Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flower Whisper
Suka
Favorit
Bagikan
10. Hand In Hand
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUMAH SAKIT - MALAM

Perawat membersihkan darah yang mengering dari luka Theo dan mengobatinya. Kira memerhatikan ketika perban telah selesai dipasang.


KIRA
Kamu,
(ragu)
Mau ikut aku sebentar?



INT. RUMAH CHISA, KAMAR THEO - MALAM

Lampu kamar dinyalakan. Terlihat kamar Theo tertata rapi persis seperti yang diingat Theo saat pergi. Theo melihat-lihat dengan tatapan rindu.

Kira melihatnya, lalu berjalan ke arah lemari. Saat Kira membukanya, origami burung terjatuh berserakan di lantai. Theo menoleh dan terkejut.


THEO
(mendekat)
Jadi dia ngelipat semua burung itu...


KIRA
Aku tahu Chi memang sengaja ngga bilang, tapi ngga kusangka kamu sebodoh itu.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Terlihat para anggota Clover terkejut melihat kekacauan di rumah kaca. Pot-pot yang telah dicat pecah dan tanah siap pakai berserakan di lantai. Sara menutup mulutnya, tapi Sam dan Radi menyadari ada tetesan darah di pot.


CHRYSILLE
(naik pitam)
Apa-apaan nih?! Siapa yang berani mecahin barang-barang kita?!


DAFAN
(menatap ragu)
Guys, menurut kalian, ini ngga ada hubungannya sama Theo ngga masuk, kan?



INT. RUMAH SAKIT - SIANG

Chisa terlihat duduk sambil bersandar di tempat tidurnya. Di sampingnya, Theo tertidur sambil menggenggam tangannya.

Kira membuka pintu, berhenti sebentar melihat keduanya, lalu mengecek monitor tanda vital Chisa yang menunjukkan keadaan normal.

Chisa meletakkan telunjuknya di depan bibir, meminta Kira untuk tidak berisik. Kira menantang. Melempar tas kecil berisi pakaian ganti ke kepala Theo.


KIRA
Siapa bilang kamu boleh tidur di sini. Cepet ganti bajumu sana.


Chisa menatap kakaknya sebal. Theo terbangun dan melihat Kira, lalu ke dalam tas. Menahan diri.


THEO
Bukan bajumu, kan, nih?


KIRA
Mana mungkin. Kupungut di tempat limbah rumah sakit tadi.


CHISA
(memutar bola mata)
Kakak.


Theo pergi setelah menepuk tangan Chisa sekali. Chisa kembali pada Kira.


CHISA
Bisa ngga Kakak ngga kasar sama Theo.


KIRA
Jangan mulai. Aku masih ngga setuju kamu lari.


Chisa menatap Kira, menggigit bibir.



INT. RUANG GURU - SIANG

Terlihat Radi sedang menaruh tumpukan buku-buku teman sekelas di meja guru. Lalu berpamitan keluar.



INT. KORIDOR SEKOLAH - SIANG

Kira melihat Radi keluar dari ruang guru dan memanggil.


KIRA
Radi!


Radi menoleh. Terkejut sekaligus lega melihat Kira, lalu curiga.



EXT. TAMAN SEKOLAH - SIANG

Radi dan Kira tampak berbicara di taman. Tidak repot-repot duduk. Kiratampak serius dan Radi memandang Kira curiga.


RADI
Ngga bisa.


KIRA
Apa?


RADI
Aku ngga bakal ngelakuin itu kalo bukan Chi yang minta sendiri.


KIRA
Aku ngga sedang minta tolong. Seperti yang kamu lihat, kondisinya ngga mendukung buat ikut lomba lari.


RADI
Aku ngga lihat.


KIRA
Hah?


RADI
Chi memang belum masuk sejak terakhir kali latihan itu. Tapi aku ngga lihat dia kenapa. Juga kenapa Kakak yang muncul bukan dia sendiri. Jadi, sampe ada yang beritahu kami apa yang sebenernya terjadi, aku ngga akan ngelakuin yang Kakak minta.


Kira menghela napas dongkol.


RADI
(menebak)
Apa ini juga ada hubungannya sama kekacauan di rumah kaca?


Radi melihat Kira berkedip sekali dan semakin yakin dengan asumsinya.



EXT. RUMAH SAKIT, TAMAN - SIANG

Theo terlihat sedang duduk berdampingan dengan Yoshi di taman. Menikmati udara segar.


YOSHI
(memandang tangan Theo yang diperban)
Kamu ngerasa lebih baik? Kamu keliatan shock waktu Chi dibawa ke sini.


THEO
(memainkan minuman di tangan)
Om ngga tanya kenapa aku bisa sama Chi waktu dia kolaps?


YOSHI
Aku ingin. Tapi kalian anak-anak keliatan punya waktu yang sulit, jadi Om sedang menimbang.


Theo meremas kaleng minumannya.


YOSHI
Apa yang kamu pikirin, Theo?


Theo melihat Yoshi dengan tatapan seorang anak yang ingin mengadu pada ayahnya. Yoshi menepuk paha Theo dua kali.


YOSHI
Bilang aja.


THEO
Apa aku bikin penyakit semakin parah?


Yoshi terkejut, tapi lalu mengusap-usap pundak Theo menenangkan.


YOSHI
Kupikir kita semua tahu sejak awal kalo Chi bakal terus hidup dengan kondisi ini sepanjang hidupnya. Kita cuma berusaha memperpanjang waktunya.



INT. RUMAH SAKIT - SIANG

Chisa terkejut melihat Radi berdiri di pintu kamar rawatnya.


CHISA
Radi?


RADI
Kamu mau cari udara segar di luar? Aku sudah dapat ijin dari doktermu. Well, Kak Kira dapet ijin.



EXT. RUMAH SAKIT, ATAP - SIANG

Terlihat Chisa dan Radi duduk sambil melihat pemandangan. Chisa menikmati angin meniup rambutnya, sementara Radi hanya menatap Chisa.


CHISA
Kenapa?


RADI
Kamu uda sehat?


CHISA
Untuk sekarang, ya.


RADI
Kenapa belum masuk? Yang lain pada khawatir sama kamu.


CHISA
(berpikir)
Hm, anggap aja aku harus nurutin kata orang-orang supaya bisa ngelakuin keinginanku.


RADI
Termasuk POS?


CHISA
(menoleh pada Radi, memaksakan senyum)
Kakak pasti minta kamu ngelakuin sesuatu, ya?


Radi mengangguk.



INT. LORONG RUMAH SAKIT - SIANG

Yoshi dan Theo tampak berjalan menuju ruangan Chisa. Dari jauh keduanya melihat sosok Chisa di lorong, lalu mendekat.


THEO
Chi!


YOSHI
Chi. Kamu darimana? Ngapain di luar?


CHISA
Ngga papa, Pa. Dokter Alvin ngebolehin aku cari udara segar.


Theo melambatkan langkah setelah melihat Radi. Radi menatap Theo balik, setengah terkejut, tapi sudah menduga Theo akan ada di sana. Chisa melirik keduanya.



EXT. RUMAH SAKIT, TAMAN - SIANG

Theo dan Radi tampak duduk berdampingan di taman, sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.


RADI
Jadi kamu juga tahu?


THEO
(tidak ingin menjawab)
Kira yang ngasitau kamu?


RADI
(mengangguk)
Dia mau aku ngeluarin Chi dari lomba olahraga.


Theo membenarkan posisi duduknya. Mengangguk seperti sudah menduganya.


RADI
Kamu setuju?
(menatap Theo tidak percaya)
Kamu lupa gimana senengnya Chi waktu kita sama-sama berusaha nyelamatin klub? Ini kesempatan Chi buat deket sama temen-temen setelah selama ini jadi outcast di kelas.


THEO
(menendang pasir di bawah sepatunya)
Keadaannya sekarang ngga seperti waktu itu.


RADI
Apa?


THEO
(berdiri)
Aku tahu kamu cuma mau ngedorong Chi demi apa yang dia suka. Tapi,
(jeda)
dia udah punya banyak hal di tangannya. Aku yakin dia bisa mutusin sendiri.


RADI
Theo.


THEO
(senyum)
Dan kamu lebih baik siap sama rencanamu, Ketua Kelas. Jadi pas Chi udah make up her mind, kita bisa bantu dia.


RADI
(mendengus, setengah tertawa)
Dasar sok keren.


Theo berjalan meninggalkan Radi, kembali ke rumah sakit. Begitu Radi tak bisa melihat, air muka Theo berubah muram.



INT. ASRAMA SEKOLAH, KAMAR SAM DAN THEO - MALAM

Sam memerhatikan tempat tidur Theo yang kosong. Berpikir sejenak, lalu mengetik di hapenya.

INSERT CHAT TEXT : Tenis?

Sam pergi ke kamar mandi.

Di hapenya, balasan dari Theo datang.



EXT. LAPANGAN TENIS - MALAM

Sam melihat Theo berjalan memasuki lapangan, tampak muram. Langsung sadar tangan Theo cedera dan teringat kekacauan di rumah kaca. Sam membuka tas dan mengeluarkan dua raket tenis dan bola, serta pak bola cadangan.


SAM
Masih tetep pingin main?


Theo tak menjawab. Mengambil raketnya dan bersiap di posisi. Sam melakukan pemanasan sebelum melempar bola.

Terlihat keduanya bermain sampai tidak bisa bangun lagi. Theo dan Sam lalu berbaring menatap bintang.


SAM
(menyikut tangan Theo yang diperban)
What happen there?


Theo tak menjawab, hanya suara napas mereka yang kelelahan yang terdengar. Udara mengepul di depan mereka.


SAM
Kamu oke?


Theo membuang muka.


SAM
(duduk, memukul bahu Theo)
Aku mana ngerti kalo kamu ngga cerita, bego.


THEO
(menghela napas)
Chi.


SAM
Separah itu?


Theo memejamkan mata, tidak menjawab. Sam berbaring di samping Theo lagi, meniup angin malam di depan wajahnya.


SAM
Saran terbaik yang bisa kukasi, karna kamu ngga jelas, pilih yang paling baik buat jangka panjangnya. Itu mungkin ngga keliatan baik sekarang, tapi mungkin, bakal jadi lebih baik nanti.


THEO
(menutup wajah dengan kedua lengannya)
Aku masih berharap dia punya jangka panjang itu.


Sam terkejut, menatap Theo.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Anggota Clover memutuskan berkumpul di rumah kaca. Theo tak bisa berhenti gelisah di kursinya.


SARA
(menepuk pundak Theo)
Tenang aja, dia pasti dateng.


Theo memaksakan senyum. Tak lama Chisa membuka pintu dan Theo menarik kursi di sampingnya. Keduanya saling mengangguk.


JUMP CUT TO:


Chisa duduk di kursi. Anggota Clover lain di window seat di depan Chisa.

Tiba-tiba Chisa membuka kancing seragam teratasnya, satu, lalu dua. Theo memandang ke arah lain.


CHISA
(menunjukkan letak ICD di di dekat tulang selangkanya)
Aku punya teman kecil di sini yang bantu jantungku supaya berdetak normal.


Terlihat kebingungan dan penasaran di wajah-wajah anggota Clover. Chisa mengancing seragamnya lagi.


CHISA (CONT)
Kardiomiopati. Aku sudah sakit sejak kecil.


Tidak ada yang bisa menanggapi, masih memproses.


CHISA (CONT)
(mencairkan suasana)
Napas, temen-temen. Aku bukannya mau nakutin kalian. Cuma,
(jeda)
Keliatannya ngga adil kalo aku ngilang gitu aja setelah bikin kalian semua khawatir.


CHRYSILLE
(memaksa dirinya kembali ke pembicaraan)
Yaa, tapi, err, kamu bakal sembuh kan? Karna uda pake itu? Atau dengan operasi atau apa semacamnya.


CHISA
Aku pake ini bukan supaya bisa sembuh, tapi buat nunda. Jadi kalau jantungku berhenti tiba-tiba, atau berdetak terlalu cepat, teman kecilku ini bisa nyelamatin aku.


RADI
Gimana dengan transplantasi?


CHISA
Hm, sekarang, kamu harus cukup sehat buat itu. Juga,
(Chisa memaksakan senyum)
antrian untuk donor jantung cukup sulit. Aku juga takut harus operasi lagi.


Anggota Clover yang memandang Chisa empati.


CHISA (CONT)
Sori, kalian pasti kaget aku tiba-tiba bilang gini.


CHRYSILLE
Kenapa minta maaf.


SARA
Apa ada yang bisa kita lakuin, Chi?


CHISA
(menggeleng, lalu menatap Radi)
Aku tau ini agak egois. Tapi, Ketua Kelas, kalau boleh, aku pingin tetap berkontribusi di pekan olahraga sekolah.


RADI
(antusias)
Kamu yakin?


CHISA
(mengangguk)
Sejak kalian gabung di klub, tanpa sadar aku jadi nungguin setiap harinya. Walaupun harus kesakitan, karna aku udah mutusin buat hidup sampe jantungku benar-benar berhenti, aku pingin sekali lagi ngerasain rasanya berjuang ramai-ramai sama kalian dan temen sekelas. Aku pasti bakal berusaha.


Anggota Clover tersenyum, hanya Theo yang membuang muka, penuh khawatir.


DAFAN
Oke! Kalo gitu fix. Mumpung udah ikutan, kita harus menang. Jadi,
(noleh pada Radi)
apa rencana kita, Rad?


CHRYSILLE
(geleng-geleng)
Kamu ini, besar semangat doang.


Dafan bersungut pada Chrysille.

RADI
(membenarkan letak kacamatanya, bersemangat)
Tadinya aku udah takut rencanaku bakal sia-sia.


Radi mengeluarkan gulungan kertas besar di meja.

MATCH CUT TO:


INT. RUANG KELAS 1-3 - SIANG

Rencana partisipasi yang sudah direvisi ditempel di papan tulis. Radi meminta perhatian seluruh kelas. Terlihat wajah-wajah bingung dari murid kelas 1-3 melihat Radi membahas Pekan Olahraga Sekolah lagi.


RADI
Temen-temen, ngeliat hasil latihan kita, aku bakal ngasi kesempatan buat kalian tuker cabang lomba di POS nanti.


MURID 1
Hah? Maksudnya gimana? Kita kan uda latihan.


MURID 2
Kenapa kamu berambisi sekali, Rad? Ini kan cuma Pekan Olahraga.


MURID 3
Udah, lakuin kaya biasa aja. Kenapa musti repot-repot?


Radi mengamati respon teman-teman sekelas. Terdengar beberapa anak berkasak-kusuk. Theo memecah bisik-bisik, membuat kelas terdiam.


THEO
Aku tau ini memang cuma pekan olahraga biasa. Selama ini mungkin kita cuma ikutan POS buat ngeramein doang ato karna diwajibin sekolah.
(jeda)
Tapi, tahun ini, kenapa kita ngga nyoba serius dan bikin memori yang berharga? Mungkin beberapa dari kita ngga bakal sekelas lagi tahun depan. Walaupun ngga menang, seengganya kita uda seneng-seneng bareng.


Radi menatap Theo. Anak-anak di kelas menatap Theo, tampak menimbang, beberapa mengangguk, beberapa antusias. Theo menoleh ke Chisa di meja belakang. Chisa tersenyum, sendu.



MONTAGES - BEBERAPA TEMPAT

- Terlihat Radi menjelaskan rencananya di papan tulis. Terlihat satu per satu murid mengangkat tangan dan Radi tersenyum sebelum menulis nama di papan tulis.

- Kamar Chisa. Chisa menutup lemari dan memakai smart watchnya lagi.

- Di lapangan. Terlihat murid-murid kelas 1-3 melakukan latihan untuk Pekan Olahraga Sekolah.

- Di pinggir lapangan. Theo mengajari Chisa pemanasan ringan untuk mengatur napasnya.

- Di kolam renang. Chrysille berlatih ditemani Dafan yang menghitung waktu Chrysille, lalu bersorak sendiri.

- Di koridor. Sara terlihat menarik Kira untuk memberitahu bahwa Chisa berusaha keras.

- Di lapangan. Chisa berhasil berlari sampai garis seratus meter tanpa menyalakan alarm di jamnya. Chisa terlihat senang, Radi menggeleng melihat waktu di stop watchnya. Chisa melihat Radi, tapi Dafan terlihat menghibur mendorong mereka untuk latihan lagi.

- Di lapangan. Radi menghitung waktu lari Dafan, Sam dan Theo. Radi terlihat memberi ketiganya instruksi.

- Di lapangan. Chisa duduk bersama teman-teman kelas 1-3 yang sedang istirahat dan dan bercanda, main permainan ringan.

END MONTAGES



INT. RUANG OSIS - SIANG

Terlihat Kira mengakhiri briefing di depan ruangan. Papan tulis di belakangnya dipenuhi rangkaian acara selama Pekan Olahraga Sekolah.

Para anggota Osis meninggalkan ruangan. Dari luar terdengar hiruk pikuk murid-murid yang menyambut pekan olahraga dengan antusias.

Kira merapikan kertas-kertas di meja. Theo muncul di pintu, Kira menoleh sebentar lalu melanjutkan bersiap-siap.


KIRA
Kirain kamu ngga bakal muncul.


THEO
Aku sedang ngumpulin nyali.


KIRA
Kaya mau confess aja.
(akhirnya menatap Theo)
Ada apa?


THEO
(memasuki ruangan)
Kupikir paling ngga aku harus minta ijin ke kamu.


KIRA
Ngga sekalian ke Pa aja?


THEO
(menggigit bibir)
Om ngga bakal setuju.


KIRA
Aku juga.


Theo terdiam, menatap Kira.


KIRA
(melunak)
Tapi aku uda mutusin buat ngga ngehalangin keinginan Chi. Sekarang,
(ngambil barang-barangnya)
Kalau kamu udah selesai, aku harus pergi buat bantu yang lain nyiapin pembukaan.


Kira berjalan keluar ruangan.


THEO
Kira-


Kira berbalik, menunggu. Theo menggeleng, tak melanjutkan.


KIRA
Masih aja. Gimana aku mau minta jagain adikku.


Mata Theo membesar, terkejut. Kira sudah berbalik lagi.


KIRA
Kalian hari terakhir, kan? Aku sama Bu Laila bakal stand by di garis finish. Awas kalau kalian bikin Chi lari percuma.


Theo mengangguk walaupun Kira tak bisa melihatnya.


CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar