Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flower Whisper
Suka
Favorit
Bagikan
12. Merangkai Harapan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KORIDOR RUMAH SAKIT - SUBUH

Theo berlari di lorong, Sam di belakangnya. Lalu melihat Kira dan Yoshi di depan ruang ICCU.


INTERCUT TO:

Situasi tegang antara Yoshi dan Kira.


YOSHI
Kamu tau tapi kamu biarin dia ikut lomba lari?


Kira diam, hanya bisa tertunduk. Tidak punya alasan membela diri.


YOSHI
Dari semua orang, Kira, kamu yang paling ngerti kalo itu bisa berbahaya buat kesehatan Chi. Jadi kenapa?


KIRA
Dari semua orang, aku yang paling takut kehilangan Chi, Pa. Tapi aku ngga mau kalo Chi ngga bisa nikmatin hidupnya karena kita terus dikte dia apa yang boleh dan ngga boleh dia lakuin.


YOSHI
Walaupun itu bisa ngerenggut nyawanya? Papa ngga tau kamu bisa berpikir seperti itu.
(jeda)
Selama ini kita sudah berusaha keras jaga dia, kamu ngga mungkin mau kehilangan dia cuma gara-gara lomba lari di sekolah, kan?


Theo dan Sam mendekat. Di koridor, anggota Clover tampak berlari, baru sampai.


KIRA
Mungkin itu memang cuma lomba lari biasa, tapi bagi Chi, itu momen berharga buat dia sama temen-temennya.


Yoshi tersadar. Lalu bergerak mendekat ke Kira dan menepuk pundaknya. Yoshi menoleh, lalu terkejut melihat anggota Clover di sana. Tampak kacau, baru bangun dan terburu-buru karena khawatir.


THEO
Gimana Chi?



INT. LORONG RUMAH SAKIT - SIANG

Terlihat Theo menatap lama pada Chisa yang tertidur di dalam ruang ICCU dari kaca di pintu.

Theo menunduk. Mengambil hape dan menelpon sambil berjalan pergi.



EXT. RUMAH ERIK - SIANG

Theo berdiri di depan pintu. Tampak gugup dan tidak yakin. Tangannya memegang kado hadiah.

Pintu terbuka dan Erik membuka pintu, menatap Theo dengan mata haru. Theo mundur saat Erik hendak memeluk. Erik berdiri canggung, lalu mempersilakan Theo masuk. Theo ragu, tapi akhirnya masuk juga.



INT. RUMAH ERIK - CONTINUOUS

Terlihat ruangan dipenuhi hiasan ulangtahun. Orang-orang berkumpul sambil menyanyikan lagu ulangtahun. Tampak cerah dan bahagia.

Di pusat perhatian, seorang anak laki-laki di depan kue ulangtahun dengan lilin angka 4.

Theo berdiri di pojok ruangan, bertepuk tangan sekenanya. Menatap anak laki-laki dengan gamang. Merasa salah tempat.

Lagu selesai, Erik dan istrinya membantu si anak meniup lilin. Para tamu bertepuk tangan.

Theo POV. Erik dan keluarga barunya berpelukan dan saling mencium kasih. Erik menoleh, mengajak Theo bergabung.

Theo menatap dengan alis bertaut, merasa mual, lalu menyelinap keluar.



EXT. RUMAH ERIK - MALAM

Theo meninggalkan rumah dengan wajah kesal. Erik mengejar di belakang. Terlihat memanggil. Theo berhenti tapi tidak berbalik.

Erik berdiri di depan Theo, terlihat bergumam sesuatu yang tidak terdengar. Tersenyum, lalu membuat gestur ingin memeluk, tapi menahan diri.

Theo POV. Tangan Erik yang ragu-ragu.

Theo menggigit bibir.



EXT./INT. PERJALANAN - MALAM

Theo berada di dalam mobil, memandang keluar. Mata merah dan berair. Theo membuka jendela sambil mengeluarkan jemarinya.

Hape Theo berdering.

Insert nama Kira di layar.



INT. RUMAH SAKIT - MALAM

Chisa terlihat duduk di tempat tidur rumah sakitnya, khawatir pada Theo yang berdiri di sampingnya, tertunduk.


CHISA
(meraih tangan Theo)
Kenapa ngga nunggu aku, kita bisa pergi sama-sama.


THEO
Dia bilang senang aku mau datang.


Chisa mengangguk.


THEO (CONT)
Dia bilang mau datang jenguk aku kalau aku ngebolehin.


Chisa mengangguk lagi.


THEO (CONT)
Aku berhasil ngga marah sama dia hari ini.


CHISA
(menatap Theo penuh empati, senyum)
Un, kamu sudah berusaha. Lain kali ayo kita pergi berdua.


Terlihat pundak Theo berguncang karena menangis. Chisa mengusap-usap punggung Theo. Sosok Theo berubah menjadi anak kecil berumur 11 tahun lagi.


JUMP CUT TO:


INT. RUMAH SAKIT - SIANG

Terlihat Theo tertidur di samping tempat tidur Chisa sambil memegang tangannya.

Kira masuk dan mengecek tanpa suara, tidak ingin membangunkan keduanya. Theo mengerjap-ngerjap terbangun.


KIRA
Kali ini aku ngga bangunin kamu, lho.



EXT. RUMAH SAKIT, TAMAN - SIANG

Theo dan Kira terlihat sedang berbicara serius di taman.


THEO
Kira.


Kira mendengarkan.


THEO (CONT)
Aku selalu bersyukur atas keluargamu.
(jeda)
Kalian ngajarin aku banyak hal. Setiap kali Om bicara sama aku, dia selalu nyebut aku sebagai bagian dari keluarga kalian. Karna itu, karna aku selalu menyukai kalian semua, aku ngga mau harus terus hati-hati setiap ketemu salah satu dari kalian. Tapi apa aku boleh minta lebih?


KIRA
Emangnya ada lagi yang bisa kami kasi? Chi dan Pa literally uda ngasi segalanya mereka buat kamu.


THEO
Boleh aku... manggil kamu Kakak?


Kira terdiam.


THEO
Besar sambil liat kamu jagain Chi dan dealing dengan hubungan aku sama ayahmu, kamu bikin aku tanpa sadar jadiin kamu role model. Makanya, waktu kamu marah waktu aku sama Om ngga ada pas kamu butuhin, aku,
(jeda)
Aku takut kehilangan kalian semua.


Kira menatap Theo, meniup udara di depannya, merasakan matanya merespon kalimat Theo lebih cepat dari otaknya.


KIRA
(mendekati Theo)
Sori aku bikin kamu ngerasa kaya gitu.


Theo mendongak menatap Kira.


KIRA (CONT)
Aku ngga seharusnya ngelimpahin ketakutanku waktu itu ke kamu. Aku tahu, dan aku nyesal tiap kali inget itu. Tapi kupikir kita oke sekarang?


Theo menatap Kira, yang tersenyum, dan balik tersenyum sambil mengangguk, menahan air mata di matanya.


KIRA (CONT)
Keluarga ngga meninggalkan siapa pun. Seenggaknya di keluarga ini.


Keduanya saling bertatapan, lega segalanya menjadi lebih jelas.



MONTAGES - BEBERAPA TEMPAT

- Di rumah sakit. Anggota Clover terlihat menjenguk Chisa di ruang rawat inap. Chisa duduk bersandar di tempat tidurnya sambil memerhatikan Dafan bercanda, kelihatan membaik. Semua orang tertawa.

- Di asrama, Theo terlihat sedang menjahit burung-burung kertas yang dibuat Chisa menjadi gantungan spiral besar untuk langit-langit.

- Di kelas, Chrysille, Dafan, Radi dan Sam meminta teman-teman sekelas membuat tanzaku, kertas harapan, dan menuliskan pesan dan kesan untuk Chisa.

- Di rumah kaca, anggota Clover terlihat menulis di kertas harapan dan melipat tanzaku semua orang menjadi bentuk lucky star. Di sebelah mereka toples kaca besar berisi lucky star warna-warni.

END MONTAGES



INT. RUMAH KACA - SIANG

Theo menggandeng tangan Chisa memasuki rumah kaca. Chisa terkejut melihat burung-burung kertas yang dibuatnya untuk Theo tergantung menjuntai di rumah kaca. Kursi diletakkan di tengah-tengah lingkaran burung kertas, stoples berisi harapan semua orang ditaruh atasnya.

Anggota Clover berdiri menyapa Chisa di samping.


CHISA
(membekap mulut, takjub)
Apa ini?


THEO
Aku ngga bisa bikin seribu burung kertas dalam waktu singkat, jadi aku ngerangkai semua yang kamu buat.
(jeda)
Sekarang kita bisa bikin harapan sama-sama.


Chisa mendekat, merasa haru. Chisa duduk sambil memangku stoples tanzaku. Masih takjub dengan burung-burung kertas yang membentuk tirai spiral.


RADI
Terus itu, kertas harapan dari kami semua sama anak-anak sekelas.
CHISA
(terkejut, membolak-balik stoples)
Ini semua ada isinya?


Anggota Clover mengangguk.


CHISA (CONT)
Waa, aku jadi pingin baca semuanya sekarang.
(mengibas-ngibas mata, menahan air mata)
Makasih, ya, semuanya.


CHRYSILLE
Kamu cuma boleh baca satu setiap hari.


CHISA
Itu ngga adil. Aku minum obat lebih banyak dari itu setiap hari.


Chisa ingin menangis dan tertawa bersamaan.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Chisa terlihat sedang duduk di bantalan kursi di tengah burung-burung kertas, membaca tanzaku sambil menahan haru. Kertas-kertas lucky star bertulisan tangan yang sudah terbuka berserakan di sekitarnya.

INSERT TEXT: "Kuharap kamu lebih sering masuk kelas."

INSERT TEXT: "Aku kira kamu kaya Sam yang suka sibuk acara di luar sekolah."

INSERT TEXT: "POS kemarin seru banget, ayo sering-sering main bareng!"

INSERT TEXT: "Ternyata kamu bisa ketawa lebar juga, selama ini aku hampir ngga pernah denger suaramu :("

INSERT TEXT: "Ayo pergi main pulang sekolah."

INSERT TEXT: "Bilang aja kalo Kira marahin kamu lagi. Kita siap bawa pasukan."

INSERT TEXT: "Kita ngga bisa makan makanan manis bareng, tapi mungkin kita bisa bikin sabun bunga bentuk kue sama-sama! Kamu boleh milih aromanya :) PS: Aku punya resep salad dressing baru. Ayo coba!"

INSERT TEXT: "Aku tahu sejak awal kalo masuk klub bunga bukan hukuman."

INSERT TEXT: "Aku suka berjuang rame-rame, ayo lagi tahun depan! Sehat terus!"

Chisa mengenali pesan milik Theo. Tersenyum.

INSERT TEXT: "Kamu berhasil ngeluarin aku dari perut paus."

Chisa terlihat membuka tanzaku lain dan tertegun. Chisa buru-buru menyimpannya di saku ketika mendengar suara pintu rumah kaca dibuka.

Terdengar suara Chrysille dan Sara sedang mengobrol sambil memasuki rumah kaca. Tas sekolah di punggung. Kaget melihat kertas yang berantakan.


CHRYSILLE
Kayanya kemarin kita jelas-jelas bilang satu setiap hari.


CHISA
Mana mungkin bisa.


Chisa bergerak memeluk Sara dan Chrysille. Keduanya balas memeluk Chisa.


CHISA (CONT)
Aku pingin ngelakuin sesuatu buat balas semuanya, tapi ini terlalu banyak. Aku ngga mungkin bisa ngelakuin sendirian.


Sara dan Chrysille saling bertatapan.


SARA
Sebenarnya kami sedang ngebahas sesuatu..


JUMP CUT TO:


Chrysille mengumpulkan para anggota Clover di rumah kaca.


DAFAN
Pertunjukan teater?


Theo dan Chisa saling bertatapan, Chisa mengangkat bahu. Yang lainnya menatap Sara.


SARA
Ya, aku sama Chrysille mikir kayanya uda saatnya kita ngenalin klub kita lagi ke orang-orang.


DAFAN
Ngga mungkin Chrysille. Dia kan yang paling gencar untuk bikin klub ini privat.


CHRYSILLE
Kenapa sih ngga ada hal baik tentang aku yang keluar dari mulutmu, Fan?


Dafan terdiam, membuat gerakan mengunci mulut.


RADI
Oke, jadi maksudnya kamu mau nyeritain tentang klub di pentas teater?


CHRYSILLE
Ngga secara gamblang begitu. Tapi mungkin mitos di sekolah cukup mendukung buat bikin fantasi soal rumah kaca ini.


SARA
Buat bikin orang-orang tertarik, kita harus pakai sedikit sihir.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Ketika yang lain sudah pergi, Chisa masih duduk di meja bundar. Radi menoleh sebelum keluar.


RADI
Chi? Ngga balik?


CHISA
Boleh bicara sebentar?


Radi bingung, berjalan mendekat.

Chisa mengeluarkan lucky star yang sudah dibuka dan meletakkan di atas meja. Radi membeku.

INSERT TEXT: "Ini rahasia, aku menyukaimu."


CHISA (CONT)
Apa tanzaku ini dari kamu?


RADI
Katanya ini rahasia.


CHISA
Aku tau jelas tulisan tangan kamu. Kita sering ngerjain tugas bareng.


RADI
(menghela napas, menyerah)
Aku tau soal kamu sama Theo. Tapi seperti katamu, aku ngga pingin nyesel di akhir. Yah, walaupun cara ini sedikit pengecut.


CHISA
Radi..?


RADI
Dari awal aku memang punya feeling kalo bakal cuma sepihak sih, tapi aku selalu suka ngeliatin kamu dari dekat. Makanya setiap ada tugas kelompok, aku selalu ngajakin kamu. Mungkin itu dalam pikiranku, aku tau sisi dirimu yang ngga ditau orang lain.


CHISA
Tapi kamu yang bikin aku deket sama temen-temen sekelas?


RADI
(senyum)
Karna aku sadar kamu ketawa paling lebar waktu sama semuanya.


CHISA
(senyum)
Makasi, Radi. Disukai sama sahabat sendiri itu rasanya seperti hadiah. Aku tahu seberapa baik kamu dan kamu tahu kekuranganku tapi ngga masalah sama itu. Tapi aku takut aku ngga bisa ngebales perasaanmu.


RADI
(mendengus)
Aku tau. Tapi tetep aja nolak sambil berterimakasih kaya gitu jahat banget.


FADE TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar