INT. RUMAH MAKAN PADANG DI INGGRIS — SIANG
Berita menunjukkan tentang supermoon terbesar yang pernah ada, akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. kamera kemudian ganti shot ke Bara dan Cindy sedang menikmati makan siang mereka di restoran rendang. Di sana, mereka diberikan garpu dan pisau untuk memakan daging tersebut. Rendang tidak disajikan dengan nasi, namun dengan kentang. Kamera shot keluar untuk memperlihatkan suasana hujan (No song at all)
CINDY:
(Mencoba memotong daging rendang. Menusuknya dengan garpu dan memakannya)
"Hemmm... It's really good, right...?"
*"Hemmm... Ini enak banget, 'kan...?"
BARA:
(Terlihat kesulitan memotong daging tersebut)
"Ummm.... Yeah, it's just like.... what I remember... Heheh.."
*"Ummm... Ya, ini seperti yang...aku ingat....heheh.."
(tertawa maksa)
RUNA:
(Berdehem)
"Kok.... Kayaknya beda banget ya sama rendang di Indonesia?"
CINDY:
"I love everything about Indonesia. The culture..., the food...., the people. All cool stuff are coming from that country, you know?"
*"Aku suka semua hal mengenai Indonesia. Dari budayanya..., makanannya..., orang-orangnya. Semua hal keren berasal dari negara itu, tahu?"
BARA:
"Well...., Yeah I guess.."
*"Ya...., kurasa begitu.."
CINDY:
"Kamu tahu Sasando nggak sih? Aku beli Sasando dan latihan setiap malam tahu. Hehehee belajarnya setengah mati....Susaahhhhh.... Bang-et... But... It's worth it!"
*"Tapi...hal tersebut setimpal!"
(menyuap potongan rendang)
RUNA:
"Ohhh, Aku juga main Sasando."
BARA:
"Lu juga main Sasando?"
(Maksud pertanyaannya ke Runa)
CINDY:
"Hah...?
(Agak bingung karena Bara tahu-tahu pakai kata 'lu')
Kamu.......(penekanan di kata kamu) juga main...?"
BARA:
(terdiam sejenak)
"Hah...?"
RUNA:
"Kamu main sasando juga, bar?"
CINDY:
"Kamu... Tadi nanya, main sasando juga? Berarti kamu juga main ya...?"
BARA:
(Terdiam sejenak. Panik. Menenggak segelas air, kemudian melanjutkan memotong rendang yang masih susah dipotong itu)
"Oh....Ummm....ummm.... I-iya... Heheheh.... Dulu kecil pernah main. Tapi gak lagi sekarang sih... Hehehehe....!"
CINDY:
"Wah.... Aku baru tahu"
(Mengatupkan kedua tangan, tersenyum)
RUNA:
"Ohhh, aku baru tahu......"
BARA:
(Meneguk kembali air putih di gelasnya)
CINDY:
"Kenapa gak main lagi...?"
BARA:
"Ummm--- Ya, gara-gara.... Sasandonya kumainin sampai rusak dulu. Namanya juga masih kecil hehehe..."
CINDY:
"Ohhh begitu...."
RUNA:
"Hmmmm... Begitu ya...?"
BARA:
(Meneguk air untuk ke sekian kali. Sadar airnya habis, ia menuangkan air dari teko tanah liat ke gelasnya)
CINDY:
"Kalau dimainin sampai rusak, berarti sudah sempet bisa main satu lagu dong...Coba kali-kali main dong...! Pasti kamu keren banget...
(tersenyum sumringah)
BARA:
(Meneguk air kembali. Mengangguk pelan dan tersenyum. Kakinya bergoyang-goyang.)
CINDY:
"Motif batik kamu...keren banget ya..."
RUNA:
"Terimakasih, Cindy..."
CINDY:
"Ini, motif Barong ya? Ummm.... Dari...... Bali ya...?"
RUNA:
"Wah.... Hebat banget dia bisa nebak.."
BARA:
"Ummm-- Iya... Betul...."
CINDY:
"Hehehehe... Coba tebak gantian, kalau batik aku ini dari daerah mana..?"
(Memamerkan pola batik yang ia kenakan)
BARA:
"Ummmm..... Ummmmm..."
RUNA:
"Ah itu gampang. Mega mendung itu..."
BARA:
"Dari Mega Mendung ya?!"
(Menjawab secepat mungkin)
RUNA:
"Ahahaha, Motifnya namanya Mega Mendung. Asalnya Cirebon, Bar."
BARA:
"Eh sorry, maksudnya, motifnya Mega Mendung. Asalnya dari ... Ummm.....
(sok-sok mikir) Cirebon 'kan?"
RUNA:
"Halah... Dikasih contekan pake sok-sok mikir."
CINDY:
(Menutup mulutnya yang terbuka)
"Oh My God...., Bara.... (Mengatupkan kembali kedua tangannya) Kamu ternyata berwawasan luas ya tentang Indonesia." (Memandang Bara)
BARA:
"Heheheh.... I-iya dong... Harus cintai produk dalam negeri... Heheheh.."
RUNA:
"Ih....bisaaa banget...Si paling dalem negeri..."
CINDY:
"Kamu itu, aslinya dari daerah mana sih, Bar?"
BARA:
"Umm... Daerah di Indonesia maksudnya?"
CINDY:
"Iyalah... Hehehe..."
BARA:
"Oh, papaku dari Bali."
CINDY:
"Wah, kamu orang Bali?"
RUNA:
"KAMU orang Bali?!"
BARA:
"Heheheh... Iya."
(Menggaruk-garuk kepala)
CINDY:
"Pantesan pakai batik motif Bali ya?"
RUNA:
"Kebetulan banget gak tuh..."
BARA:
"Ka-kalau kamu, asalnya darimana?"
CINDY:
"Oh, my mom is coming from Borneo."
*"Oh, ibuku datang dari Borneo."
Runa:
"Borneo?"
Bara:
"Borneo, huh? I see... Wow...."
CINDY:
"Yeah...! What do you know about Borneo? Di mata orang luar daerah, Borneo tuh terkenal akan apa sih?
*"Iya...! Apa yang kamu ketahui tentang Borneo?"
(Mengedipkan mata, menunggu jawaban)
RUNA:
"Sumpah, aku gak tahu daerah namanya Borneo."
BARA:
"Ummm.... Apa ya...? Ummmmm..... Ummmmm....Orang-orang di sana.... Ummmmmm... suka makan nasi......?"
CINDY:
"Yeah...Yeah... What else...?
*"Iya...iya... Apalagi...?"
BARA:
"Ummmm....mereka... Punya hutan.... Dan ada satwa-satwa yang dilindungi di sana...?"
CINDY:
"Ohhhh... Hanya itu ya...? Ya wajar sih kalau orang tidak tahu terlalu banyak. Tapi, nanti Borneo akan terkenal loh! Karena ibukota Indonesia akan pindah ke sana."
RUNA:
"Ohhhhhh...! Kalimantan!"
BARA:
"Wah Keren! Kalimantan akan jadi pusat negara dong ya?"
CINDY:
"Iyaaaa.... Hehehe...Ngomong-ngomong, aku pengeennnn banget nanya ini dari awal. Tapi sorry ya kalau misalnya agak off-topic."
BARA:
"Ye-yeah sure. Go ahead."
*"Ya-ya silahkan. Tanya aja."
CINDY:
"Ummm... Kamu kenapa pas ulang tahun aku kasih aku mobil? Hehehe..."
RUNA:
"Apa?! Kamu kasih dia mobil?!"
BARA:
(terdiam sambil meneguk air kembali. Tapi gelasnya sudah kosong sekarang.)
RUNA:
"Ini beneran? Wah, PDKT orang bule memang beda ya...."
CINDY:
"Bukannya aku gak suka dikasih mobil, tapi..... kayaknya.... agak berlebihan gak sih...? Heheh.... Karena aku juga gak bisa nyetir mobil,....Dan....... dari yang kulihat dari kamu sehari-hari......., kenapa kamu masih jalan kaki ketika kamu kasih aku mobil?.............. No salty or anything, I'm just curious. Aku bener-bener suka kok gift dari kamu. But I just want to understand you better."
*"Bukannya aku tidak suka atau gimana, aku hanya penasaran....Tapi Aku hanya ingin mengerti kamu lebih baik."
(Menatap dengan mata berbinar-binar)
BARA:
"Ummmm.... Think of it as...my way of living...
*"Ummmmm...pikirkan itu seperti...caraku hidup aja..."
"Aku lebih suka jalan kaki kemana-mana, supaya hemat energi aja. You know, save the earth..."
*"....Kamu tahu, selamatkan bumi..."
(Sambil mengacungkan telunjuk dan memutarinya)
CINDY:
"Ohh gitu...? Terus kenapa kasih mobil ke aku? Bukannya itu juga menghabiskan energi ya?"
BARA:
"Ummmm... Supaya-....Supaya....- ya, supaya kamu gak kepanasan atau kehujanan. Heheheh...I-itu mobil listrik kok, jadi tetap eco-friendly...Hemat energi dan bisa buat kamu nyaman..."
CINDY:
(Tersenyum sambil menangis, Memegang dadanya)
RUNA:
"Enaknya...bisa dibeliin mobil sama gebetan. Pasti dia udah baper parah sih...."
BARA:
"Ummm... You okay...?"
*"Ummm... Kamu baik-baik saja...?"
CINDY:
(Menggenggam tangan Bara)
BARA:
(agak terkejut)
CINDY:
"This is the first time a boy treated me... this kind...., this gentle...
*"Ini pertama kalinya seorang cowok memperlakukan aku sebaik ini..., selembut ini..."
CINDY:
(Mengusap tangan Bara)
"Dan....dan kamu.... Kamu-- gak seperti cowok-cowok lain yang deketin aku... Yang tanpa tata krama dan sopan santun. You....You are beyond everything Bara.... you are.... You know..... You're just..... too good to be true,....hiks..."
*"Kamu....kamu melebihi semuanya Bara.... Kamu tahu....Kamu terlalu baik untuk jadi nyata,..."
BARA:
(Memberikan tissue)
"I am just like everyone else.. Heheh..."
*"Aku hanya seperti orang-orang biasa.."
RUNA:
"Selamat ya, Bara..."
Pelayan restoran saling senyum satu sama lain. tahu-tahu memutar musik "You're just too good to be true" Versi angklung. Cindy hanya tersenyum sambil menghapus air matanya. Bara mengangguk-ngangguk canggung ke arah mereka. Tapi dia juga tersenyum.
beat to
EXT. JALANAN DI INGGRIS — SIANG MENJELANG SORE
Lagunya masih berlanjut. Tapi sudah pindah tempat. Suasana sudah berganti. Bara dan Cindy lanjut bermain seharian. Mereka pergi ke coffee shop.
INTERCUT
Beberapa kali Bara mengeluarkan handphone untuk bertanya pada Runa lewat note yang ia tuliskan (seperti kopi dolce itu apa, chairil anwar itu siapa, dan dimana kota di indonesia yang dilalui titik khatulistiwa). Bara dan Cindy saling mencolek foam kopi, pergi ke galeri seni, ke Greenwich dan berakhir di rumah Cindy. Bara pulang ke flatnya. Hanya mengangguk saja. Cindy masih berdiri di sana. Menunggu sesuatu. Tapi bara beringsut pulang sambil tersenyum dan mengangguk lagi. Bara sadar bahwa Cindy menunggu sesuatu. Jadi Bara mendekatinya. Cindy sudah memejamkan matanya, siap dicium. Tapi Bara hanya menepuk-nepuk kepala Cindy. Cindy membuka mata, sempat bingung. Namun kemudian dia tersenyum.
cut to
INT. KAMAR BARA DAN JOHN — SORE MENJELANG MALAM
Di kamar Bara dan John, John sedang bermain game online. Bara masuk dan menyalakan lampu kamar mereka berdua.
John:
(Langsung mematikan gamenya)
"Well, well, well, how's it going? Have you kissed her yet?"
*"Wah, wah, wah, gimana? Apa lu udah cium dia?"
BARA:
"Nonono, why should I kiss her already?"
*"Gakgakgak, kenapa gua udah harus cium dia?"
John:
"Oh sorry to hear that. So, she's not into you?"
*"Turut menyesal mendengarnya. Jadi dia gak suka sama lu?"
BARA:
"Nono, it was..... great. I think, she's crazy for me. Heheh..."
*"Enggakenggak, tadi tuh... berjalan baik banget. Menurut gua dia udah tergila-gila sama gua."
John:
"Why in the world she's madly in love with you but hasn't kissed you yet?"
*"Gerangan apa di dunia dia tergila-gila sama lu tapi belum cium lu sama sekali?"
BARA:
"eewww, John! Why should you stereotype everything?! you know, it's not our culture."
*"Eewww, John! Kenapa sih lu harus stereotipe semuanya?! Lu tahu, itu bukan budaya kita."
John:
"Ohhhh I seee..."
*"Ohhhh gua paham..."
BARA:
"I'm off to bed."
*"Gua tidur dulu."
John:
"Wai, wait, wait.... Give me the full story!"
*"Tunggu, tunggu, tunggu...kasih gua cerita utuhnya!"
BARA:
(melepaskan batiknya. Melihat ke arah jam. Pukul 5.30 sore)
"I want to talk with my ghost."
*"Gua mau ngomong sama setan gua."
(beranjak ke kamar mandi, offshot dari kamera, melewati john begitu saja.)
John:
"Oh, I see. I think you should tell her to pay rent too... No free-ride....!"
*"Oh, gitu. Gua rasa lu harus kasih tahu dia buat bayar uang kos juga dah...gak ada yang numpang gratis....!"
(dengan nada mengejek)
cut to
INT. RUMAH RUNA — PAGI
Lokasi rumah runa. Gerimis kecil. Kamera shot ke arah kalender. Hari minggu. Suara tv dari ruang tamu menunjukkan berita mengenai alat pendeteksi gempa yang baru diresmikan oleh pemerintah bali.
SUARA TV:
"Pemerintah Bali, baru saja meresmikan pemasangan peralatan pendeteksi gempa bumi dan tsunami yang akan dipasang di sekeliling pesisir Bali. Alat pendeteksi gempa bernama BUOYS dari perusahaan rintisan PADAL Grup ini rencananya akan dipasang...."
AJIK:
(Melihat keluar)
"Kenapa hujan terus ya dari pagi?"
Lina keluar dari kamar. Sudah rapih dengan baju pergi.
AJIK:
"Wah, sudah mau pergi?"
LINA:
"Iya, jik. Temen Lina minta datang dari pagi supaya bisa puas mainnya. Heheh.."
AJIK:
"Hmmm oke deh kalau begitu.
(Menyeruput kopi panas)
Ahhh.... Kamu gak mau ajak kakak kamu?"
LINA;
(Menggeleng, berbisik)
"Kakak itu introvert sebenarnya, jik. Lebih suka di rumah sendirian."
AJIK:
(Mengangguk pelan)
"Tapi kasihan dia. Padahal tinggal di Bali, tapi ke Pantai Jimbaran saja belum pernah." (Lanjut menyeruput kopi, menghabiskan semuanya. Mematikan TV)
"Runa, ajik anterin Lina dulu ke rumah temannya sebentar ya!"
Runa:
"Oke, jik."
Ajik:
"Kamu gak mau ikut...?"
Runa:
"Enggak jik. Runa pengen di rumah aja."
Ajik:
"Yakin..?"
Runa:
"Iya, tenang aja jik."
AJIK:
"Oke deh..."
Ajik dan Lina pergi keluar.
cut to
Scene memperlihatkan Runa sedang tiduran di atas kasurnya.
BARA:
"Ya, intinya gua gak secara langsung beliin dia mobil. Tapi karena John bantuin gua, jadinya ya begitu..."
RUNA:
"Kamu..... bohongin dia...?"
BARA:
"No...! Emmm....- Ahelah... Iya, gua bohongin dia. Tapi gua berniat buat bayar uang dari pembelian mobil itu ke John. John nolak...Lu tahu 'kan? Dia itu pangeran, jadi..."
Runa:
"Kamu harus kasih tahu yang sebenarnya sih ke Cindy..."
BARA:
"Wha-, nono enggak..."
RUNA:
"Harus dong."
BARA:
"Nope."
*"enggak"
RUNA:
"Ihhh.... Harus, Bara..."
Hening.
Bara:
"....Why do you care that much?...."
*"Kenapa lu sepeduli itu...?"
cut to
Shot kamera ke arah pemandangan di luar rumah Runa. Ayah Runa lagi menyetir mobil untuk mengantar Lina.
cut to
RUNA:
(Mengigit bibir)
"....Sorry, aku gak ngerti..."
Hening kembali.
BARA:
(menghela napas)
"Yaudahlah. Mending kita belajar aja sekarang. Thanks udah bantuin gua ya kemarin."
RUNA:
"....Sama-sama."
BARA:
"Sekarang kita lanjut ya. Tapi kayaknya buat ulangan Bahasa Inggris doang mah, lu udah bisa dapet 90 seharusnya. Lu gak mau belajar yang lain gitu? Gua bosen Bahasa Inggris mulu."
RUNA:
"Ummm... Kimia? Matematika?"
BARA:
"Ya, boleh itu juga."
transisi sinematik
INTERCUT
Memperlihatkan kehidupan sehari-hari Bara dan Runa. Runa terus-terusan belajar, latihan nari, dan sebagainya. Bara makin lama makin deket sama Cindy (Jalan, nonton bareng, belajar bareng, main bulu tangkis bareng.)
Tapi makin dingin sama John
INT. KELAS BARA DAN JOHN
BARA:
"John, let's go to..-"
JOHN:
"I need to go somewhere else. Sorry."
BARA:
(Berdiri bengong menatap John)
Scene berpindah ke adegan Bara dan Cindy lagi jalan-jalan di tengah Greenwich.
Cindy:
"Duh! Panas banget hari ini, kemarin-kemarin hujan. Kenapa sekarang enggak ya?"
Bara:
"Heheh... I don't know."
*"Heheh... Aku gak tahu."
Cindy:
"Let's find something cool. Like ice cream or gelatto."
*"Cari yang dingin-dingin yuk. Kayak es krim atau gelatto."
(Berjalan duluan)
Bara:
(Mengikuti Cindy, namun berhenti ketika melihat sebuah kalung terpajang. Penjualnya mengenakan tudung berwarna hitam)
Seller:
(Membuka tudungnya dan menampilkan wajah seorang yang sudah tua dan cukup seram. Di jaketnya ada gambar hewan setengah buaya setengah kambing, bercampur juga dengan gambar ikan juga) "Halo,.... silahkan... boleh dilihat-lihat dulu."
Bara:
"...Bapa... Orang Indonesia juga?"
Seller:
"Iya... Bisa dibilang begitu. Lagi cari oleh-oleh 'kan?"
Bara:
"Enggak juga sih sebenarnya. Tapi karena sekalian lewat, boleh deh. Buat temen saya di Bali."
Seller:
(Memberikan Bara kalung yang tadi ia lihat) "Nih, ini kalung yang terkenal di sekitar sini. Oleh-oleh khas."
Bara:
(Memperhatikan kalung tersebut cukup lama) "Kalung ini aneh sih.... tapi unik juga. Berapaan ini?"
Seller:
"Heheh, tenang aja, Gak usah bayar."
Bara:
"Hah? Gak usah bayar?"
Ketika Bara melihat ke arah penjualnya kembali, orang sebelumnya sudah menghilang dan berganti menjadi orang lain.
Seller lain:
"Thank you for purchasing the necklace."
*"Terimakasih sudah membeli kalungnya."
(tersenyum)
Bara:
"Wha- what just happened?"
*"Apaan tuh barusan?"
Cindy:
(Datang dari arah lain)
"Ih, what are you doing Bara? Don't leave me alone. (Menarik Bara ke tempat lain)"
*"Ih, kamu lagi ngapain Bara? Jangan tinggalin aku sendiri."
Bara:
(Kebingungan, celingak-celinguk, Buru-buru menyimpan kalungnya)
cut to
EXT. JALANAN DEPAN RUMAH SAKIT — SIANG
Runa lagi jalan abis belanja bahan masakan dari luar. Runa mengecek ramalan cuaca di ponselnya. Dalam beberapa hari ke depan tidak akan turun hujan. Ia menghela napas. Tiba-tiba dia berhenti. dia melihat spanduk ajakan buat donor darah di rumah sakit. Berhenti sejenak. Dia melihat ada beberapa siswa sma sepantaran dirinya baru keluar dari rumah sakit.
Anak SMA 1:
"Hehehe, lumayan juga dapet roti."
Anak SMA 2:
"Iya loh. Gak cuma roti. Ada susu, makanan, sama vocher. Lumayan banget. Gua bahkan juga dikasih topi gitu."
Anak sma 3:
"Untung kita ke sini 'kan? Hehehehe.."
RUNA:
(Memutar kepala sambil memandang ke arah mereka, mengernyitkan dahi. Menggelengkan kepala seolah tidak percaya apa yang ia dengar.)
"Mereka donor darah cuma karena dikasih makanan...?"
(Setelah itu, ia bergegas masuk ke dalam. Ia menggulung lengan bajunya.)
cut to