Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
44 INT. KAMAR GANIS. NIGHT 44
Ganis melihat-lihat catatan buku lagunya. Jumlahnya sangat
banyak hingga agak berantakan. Ia mengehela napas berat.
Ganis mengambil kardus. Kertas-kertas lagunya ia simpan
disana.
Kardus itu ia buang di depan rumah, tempat sampah-sampah
akan diambil.
45 EXT. SEKOLAH. MORNING 45
Ganis masuk sekolah dengan tubuh lemas dan tak bersemangat.
(OMITTED)
46 EXT. LAPANGAN SEKOLAH. DAY 46
Ganis latihan paski namun dengan raut muka kosong. Ia lari
dengan tatapan kosong. Ia baris dengan tatapan kosong.
Bahkan ia dibentak pun Ganis tidak terlalu memerdulikan.
(OMITTED)
47 EXT. KANTIN SEKOLAH. DAY 47
Ganis makan dengan Berlian. Semuanya nampak biasa. Berlian
nampak bercerita panjang lebar, Ganis menanggapi dengan
seadanya saja.
(OMITTED)
48 EXT. LAPANGAN SEKOLAH. DAY 48
Beberapa bulan kemudian. Kakak kelas lulus. Hari itu
lapangan sekolah dipenuhi oleh kakak kelas yang sedang
memakai pakaian wisuda.
Termasuk Andi. Setelah upacara wisuda selesai, Berlian
mengajak Ganis menemaninya memberikan buket bunga kepada
Andi.
BERLIAN
(memberikan buket
bunga besar ke
Andi)
Selamat yaaa. Habis ini selamat
pusing-pusing cari sekolah lagi.
Hehehe.
(nyengir manja)
ANDI
(tersenyum,
mengacak-acak
rambut Berlian)
Aku kan udah bilang gak usah bawa
apa-apa.
BERLIAN
Gapapa. Aku juga bawa cokelat.
(menyelipkan
sebungkus cokelat
di buket bunga)
BERLIAN (cont'd)
Foto yuk!
(selfie berdua
dengan Andy)
ANDI
Bagusnya kalau difotoin.
BERLIAN
Iya ih.
(beat)
Oiya kan ada Ganis.
Ganis sedang ngobrol bersama senior paski lain yang lulus
bersama Tari dan Resa juga.
BERLIAN (cont'd)
Ganis minta tolong fotoin dong hehe.
GANIS
Oke. Sini kameranya.
BERLIAN
(menyerahkan kamera
pocket)
ANDI
(memandang Ganis
dengan tatapan tak
enak)
Berlian dan Andi foto berdua sambil tersenyum.
GANIS
Ganti gaya ganti gaya!
BERLIAN
Makasih ya Nis!
GANIS
Iyah. Aku kesana dulu ya.
(melipir dengan
tatapan murung,
tapi lalu tersenyum
ikhlas.)
49 EXT. KANTIN SEKOLAH. DAY 49
Anak-anak OSIS sibuk membagikan pamflet perayaan hari guru.
Seperti biasa, waktu istirahat sekolah selalu ramai.
Ganis sedang makan soto berdua dengan Berlian. Karena sudah
tingkat akhir, kulit Ganis mulai membaik jadi lebih cerah.
BERLIAN
Eh ada pencarian bakat tau mampir di
kota kita minggu depan. Fix sih ini
lo harus ikut.
(menunjukkan
pamflet dari hp)
GANIS
Gatau sih. Gue udah lama banget gak
nyanyi.
BERLIAN
Hmm... lo itu salah satu bukti
penyia-nyiaan bakat tau gak.
GANIS
Eh ini tuh zaman digital, kan. Orang
gak bakal lihat lo kalau visual lo
aja gak enak diliat.
BERLIAN
Gue yakin kalo beneran kualitas
bagus, pasti bakal sukses kok.
GANIS
Iya... amin.
Inu datang, lalu duduk di sebelah Ganis yang sedang mangap
mau makan soto.
GANIS (cont'd)
Ngapain lo.
INU
Emergency.
(beat)
Gue udah terlanjur konfirmasi jadi
performer di acara Hari Guru.
GANIS
Terus? Lo kan udah biasa tampil kan.
INU
Gue butuh partner duet. Tinggal tiga
hari lagi!
GANIS
Banyak kan yang mau duet ama lo.
INU
Gue maunya elo.
GANIS
(melotot ke Inu)
Gak. Gue udah lama gak nyanyi.
INU
Lo juara FLS2N, Nis. Sayang banget
kalo lo ga nunjukin bakat lo.
GANIS
Itu dulu, Inu. Sekarang gue sadar
diri kali. Siapa yang mau nonton
gue.
INU
Elo ya, setiap diajak perform gak
mau. Padahal sebenernya lo bisa.
BERLIAN
Bener kata Inu, Nis. Lo selalu
nolak.
GANIS
Ber, Nu,
(menatap Berlian
dan Inu
bergantian.)
Gue gak siap ditolak sama banyak
orang lagi.
INU
Lo terlalu overthinking, Nis.
GANIS
(tertawa mengejek.)
Lo gak tahu rasanya aja.
Mangkok soto Ganis sudah kosong. Ia beranjak sambil
menenggak es teh yang tersisa.
GANIS (cont'd)
Ber, gue mau balik kelas.
(meninggalkan
Berlian dan Inu.)
INU
(memandang Berlian
dengan tatapan
penuh pertanyaan.)
BERLIAN
(menaikkan kedua
pundak, lalu
berusaha mengejar
Ganis.)
50 INT. RUANG TENGAH. EVENING 50
Ganis masuk rumah dengan mengucap salam. Terdengar
dentingan piano yang dimainkan Ayahnya.
AYAH
(menghentikan
permainan piano)
Sudah pulang, nak?
GANIS
Iya, Yah.
(duduk di sebelah
Ayah.)
Nenek mana?
AYAH
Ke mini market sebentar.
AYAH (cont'd)
(memainkan melodi
yang sangat indah.)
GANIS
(memandangi tangan
ayahnya yang lincah
di atas tuts piano)
Bagus banget, Yah. Ini lagunya
siapa?
AYAH
Lagu Ayah.
GANIS
Oh ya?
AYAH
Lagu ini tercipta karena kamu lahir.
Judulnya A Brightest Star.
(beat)
Kenapa gak pakai 'the', karena
bintang-bintang di dunia ini banyak
sekali yang terang. Salah satunya,
ya putri Ayah.
GANIS
(tersenyum senang.
ia ikut berduet
piano.)
Bagus banget, Yah. Kenapa kepikiran
lagu ini?
AYAH
Waktu lahir, Ganis cantik sekali.
Ayah seperti melihat bintang.
GANIS
(manyun)
Sekarang gak cantik ya, Yah?
AYAH
(tertawa)
Karena Ganis sekarang jadi hitam?
(beat)
Bagi Ayah, perempuan paling cantik
di dunia ini ya Ganis yang waktu
lahir nangis terus seharian. Ganis
di mata Ayah sama sekali gak pernah
berubah.
GANIS
Tetep aja jadi anak Ayah yang rewel,
yah?
AYAH
Tuh pinter.
GANIS
Hehehe...
(Ganis terdiam,
sedih lagi)
AYAH
Ada apa? Ada masalah?
GANIS
Engga kok Yah...
AYAH
(memainkan lagu
yang lain, Maybe by
Yiruma)
Ganis gak mau cerita sama Ayah?
GANIS
Ayah gak bakal bisa relate. Ayah kan
orang zaman dulu.
(ikut main piano)
AYAH
Ngejek sekali.
GANIS
Yah...
(beat)
Zamannya Ganis kejam, ya. Untuk
diterima di dunia, kita harus jadi
cantik dulu...
AYAH
(tersenyum)
Terus?
GANIS
Ya gitu...
(mulai mewek)
AYAH
Tau gak filosofi ikan arwana?
GANIS
Apa itu Yah?
AYAH
Suatu hari, seorang ayah meminta
anaknya untuk menjual ikan arwana.
Sang anak pun menjual ke penjual
ikan di pasar, ikan itu dihargai
setara ikan tongkol yang dimakan.
Kemudian anak itu menjual ke tempat
jual beli ikan hias, arwana itu
dihargai beberapa juta.
(beat)
Kemudian sang anak bertemu seorang
kolektor. Kolektor tersebut melihat
ikan yang dibawa sang anak. Kolektor
itu pun menghargai arwana ratusan
juta karena arwana itu langka dan
bernilai tinggi.
(beat)
Kita sebagai manusia hanya perlu
paham dimana tempat kita, bukan?
GANIS
(mengangguk samar)
AYAH
(membelai rambut
Ganis)
Walau Ganis mengalami penolakan di
luar sana,
(beat)
Masih ada tempat dimana kamu bisa
diterima apa adanya, yaitu rumah.
GANIS
(tersenyum)
51 INT. AULA SEKOLAH. DAY 51
Sebuah banner raksasa terpasang di center panggung
bertuliskan 'Selamat Hari Guru, Semoga Selalu Bahagia, Para
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa'.
Para guru menampilkan pertunjukan teater komedi, yang
sukses membuat para siswa tertawa terhibur. Ada juga yang
menyanyi lagu lawas. Pak Rozak mencoba stand up comedy,
tapi garing sekali.
Ganis duduk di kursi pojok di sebelah Berlian. Di dekatnya,
panitia acara tampak sedikit kelimpungan.
OSIS 1
Gawat nih. Denis temen duetnya Inu
kecelakaan tadi waktu berangkat
sekolah. Sekarang dia di RSUD.
OSIS 2
Ya ampun. Terus gimana keadaannya?
OSIS 1
Katanya gapapa sih cuma patah tulang
lengan.
(beat)
Tapi masalahnya sekarang, lagunya
Inu itu lagu duet. Harus ada yang
gantiin.
OSIS 2
Aduh... siapa dongg. Masa Vidya?
OSIS 1
Dia gak bakal mau. Dia gak bisa
nyanyi bagus kalau dadakan gitu.
OSIS 2
(melirik Ganis yang
duduk di pojokan)
GANIS
(pura-pura tidak
mendengarkan
percakapan dan
bercanda dengan
Berlian.)
OSIS 2
(menghampiri Ganis
dengan mengendap
endap.)
Gue tau lo denger semuanya tadi.
Please. Lo mau ya?
GANIS
Sorry banget.
(beat)
Tapi gue udah gabisa...
OSIS 2
(memasang wajah
melas yang dilebih
lebihkan)
GANIS
(mengerutkan dahi
sambil menghela
napas)
52 INT. AULA SEKOLAH. MOMENT LATER 52
MC
Sejak tadi kita semua sudah
menyaksikan pertunjukan dari guru
guru kita tersayang. Namun alangkah
lebih baiknya kita juga memberikan
persembahan.
(beat)
Apa bentuknya? Tentu saja dengan
menjadi pribadi yang lebih baik dan
menjadi manusia yang berguna. Tapi
itu semua butuh waktu, bukan?
(beat)
Oleh karena itu, mari kita saksikan
penampilan siswa kelas 12 yang
sebentar lagi akan menghadapi ujian
nasional. Semoga lagu yang akan
dibawakan turut menyulut semangat
kita.
AUDIENS
(tepuk tangan
meriah)
Lampu dimatikan. Cahaya mengarah ke satu sudut. Ganis dan
Inu menyanyikan lagu 'Usia 17', Peterpan ft. Nuri Shaden.
GANIS
Lilin kecil, sinarmu pancarkan
harapan.
Jangan kau hilang.
Jangan kau pergi. Temani aku yang
sedih dan sepi.
INU
Air mata jatuh basahi pelangi. Pupus
warnamu di masa yang indah.
Mengertilah cinta, saat tak ingin
kudekati.
GANIS
Takkan teringkari, masa ini kan
kulalui, tak akan pernah sesal ini
menghentikan langkah-langkahku...
Setelah keduanya menyanyi, tepuk tangan riuh datang dari
penonton, baik guru maupun siswa.
INU
(tersenyum ke arah
Ganis)
AUDIENS
(masih ertepuk
tangan dengan
sangat kencang)
GANIS
(tersenyum grogi)
GANIS V.O.
Jadi saat saat itu... aku menyadari
selama ini aku menyembunyikan
sesuatu yang bercahaya...
(BLACKOUT)