INT. KANTIN SEKOLAH BARA — SIANG
Lunchtime di kantin sekolah greenwich steiner school. Bara dan John makan siang bersama-sama di kantin sekolah. Sembari Bara sibuk mengetik sesuatu di layar smartphonenya.
BARA:
(mengetik sesuatu)
John:
"What now?"
*"Apa sekarang?"
BARA:
"I'm just surfing."
*"Cuma surfing."
(masih mengetik)
JOHN:
"Oh, God!"
*"Ya Tuhan!"
(merebut paksa smartphone Bara)
BARA:
"Hey!"
JOHN:
"Hearing a ghost voice? Don't call police, instead call a whiz. You serious bro?"
*"Mendengar suara hantu? Jangan panggil polisi, tapi panggil dukun. Lu seriusan bro?"
(Tertawa sambil mengembalikan ponsel itu kepada Bara)
BARA:
"The ghost following me everywhere today."
*"Setannya ngikutin gua kemanapun seharian."
JOHN:
"Really? In your class too?"
*"Masa sih? Di kelas lu juga?"
BARA:
"Yeah! She's mumbling around...like Bloody Marry. But with a more eerie voice."
*"Yeah! Dia kumur-kumur gitu... kayak Bloody Marry. Tapi suaranya lebih nyeremin."
beat to
INT. KELAS BARA — FLASHBACK
Flashback ke saat ketika Bara di dalam kelas. Di depan kelas, guru sedang menjelaskan mengenai teori fisika tentang suara dan efek Dopler.
TEACHER:
"So in today's session, we will
talk about Doppler's effect in
soundwave.."
*"Jadi, pada sesi hari ini, kita akan membahas mengenai efek Doppler dalam gelombang suara.."
Seisi kelas sedang memperhatikan penjelasan.
TEACHER:
"For instance, when you hear a
sound of an object, the frequency
of the sound waves increases
leading to a higher pitch. This
occurs for every type of sound,
except...? Your inner voice, of
course!"
*"Misalnya, ketika kalian mendengarkan suara dari suatu objek, frekuensi dari gelombang suara tersebut akan meningkat ke pitch yang lebih tinggi. Ini tejadi pada setiap jenis suara, kecuali...? Suara hati kalian, pastinya!"
Seisi kelas tertawa. Hanya Bara yang terdiam.
RUNA:
"Ini dimana ya? Enggak kayak
sekolahku sama sekali."
TEACHER:
"Well for Socrates, your inner voice, called daemonic, is a voice in your heart."
*"Menurut Socrates, suara di dalam dirimu, disebut dengan Daemonic, adalah sebuah suara dari hati."
RUNA:
"Dia ngomong apa sih? Kok semua orang di sini bule-bule ya? Ini tangan siapa lagi?"
BARA:
(menutup mata dengan tangannya)
RUNA:
"Lah? Kok gelap sih?!"
BARA:
"Diam..." (berbisik)
RUNA:
"Kenapa sih ini gelap? Haduh..."
BARA:
"Just ignore it, Bara. Just ignore
it."
*"Cuekin aja, Bara. Cuekin."
TEACHER:
"Now, just like every sound, each sound needs a medium so it can be heard by the listener. Perhaps initiating a medium for his inner self is what he's doing right now, yes Bara?"
*"Sama seperti setiap suara, masing-masing suara membutuhkan medium supaya suara tersebut dapat didengar. Mungkin, menginisiasikan sebuah medium dengan dirinya sendiri adalah hal yang sedang dilakukan oleh Bara saat ini, betul Bara?"
BARA:
(membuka matanya)
"Yes, ma'am?"
*"Ya, bu?"
RUNA:
"Wah, terang lagi."
BARA:
(diam)
TEACHER:
"What are you doing? Are you
sleeping in my class?"
*"Kamu ngapain? Apakah kamu tertidur di kelas saya?"
BARA:
"No, ma'am. I'm just.....
listening."
*"Enggak, Bu. Saya hanya... mendengarkan."
HENING...
TEACHER:
"Okay then, shall we continue?
Before Bara reached the third
realms?"
*"Oke deh, haruskah kita lanjutkan? Sebelum Bara mencapai alam ketiga?"
Seisi kelas tertawa
cut back to
INT. KANTIN SEKOLAH - BARA — SIANG
Kembali ke kantin.
JOHN:
"You need to see a psych, not a whiz."
*"Lu harus cari psik, bukan dukun."
BARA:
"What do you mean?"
*"Maksud lu apaan?"
JOHN:
"Hehe, just tell your problem to a mental doctor or whatever."
*"Hehe, kasih tahu aja masalah lu ke dokter mental atau apalah."
BARA:
"Why? I'm not insane."
*"Kenapa? Gua gak gila."
JOHN:
(Meletakkan garpunya dan menatap Bara)
"You know what they said? Insane people called themselves sane, while called the sane, insane."
*"Lu tahu, orang-orang bilang apa? Orang gila menyebut diri mereka waras, sedangkan yang waras, gila."
BARA:
"Screw it."
*"Tahu, ah."
(kembali mengetuk-ngetuk layar handphonenya)
JOHN:
"Just see a therapist, dude."
*"Cari aja therapist, dude."
RUNA:
"Ini mereka ngomong apa sih?"
BARA:
(menutup handphonenya dan memasukannya ke kantong buru-buru)
JOHN:
"The ghost talking again?"
*"Setannya ngomong lagi?"
BARA:
"She speaks Indo language."
*"Dia ngomong bahasa Indo."
JOHN:
(Bertepuk tangan, satu ruangan langsung melihat mereka)
"Haha! Nice!"
*"Haha! Mantul!"
BARA:
"Damn, you don't need to do that."
*"Jir, nggak usah sampai kayak gitu kali."
JOHN:
"Hahaha, it's funny. I see how you actually love your country so much, Bara."
*"Hahaha, ini lucu. Gua bisa lihat lu sebenarnya cinta banget sama negara lu, Bara."
BARA:
"No, I'm not, Mr. knows-everything!"
*"Enggak, gua nggak, dasar tuan sok tahu!"
JOHN:
"Well, the ghost speaks Indo. Why from all the languages in the world, she speaks yours? Why not English? Why not British, Canada, Dutch, Germany, Japan, or.... Elves maybe? Just like in The Lord of...-"
*"Ya, setannya ngomong Indo. Kenapa dari semua bahasa di dunia, dia pilih ngomong bahasa lu? Kenapa gak Inggris? Brittish, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, atau .... bahasa elv mungkin. Kayak di The Lord of...-
BARA:
"Dude! I'm not joking! She's really talking to me!"
*"Cuy! Gua gak ngelawak! Dia beneran ngomong sama gua!"
JOHN:
"Okay, mate. Whatever, I want to grab some chicks. Enjoy your ghost stories, Scooby Doo."
*"Oke deh, cuy. Terserah, gua mau cari ayam. Nikamtin cerita horor lu, Scooby Doo."
(John pergi membereskan makan siangnya dan keluar dari ruangan kantin)
BARA:
(Menundukkan kepalanya di atas meja)
"Why is this happening to me?"
*"Kenapa ini kejadian ke gua, sih?"
RUNA:
"Kok gelap?"
BARA:
"Apanya yang gelap, hah? Bacot banget lu daritadi! Gelap lah, apa lah!"
RUNA:
"Lah, kamu bisa ngomong sama aku? Kamu bisa dengar suaraku?"
BARA:
"Oh, shit."
*"Anjir."
(Berdehem dan mengeluarkan suara sedalam dan seseram mungkin)
"Hei setan! Jangan ikutin aku terus! Pergi kamu sekarang juga!
RUNA:
"Wah, kok seru?"
BARA:
"Palamu seru! Cepat pergi, jangan hantui aku lagi! Aku gak takut!"
RUNA:
"Siapa yang nghentuin? Orang aku juga tau-tau udah di sini."
BARA:
"Dimana?"
(Celingak-celinguk melihat ke sekitarnya)
RUNA:
(Berbisik dengan suara yang cukup jelas)
"Di belakangmu. Hehehe."
BARA:
(Bergidik ketakutan. merapihkan meja dan bergegas pergi ke tempat yang lebih ramai.)
cut to
INT. LOBI SEKOLAH BARA — SIANG
Bara jalan terburu-buru sambil sesekali menengok ke belakang. Sambil menuruni tangga, melewati lobi, dan hendak masuk ke dalam kelas. Tiba-tiba, dia menabrak seorang gadis yang sedang menenteng buku-buku di tangannya.
BARA:
(Berjalan sambil tengok-tengok ke belakang.)
Cindy:
"Ouch!"
*"Duh!"
(Jatuh ketika ditabrak Bara yang jalan gelagapan)
cut to
Di saat yang bersamaan, runa tersentak dan bangun dari tidurnya.
INT. KAMAR RUNA, BALI — SUBUH
RUNA:
"Gasp! Apaan tuh barusan?"
cut back to
INT. LOBI SEKOLAH BARA — SIANG
Kembali ke tempat Bara.
BARA:
(Ikut terjatuh dan memegang kepalanya)
"Oh, sorry. I wasn't paying attention."
*"Oh, maaf, Tadi aku gak lihat."
Cindy:
"It hurts. Aw..."
*"Sakit. Aw..."
(mengeryitkan dahi dan memegang kepalanya)
BARA:
"Here, let me help you."
*"Sini, aku bantu."
(membantu merapihkan buku-buku yang berserakkan)
Cindy:
"Thanks for helping me."
*"Makasih udah bantuin aku."
(Tersenyum, kamera slow motion)
"I have to go to the class. See you."
*"Aku harus ke kelas. Sampai jumpa."
(kemudian berjalan sambil menerima buku-buku yang jatuh tadi)
BARA:
"Whoa,"
*"Whoa,"
(Terdiam sambil melihat cindy berjalan melaluinya)
JOHN:
(Datang entah darimana dan sudah berdiri di sebelah Bara)
"Now that (Sambil menunjuk ke arah cindy yang sudah berjalan jauh) is the type of girl you should ask to date with."
*"Nah itu.....tipe cewek yang harus lu ajak jalan."
BARA:
(Tanpa melihat ke arah John)
"Just where did you come from?"
*"Lu dateng darimana?"
JOHN:
"Restroom."
*"Kamar mandi."
(Keduanya hanya diam menyaksikan cindy yang sudah menghilang dari pandangan mereka ketika ia berbelok ke arah lobi yang lain)
BARA:
"Wait."
*"Bentar."
JOHN:
"What?"
*"Apaan?"
BARA:
(diam)
"I think that ghost is not following me again."
*"Kayaknya, setannya udah gak ngikutin gua lagi."
JOHN:
"Dude, (Melihat ke arah Bara) You sure believe the ghost exist?"
*"Cuy, Lu beneran percaya hantu itu nyata?"
BARA:
"Yeah. But now it's gone. Let me call the ghost again."
*"Yeah. Tapi sekarang udah pergi. Coba gua panggil lagi."
(berdehem dan siap-siap berbicara dengan suara seram tadi)
"Hei setan! Woi! Woi!"
(Melihat ke belakang)
"Woi! Woi!! See? No response?"
*"Woi! Woi!! Lihat? Gak ada respon?"
JOHN:
(Menatap tidak percaya)
"Just how could I know that it is for real?!"
*"Gimana caranya gua tahu itu beneran, cuy?!"
BARA:
"I think that girl casted the ghost away from me."
*"Kayaknya cewek itu ngusir setannya dari gua."
JOHN:
"Ohh, I know, you're just making it up so you can catch her, right?"
*"Ohh, gua tahu, lu cuma buat-buat supaya lu bisa dapetin dia, 'kan?"
BARA:
"Wha- No,No, for God sake! The ghost is really talking to me!"
*"Ap- gak, gak, Demi Tuhan dah! Setannya beneran ngomong sama gua!"
JOHN:
"Okay, prove it then!"
*"Oke, buktiin dong!"
BARA:
"Well..."
*"Ya..."
(kebingungan sambil berpikir cara membuktikannya)
"But it's not to approach her, okay! I really hear shit!"
*"Tapi ini bukan buat deketin dia, oke! Gua beneran denger!"
JOHN:
"Just admit it, dude!"
*"Akuin aja, bre!"
(Berangsur-angsur pergi dan meninggalkan Bara)
"I will cheer for you, even though it's only a lie. I'll play along, Shaggy."
*"Gua bakal dukung elu, walaupun itu cuma kebihingan. Gua ikut main aja, Shaggy."
(Berjalan mundur sambil membuat cerobong dari tangannya)
BARA:
"Why don't you- Arghhh, whatever."
*"Kenapa sih lu- Arghhh, terserah lah."
(Pergi ke dalam kelas dengan wajah sebal dan frustasi)
cut to