Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7. INT. KAMAR JAY - SORE
SEBUAH POSTER BERGAMBAR ELVIS PRESLEY TERTEMPEL DI DINDING. DI SEBELAHNYA ADA KALENDER HADIAH TOKO PERABOTAN RUMAH TANGGA.
SATU NOMOR DI KALENDER DICORET SPIDOL MERAH. TEPAT DI HARI SABTU.
CINCIN AKIK BERWARNA HIJAU DIAMBIL DARI KOTAK KAYU.
JAYA
Jay memakai cincin itu di jari manis tangan kanan. Kemudian dia merapikan rambutnya. Rambutnya sore ini digaya mohack seperti rambut David Beckham. Kemeja lengan panjang bunga-bunga dia pakai. Celana kain berwarna hitam dipakai, tak lupa sepatu pantofel licin hasil disemir.
Minyak wangi peninggalan almarhumah nenek disemprotkan ke leher, ketek, dan bagian perut.
JAYA (CONT'D)
Jay berjalan pelan keluar. Emak sedang tidur di depan televisi. Sesekali Emak bergerak, Jay berhenti mengendap-endap. Wajahnya waspada kalau Emak bangun.
CUT TO:
Jay mendorong Bagong, vespa tuanya keluar halaman rumah. Dia mendorong Bagong sampai di mulut gang.
Beberapa orang keheranan melihat Jay mendorong Bagong. Lebih heran lagi melihat penampilan Jay yang heboh.
Begitu sampai ujung gang, Jay menyalakan Bagong. Suara vespa yang berisik terdengar memekakkan telinga.
Jalanan Jakarta di Sabtu sore padat. Bunyi klakson terdengar bersahutan. Jay duduk di atas vespa dengan riang gembira. Dia bernyanyi. Siulannya tertelan suara klakson dan asap knalpot.
CUT TO:
8. EXT/INT. HALAMAN RUMAH / RUMAH DABBY - SORE MENJELANG MALAM
Vespa Jay berhenti di sebuah rumah. Rumah dengan pagar tinggi. Perlahan Jay turun dari atas vespa. Dilepaskan helm di kepalanya dengan hati-hati. Dilihat dulu bentuk rambutnya di spion vespa.
Setelah mengembuskan napas beberapa kali dengan hati-hati Jay menekan tombol bel rumah di pagar.
Gerbang terbuka, seorang perempuan setengah baya melongok keluar.
ART DABBY
JAYA
ART DABBY
ART Dabby melebarkan gerbang mempersilakan Jay masuk dengan ramah. Lalu ART itu masuk ke dalam.
Saat masuk ke halaman rumah Dabby, Jay melihat seorang laki-laki berbadan tegap besar berdiri di teras rumah. Laki-laki itu papa-nya Dabby.
PAPA DABBY
JAYA
PAPA DABBY
JAYA
PAPA DABBY
JAYA
Jay nyengir.
PAPA DABBY
Papa Dabby masuk ke dalam rumah sambil tertawa. Tak lama Dabby keluar. Wajahnya heran melihat Jay berdiri di depan rumah.
DABBY
Jay terkesima mendengar suara Dabby. Ternyata suara Dabby empuk seperti penyanyi. Belum lagi wajahnya, wah, Jay tidak bisa berkata-kata.
Melihat Jay hanya bengong, Dabby melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jay.
DABBY
Jay gelagapan. Senyumnya mengembang, dia salah tingkah.
JAYA
Dabby semakin heran. Dabby berdiri di serambi rumah dengan waspada.
DABBY
Mata Jay berkedip-kedip mendengar jawaban Dabby.
JAYA
DABBY
JAYA
DABBY
Jay menggaruk-garuk kepala.
JAYA
Jay mulai putus asa.
Dabby menggelengkan kepala.
DABBY
Mendengar itu, mata Jay melotot.
Dari balik jendela, wajah Papa Dabby nongol melihat keadaan di luar.
JAYA
Jay menahan malu. Wajahnya merah.
Dabby hanya menghela napas.
Keduanya diam. Papa Dabby hanya nahan ketawa melihat keadaan Jay.
DABBY
Jay menelan ludah. Dia melihat Dabby dengan harap-harap cemas.
JAYA
Dabby mengambil ponselnya. Dia menekan nomor Untung. Dengan menggunakan isyarat tangan, meminta Jay menunggu.
Jay harap-harap cemas menunggu Dabby telepon Untung.
DABBY
JAYA
Jay duduk di kursi taman rumah Dabby dengan lemas. Wajahnya kusut.
Dabby mengamati Jay dengan pandangan kasihan. Dia ambil lagi ponselnya, ditekan nomor Untung.
Dabby kelihatan ngobrol sebentar dengan Untung.
DABBY
Jay langsung meloncat kegirangan.
JAYA
9. EXT. LAPANGAN KOTA - SORE MENJELANG MALAM
Vespa Jay berhenti di pinggir jalan lapangan. Keadaan lapangan ramai. Penjual-penjual makanan kelihatan memenuhi sekitar lapangan. Ada penjual kacang rebus, mie tek-tek, dan banyak lagi.
Sebuah layar besar berwarna putih ada di tengah lapangan. Anak-anak kecil berlarian di sekitar lapangan.
Bunyi diesel terdengar berisik.
Dabby melihat ke sekeliling. Dia bengong, bingung melihat keadaan lapangan kota.
DABBY
JAYA
DABBY
JAYA
Jay mengambil sisir di saku celana belakang, kemudian menyisir dengan wajah semringah.
DABBY
JAYA
Dabby menghela napas.
JAYA (CONT'D)
Jay menarik tangan Dabby. Keduanya duduk di bawah pohon.
LAYAR DI TENGAH LAPANGAN MEMUTAR FILM RHOMA IRAMA. TAMPAK RHOMA IRAMA SEDANG BERAKTING BERSAMA YATI OCTAVIA.
Jay memakan jagung rebus, Dabby mematung melihat ke arah layar tancep.
Suara diesel masih terus terdengar di sela suara film.
Dabby garuk-garuk kepala. Jay masih asyik makan jagung rebus.
DABBY
JAYA
DABBY
Tampang Dabby bete.
Jay akhirnya mau juga mengantar Dabby pulang.
Dabby hanya diam selama di atas vespa. Vespa meluncur meninggalkan lapangan kota.
CUT TO:
10. INT/EXT. KOST OGI - SIANG
Ogi mengintip dari jendela kamar kost. Di luar kamar terlihat seorang perempuan mengetuk pintu kamar sebelah.
OGI
(Ngedumel perlahan)
Perempuan berambut sasak ala ibu pejabat, bodinya ukuran XXL. Meski rambutnya disasak, tetap saja daster bergambar bunga dipakai. Itu ibu kost Ogi.
Ogi cepat-cepat menutup gorden jendela. Dia berdiri dengan wajah pucat di balik pintu.
Pintu digedor dari luar.
IBU KOST (O.S.)
Bunyi gedoran terdengar lagi.
Ogi menutup mulutnya. Perlahan dia merangkak, mendekati jendela menghadap keluar.
Ogi keluar dari kamar kost lewat jendela.
Begitu berhasil keluar, dia membetulkan celana yang melorot.
Ogi melihat ke pagar kost setinggi 2,5 meter.
Ogi menarik sebuah bangku, kemudian dia naik dengan susah payah.
Ogi mendarat di jalan samping kost.
Badannya yang gempal nyungsep ke jalan. Ogi guling-guling.
Mendadak matanya melihat sesuatu yang ada di depannya.
SEPASANG KAKI BERDIRI TEPAT DI DEPANNYA.
Perlahan Ogi mendongak. Dia pucat pasi, khawatir ibu kost yang berdiri di depannya.
Seorang gadis manis berdiri di depannya. Wajahnya bulat, rambutnya panjang hitam. Nama gadis ini JAMILAH.
JAMILAH
OGI
Ogi merapikan bajunya yang berantakan.
JAMILAH
OGI
Jamilah mengangguk. Dia melihat Ogi kemudian pagar kost.
JAMILAH
OGI
Ogi senyum-senyum salah tingkah. Jamilah juga tersenyum.
Ogi dan Jamilah jalan beriringan.
OGI (CONT'D)
JAMILAH
OGI
JAMILAH
Berhubung kamu nggak pernah kelihatan... Aku kira kamu sudah pindah ke Zimbabwe!
Ogi tertawa.
OGI
Senyum Jamilah memudar.
JAMILAH
(Sambil menggelengkan kepala)
OGI
Ogi melirik Jamilah.
Jamilah tersenyum.
JAMILAH
OGI
Jamilah menunduk sambil senyum malu-malu.
Ogi juga senyum. Matanya melihat Jamilah dengan malu-malu.
Jamilah berhenti di depan mulut gang.
JAMILAH
OGI
Jamilah mengangguk, dia masuk ke dalam gang. Ogi hanya berdiri melihat ke arah Jamilah.
CUT TO: