALIM
Salim mengusap-usap mata dan mukanya. Ia berdiri lalu mulai berjalan menjauhi rumahnya.
EXT. GANG — NIGHT
Salim tidak berjalan terlalu cepat namun juga tidak lambat. Dari seluruh rumah yang ia lalui, tidak ada satupun rumah yang lampunya menyala.
Ini tengah malam menuju dini hari, mungkin sekitar pukul 2 pagi, sangat sepi.
Salim terus berjalan hingga ujung gang paling depan. Salim berhenti di depan sebuah rumah di pojok gang hampir tepi jalan raya.
Rumah ini cukup besar dan lumayan bagus. Salim berhenti lalu memperhatikan rumah itu.
SALIM
Salim menghembuskan nafas, ia masih memperhatikan rumah itu.
Rumah ini satu-satunya rumah dengan lampu yang masih menyala walaupun tidak terlalu terang. Dari tempat Salim berdiri ia melihat seorang wanita dengan pakaian minim dari celah jendela transparan mendapati Salim. Di belakangnya ada seorang laki-laki yang hanya memakai handuk. Wanita itu segera menutup tirai jendela rumah.
Salim beberapa kali mengedipkan mata, mematung.
EXT. GANG — DAY
EXTREME WIDE SHOT: LANGIT CERAH BERAWAN
INT. RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY
Hari semakin siang, Salim tak kunjung bangun dari tidurnya. Ciko dan adiknya masih tertidur, posisi tidur mereka berjajaran tegak lurus dengan pintu. Posisi Salim paling dekat dengan pintu.
Santi mondar-mandir, lalu ia memantabkan diri membangunkan Salim.
SANTI
Santi menggerak-gerakkan badan Salim namun Salim tak kunjung bangun.
SANTI
SALIM
Salim mengubah posisi tidur membelakangi Santi lalu melanjutkan tidurnya.
SANTI
SALIM (KESAL)
Santi menjauhkan diri dari Salim, ia mengerutkan dahinya. Terkejut sedikit takut.
Salim berdiri mengambil celana yang tergeletak di samping meja televisi. Ia mengambil semua uang dalam saku celana itu. Lalu menuju Santi.
SALIM
Salim memberikan uang itu kepada Santi lalu merebahkan badan dan melanjutkan tidur.
CLOSE UP:SANTI KEBINGUNGAN MENERIMA UANG
EXT. DEPAN RUMAH SALIM — DAY
Dari dalam rumah, Santi menghitung uang. Ia berjalan keluar lalu berhenti tepat di depan pintu.
Santi sedikit menunduk, matanya ke segala arah.
SANTI
Santi sedikit ragu, ia kembali ke dalam.
INT. RUANG ENGAH RUMAH SALIM — DAY
Santi berjalan pelan menuju bilik, tetap tidak ada yang terbangun.
INT. BILIK RUANG TENGAH RUMAH SALIM — DAY
Santi mengecek seluruh persediaan. Membuka dan menutup toples yang tertata di meja kecil. Tidak ada yang tersisa, hanya tersisa gula setengah toples kecil.
Santi berkacak pinggang sedikit mondar-mandir dalam bilik memegangi kepala.
SANTI
Mata Santi sedikit berembun, dia berkacak pinggang. Tak lama ia menutup mukanya lalu berjongkok.
EXT. DEPAN KIOS BERAS — DAY
Kios beras kecil di sudut gang, hanya menampakkan jendela kecil sebagai celah jual beli.
Santi dari luar memberikan beberapa lembar seratus ribuan dan menerima sebungkus beras dalam kresek bervolume 1 kg.
SANTI
Santi berjalan menjauhi kios itu.
EXT. GANG — DAY
Menuju rumah Santi, Santi berjalan lebih cepat menuju gerobak sayur. Gerobak itu berhenti tidak jauh dari rumah Santi. Selain pedagang sayur, di sekeliling gerobak itu ada Marlina dan Rini.
Santi mendekat masih dengan membawa beras yang tak seberapa banyak itu.
PEDAGANG SAYUR
MARLINA
SANTI
RINI
MARLINA
Santi hanya tersenyum
PEDAGANG SAYUR
SANTI
PEDAGANG SAYUR
Belum sempat Santi mengangguk
MARLINA
RINI
Rini menyodorkan sayur yang dipegang kepada Santi
MARLINA
Marlina juga menyodorkan sayur yang ia bawa kepada Santi
PEDAGANG SAYUR
Pedagang Sayur meletakkan dua bungkus mie instan di dekat santi
SANTI
RINI
PEDAGANG SAYUR
SANTI
PEDAGANG SAYUR
SANTI
Santi menunjukkan beberapa lembar uang kertas yang dilipat kepada Pedagang Sayur.
PEDAGANG SAYUR
Pedagang Sayur langsung memasukkan uang dari Santi ke dalam tasnya.
SANTI
PEDAGANG SAYUR
SANTI
PEDAGANG SAYUR
Santi kebingungan
SANTI
PEDAGANG SAYUR
SANTI
MARLINA
Santi berjalan menjauhi gerobak menuju rumahnya
RINI
MARLINA
EXT. JALANAN KOTA — DAY
VERY WIDE SHOT: SUASANA JALANAN KOTA
EXT. GANG — DAY
VERY WIDE SHOT: SUASANA GANG
EXT. TERAS MARITA — DAY
Siang menjelang sore, Matahari bersinar tepat di teras rumah Marita
WIDE SHOT: ATAP TERAS MARITA KE KURSI TERAS MARITA
SANTI
Santi dan Marita berseberangan menempati kursi teras rumah Marita.
MARITA
Marita menyulut rokoknya
MARITA (CONT'D)
SANTI
MARITA
SANTI
MARITA
SANTI
MARITA
SANTI
MARITA
SANTI
MARITA
SANTI
EXT. WARUNG TANTE — DAY
Hampir menjelang malam, beberapa driver ojek online memenuhi bangku-bangku warung menikmati kopi. Marita menikmati kopi sambil merokok di kursi depan bilik. Tante datang menempati kursi sebelah Marita.
MARITA
TANTE
MARITA
TANTE
Dari belakang, Salim mendengar percakapan itu, dia memegang pundak Marita menghentikan pembicaraan.
SALIM
Salim tak bertenaga, ia mematung sejenak dan tak lama matanya mengembun. Marita dan Tante terdiam. Tak lama, Salim berlari ke arah pulang.