Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
HINGAR!
Suka
Favorit
Bagikan
13. ending

98. EXT. SAWAH — SIANG

Kayden dan Pak Gino turun dari mobil, pemandangan sawah yang menguning terpampang sepanjang mata memandang. Kayden mengikuti langkah Pak Gino.

GINO

Mas, itu Mba Hara.

Kayden melemparkan pandangan ke kerumunan ibu-ibu yang sibuk memasak. Hara terlihat merekam kegiatan nya bersama ibu-ibu. Melihat Hara Kayden tersenyum. Kayden mengarahkan kameranya ke semua arah. Hara memastikan layar kameranya saat melihat ada keberadaan Kayden tertangkap dalam layar kameranya. Kayden tersenyum lembut kepada Hara. Kayden menghampiri Hara.

KAYDEN ELDAR

Ini musim panen ya?

ADHARA NAIRA

(Iya.mengangguk)

KAYDEN ELDAR

Hhmmmpp.. Udah jadi belum makanannya? Laper nih belum makan dari pagi.

ADHARA NAIRA

Belum makan?

Kayden menganggukkan kepala.

ADHARA NAIRA

Memang gak disiapin sarapan sama Bibi?

KAYDEN ELDAR

Di siapin.

ADHARA NAIRA

Terus kenapa belum makan?

(sambil terus memperhatikan layar kameranya)

KAYDEN ELDAR

Maunya masakan Adhara.

Hara menyudahi fokus terhadap kameranya lalu melihat kearah Kayden dengan tatapan dingin.

IBU PETANI #1

Mba Hara,udah jam makan siang. Mba sama calon suaminya makan duluan aja di saung.

(memberikan dua piring berisi makanan dan 2 gelas minuman)

ADHARA NAIRA

Calon suami?

IBU PETANI #2

Iya, ini calon suaminya mba Hara kan? Tadi Pak Gino yang ngasih tau.

Hara langsung mencari keberadaan Pak Gino yang sudah terlihat asik bercengkrama dengan ibu-ibu dan bapak petani. Hara menghelah napas panjang.

KAYDEN ELDAR

Iya Bu, terimakasih, kami makan di saung ya Bu. Permisi.

(sambil menarik tangan Hara)

Hara terdiam sambil melotot ke arah Kayden.

KAYDEN ELDAR

Sssttt. Gak baik lho kalau calon suaminya kelaperan. Yuk, kamu bawa minumannya yaa, permisi ya Bu.

Hara mengikuti keinginan Kayden dengan ekspresi jengkel.

IBU PETANI #1&2

Iya mas silahkan.

CUT TO:

99. EXT. SAWAH-SAUNG — SIANG

Kayden dan Hara menyusuri sawah untuk sampai ke saung.

KAYDEN ELDAR

Enak ya disini.

(duduk manis sambil mengambil piring makannya)

Dengan wajah tidak perduli Hara hanya fokus pada kameranya.

KAYDEN ELDAR

Itu kado dari ayah?

Hara hanya terdiam tanpa memperdulikan Kayden.

KAYDEN ELDAR

Gak di jawab juga saya tau.

(mulai sibuk menikmati makananya)

ADHARA NAIRA

Lhooo,, kok gini?

(panik)

KAYDEN ELDAR

Kenapa?

ADHARA NAIRA

Ini, kok gini.

(memperlihatkan kameranya ke Kayden dengan wajah panik)

Kayden tersenyum melihat tingkah Hara yang seolah lupa kalau dirinya sedang marah. Kayden melihat kamera yang diberikan Hara.

KAYDEN ELDAR

Oh ini.

ADHARA NAIRA

Iya, itu kenapa??

(sedih dan panik)

KAYDEN ELDAR

Saya beritaukan tapi, kita baikan.

(mengulurkan tangan)

Hara menatap kesal pada Kayden, dengan terpaksa ia menerima jabat tangan Kayden.

ADHARA NAIRA

Iya, kita damai.

KAYDEN ELDAR

Memory kameranya full.

(mengembalikan kamera tersebut kepada Hara.)

ADHARA NAIRA

Ha? Udah? gitu doang?

(merasa dibodohi.)

Kayden mengangguk, dan melanjutkan makanannya.

ADHARA NAIRA

Tapi, ini beneran baru dipake, masa udah full.

(dengan wajah sedih.)

KAYDEN ELDAR

Mana sini.

Kayden meminta kamera Hara untuk di cek kembali.

KAYDEN ELDAR

Har, kado yang kemarin ayah kasih ada suratnya gak? atau pesan khusus gitu?

ADHARA NAIRA

Gak ada pesan khusus sih cuma bilang semoga kamu suka sama hadiahnya. Gitu doang.

KAYDEN ELDAR

Kayaknya ada video dari ayah deh.

ADHARA NAIRA

Hah? Serius?

KAYDEN ELDAR

Nih, coba liat.

(memperlihatkan kepada Hara)

Hara dan Kayden melihat layar kamera bersama. Dan melihat video yang di rekam ayah 7 tahun lalu.

CUT TO:

100. INT. PESAWAT- KOKPIT — SORE

GAVA HARIST

Haiii sayang, selamat ulang tahun ya cantiknya Ayah.

(sambil tersenyum)

Video yang direkam Ayah diambil di dalam ruang kokpit di saat pesawat sedang terbang saat sore hari.

GAVA HARIST

Rasanya ayah masih gak bisa terima kalau kamu sekarang sudah remaja. Setelah ini mungkin kita akan banyak bertengkar, karena ayah akan bersikap sangat menyebalkan bagi kamu. 

(tatapan mata yang menerawang)

GAVA HARIST

Dan alasan terbesar pertengkaran kita adalah tentang pria yang nanti akan kamu bawa ke rumah lalu kamu kenalkan sebagai pacar kamu.

(sedikit cemberut)

GAVA HARIST

Saat itu terjadi, sekesal apapun kamu dengan sikap ayah dan semenyebalkan apapun ayah bagi kamu, ayah mau kamu tau kalau ayah hanya berusaha menjaga kamu sekuat tenaga ayah, dan untuk melindungi kamu, bertengkar sesering apapun kita, ayah rasa itu pilihan yang paling berat untuk ayah ambil. 

GAVA HARIST

Jadi, ketika kamu marah atau ngambek sama ayah, tolong jangan terlalu lama ya, ayah takut gak kuat kalau dimusuhin kamu terlalu lama.

GAVA HARIST

Ohh iya, ini adalah rumah kedua ayah, Disini ayah memanjatkan banyak doa terutama untuk kamu dan berharap doa ayah lebih terdengar nyaring oleh Sang Pencipta dan para penghuni langit, daripada manusia lainnya yang sedang menginjakkan kaki di tanah.

(tersenyum)

GAVA HARIST

Selain kamera ini, ayah punya kado sepesial buat kamu.

Mengarahkan kamera kearah matahari yang mulai terbenam

GAVA HARIST (O.S)

Sekali lagi selamat ulang tahun Adhara Naira, anakku… sayang.

CUT TO:

101. EXT. SAWAH — SIANG

Tangis Hara memecah meskipun sekuat tenaga ia menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan. Namun isak tangisnya masih tetap terdengar. Kayden membiarkan Hara menangis sepuasnya. Setelah cukup lama tangis Hara mereda.

KAYDEN ELDAR

Udah puas nangisnya?

Hara mengangguk, Kayden menggenggam tangan Hara untuk duduk dan memakan makanannya. Tiba-tiba video ayah kembali berputar. Kayden dan Hara beradu pandang dan menunggu adegan apa lagi selanjutnya. Kamera mengambil gambar dengan tidak beraturan.

KAYDEN ELDAR

Tunggu, itu bukannya kamar gue ya?

CUT TO:

102. INT. RUMAH KELUARGA KAYDEN- KAMAR — SORE- FLASHBACK

Ayah menaruh kamera di sudut kamar Kayden, lalu keluar kamar Kayden dan membuat kamera merekam semua adegan saat Kayden tertidur ketika sedang demam, hingga adegan Kayden terbangun karena suara petir yang keras.

CUT BACK TO:

103. EXT. SAWAH — SIANG

KAYDEN ELDAR

Jangan dilihat!

(langsung menutupi layar kamera)

ADHARA NAIRA

Kenapa?!

KAYDEN ELDAR

Jangan dilihat! Ada adegan dewasanya!

ADHARA NAIRA

Hah?!

(Mata terbelalak, langsung menyingkirkan tangan Kayden dengan ekspresi marah)

KAYDEN ELDAR

Yaudah terserah!

Kayden merasa malu dan panik, kayden kembali duduk dan meninggalkan hara yang asik dengan kameranya.

CUT TO:

104. INT. RUMAH KELUARGA KAYDEN- KAMAR — MALAM - FLASHBACK

Kamera merekam adegan dimana saat Kayden terbangun, ia mengelus lembut wajah Hara.

KAYDEN ELDAR

Gue baru tau, kalau lo bisa juga terlihat cantik.

Adegan lalu berlanjut ke perbincangan kayden yang melakukan perjanjian dengan Ayah untuk menjaga Hara. Setelah selesai meliat videoa ayah, Hara duduk dan mulai memakan makananya.

CUT BACK TO:

105. EXT. SAWAH — SIANG

ADHARA NAIRA (V.O)

Kay.

KAYDEN ELDAR

(berpura-pura tidak mendengar suara hati Hara)

ADHARA NAIRA (V.O)

KAYDEN!!!!

Kayden tersentak kaget dan hampir melemparkan piringnya.

KAYDEN ELDAR

Gak usah teriak! Emang gue budek?

(tegas dan menahan kesal)

ADHARA NAIRA

Anda gila? Dari tadi saya diam saja.

(menyuapkan makanan dengan ekspresi datar)

Keduanya saling terdiam.

KAYDEN ELDAR

Makannya bisa cepetan gak? Gue mau balik nih.

(salah tingkah dan panik)

ADHARA NAIRA

Kalau anda mau pulang sekarang silahkan, saya bisa pulang sendiri.

KAYDEN ELDAR

Anda? Saya? Bukannya kita udah damai ya?

(mulai kesal)

ADHARA NAIRA

Tadinya, tapi setelah melihat video ini, saya mengurungkan niat saya. Saya tidak mau semudah itu damai dengan anda.

KAYDEN ELDAR

Yaudah, terserah!

(merasa kesal dan beranjak meninggalkan Hara)

ADHARA NAIRA (V.O)

Kayden, Selangkah lagi kamu beranjak. Maka, jangan pernah kembali!

Kayden terdiam menghentikan langkahnya, menghelah napas lalu berbalik ke saung yang baru beberapa langkah ia tinggalkan.

ADHARA NAIRA

Kok balik? Kenapa?

(Berpura-pura bingung)

Kayden memandang kesal kearah Hara yang memasang ekspresi lugu. Kayden kembali duduk di samping Hara.

ADHARA NAIRA

Pria yang kemarin, namanya Dira.

(memulai pembicaraan)

Kayden hanya diam tanpa ekspresi.

ADHARA NAIRA

Dia tampan ya?

KAYDEN ELDAR

Biasa aja.

(ekspresi dingin)

ADHARA NAIRA

Dia juga baik.

KAYDEN ELDAR

Pasti ada maunya.

(ketus)

ADHARA NAIRA

Dia juga kaya raya.

KAYDEN ELDAR

Dua sampai lima tahun lagi saya juga akan kaya raya.

(mulai merasa kesal)

ADHARA NAIRA

Kayaknya dia suka sama saya.

KAYDEN ELDAR

Udah tau.

(sinis)

ADHARA NAIRA

Kita cocok ga?

KAYDEN ELDAR

Enggak!

ADHARA NAIRA

Kenapa?

(merasa tidak terima)

KAYDEN ELDAR

Hara!! Sebenernya kita tuh udah damai atau belum sih?

ADHARA NAIRA

Kenapa memangnya?

KAYDEN ELDAR

Kalau kita belum damai gimana caranya saya untuk membuat hubungan kita lebih baik dari pada hubungan kita yang dulu?

(merasa kesal)

KAYDEN ELDAR

Dan menurut saya gak ada yang lebih baik daripada hubungan ini.

Kayden berlutut sambil mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin.

ADHARA NAIRA

Ini hadiah ulang tahun saya?

(mempertanyakan)

ADHARA NAIRA

Wahh diantara semua hadiah yang anda kasih ke saya kayaknya ini yang paling mahal.

(mengambil kotak berisi cincin yang di berikan Kayden)

Kayden merasa tidak habis pikir dengan sikap Hara. Ia berdiri dan tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya.

KAYDEN ELDAR

Iya. Udah! Ambil.

(malas meladeni Hara)

Hara nematap Kayden dengan seksama.

ADHARA NAIRA

Hah??!! Tunggu anda berlutut kayak tadi dan ngasih saya cincin ini??? Hah Anda tadi ngelamar saya?

(berpura-pura kaget)

Kesabaran Kayden mulai habis. Ia mengabaikan sikap hara dan beranjak pergi meninggalkan Hara. Tapi baru berjalan satu langkah.

ADHARA NAIRA (V.O)

Jawab!! Ini kesempatan terakhir kamu Kayden Eldar.

Kayden berbalik dan mendekat kearah Hara.

KAYDEN ELDAR

Lo tuh lulus dengan status cumloude Adhara, orang beloon juga pasti sadar kalau lagi dilamar!

(dengan tatapan dingin)

ADHARA NAIRA

Ooooo

(sambil menganggukkan kepala seakan mencoba memahami perkataan Kayden)

KAYDEN ELDAR

Oo?!

ADHARA NAIRA

Itu kalimat ungkapan bukan?

Kayden menatap Hara dengan tatapan mata kecewa, lalu melanagkah cepat menjauh dari Hara.

ADHARA NAIRA

Kayden, aku mau hadiah ulang tahun di tahun depan dipercepat!

(Agak berteriak.)

Kayden sama sekali tidak menoleh dan melanjutkan langkahnya.

ADHARA NAIRA (V.O)

Harusnya kamu berbalik dan bertanya 'mau hadiah apa memangnya?.' Terus nanti aku akan jawab 'seperangkat alat sholat.'

Mendengar suara hati Hara semua amarah Kayden mendadak lenyap. Langkah Kayden terhenti, Kayden tersenyum sambil menahan rasa bahagianya sekuat tenaga. Segera Kayden berbalik dan berlari kembali menuju Hara. Kayden melihat Hara terduduk sedih sambil memandang kotak cincin yang diberikan Kayden.

KAYDEN ELDAR

Memang kamu mau hadiah apa?

(dengan napas terengah-engah)

Hara menoleh kearah Kayden, ia tersenyum dan segera mendekat kearah Kayden.

ADHARA NAIRA

Seperangkat alat sholat.

KAYDEN ELDAR (V.O)

Wanita ini, sungguh menghabiskan seluruh tenaga sekali untuk dihadapinya.

Kayden melangkahkan kakinya dengan perlahan untuk semakin mendekat menuju Hara. Tiba-tiba Kayden mulai mendengar suara yang aneh. Kayden mengeritkan keningnya ketika ia mendengar suara mesin, lalu dalam hitungan detik ia berada dalam imajinasi Hara. Sebuah roket meluncur ke angkasa, anehnya didalam roket tersebut ada sekumpulan orang-orang pra sejarah yang sedang menyalakan api unggun sambil menari dan mengitari api tersebut. Saat keluar dari imajinasi Hara, kayden langsung memegang kedua bahu Hara.

KAYDEN ELDAR

Apa?! yang benar saja?

(menahan kesal dan tertawa)

KAYDEN ELDAR

Bagaimana bisa kamu mengimajinasikan sesuatu yang tidak masuk akal seperti itu?

ADHARA NAIRA

Kenapa? Merasa terganggu? Kamu punya kesempatan untuk pergi sekarang sebelum menyesal.

(memberikan pilihan.)

Kayden menghela napas sambil tersenyum. Dengan perlahan dia mengambil kotak cincin yang digenggang hara, lalu mengambil cincinnya dan memasangkan cincin itu di jari Hara.

KAYDEN ELDAR (O.S)

Akhirnya Hingarku kembali. Dan kali ini akan ku syukuri seutuhnya.

END

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar