Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flower Whisper
Suka
Favorit
Bagikan
8. Tantrum
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. ASRAMA SEKOLAH, KAMAR SAM DAN THEO - MALAM

Theo memandang dengan alis berkerut origami burung di mejanya.


FLASHBACK


EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG

Kira menggendong Chisa yang telah ditangani oleh Bu Laila.


THEO
(menarik lengan Kira)
Nii-chan?


Kira menepis dengan kasar, lalu pergi. Diikuti Bu Laila. Sara bergabung dengan Chrysille dan yang lainnya. Kelihatan terkejut dan masih memproses apa yang terjadi.

END FLASHBACK



INT. ASRAMA SEKOLAH, KAMAR SAM DAN THEO - MALAM

Sam memasuki kamar sambil sibuk dengan hapenya, melihat Theo yang tak menyadari kedatangannya.


SAM
(mengetuk meja)
Kamu oke?


Theo menatap Sam lekat. Bangkit, menyambar origami di atas meja dan membuangnya ke tong sampah dengan kasar. Theo mengunci dirinya di kamar mandi.



INT. RUMAH CHISA, KAMAR CHISA - SIANG

Terlihat Chisa sedang duduk di tempat tidurnya, Kira berdiri di depannya.


CHISA
Sudah kubilang aku sudah ngga papa. Aku bisa masuk hari ini.


KIRA
Kalo kamu tetep keras kepala aku bakal kasitau Pa soal kemarin.


CHISA
Kakak!


KIRA
Aku ngga mau bahas ini lagi. Aku bakal minta Ketua Kelas ngeluarin kamu dari POS.


CHISA
Aku ngga percaya aku ngga punya suara buat hidupku sendiri.


Kira berhenti di pintu, berbalik pada Chisa yang menunduk.


CHISA
Sepanjang hidupku, orang-orang selalu mutusin apa yang boleh dan ngga boleh kulakuin.
(jeda)
Aku ngga boleh ngelakuin apa yang kumau, ngga boleh makan makanan yang kusuka, dan harus ngejalanin semua proses medis itu juga diet ketat buat jaga kondisiku. Tapi bahkan setelah semua itu, aku masih harus keluar-masuk rumah sakit.


Kira menggigit bibirnya.


CHISA (CONT)
Kakak ngga bakal ngerti rasanya.
(jeda)
Kakak bisa ngelakuin semua yang Kakak mau dan hebat dalam segala hal. Orang-orang selalu ngandelin Kakak.


Tiba-tiba ingatan kembali pada Kira.

INSERT FLASH: Kira menemukan Chisa tergeletak di dekat tangga rumah mereka, tidak sadarkan diri. Mengguncang-guncang panik, tapi tidak ada respon.


CHISA (CONT)
Kakak ngga akan pernah tau rasanya ngga punya temen dan sendirian sampai orang-orang nganggep aku cuma mitos.


INSERT FLASH: Rumah sakit, Kira menelpon nomor ayah mereka berkali-kali dengan panik. Sambungan dihubungkan ke pesan suara.


CHISA (CONT)
Ini pertama kalinya aku bisa jadi bagian dari sesuatu selain klub. Kenapa aku ngga boleh mutusin buat diriku sendiri?


Kira mengepalkan tangan mengingat ketakutannya saat itu.


KIRA
Apa karna itu kamu sengaja ngelepas jam tanganmu?


Chisa membuang muka, menyembunyikan pergelangan tangan di balik selimut.


KIRA (CONT)
Kamu tau kan aku ngga bisa ngelakuin apa-apa kalo kamu henti jantung lagi?


CHISA
Itu sebabnya aku punya ICD. Jam tangan itu ngga bisa berbuat apa-apa.


KIRA
Memang. Itu untukku. Aku perlu mastiin kalo alat itu berfungsi dan jantungmu masih berdetak.
(jeda)
Karna aku, ngga seperfek yang kamu pikirin.


Kira meninggalkan ruangan.



INT. RUANG KELAS 1-3 - SIANG

Theo memasuki ruang kelas dan duduk di kursinya yang biasa. Chrysille, Dafan dan Radi sedang menatap bangku Chisa yang kembali kosong.


CHRYSILLE
Dia kembali jadi si bangku kosong.


DAFAN
Menurutmu apa itu parah? Kenapa Kira sampe kaya gitu, kamu liat cara mereka debat? Sepertinya ada sesuatu-


Theo mendorong kursinya dan bangkit lagi, wajahnya keruh. Berjalan keluar kelas.


DAFAN (CONT)
Kamu mau kemana? Sebentar lagi bel, lho.


Chrysille dan Radi menatap curiga.



INT. KORIDOR SEKOLAH - SIANG

Koridor setelah pulang sekolah tampak sepi. Sara menunggu sambil bersandar di tembok ketika orang-orang keluar dari Ruang Osis, mencari-cari, lalu menemukan Kira masih berada di dalam.

Sara mengetuk, Kira menoleh, terkejut tapi sudah menduga.


SARA
Boleh aku masuk?



INT. RUANG OSIS - SIANG

Sara dan Kira duduk di depan papan tulis besar penuh rencana untuk Pekan Olahraga Sekolah.


SARA
Apa Chi baik-baik aja?


KIRA
Butuh istirahat, tapi ngga perlu khawatir.


SARA
Syukurlah kalo gitu.


KIRA
Sori kamu pasti kaget gara-gara kemarin. Makasi udah manggil Bu Laila.


SARA
Gimana dengan Kakak, apa Kakak baik-baik aja?


Kira tak menyangka akan mendapat pertanyaan tentang dirinya.


SARA
Sebenernya aku,
(ragu)
Pernah ngga sengaja liat bekas luka Chisa.



INT. GEDUNG OLAHRAGA, KOLAM RENANG INDOOR - SIANG

Chrsille memasuki area kolam renang. Terlihat khawatir. Tapi kali ini, ia tak menemukan siapa-siapa di sana.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Theo duduk di rumah kaca. Melamun. Terus melirik ke arah pintu, tampak menunggu seseorang.

Matahari semakin turun. Saat akhirnya akan pergi, Theo melihat pajangan frame di salah satu rak. Melihat rangkaian bunga yang diatur menjadi seperti mahkota bunga di frame. Theo membaliknya dan melihat nama Chisa di sudut dalam huruf kanji yang dikenal Theo. Terkejut.

INSERT FLASH: Shot close up wajah Chisa kecil, senyumnya, tangan yang menjalin bunga, mahkota bunga.



INT. RUMAH CHISA, KAMAR CHISA - MALAM

Chisa sedang berbaring dengan wajah kesal di tempat tidurnya. Origami burung bertebaran di atas selimut.

Terdengar suara ketukan di pintu. Chisa tak menyahut. Sara membuka pintu.


CHISA
Kukira kita udah selesai bicara. Pergi, aku ngga mau bicara sama Kakak.


SARA
Hai, Chi.


CHISA
(spontan duduk, terkejut)
Sara? Kenapa bisa-


Chisa menatap Kira. Kira mengangkat kedua tangan dan pergi menutup pintu.


SARA
Jangan marah sama Kak Kira.


Chisa menunduk.


CHISA
Aku ngga marah. Kenapa kamu bisa ada di sini?


SARA
Aku yang minta Kak Kira.


Chisa menoleh ke arah lain, mengingat untuk protes pada Kira nanti.


SARA
(duduk di pinggir tempat tidur)
Waktu liat kamu pingsan kemarin, aku jadi ingat waktu Kak Kira nolongin aku dulu.
Di saat aku kesulitan dan ngga ada yang tau harus ngapain, Kak Kira nolongin aku dengan cepat dan cekatan. Seperti sudah terbiasa dengan situasinya.
(jeda)
Itu bikin aku mikir apa yang bikin dia bisa setenang itu ngadepin hal darurat semacam itu. Walaupun sekarang aku tahu kenapa.


Chisa mendengarkan.


SARA (CONT)
Tapi waktu liat kamu kemarin, ada pikiran lain yang aku rasain.


CHISA
Apa?


SARA
Ngga berdaya.


CHISA
Kenapa?


SARA
Karna aku tau rasanya sakit, dan mungkin kamu ngerasain berkali-kali lipat dari yang aku rasain karna penyakitmu, tapi aku cuma bisa berdiri di sana.


Chisa terdiam.


SARA (CONT)
Apa ini normal buat dia? Gimana rasanya kalo harus ngeliat ini berkali-kali terjadi di depan mataku? Aku,
(jeda)
Mungkin Kak Kira gamau nunjukin, tapi aku liat tangannya gemetar waktu kamu pingsan. Sama kaya waktu tangannya berhenti sebelum bantu aku make inhaller.


Chisa terkejut.


SARA (CONT)
Karna itu, jangan marah sama Kak Kira, ya. Kamu tau kan? Dia cuma berusaha ngelakuin yang dia bisa buat kamu.


Chisa memeluk Sara sambil mengangguk, haru.


CHISA
Sara, jangan terlalu banyak main sama Kakak. Cara bicaramu makin mirip dia. Oh!
(tersadar)
Sejak kapan kamu tau kalo kami bersaudara?


SARA
Aku memang sudah curiga, sih. Tapi Kak Kira ngasitau aku sekitar sebelum trip ke Atsiri?


CHISA
Hee??


SARA
(senyum)
Mau aku bantu ngomong ke Kak Kira supaya besok kamu boleh ke sekolah?


CHISA
Un!



EXT. AREA BELAKANG SEKOLAH - SIANG

Chisa berjalan memasuki area sesemakan sambil memikirkan percakapannya dengan Sara semalam.

INSERT FLASH: Momen pertama kali Kira menolong Sara saat asmanya kumat. Chisa POV.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Chisa membuka pintu rumah kaca, dan tidak menyangka akan bertemu Theo di sana.


CHISA
Theo?


Theo berbalik dari rak pajangan, menatap Chisa. Ada perasaan lega, khawatir dan curiga di matanya.


CHISA (CONT)
(hati-hati, tiba-tiba menjadi canggung)
A-aku datang untuk ngecek anak-anak mother of thousand. Kamu sedang apa?


THEO
Kamu absen lama.


CHISA
Ah, ya. Aku butuh istirahat sebentar.


Theo memerhatikan Chisa bergerak ke pot-pot yang sudah dicat. Mengecek. Lalu pergi mengambil tanah ke atas meja untuk memindahkan tanaman.


THEO
Apa ini lelucon buat kamu?


CHISA
(berhenti, berbalik)
Sori?


THEO
Kamu ngga masuk setelah bikin heboh waktu latihan, ngga repot-repot ngasi kabar ke kita, terus sekarang muncul cuma buat maintenance taneman?


CHISA
Eh?


THEO
Apa kamu sedang permainin kami?


CHISA
Apa? Ngga-


THEO
Apa kamu sedang permainin aku?


CHISA
Apa maksudmu?


THEO
Aku denger kamu sama Kira sebelum pingsan.


CHISA
(terkejut)
Kamu denger?


THEO
Siapa kamu?


Chisa berjalan mendekati Theo, melihat raut kecewa dan marah di wajahnya. Theo mundur.


THEO (CONT)
(dalam bahasa jepang)
Beritahu aku.


Chisa terkejut.


THEO (CONT)
Apa itu menyenangkan tau aku ngga nginget kamu dan berlagak seperti kita ngga kenal sama sekali?


CHISA
Sori, The. Tapi aku ngga bermaksud gitu. Aku sadar kamu ngga ngenalin aku, dan ngeliat kamu sama Kak Kira, aku takut kamu bakal bersikap distant sama aku juga, jadi-


THEO
Kira.
(tertawa kecut)
Harusnya aku tau. Kenapa aku ngga curiga waktu pertama liat dia di sini?


CHISA
Tapi itu ngga berarti aku punya maksud buruk sama kamu, The.


THEO
Ya?


Theo teringat saat Chisa di taman.

INSERT FLASH: Theo melihat Chisa dan Erik duduk di taman, mengobrol.


THEO (CONT)
Karena itu kamu duduk di taman sama orang itu?
(jeda)
Kamu bukannya ngga sengaja ketemu dia, tapi kamu sengaja duduk bareng dia walaupun tau yang udah dia lakuin ke aku?


CHISA
(menggeleng-geleng)
Theo, ngga seperti itu. Aku tau kamu pasti masih sakit hati sama ayahmu. Tapi aku ngga mau liat kamu benci dia terus-terusan dan nyimpan dendam ke ayahmu.


THEO
Apa yang kamu tau?
(marah)
Keluargamu selalu ada buat kamu dan selalu merhatiin kamu. Tapi ayahku, dia buang aku di depan pintu kalian.


Chisa memerhatikan kemarahan di wajah Theo, tiba-tiba terlihat seperti anak kecil yang tinggal di rumah mereka lagi.

INSERT FLASH: Theo kecil tantrum di dapur rumah Chisa. Mata merah, pipi basah dengan air mata, menunjuk-nunjuk marah.


THEO (CONT)
Orang itu, ngga pernah ngunjungin aku selama aku tinggal di rumah kalian. Kamu tau apa yang paling buruk? Waktu kamu henti jantung-


Chisa menahan napasnya, terkejut Theo membahas momen itu.

INSERT FLASH: Theo dan Yoshi berada di restoran, tampak gelisah menuggu seseorang. Theo terus menunduk. Dari restoran tampak penuh sampai tidak ada pengunjung lagi.


THEO (CONT)
Aku dan ayahmu pergi buat ketemu dia. Kami nungguin dia berjam-jam tapi dia ngebatalin janjinya sama kami.


INSERT FLASH: Hujan. Theo dan Yoshi keluar dari mobil. Lalu bergeming. Terkejut melihat pemandangan di depan rumah.


THEO (CONT)
Tapi ayahmu masih mau berpikir positif, dan kamu tau apa yang aku liat waktu kami nyari dia ke rumahnya? Dia punya keluarga baru!


Theo melimpahkan kekesalannya dengan meninju meja. Pot-pot bergetar dan terjatuh, pecah di lantai. Chisa menahan napas.

Chisa mulai merasakan airmata membasahi pipinya. Takut dan sedih.


THEO (CONT)
Dia punya keluarga baru dan ngga repot-repot jemput aku, Chi!


INSERT FLASH: Theo melihat ayahnya keluar dari mobil. Memayungi sambil menggendong anak berumur 3 tahun, terlihat bahagia. Theo terlihat sakit hati.


THEO (CONT)
Tapi kamu tau yang bikin aku lebih kesal? Bukan karena dia ngebatalin janjinya. Tapi karna hari itu aku juga kehilangan kalian.


Theo mengingat momen Kira menatapnya dengan penuh kebencian di matanya.

INSERT FLASH: Koridor rumah sakit. Theo dan Kira saling bertatapan. Air mata mengering di pipi Kira. Mulutnya mengucapkan kata-kata yang tidak bisa didengar.


THEO (CONT)
Karna janji bodoh itu- kalo aja kami ngga pergi hari itu- kamu pasti..


CHISA
Ngga, Theo. Apa yang terjadi hari itu, bukan salah siapa-siapa.


THEO
(agresif)
Tapi ngga gitu buatku!


Theo memukul meja lagi dengan sangat keras. Mengenai pot dan melukai tangannya. Theo berbalik memunggungi Chisa. Darah merembes dari luka, menetes di pot dan lantai.

INSERT FLASH: Theo kecil marah dan memukul bungkusan chips di meja dapur, membuat isinya tersembur keluar berantakan.

Chisa merasakan jari-jarinya gemetar, juga napas yang menderu dan keringat dingin.

Lalu terdengar suara terjatuh.

SFX: Detak jantung cepat, takikardia. Lalu shock dari ICD.


FADE TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar