EXT. RUMAH RUNA
Lina membuka pintu dengan tatapan kosong melihat dua orang yang berdiri di depan rumahnya.
JOHN:
"Hi Lina, is your sister home...?"
*"Hi Lina, apa kakakmu di rumah...?"
LINA:
"Ye-yeah.... But she still asleep..."
*"Iy-iya... Tapi dia masih tidur..."
BARA:
(berbisik)
"We come too early. Who the hell will come at 6 o'clock in the morning?!"
*"Kita dateng kepagian. Siapa anjir yang bertamu jam 6 pagi?!"
JOHN:
(berbisik)
"So we can have our breakfast here, that's my plan."
*"Jadi kita bisa sarapan di sini, itu rencana gua."
LINA:
"Ummm... Come on in..."
*"Ummm... Ayo masuk..."
(menguncir rambutnya)
John memandang Lina dalam slow motion. Lina menggigit karet kunciran rambut dan menguncir rambutnya setelahnya.
JOHN:
"Whoa...."
(Menngunci pandangan ke arah Lina)
Bara dan John masuk ke dalam rumah. Perabotan dan benda-benda seni terlihat memenuhi rumah. Bara berjalan mengamati rumah tersebut. John tidak begitu, ia hanya menatap ke arah Lina.
LINA:
"Please, have a seat here."
*"Silahkan duduk di sini."
Bara dan John duduk di kursi tersebut.
LINA:
"Kak.... Bangun!! Hei!"
(Lina menggedor pintu kamar kakaknya)
BARA:
"She got energy, huh?"
*"Dia punya banyak energi, ya?"
JOHN:
"She's my type."
*"Dia tipe gua."
(masih memandang ke arah Lina)
BARA:
"Wha-? Who?"
*"Ap-? Siapa?"
JOHN:
"I can imagine myself in the future. She'll wake me up like that every mornin'."
*"Gua bisa bayangin diri gua di masa depan. Dia bangunin gua kayak gitu setiap pagi."
BARA:
(memandang bingung)
".....Are you high....?
*"..... Lu lagi mabok ya....?
(Ikut memandang ke arah tempat John menatap)
"You mean, her little sister?"
*"Maksud lu, adeknya?"
RUNA:
(Keluar dari kamar dengan rambut berantakan)
"Haduh..... Apaan sih pagi-pagi.....? (mengucek matanya, menatap Bara)"
Lina:
"Ada Kak John tuh, nyariin."
John:
(Melambaikan tangan)
"Hi..I'm coming here with friend. Say something, Bara."
*"Hi.. Gua datang bareng teman. Ngomong sesuatu, Bara."
BARA:
(Menatap Runa)
RUNA:
(terkejut, dia mulai menata rambutnya, kemudian pergi dari tatapan Bara dan John)
Ajik:
"Wah! Ada tamu... Hello Mr. John. How are you? (Menyalami John)"
*"Halo Mr. John. Apa kabar?"
John:
"Hi, sir. I'm very well. How about you?"
*"Hi, pak. Saya sangat baik. Bapak sendiri gimana?"
Ajik:
"Ummm...ehhhhh.... Lina! Ke sini dulu dong kamu..."
Lina beranjak menghampiri tempat mereka bercengkrama.
Ajik:
"Bantu Ajik, translate. Heheh..."
Lina:
"Oke, jik."
JOHN:
"How are you, sir?"
*"Bagaimana kabarnya pak?"
LINA:
(berbisik ke arah ajik)
AJIK:
"Oh... I'm good...good..."
*"Oh... Saya baik... Baik..."
(mengacungkan jempol)
JOHN:
"Glad to hear it. Heheh... Oh, let me introduce you to my friend. This is Bara."
*"Senang mendengarnya. Heheh... Oh, persilahkan saya untuk memperkenalkan teman saya. Ini Bara."
LINA:
(berbisik)
AJIK:
"Oh yayaya! Hi Bara!"
BARA:
"Halo, om... Perkenalkan saya Bara."
AJIK:
"Oh! Bisa ngomong Bahasa Indonesia ya? Kamu kenal John dimana?"
BARA:
"Di Inggris, om. Kami teman sekamar di...ummmm kosan..."
AJIK:
"Ohhh...yayayaya...Mau main kemana hari ini?"
LINA:
"Where do you guys want to hangout?"
*"Mau main kemana?"
JOHN:
"Ummm.... We haven't decided yet. Maybe, you have suggestion?"
*"Ummm.... Kita belum tentukan sih. Mungkin, ada saran?"
LINA:
"Ummm....Have you guys went to.....Tamblingan?"
*"Ummm.... Kalian apa pernah pergi ke.... Tamblingan?"
AJIK:
"Oh Tamblingan? It's a very very good place....! Heheh..."
*"Oh Tamblingan? Itu tempat yang sangat bagus...! Heheh..."
LINA:
"Ih....., ajik mau dibantuin interpret atau enggak sih?"
AJIK:
"Oh iya ya....Maaf Lina, heheheh.."
JOHN:
"Come with us. Your name is.... Lina, right?"
*"Ikut kita yuk. Nama kamu... Lina, 'kan?"
LINA:
"Huh...? No, I don't think I should go...."
*"Huh...? Enggak, kayaknya aku gak seharusnya pergi..."
AJIK:
"Eh, eh, dia ngomong apa?"
LINA:
"Mereka ngajak Lina main bareng juga, jik."
AJIK:
"Oh, ikut aja Lina. 'Gih, hehehee kan kamu lebih nggak kudet dari kakakmu. Ajak mereka jalan-jalan."
HENING.
LINA:
(Lina Menggeleng pelan, seakan enggan ikutan)
AJIK:
(Menatap ke arah Lina)
"Gih, ikutan."
John tersenyum sumringah. Bara menatap ke arah pintu kamar Runa. Runa menatap ke arah cermin di kamarnya.
cut to:
INT. KAMAR RUNA
RUNA:
(Menunjuk ke arah cermin)
"malu-maluin, malu-maluin, malu-maluin, ...."
cut to:
EXT. JALANAN KE ARAH TAMBLINGAN — PAGI
John, Bara, Lina, dan Runa sedang mengendarai motor di Bali. Sudah lengkap dengan perlengkapan gunung. John membonceng Runa, sedangkan Bara membonceng Lina.
LINA:
"Jadi.....kakak temannya John?"
BARA:
"Iya.... Panggil Bara aja. Gua Bara."
LINA:
"Oke...."
BARA:
"Kamu Lina 'kan? Salam kenal ya."
LINA:
"Salam kenal juga, kak."
Shot Pindah ke motor John.
JOHN:
"So..... What is your favorite place...in Bali......?"
*"Jadi...Apa tempat favorit lu ..... di Bali...?
RUNA:
"Ummm.... Yes...????"
*"Ummmm....iya....????"
JOHN:
"Ohhh, I......seeee......"
*"Ohhh, begitu..."
Transisi sinematik
Scene pemandangan. Gunung, pantai, jalanan, toko-toko, langit. Mereka berhenti di sebuah minimarket. Lina dan Runa masuk ke dalam. John dan Bara terpisah dari mereka di dalam.
INT. MINIMARKET — SIANG
JOHN:
"Bro... Please, switch Lina to me."
*"Bro... Tuker Lina ke gua dong."
BARA:
"Huh- why...?"
*"Hah- kenapa...?"
JOHN:
"It was so awkward, I couldn't talk to Runa."
*"Tadi itu canggung banget, gua gak bisa ngobrol sama Runa."
cut to
Runa menghampiri Lina. Shot ke Runa dan Lina saja.
RUNA:
"Kakak gak bisa ngomong Bahasa Inggris!"
LINA:
"Ihhh.... Masa sih..? Bukannya kakak nilainya dapet bagus terus Bahasa Inggris. Nilai speaking kakak juga bagus kok."
RUNA:
"Iya, tapi ini ngobrolnya di motor. Gak kedengeran. Mana baru kali ini ngobrol sama bule."
cut to
Shot ke Bara dan John
Bara:
"They'll notice something is wrong between you guys."
*"Mereka nanti sadar bahwa ada yang gak beres di antara kalian."
JOHN:
"But, but..."
*"Tapi, tapi..."
BARA:
"Okay, if they're the ones who offer it, we will say yes."
*"Oke, kalau mereka duluan yang nawarin, kita akan bilang iya."
cut to
Shot ke Runa dan Lina
LINA:
"Kalau mereka yang tawarin, nanti Lina iyain deh. Tapi harus mereka duluan ya yang tawarin."
Cut to
EXT. DEPAN MINIMARKET — SIANG
Lina dan Runa keluar dari minimarket.
LINA:
"Hi, we bought some snacks and instant noodles."
*"Hi, kita udah beli cemilan dan mi instan."
BARA:
"Okay, that's great. Thanks. We bought a gallon of water and some supplies to be added in my first aid kit. You know, just be prepared hehe."
*"Oke, itu hebat. Terimakasih. Kita juga udah beli air galonan dan beberapa tambahan obat untuk dimasukkan ke kotak P3K gua. Ya tahulah, hanya untuk jaga-jaga hehe."
RUNA:
"Kamu bawa P3K?"
Hening.
(Semua orang menatap Runa.)
BARA:
"Yes.... Lu ngerti first aid kit apaan? Wah mantep juga lu, Bahasa Inggris lu improve banget ya."
RUNA:
"Heheheh... Iya dong! Siapa dulu?"
LINA:
(Menatap bingung)
Runa dan Bara baru sadar, bahwa seharusnya mereka bertingkah seperti orang tidak kenal.
JOHN:
"Em...ehem... So-so because I ride the bike faster than Bara, no offense Bara, but-but would it be better if Lina is with me? You know, so-so we can lead the way......? Lina, you know the place, right?"
*"Em...ehem... jad-jadi karena gua nyetir motornya lebih cepat dari Bara, jangan tersinggung Bara, tap-tapi apakah akan lebih baik kalau Lina bareng sama gua? Lu tahu, ja-jadi kita bisa pimpin jalannya...." Lina, tahu tempatnya, 'kan?"
Transisi sinematik
EXT. JALANAN —
Lina dan Runa bertukar tempat. Scene menunjukkan pemandangan-pemandangan.
RUNA:
".....Jadi.... Gimana akhirnya kamu sama Cindy...?"
BARA:
"Ya, begitu. Gua gak pernah ngobrol lagi sama dia."
RUNA:
"Hah? Kok gitu? Kenapa kalian-"
BARA:
"Lu yakin bakal nikah sama John?"
RUNA:
(Menghela napas kesal)
"Gak tahu ah. Mungkin iya, mungkin enggak. pusing."
HENING SEJENAK.
BARA:
(Menghela napas)
"Heh....Kita lupain aja dulu masalah ini. Ini 'kan pertama kali akhirnya kita ngobrol. Mending ngomongin hal lain aja gak sih?"
RUNA:
"Yaudah. Mana oleh-oleh dari Inggris?"
BARA:
"Tenang aja. Ada kok."
RUNA:
"Wah apaan tuh oleh-olehnya?"
BARA:
"Apa aja yang penting dari Inggris 'kan? Coba tebak. Depannya dari K."
RUNA:
"....Apaan ya....? Jangan bilang kamu bawain aku kunci Inggris nih."
BARA:
"...Ahahahahahahahaha.... Hampir..., hampir."
RUNA:
"Hampir ya..? Apaan dong? Nyerah ah..."
BARA:
"Kecap."
RUNA:
"Hah?"
BARA:
"Pftt... Kecap inggris Hahaha!"
RUNA:
"Hahahaha! Ih bapak-bapak banget jokesnya. Hahahaa!"
cut to
Shot ke arah John dan Lina
John dan Lina bisa mengobrol, tidak jarang John tertawa. Lina tersenyum. Bara juga mengobrol dengan Runa, mereka tertawa-tawa.
LINA:
(Melihat dari kaca sepion ,motor Bara. Runa dan Bara tertawa sampai terdengar ke depan)
"Did they know each other before? Why are they seem so close with each other?"
*"Apakah mereka tahu satu sama lain sebelumnya? Kenapa mereka kelihatannya deket banget ya?"
JOHN:
"Ummmm...... I think it's because they ...... have a lot in common...?"
*"Ummmm.....Menurutku itu karena mereka......punya banyak kesamaan....?"
LINA:
"Huh....? Masa sih...?"
JOHN:
"Anyway, Eh-ehem... what is your favorite place in Bali?"
*"Ngomong-ngomong, eh-ehem...Apa tempat favoritmu di Bali?"
LINA:
"My favorite place in Bali? What do you mean? I love..... eeeeeeevery centimeter of it!"
*"Tempat favoritku di Bali? Apa maksudmu? Aku cinta.....seeeeeeeetiap centimeter dari Bali!"
JOHN:
"Whoa, really?"
*"Whoa, sungguh?"
LINA:
"Yeah. Bali is the island of magic. There's no place like Bali!"
*"Iya. Bali itu pulau keajaiban. Tidak ada tempat seperti Bali!"
JOHN:
"No place like Bali, huh?"
*"Tidak ada tempat seperti Bali, hah?"
LINA:
"Have you traveled here before?"
*"Apa kamu pernah ke sini sebelumnya?"
JOHN:
"Yup."
LINA:
"What do you feel about Bali then?"
*"Apa pendapatmu tentang Bali?"
JOHN:
"It's....just like anywhere else. Nothing's really special."
*"Ini....seperti tempat-tempat lain. Tidak ada yang terlalu berbeda."
LINA:
"Hmmm..... Is that so. Well, I have to agree to disagr-"
*"Hmmm... Begitu ya. Ya, aku harus setuju untuk tidak setu-"
JOHN:
"Until this morning."
*"Sampai pagi ini."
Hening.
LINA:
"Whoa, Heheh, I wasn't expecting that. What makes it so interesting then? What beautiful scenery you saw?"
*"Wow, heheh, aku tidak menduganya. Apa yang membuat Bali begitu menarik, kalau begitu? Apa pemandangan indah yang kau lihat tadi?"
JOHN:
(Mengarahkan kaca spion ke wajah Lina. Memasang wajah paling sok ganteng sedunia)
"....you....."
*"....kamu....."
Hening.
LINA:
(Ekspresi wajahnya berubah drastis. Dari gembira menjadi wajah datar.)
cut to
EXT. TAMBLINGAN, CAMPSITE - SIANG HARI
Runa dan Lina sedang mencari kayu bakar. Lina dengan wajah sebal menenteng seikat kayu bakar sambil ditemani Runa yang sedang tertawa terbahak-bahak.
LINA:
"Pokoknya, aku gak bisa lagi naik motor bareng dia, kak! Kenal belum, ngobrol belum, temenan aja belum! Udah nembak! Astaga....!"
RUNA:
"Ehehehehehehe....EHehahahahahaha! Ini beneran gak sih...?!"
LINA:
"Ihhhh.... Kok kakak malah ketawa sih?! Beneranlah!"
RUNA:
"Hahahahahaha...! Yaudah, John sama kamu ajalah."
LINA:
"Ih.... Masa gitu sih? 'Kan John seharusnya sama Kakak."
RUNA:
"Dia orangnya baik kok. Asik juga kayaknya. Kamu gak akan kekurangan kebahagiaan kalau sama dia, eheheheh."
LINA:
"Ah apaan...? Udah ilang rasa duluan."
Cut to
EXT. TAMBLINGAN - SIANG MENJELANG SORE HARI
Bara dan John sedang memasang kemah. John dengan wajah sedih sedang terduduk di pinggir kemah yang belum jadi sambil ditemani Bara yang sedang tertawa terbahak-bahak.
JOHN:
"....She hates me now."
*"...Dia benci gua sekarang."
BARA:
"Ahahahahahahahahahahahaa....! Of course! I'd be surprised if she likes you now...! Ahahahahaha!"
*Ahahahahahahahahahaha....! Tentu saja! Gua akan terkejut kalau dia suka sama lu sekarang...! Ahahahaha!"
JOHN:
"Where did I go wrong? I'm not her type...?"
*"Salah gua dimana ya? Apa gua bukan tipenya...?
BARA:
"Ahahahahahaha! I think it's because you're such a fool...You should go step by step, dude. Ehehehe..."
*"Ahahahahaha! Menurut gua itu karena lu itu bodoh...Lu harus jalan selangkah demi selangkah, cuy. Ehehehe..."
JOHN:
"What do you mean?"
*"Maksud lu?"
Bara:
"Here, let me give you an example. If you handed someone you love, some green-raw coffee beans, and ask her to consume it, what do you think will happen?"
*"Nih, coba gua kasih lu contoh. Lu ngasih orang yang lu sayang, biji-bijian kopi mentah yang masih ijo, terus lu minta dia buat makan, menurut lu apa yang akan terjadi?"
John:
"She...... won't like it. It's still raw..."
*"Dia.....gak akan suka. Karena itu masih mentah..."
BARA:
"Right....The same goes with a relationship....you should go on a process. From planting the coffee seeds, maintaining it, harvesting the beans, grinding, roasting, brewing, until you can give her a warm cup of coffee. She'll take a sip and she's yours."
*"Betul....hal yang sama berlaku juga buat hubungan. Lu harus ngalamin prosesnya dulu. Dari menanam biji kopinya, ngerawat, menuai, menggiling, manggang, seduh, sampai akhirnya lu bisa kasih dia segelas kopi hangat. Dia sesap sedikit dan dia milik lu."
Hening.
John:
(Berpikir)
"You're..... right. I'm too hasty. Oh.....What should I do now, Bara..?"
*"Lu... bener. Gua terlalu buru-buru. Oh....gua harus ngapain sekarang, Bara...?"
Bara:
"Calm down. Just say that you are sorry about it. But, you'll need to know the time."
*"Tenang aja. Lu minta maaf aja tentang kejadian tadi. Tapi, lu harus tahu kapan waktu yang tepat."
Runa dan Lina datang menghampiri perkemahan mereka.
RUNA:
"Hey guys. We bring the ... Ummm... Woods."
*"Hi semua. Kita bawain....umm...kayu-kayunya nih."
BARA:
"Nice. I think this will be enough. Here, let me help you with that."
*"Mantap. Gua pikir ini seharusnya cukup. Sini, gua bantuin."
(beranjak menghampiri Runa)
RUNA:
"Ah, gak usah. Aku bisa turunin sendiri kok."
BARA:
"Udah, slaw..."
(Membantu Runa menurunkan kayu bakar)
RUNA:
(Tersenyum)
"Hehe, makasih ya."
JOHN:
"Right. Le-let me help you too-"
*"Si-sini, aku bantuin juga-"
LINA:
(Beranjak menjatuhkan semua kayu bakarnya di tanah)
"I can do it myself. Don't worry."
*"Aku bisa sendiri. Jangan khawatir."
(pergi mengambil perlengkapan untuk memasak)
JOHN:
(Belum sempat bangun dari tempat duduknya, duduk kembali)
"This holiday will be a waste if this keeps up."
*"Liburan ini akan jadi sia-sia kalau ini terus terjadi."
Beat to
JOHN:
(Bangun lagi dan berjalan ke arah Lina)
LINA:
"What is it?"
*"Ada apa?"
JOHN:
"Umm... I, I'm sorry about that thing from previously."
*"Umm... Aku, aku ingin minta maaf soal yang tadi."
(Perlahan melirik ke arah Bara, meminta konfirmasi apakah ini waktu yang tepat)
BARA:
(Menggeleng perlahan)
"Alright, everyone. Should we make a campfire and sing some songs?"
*"Oke, semuanya. Apakah kita harus membuat api unggun dan nyanyi beberapa lagu?"
Cut to
INT. DI DALAM TENDA BARA DAN JOHN — MALAM
Bara terbangun di tengah malam. Ia melihat ke arah teman satu tendanya, John yang sudah tertidur sambil memeluk dirinya. Ia perlahan melepaskan diri dari pelukan John dan keluar dari tenda. Dari sudut pandang Bara, Runa sedang duduk di dekat api unggun. Sedang memasak mi instan.
beat to
EXT. DEPAN TENDA
BARA:
"Lu belum tidur sama sekali...?"
RUNA:
"Udah, cuma kebangun lagi."
(Membuka bungkus mi instan)
"ummmm.... Mau?"
Cut to
Bara dan Runa duduk di depan api unggun.
FX. backsound gitar santai
BARA:
"Seharian ini, berawan banget ya cuacanya."
RUNA:
"Iya, kayaknya kita gak bisa lihat pemandangan apapun deh. Heheh.."
BARA:
"Yaudahlah ya...Pemandangan danau dan pura ini juga udah keren banget."
Hening.
RUNA:
"Sampai berapa lama kalian akan ada Di Bali?"
BARA:
"I don't know. Maybe until two weeks."
*"Gak tahu deh. Mungkin sampai dua minggu."
RUNA:
"Hmmm... Begitu ya."
BARA:
"Lu pernah ke sini sebelumnya?"
RUNA:
"Belum. Ini baru pertama kali. Aku mah jarang jalan-jalan. Yang hobi jalan si Lina tuh."
BARA:
"Hmmmm, I see..."
*"Hmmmm, Begitu ya...."
RUNA:
"Kamu... Seberapa sering ke Indonesia selama sekolah di Inggris?"
BARA:
"Kayaknya gak pernah. Baru kali ini, ke sini lagi."
RUNA:
"Kamu di Inggris udah berapa tahun sih?"
BARA:
"Berapa ya...? 4 tahun ya? Sejak SMP. Heheh... Setelah dipikir lama juga gua belum ke Indonesia lagi."
RUNA:
"Kamu gak kangen sama ayah kamu?"
BARA:
"ehhh...Gua gak suka dia yang sekarang."
RUNA:
(Menatap ke arah Bara sekilas. Kemudian Memasukan mi instan ke dalam panci air mendidih)
"Begitu ya. Mau cerita?"
Hening.
BARA:
"Dia akhirnya jadi orang penting di Bali. Tapi lupa sama tujuannya sendiri. Dia lebih fokus membuat dirinya nyaman bergelimpangan harta, ketimbang gunain powernya untuk orang-orang yang butuh. Padahal dia udah janji depan gua, dia akan memastikan akan bikin rumah sakit dimana-mana. Sekarang, dia cuma lari dari janjinya. Gua gak suka sama orang kayak gitu."
HENING.
RUNA:
(Mengangkat mi yang sudah matang)
"Hemmm...... Sekilas, aku bisa lihat dia mirip kamu sih."
BARA:
(Melotot ke arah Runa)
"Hah? Maksud lu?! Gua sama bokap gua sama gitu? Heh.... Udah gila lu ya?"
RUNA:
"Setelah kamu jadi dokter, apa kamu bakalan kembali ke Indonesia?"
BARA:
"Enggaklah! Ngapain jadi dokter di negara kayak gini? Gua bakal tinggal di Inggris..sih..." (tersentak oleh ucapannya sendiri, tempo bicaranya semakin melambat)
RUNA:
"Jadi.... Gak ada bedanya 'kan? Mama kamu meninggal di sini,.... kenapa kamu malah jadi dokter di Inggris?"
Hening.
RUNA:
".....Kenapa kamu harus jadi dokter di negara orang, kalau di negara sendiri masih butuh banyak tenaga medis? Kamu... juga lupa apa tujuan kamu."
Hening.
Transisi sinematik
Kamera shot ke pemandangan sekitar lumayan lama. 7 detik. Pemandangan danau, rerumputan, gunung, bulan, awan, perapian, tenda, dan pepohonan.
BARA:
(Menunduk menatap semangkuk mi instan di tangannya. Shot kamera ke tangan Bara yang bergetar-karena mengigil dan kaget)
"Wow....That's terrifying..."
*"Wow...itu menakutkan..."
RUNA:
"Hah? What do you mean?"
*"Apa maksudmu?"
BARA:
"You really understand me......, huh..? Even to the point where I lost thoughts about myself."
*"Lu bener-bener ngerti gua ya...., ya...? Bahkan di titik dimana gua kehilangan akal tentang diri gua sendiri."
RUNA:
(Buru-buru mengangkat mangkok mi instannya, salah tingkah)
"Hah?! Umm... Makan cepet mi instannya. Udah dingin tuh kalau kelamaan.."
BARA:
"Hehe, thank you ya....Runa..."
Awan mulai menghilang. Bintang-bintang mulai keliatan. Runa memandang ke arah Bara. Bara memandang ke arah langit.
ESTABLISH SHOT
BARA:
(Memandang ke arah langit berbintang di hadapannya)
"I think, I started to reconcile myself with Indonesia."
*"Sepertinya, diri gua udah mulai baikan sama Indonesia."
(Memandang kembali ke arah Runa)
cut to