Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
-Gelombang-
Suka
Favorit
Bagikan
19. Sampai Akhir Hayat

INT. RUMAH AYAH BARA - MALAM

Runa duduk di ruang tamu besar tersebut bersama ayahnya bara.

AYAH BARA:
"Jadi, kamu bilang akan ada tsunami yang datang? Sebentar lagi..?"
RUNA:
"I-iya, om.."
AYAH BARA:
(menghela napas)
"Hal itu, sulit dipercaya. Meskipun Buoys itu memang sering dicuri dan kadang suka rusak, tapi kita punya alat pendeteksi gempa yang lain. Mau bicarakan hal lain saja? Jarang-jarang saya bisa berbicara dengan kenalannya Bara."
BARA:
"Dia ngotot banget sih... Tapi kalau gua jadi dia,...."
RUNA:
"Om, apakah om tahu, semua alat pendeteksi gempa, punya interval waktu yang pendek. Khususnya di Indonesia yang teknologinya tidak seperti Jepang. Untuk mendeteksi gempa, dan mengirimkan sinyal, Waktunya tidak akan cukup untuk mengevakuasi masyarakat."
AYAH BARA:
(terdiam)
"Kamu, banyak tahu ya ternyata. Saya bangga, Bara bisa pacaran dengan kamu..."
RUNA:
"Om, tolong dengarkan saya sekali ini saja. Ada ratusan nyawa yang akan melayang."
AYAH BARA:
"Maaf Runa, tapi tidak bisa. Saya tidak bisa membuat keputusan gegabah seperti itu tanpa bukti yang kuat."
RUNA:
"Om! Tolong, dengarkan saya! Ini serius! Akan terjadi tsunami dalam dua jam ke depan...!"
AYAH BARA:
"Tidak ada bukti, Runa..."
BARA:
"Runa, bilang apa yang gua akan bilang ke dia."
RUNA:
"Heh?"
BARA:
"Pa, saat ini aku ada di dalam diri Runa."
RUNA:
"Umm... Ehem.... Om, ini ada pesan dari Bara....Pa.....saat ini aku ada di dalam diri Runa."
AYAH BARA:
(Terdiam, bingung mengerutkan alis)
"Hah....?"
RUNA:
"Aku tahu, papa mungkin gak bisa percaya perkataan Runa di sini. Tapi...tolong papa bantu aku...satu kali ini aja...Aku, gak pernah minta tolong bantuan papa sejak 7 tahun lalu. Aku tahu rahasia kecil papa yang masih menyimpan foto mama di jas kesukaan papa. Orang lain pasti mengira itu istri papa sekarang, tante Ida. Tapi, aku tahu........ itu mama."
AYAH BARA:
"....Runa, kamu boleh pergi sekarang... Saya minta maaf, tapi saya sedang kurang enak badan sekarang..."
RUNA:
"Papa, tolong dengerin aku sekali ini saja. Orang-orang itu akan meninggal..."
AYAH BARA:
"Security...!"
SECURITY:
"Iya, ada apa pak?"
RUNA:
"Om, tolong! Dengarkan saya..."
AYAH BARA:
"Tolong antar gadis ini keluar. Tapi, tolong jangan kasar-kasar dengannya."
RUNA:
(Masih berusaha untuk tinggal)
"Om! Om! Saya serius!"


Transisi sinematik


EXT. DI LUAR RUMAH AYAH BARA

Bulan besar sudah mulai nampak. Langit sudah gelap.


Cut back to


AYAH BARA:
"Anak itu... Aneh sekali..."
(Menyalakan televisi)

FX. Telepon berdering

(Mengangkat telpon)

"Halo, Pak Sopian. Heheh, ada apa menelepon malam hari...?"
HENING SEJENAK.
(Sambil menonton berita)
PEMBAWA BERITA DI TV:
"Mengejutkan, sejumlah besar Oarfish ditemukan di pesisir pantai Kuta. Para nelayan mengatakan ada 10 Oarfish atau ikan Raja Herring yang mereka temukan pada hari ini."
AYAH BARA:
"Hah...? Alat pendeteksi gempa rusak semua hari ini...? Termasuk yang paling baru?"
HENING SEJENAK.
"Di bagian Bali Selatan...saja...? Kok bisa...?"
HENING SEJENAK.
PEMBAWA BERITA DI TV:
"Ikan ini jarang sekali muncul ke permukaan jika habitatnya tidak terganggu. Penemuan ini membuat sebagian besar masyarakat gelisah. Hal ini disebabkan karena penemuan ikan jenis yang sama pernah terjadi beberapa minggu yang lalu di pesisir pantai."
AYAH BARA:
"Kompetitor......? Hemmmm..."
HENING SEJENAK.
"Ini aneh sekali....barusan saya mendapatkan peringatan akan terjadi tsunami dari seorang gadis..."
HENING SEJENAK.
"Coba keluarkan alat pendeteksi kita yang dulu pernah kita pakai. Apa pun tidak masalah. Mau seismograf juga boleh. Taruh di Ungasan dan Uluwatu. Tolong lakukan segera ya. Terimakasih."
(Menutup telepon)
PEMBAWA BERITA DI TV:
"Penemuan Ikan Oarfish atau Raja Herring sering diasosiasikan dengan munculnya gempa bumi atau tsunami. Walau para ilmuwan mengatakan kedua hal ini tidak selalu berhubungan, namun masyarakat yang tinggal di pesisir pantai masih mempercayainya hingga sekarang."
(Memperhatikan ke arah foto keluarga mereka)

Sebuah siluet muncul dari belakang ayah Bara. Siluet si kakek seller.

AYAH BARA: 
(Menghela napas)
"Heh, yasudahlah...."

Kamera memperlihatkan handphone Ayah Bara berhenti di sebuah nama.

AYAH BARA:
"Halo, dengan Pak Budi dari BPPT..?"


cut to



FX. Backsound Adhitia Sofyan - Across This Million Stars

INTERCUT -

Transisi sinematik.

Memperlihatkan suasana Bali sebelum tsunami. Shot ke Supermoon yang sudah mulai muncul. Ombak pantai yang semakin besar seriing dengan larutnya malam. Beberapa orang berkumpul di tempat-tempat tinggi untuk menyaksikan Supermoon tersebut. Beberapa orang berfoto dan tertawa. Baik penduduk lokal atau turis asing, mereka semua keluar dan menyaksikan Supermoon tersebut.

PEMBAWA BERITA DI TV:
"Ini adalah pemandangan yang menakjubkan...!"
PAKAR ASTRONOMI:
"Kita hidup di masa yang sangat-sangat beruntung untuk bisa melihat Supermoon ini."
VLOGGER:
"Halo guys...! Kita lagi lihat Supermoon!"
PEMBAWA BERITA LAIN:
"Beberapa pakar astronomi mengatakan ada peluang bahwa supermoon terbesar ini akan berubah warna menjadi merah. Banyak orang tidak sabar menantikan apakah hal tersebut akan terjadi atau tidak. Walaupun begitu, masyarakat tetap antusias menyambut Supermoon terbesar sepanjang sejarah ini...."
VLOGGER:
"Wah! Wah! Lihat guys! Supermoonnya pelan-pelan berubah warna!"

EXT. JALANAN DI BALI - MALAM

Runa mencoba memperingati orang-orang di sekitarnya.


00.33 (Across this million Stars)

RUNA:
"Akan ada tsunami! Ayo pergi dari sini...."(matanya berkaca-kaca)
"Oh, Tuhan..... Tolong......"
BARA:
"Runa, cukup... Segera evakuasi diri kamu. Orang-orang ini gak mau diselamatkan..."
RUNA:
(Mulai menangis)
"Tuhan.....tolong.....!"
BARA:
"Runa....Heh...heh...heh...heh....heh....."(terengah-engah)
RUNA:
"Ba-bara... Kamu gak papa...?"
BARA:
"....Selamatin.........., diri kamu...."


Cut to

INT. RUMAH SAKIT

Bara sedang dimasa kritis. Dokter dan suster di sana mencoba untuk menolong Bara.


Cut back to

Kembali ke scene sebelumnya di Bali.

RUNA:
"....Bara..... Tolong kuat ya...! Bara...."
BARA:
"Heh..... Santai saja Runa..... Ini bukan apa-apa buat aku...heheh...."
Hening sejenak.
RUNA:
(menangis semakin menjadi.)

INT. RUMAH SAKIT

Bara terengah-engah karena semakin lemah. Terdengar suara-suara.

DOKTER:
"Dia sedang di masa kritis. Kita butuh lebih banyak kantong darah, karena dia terluka parah."
SUSTER:
"Tidak ada lagi, dokter..."
SELLER (VO):
"...Hai pemuda...Waktu kita tidak banyak....engkau harus mengingat janjimu.. janji itu.... perantaramu ..........sebuah medium..."

EXT. SUATU DATARAN TINGGI DI BALI SELATAN

Supermoon telah terlihat. Runa terus berlari pergi menjauhi pantai sambil terus berteriak dan menangis. Orang-orang di sekitarnya kebingungan.

BARA:
"Runa....."
RUNA:
"Bara...tolong jangan pergi dulu! Aku...., masih banyak yang ingin aku bicarakan dengan kamu! (Menangis histeris)"

FX. Suara sirine

Pengumuman terjadinya gempa disuarakan.

Pengumuman:
"PERHATIAN! SEGERA MENGUNGSI KE DATARAN LEBIH TINGGI! INI PERINGATAN GEMPA BUMI! SEGERA EVAKUASI DIRI! PERINGATAN!"
RUNA:
"....Hah....!!! Bara! Kita berhasil...! BERHASIL!!! PAPA KAMU PERCAYA!! TERIMAKASIH, YA TUHAN.....!!"
(Runa bertekuk lutut dan menangis)
BARA:
"Heheh.... Terimakasih, pa.. Thank you.....for believing in me....."
RUNA:
"*hiks* Akhirnya...!"

(terduduk di tanah)

cut to

Orang-orang mulai berlarian menuju ke dataran lebih tinggi. Runa berjalan perlahan ke tempat yang semakin tinggi.

BARA:
"...Runa..... Waktu aku di bandara.... Apa yang aku bilang ke kamu....?"
RUNA:
"Hah....? Kamu... Enggak ingat...?"
BARA:
"....Heh...heh.... Tolong bilang....lagi..."
RUNA:
"Kamu bilang...."
INSERT — MONTAGE
BARA:
(Memberikan kalung ke Runa)
RUNA dan BARA (VO):
".......Aku janji, kita akan bertemu lagi.... Karena aku perlu beritahu kamu sesuatu yang sangat penting.... Aku...janji..."
BARA:
(Masih terbaring di rumah sakit, meneteskan air mata)
"Runa....."

EXT. BALI, TEMPAT RUNA - MALAM

Gempa bumi mulai terjadi. Runa oleng dan pantai mulai surut.

BARA:
"....Runa.....heh...heh....heh....Aku...heh......sa-........"

TIIIIIIIITTTTTT

FX. SUARA PENDETEKSI JANTUNG

Angin kencang menghembus rambut Runa.

RUNA:
(Menangis di tengah kerumunan orang)
HENING SEJENAK. 
"....Hmmmm (Menggeleng, menghapus air matanya dan tersenyum).... Aku tahu kok...."
(Bersiap menghadapi terjangan ombak yang akan menghampirinya sebentar lagi)
RUNA:
(menatap ke arah bulan)
"I ALSO...FEEL THE SAME WAY....BA-..!"


Cut back to

INT. RUMAH SAKIT

Jasad bara ditutupi kain. Ia sudah tidak bernyawa.


cut back to

EXT. DI BALI, TEMPAT RUNA - MALAM

Ombak besar menerjang meluluhlantahkan semuanya. Runa menyaksikan semuanya dari atas dataran itu. Namun sepertinya, dataran itu tidak cukup tinggi.

SHOT ke arah gelombang tsunami yang ukurannya melebihi tebing tempat Runa berada.

RUNA:
(Memandang ke arah ombak)
".......Ba....... Siapa ya...? ........Ba-.......? Siapa......?!"


cut to

HENING.
Blackout.

MONTAGE -

Hanya ada pemandangan tsunami membanjiri bali.

SELLER (VO):
"Takdir itu, tidak bisa dihindari..... ia mengikat...tidak ada yang bisa berlari dari takdir.... semua yang terjadi di dunia ini...didasari oleh...takdir. Namun....janji...lebih kuat darinya.....Barangsiapa berjanji, niscaya semesta akan memberikannya kesempatan."
Blackout.
SELLER:
"Kamu beruntung, hai pemuda. Ini adalah.....satu kesempatan lagi ............dengan sedikit........akibat.......... kamu akan kehilangan kenangan.....................sampai.........suaramu menyentuh namanya dan suaranya menyentuh namamu........."


cut to


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar