Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
HINGAR!
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 50-56

50. EXT. DESA — SIANG

Semua anak laki-laki dari kelompok 1,2, dan 3 keluar rumah beserta bapak-bapaknya. Semua kembali ke rute yang di lewati untuk mencari Hara.

BARRA DIRAS (V.O)

Hara, lo dimana sih. Gue harus gimana kalau terjadi sesuatu sama lo Har!

Kayden melihat ke arah Barra, terlihat sangat jelas bagaimana khawatirnya Barra.

PAK TINO

Tadi kalian lewat rute ini?

ANAK-ANAK

Iya pak.

Samar-samar Kayden mendengar suara isak tangisan yang tertutupi dengan suara hembusan angin.

KAYDEN ELDAR

Mungkinkah ini suara hantu?

(bergidik sambil memeluk dirinya sendiri)

Kayden samar kembali mendengar suara tangis yang begitu lirih. Kali ini ia memberanikan fokus terhadap suara tangis yang begitu samar terdengar. Lalu membiarkan langkahnya di tuntun oleh suara tersebut.

KAYDEN ELDAR

Untuk ukuran orang yang lagi hilang dari rombongannya lo terlihat sangat tenang ya?

ADHARA NAIRA

Sorry.

KAYDEN ELDAR

Yaudah balik ke rombongan dulu yuk, anak-anak khawatir nyariin lo.

ADHARA NAIRA

Bentar lagi ya.

Kayden mengikuti keinginan Hara, keduanya melihat hamparan kebun sayur dari pinggir bukit dimana mereka berada. Kayden menoleh dan menatap Hara. Merasa bahwa sedari tadi Kayden memperhatikannya, Hara menoleh.

ADHARA NAIRA

Gue baik-baik aja Kay. Ayok balik ke rombongan.

KAYDEN ELDAR

Berhenti bilang kalau lo baik-baik aja!

Mendengar perkataan kayden, Hara menghentikan langkahnya.

ADHARA NAIRA

Terus gue harus bilang apa?

(dengan suara tenang dan senyum lembut)

KAYDEN ELDAR

Bilang yang sebenarnya! tentang bagaimana perasaan lo, tentang apa yang lo rasain!

(tegas)

KAYDEN ELDAR

Ungkapin kalau saat ini lo terluka, lo sedih atau lo marah sekalipun! Jangan berlindung dibalik kata 'baik-baik aja' padahal saat ini bagi lo gak ada yang “baik-baik aja!” Kenapa? Lo takut terlihat lemah?

ADHARA NAIRA

Enggak.

(dengan suara tenang dan senyum yang lembut)

KAYDEN ELDAR

Terus kenapa?

ADHARA NAIRA

Karena gue gak menemukan satu pun kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan gue saat ini.

ADHARA NAIRA

Lo gak tau gimana rasanya saat denger pesawat yang bokap lo bawa jatoh, lo gak tahu rasanya gak bisa ngeliat jenazah orang yang lo cinta untuk terakhir kali, dan yang lebih parahnya lo gak tahu gimana rasanya ketika bahkan lo gak bisa nunjukkin dimana orang yang lo cinta di kubur.

ADHARA NAIRA

Sekalipun bokap gue meninggal, gue pengen peluk dia untuk terakhir kali, cium dia untuk terakhir kali dan mengatakan bagimana gue sangat mencintai dia.

(suaranya semakin lirih dengan air mata yang mulai menetes)

ADHARA NAIRA

Bagimana gue berterimakasih untuk setiap cinta dan doa yang selalu dia hadiahkan untuk gue tanpa gue minta, setelah itu gue akan minta maaf untuk semua kenakalan gue yang selalu buat dia khawatir dan marah.

ADHARA NAIRA

Gue cuma mau melakukan itu untuk terakhir kalinya.

(tangis Hara kian memecah)

ADHARA NAIRA

Jadi, menurut lo,.. kata apa yang tepat untuk mewakili perasan gue? Lo bisa menemukannya? Kasih tau gue kalau lo menemukan kata yang tepat, supaya gue bisa kasih tahu ke semua oran tentang bagaimana perasaan gue saat ini.

(tangis yang terisak)

Kayden terdiam melihat bagaimana Hara menangis. Kayden bergerak perlahan mencoba mendekat kearah Hara. Barra yang keluar dari balik ilalang yang tinggi dan menutupi keberadaannya sedari tadi, lalu segera memeluk Hara. Kayden menatap dengan tatapan cemburu.

BARRA DIRAS

Ga apa-apa kalau lo gak ngerti cara menjelaskan perasaan lo sendiri saat ini, yang penting lo mengerti kalau kita selalu ada kapanpun lo butuh kita.

(memeluk Hara yang menangis)

KAYDEN ELDAR

Kok baju lo kotor gitu sih?

(melihat baju dan celana jeans Hara penuh dengan tanah)

ADHARA NAIRA

Tadi gue sempet jatoh kepeleset, pas mau ngejar kalian

(melepaskan pelukan Barra sambil menghapus air matanya)

BARRA DAN KAYDEN

Ada yang luka?

ADHARA NAIRA

Alhamdulillah sih aman

(memastikan tubuhnya sambil tersenyum)

BARRA DIRAS

Yaudah balik kerombongan yuk.

Ketiganya kembali ke rombongan

CUT TO:

51. INT. RUMAH PAK TINO- RUANG TAMU — MALAM

Kayden, Barra dan Zelmira sedang berkumpul dengan keluarga Pak Tino. Hara keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu sambil membawa sebuah koper.

KAYDEN DAN BARRA

Mau kemana?

ZELMIRA CHAFIA

Hara, lo gak berniat kabur kan?

IBU SRI 

Mba mau kemana? Sudah malam mba. Bahaya.

BARRA DIRAS

Lo beneran mau kabur ya? Pantesan bawaan koper lo banyak banget.

ADHARA NAIRA

Issshhh,, kalian tuh pada kenapa sih, memnag siapa yang bilang mau pergi?

BARRA DIRAS

Terus bawa-bawa tas gitu mau kemana?

ADHARA NAIRA

Ini oleh-oleh buat pak Tino dan keluarga dari kita.

(membuka tas)

Hara mengeluarkan beberapa sweter, sarung, biskuit dan banyak cokelat. Hara memberikan satu dari banyaknya cokelat yang dibawa kepada Sugeng.

ADHARA NAIRA

Buat sugeng.

(sambil tersenyum)

SUGENG

(mendekat ke arah Hara dengan malu-malu)

SUGENG

Terimakasih.

(sambil tersenyum lalu menutup wajahnya)

ADHARA NAIRA

Diterima ya Pak, Bu, Mbah oleh-oleh dari kami. Semoga suka.

(tersenyum)

PAK TINO

Iya, kami terima. Terimakasih ya. Tapi gak usah repot-repot harusnya.

IBU SRI

Lain kali, kalau nanti kalian mau dateng kesini lagi. Dateng aja yaa. Gak perlu repot-repot kayak gini.

ADHARA NAIRA

Iya bu.

(mengangguk)

ADHARA NAIRA

Nah, kalau tas yang ini untuk kita nikmati bersama karena ada perayaan.

KAYDEN, BARA DAN ZELMIRA

Perayaan apa?

Mengeluarkan banana cake dan cookies cokelat dan browniest.

ZELMIRA CHAFIA

Ini, lo masak semuanya sendiri?

ADHARA NAIRA

(mengangguk sambil tersenyum)

MBAH SUMI

Walah, pinter masak cah ayu.

BARRA DIRAS

Jago masak dia, Mbah. Percayalah! Besok bisa diberdayakan langsung kemampuannya untuk dibuktikan.

ADHARA NAIRA

(menatap kesal)

ADHARA NAIRA

Jadi gini Pak, Bu, Mbah. Kemarin dua orang sahabat saya ini mengikuti lomba fisika dan biologi. Yang lomba biologi masuk ketahap selanjutnya, nah yang mengikuti lomba fisika meraih juara dua. Jadi, ini patut dirayakan!

(sambil menunjuk kearah Zelmira dan Barra)

IBU SRI

Wahh,, jadi anak-anak disini pada pinter semua ya Pak? Alhamdulillah.

PAK TINO

Waah, kakak-kakak kamu semua pada pinter nih, Geng.

SUGENG

(Tersenyum sambil sibuk menikmati cokelatnya di samping Hara)

BARRA DIRAS

Thanks ya, gue kira dari kemarin lo gak ngucapin selamat karena lo kecewa gue cuma jadi juara 2.

ADHARA NAIRA

Kok lo mikirnya gitu? Gak mungkin lah. Kalian juara atau enggak gue udah sangat bangga banget sama kalian.

ADHARA NAIRA

Maaf yaa karena gue terlalu sibuk dengan dunia gue sendiri beberapa waktu ini.

ZELMIRA CHAFIA

Thanks ya, selalu inget sama kita. Bahkan saat lo sedang mengalami hal yang berat banget.

(memeluk lembut Hara)

Hara membalas pelukan Zelmira sambil tersenyum.

CUT TO:

52. EXT. DESA- KEBUN KENTANG — PAGI

Anak-anak berkumpul di kebun kentang. Kelompok 1, 2 dan 3 sedang mencoba untuk memanen kentang diawasi oleh Pak Mahdi.

KAYDEN ELDAR

Sini gue bantuin.

(melihat Hara keberatan membawa sekeranjang kentang)

ADHARA NAIRA

Gak perlu, gue bisa sendiri.

(menolak)

KAYDEN ELDAR

Lo masih marah sama gue?

ADHARA NAIRA

Marah? Karena?

KAYDEN ELDAR

Karena gue jawab telphone nya kak Dion?

ADHARA NAIRA

Oh, enggak, gue gak marah.

KAYDEN ELDAR

Terus kenapa lo kayak jaga jarak sama gue? Ke Barra lo gak kayak gini.

(mempertanyakan)

KAYDEN ELDAR

Lo mau aja kalau dibantuin Barra.

ADHARA NAIRA

Bukannya lo yang selalu gak suka kalau gue berada di sekitar lo?

Kayden terdiam dan menatap Hara dengan seksama.

ADHARA NAIRA

Gue menerima bantuan Barra karena gue tau, kalau dia khawatir dan benar-benar tulus ingin membantu gue.

KAYDEN ELDAR

Lalu menurut lo gue gak khawatir dan gak tulus sama lo?

(agak kesal)

ADHARA NAIRA

Entahlah, segala hal tentang sikap lo ke gue selama ini, gue selalu merasa kalau itu hanya sebuah keterpaksaan.

KAYDEN ELDAR

(terdiam)

ADHARA NAIRA

Seakan lo selalu berharap waktu cepat berlalu supaya lo bisa sesegera mungkin tidak perlu berurusan sama gue.

(hara berlalu meninggalkan Kayden)

Kayden terdiam

KAYDEN ELDAR (V.O)

Apa dia bisa mendengar suara hati, sebagaimana gue bisa mendengar suara hatinya?

(melihat punggung Hara yang semakin menjauh)

Kayden berlalu mengejar Hara.

KAYDEN ELDAR

Hara, tunggu!

(menarik lengan Hara)

Hara hilang keseimbangan dan terperosok Kayden berusaha menggenggam tangannya tapi Hara justru melepaskan genggaman tangannya. Pak Mahdi melihat kejadian itu dari jauh dan segera berlari menghampiri keduanya.

PAK MAHDI

Barra, Rayan, Sigit! Sini!

(teriak Pak Mahdi memanggil)

Ketiganya berlari untuk memenuhi panggilan.

PAK MAHDI

Coba kamu bantu Hara.

BARRA DIRAS

Har, lo kenapa bisa jatoh gini sih?

ADHARA NAIRA

Kesandung.

(tertawa polos)

PAK MAHDI

Enggak dimana-mana ada aja kelakuan kamu itu, Hara! Bikin bapak panik tau gak!

ADHARA NAIRA

Maaf pak.

(merasa bersalah.)

Kayden langsung turun ke tempat Hara terperosok.

KAYDEN ELDAR

Ayok.

(mengulurkan tangan)

ADHARA NAIRA

Kaki gue keseleo.

KAYDEN ELDAR

Yaudah ayok.

(berjongkok dan memberikan punggungnya.)

ADHARA NAIRA

Gak perlu, jalan aja.

Hara berusaha sekuat tenaga untuk bangkit. Kayden membantu Hara berdiri. Kayden memapah Hara yang kesulitan berjalan.

PAK MAHDI

Yaudah kalian bertiga beresin kentang yang berserakan.

(memberikan instruksi pada Barra, Sigit dan Rayan)

PAK MAHDI

Kamu balik kerumah aja. Temenin Hara.

(instruksi kepada Kayden)

Kayden dan Hara mengikuti instruksi Pak Mahdi.

CUT TO:

53. INT. RUMAH PAK TINO- RUANG TAMU — SIANG

Hara duduk di kursi sambil memijat-mijat kakinya. Kayden datang membawa baskom dengan air dingin. Kayden duduk di lantai dan dengan perlahan menaruh kaki Hara di pangkuannya. Hara mencoba menarik kakinya.

ADHARA NAIRA

Gak usah, terimakasih. Gue baik-baik aja kok.

KAYDEN ELDAR

Lo jatuh karena gue, bisa diam dan membiarkan gue bertanggung jawab?

ADHARA NAIRA

Gue beneran baik-baik aja kok, santai aja.

(mencoba menenangkan)

KAYDEN ELDAR

Kalau begitu buktiin! Berdiri dan loncat-loncat, sekarang. Bisa?

Hara terdiam sambil menatap Kayden.

KAYDEN ELDAR

Gue minta maaf. Apapun kesalahan gue ke lo selama ini, gue minta maaf.

ADHARA NAIRA

Kenapa lo harus minta maaf untuk sebuah perasaan yang muncul di hati lo?

ADHARA NAIRA

Ketika lo merasa gak suka, gak nyaman dan gak mau berdekatan dengan seseorang, lo gak harus meminta maaf kepada orang itu terhadap perasaan lo, Kayden.

(menjelaskan dengan suara tenang, sambil mengompres kakinya sendiri)

ADHARA NAIRA

Terimakasih ya, untuk kesabaran lo dalam menghadapi gue selama ini. Beneran deh, untuk kedepannya lo gak perlu ngelakuin apapun ke gue ketika itu membuat lo merasa gak nyaman.

Ibu Sri tiba-tiba datang dan melihat keadaan Hara.

IBU SRI

Gimana, apa perlu ibu panggilin tukang urut?

ADHARA NAIRA

Enggak Bu, gak usah. Udah di kompres, udah mendingan kok. Saya ke kamar aja ya bu, mau istirahat.

IBU SRI

Yasudah, sini ibu bantu.

Hara dan ibu Sri masuk ke kamar. Kayden merasa sedih, lalu menghela napas

CUT TO:

54. INT. LAPANGAN DESA — PAGI

Seluruh pihak sekolah berpamitan kepada para warga yang mau sebelum masuk kedalam Bus. Kayden, Barra, Hara dan Zelmira berpamitan dengan Pak Tino, Ibu Sri, Mbah Sumi dan Sugeng.

ADHARA NAIRA

Pak, Bu, Mbah. Kami pamit pulang ya, maaf karena sudah merepotkan selama kami disini.

IBU SRI

Kalian kapan waktu kesini lagi mau ya? Jangan kapok, kalau kesini gak usah repot bawa apa-apa.

(memeluk Hara sambil menangis)

ADHARA NAIRA

Iya bu, nanti Insya Allah kami main lagi kesini.

(membalas pelukan ibu sri)

Sugeng menangis saat Hara memeluknya. Sebelum masuk ke dalam bus, semua berfoto lebih dulu.

CUT TO:

55. INT. RUMAH KELUARGA KAYDEN-RUANG KELUARGA — SIANG

Montage:

Kayden masuk kedalam rumah

Kayden menuju kamar

Kayden mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi

Kayden merebahkan diri diatas kasur.

SFX: Ponsel berdering

POV: layar ponsel, panggilan telpon dari Nera

KAYDEN ELDAR

Hallo.

Intercut with Nera.

NERA

Hallo, Kayden.

KAYDEN ELDAR

Ya, Ner. Ada apa?

NERA

Kamu udah sampai rumah?

KAYDEN ELDAR

Udah, udah dari sejam yang lalu kok.

NERA

Gak papa, cuma mau ngingetin, besok kita jadi nonton kan?

KAYDEN ELDAR

Ohh, iya jadi. Inget kok.

NERA

Oke kalau gitu, yaudah cuma mau ngingetin aja kok. Udah yaa selamat malam dan selamat beristirahat.

KAYDEN ELDAR

Oke, sampai besok ya.

(sebelum menutup telpon)

CUT TO:

56. INT. MALL — SIANG

Kayden dan Nera keluar dari bioskop. Keduanya berjalan menuju resturant.

NERA

Kamu tuh punya hubungan apa sih sama Hara?

KAYDEN ELDAR

Kamu kenal Hara?

NERA

Cuma tau aja sih tapi gak kenal.

KAYDEN ELDAR

Owh, emangnya kenapa?

NERA

Ya gak apa-apa, pengen tahu aja kamu punya hubungan apa sama Hara?

(bertanya dengan hati-hati)

KAYDEN ELDAR

Gak ada hubungan apa-apa.

NERA

Pas kemarin anak IPA ke Dieng aku dapet kabar kalau Hara sempet hilang, dan kata temen-temen aku kamu kelihatan panik banget.

KAYDEN ELDAR (V.O)

Panik? Bukannya panikan Barra ya? Kayaknya gue biasa aja.

(mengeritkan kening)

NERA

Kamu suka ya sama Hara?

KAYDEN ELDAR

Kamu cemburu?

(menahan senyum)

NERA

(Mengangguk dengan wajah cemberut dan sedih)

KAYDEN ELDAR

Kalau gitu gak perlu cemburu, gue gak ada hubungan apa-apa sama Hara.

Kayden dan Nera saling menatap sambil tersenyum malu-malu.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar