Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
33 EXT. LAPANGAN SEKOLAH. SORE 33
Setelah upacara penurunan bendera, anak-anak paski yang
terakhir pulang. Ganis berjalan bersama Tari dan Resa
menuju gerbang sekolah.
TARI
Eh. Gue tadi liat lho. Lo
disampingnya Kak Andi kan... hihihi
RESA
Gue juga liat. Seru banget keknya
ngobrol sambil senyum-senyum.
GANIS
(pipi memerah)
Apasih kalian...
TARI
(stop di hadapan
Ganis.)
Lo harus jujur ama kita!
GANIS
Apaa?
RESA
Awas ya kalo ga jujur!
GANIS
Heem.
TARI
Lo suka kan ama Kak Andi?
GANIS
(tergagap.)
Eng... enggak.
RESA
Heissh bo'oooong!!
TARI
Eh. Kita tuh udah liat gerak-gerik
lo dari awal. Cinta tuh kayak apa
yah... ah gabisa mikir gue kayak
apa. Pokoknya gabisa disembunyiin!
RESA
Kayak kotoran haha. Mau disembunyiin
tetep ketara baunya!
GANIS
(terdiam. menghela
napas dan
memandangi dua
orang di depannya)
Oke. Guys, aku mau cerita.
TARI DAN RESA
(melirik satu sama
lain sambil
tersenyum-senyum.)
34 EXT. KOLAM IKAN. MOMENT LATER 34
RESA
Oooh... jadi gitu. Lo udah naksir
Kak Andi dari awal masuk. Udah lama
banget, dong. Kenapa lo gak
ngungkapin?
TARI
Iya, ih. Mana Kak Andi tuh udah
nganterin lo pulang, udah ngehibur
lo waktu sedih, bahkan ngatain lo
manis!
RESA
Tuhhh.
GANIS
Mana bisa orang kayak gue ngungkapin
perasaan? Gue tau diri lah. Gue gak
cantik.
TARI
Kayaknya gaada yang cantik kita.
Kita kan anak paski. Mana bisa
glowing.
RESA
Lo cantik, bambank. Diantara kita,
yang sedikit selamat engga gosong
gosong amat ya cuma elo.
TARI
Hehehe.
GANIS
Iya ih. Lo insecure, kita-kita ini
gimana dong insecure-nya.
TARI
Oke back to topic.
(beat)
Tau gak sih kakak kelas kita tuh
bentar lagi ngadepin ujian-ujian,
terus lulus, terus pergi dari sini.
Elo, Nis, gak ada niatan gitu buat
ngungkapin?
GANIS
Eng... enggak.
RESA
Kenapaa?
GANIS
Ya gue percaya aja kalo ada cinta
yang gak usah diungkapkan.
TARI
Tapi jujur. Lo seneng kan bisa
barengan ama dia?
GANIS
Seneng lah. Gila lo.
RESA
Ungkapin! Fix lo kudu ungkapin.
GANIS
Masa cewe duluan?!
TARI
Lo hidup di zaman penjajahan ya?
Sexist banget pikiran lo.
GANIS
Hehe.
RESA
Kita cuma bisa nyaranin sebagai
temen angkatan yang baik. Toh Kak
Andi juga udah ngasih sinyal yang
baik buat lo.
GANIS
(garuk-garuk
leher.)
Hehe. Iya sih.
35 INT. RUANG TENGAH. EVENING 35
Ganis sedang membantu Nenek menyiapkan makanan. Sementara
Ayah diatas kursi roda masih merapikan lembar-lembar kertas
di dekat piano.
NENEK
Haduh... Nenek sudah tua ini masih
harus merawat dua bocah, ya.
GANIS
Nenekku kan nenek super. Pasti masih
bisa kuat! Hehehe.
AYAH
Bener kata Ganis. Nenek gak pantes
berumur tujuh puluh. Nenek masih
pertengahan tiga puluh rasanya.
NENEK
Ayah sama anak sama aja ya pandai
merayu.
(beat)
Ganis ambil piring nduk di dapur.
GANIS
Iyah, Nek.
(berjalan ke dapur)
NENEK
Jadi gimana, kamu jadi bercerai sama
istrimu?
AYAH
Dia sedang mengurus dokumen ke
pengadilan, Bu.
NENEK
(menghela napas
berat)
Harus ya kalian pisah? Apa sudah tak
bisa dibicarakan baik-baik?
AYAH
Kami sudah terlalu lama bertengkar,
Bu. Apalagi sejak saya kecelakaan.
Rasanya Wulan sudah tidak bisa hidup
sama saya lagi.
NENEK
Apa benar masalahnya cuma ekonomi?
AYAH
(menghela napas)
Sepertinya sudah lama cinta itu
hilang diantara kami...
NENEK
Kalian ndak kasihan sama Ganis?
AYAH
Kata Wulan, lebih kasihan lagi kalau
Ganis mendengar kami terus
bertengkar, Bu.
Ganis datang dengan membawa tiga piring. Ia pun
meletakkannya di hadapan Nenek dan Ayah, lalu untuk dirinya
sendiri.
NENEK
Ah. Tak terasa cucu Nenek yang
paling cantik sudah besar.
GANIS
(mengambil nasi
sambil tersenyum ke
neneknya)
NENEK
Ganis ndak apa-apa kan?
GANIS
Ganis dengar yang tadi. Ini lebih
baik daripada mendengar Ayah dan
Mama terus bertengkar.
NENEK
Maaf ya. Kami memaksa Ganis untuk
dewasa lebih cepat.
GANIS
(tersenyum)
Ganis hanya ingin Ayah sembuh dan
bahagia.
NENEK
Jangan sampai kejadian ini membuatmu
takut akan cinta ya, Nak.
GANIS
(tersenyum sambil
menggeleng)
Ganis cinta sama Ayah. Sama Nenek
juga.
AYAH
Ganis sudah dewasa, Bu. Saya rasa
itu sudah lebih dari cukup.
Mereka pun makan bersama dengan penuh kehangatan.
36 INT. KAMAR GANIS. NIGHT 36
Ganis sibuk dengan kertas warna-warni yang dari tadi
dibuangnya. Ia ingin menulis surat untuk Andi. Ia pun
stalking Andi di Instagram. Foto Andi tak banyak, tapi
Ganis tetap tersipu malu.
Tiba-tiba Resa video call group. Mereka video call bertiga,
Resa, Ganis dan Tari.
TARI
Gue dulu juga nulis surat kok buat
Kak Bagas. Akhirnya kita jadian
hihihi.
RESA
Uuuuu shombong amat.
TARI
Lo udah nulis surat belom?
GANIS
Emang masih jaman ya surat-suratan
gini?
RESA
Eh gue bilangin ya. Yang namanya
cinta itu gak pernah ketinggalan
zaman.
TARI
Lagian lebih sweet gitu tau daripada
lo DM Instagram. Hihihi
GANIS
Ah. Guys. Gak yakin gue ama
beginian.
RESA
Eiii... kita tuh paskib. Kita gak
pernah di didik buat gugur sebelum
bertanding!
TARI
Setuju!!
GANIS
Heisss...
(masih menggerutu)
Ganis masih membahas tentang persuratan dengan kedua
temannya. Kadang mereka tertawa ngakak.
CUT TO:
37 EXT. POJOKAN KELAS. DAY 37
Tari dan Ganis berada di pojokan kelas yang agak gelap.
Sekolah siang itu juga agak sepi karena hari Jum'at selalu
pulang lebih awal.
RESA
(berlari kecil ke
arah mereka)
Gue udah lihat, Kak Andi di lapangan
basket, sendirian!
TARI
Bagus, bagus.
(menambahkan
lipstik agak merah
ke bibir Ganis)
TARI (cont'd)
Gimana? Dah kayak tuan putri belom?
RESA
Masih jauh, sih. Tapi ya gimana.
heheh.
TARI
Gue udah bedakin. Tapi gimana.
(beat)
Gak bisa diselamatkan.
RESA
Yee lo pikir bakal kayak True Beauty
apa di make up langsung cantik
mangklingi.
GANIS
Jelek banget ya muka gue.
(muka Ganis
dilapisi bedak yang
tidak sesuai dengan
warna kulitnya,
jadinya kulitnya
abu-abu)
RESA
Cantik!!!
GANIS
Guys. Gajadi aja, ya. Aku malu.
TARI
Hiiihhhhhh.
RESA
(menarik tangan
Ganis dan berbisik)
Ini kesempatan lo! Gunakan baik
baik!!!
Tari dan Resa mendorong Ganis masuk ke lapangan basket.