Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flower Whisper
Suka
Favorit
Bagikan
7. Sinkop
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG

Tampak suasana pulang sekolah hiruk pikuk. Murid-murid saling berpisah, pulang bersama dan bermain di lapangan.



INT. RUANG KELAS 1-3 - SIANG

Radi menunggu Chisa membereskan barang-barangnya, kemudian keduanya bergabung dengan Chrysille, Dafan, Sam dan Theo. Theo berjalan pergi.


DAFAN
(memanggil)
Theo! Ngga ke klub? Bukannya hari ini ngga ada part time?


Theo melirik pada Chisa, yang menatap Theo penuh harap. Chrysille memerhatikan tatapan keduanya, curiga.


THEO
(berjalan pergi)
Ngga. Hari ini pass.


Chisa menunduk kecewa. Di sampingnya Sam juga berjalan pergi.


DAFAN
Hoi, kamu juga?


SAM
Osis~


DAFAN
Bener-bener deh, Sam. Dia suka banget sibuk.


RADI
(pada Chisa)
Sam mitra junior di Osis. Kamu udah tau?


Chisa mengangguk sekenanya. Keempatnya lalu berjalan ke arah berlawanan.



INT. RUMAH KACA - SIANG

Radi dan Chisa tampak sedang berjongkok memperhatikan tanaman mother of thousand yang tumbuh bergerumul di satu pot kecil.


CHISA
(berdiri)
Sepertinya memang sudah waktunya dipindahin.


RADI
Mau kubantu?


Chisa tersenyum dan mengangguk. Keduanya berjalan ke lemari dan mengeluarkan beberapa pot kecil gemuk. Chrysille memerhatikan Radi dan Chisa, di sampingnya Dafan sedang melihat-lihat pajangan frame yang mereka buat di Atsiri. Sara mengumpulkan semuanya untuk dipajang di rumah kaca.


DAFAN
Wah, kamu sama bunga bener-bener ngga cocok, Chris. Ini jelek banget.


CHRYSILLE
(mukul kepala Dafan)
Diam deh.


DAFAN
Duh, galak banget.


SARA
(memerhatikan semua frame)
Sayang banget punya Theo ngga ada.


Chrysille diam, melirik ke Chisa, yang berhenti, mendengarkan dan kelihatan terganggu. Chrysille berpikir sebentar, lalu bangkit.


CHRYSILLE
Aku pergi dulu, ya.


Chrysille pergi diikuti pandangan semua orang. Radi kembali pada Chisa, menunjuk peralatan cat.


RADI
Itu buat apa?


CHISA
(berusaha kembali ke percakapan)
Ah, ini, karena keliatanannya potnya terlalu membosankan. Mungkin kita bisa hias dulu pake ini.


DAFAN
Wah, kayanya seru. Aku juga mau.


Dafan dan Sara bergabung mengecat pot bunga bersama Radi dan Chisa.



INT. GEDUNG OLAHRAGA, KOLAM RENANG INDOOR - SIANG

Chrysille memasuki area kolam renang dan mencari-cari. Kolam renang terlihat sepi tanpa riak.

Ia kecewa dan berniat berbalik, tapi lalu terdengar suara air di belakangnya. Theo baru saja keluar dari air. Chrysille tersenyum dan mendekat.


CHRYSILLE
Kirain kamu ngga di sini.


Theo mengusap air dari wajahnya, lalu duduk di pinggir kolam bersama Chrysille.


CHRYSILLE (CONT)
(senyum)
Sekarang ini jadi tempat rahasia kita buat ketemu.


Theo memaksakan senyum, memainkan kacamata renang di tangannya.


CHRYSILLE (CONT)
Kenapa? Kamu keliatan down sejak pulang dari Atsiri.


THEO
Sori.


CHRYSILLE
Apa ada hubungannya sama Chisa?


Theo membuang muka.


CHRYSILLE (CONT)
Apa ada sesuatu antara kalian berdua? Kukira kalian dekat waktu terakhir kali kita bahas soal klub di sini.


THEO
(diam lama)
Apa itu normal kalo kamu ngerasa seperti dikhianati?


CHRYSILLE
Ugh?


THEO
(menghela napas, lalu menggeleng)
Lupain aja. Sori.


Theo lalu mengenakan kacamatanya lagi dan menceburkan diri di kolam. Chrysille menatap punggung Theo.


CHRYSILLE
Apa maksudnya-Chisa?



INT. RUMAH CHISA, KAMAR CHISA - SIANG

Chisa memandang smart watch di tangannya. Alis berkerut, lama berpikir. Chisa mengangguk kecil, meyakinkan diri, lalu meletakkan kembali di meja. Di samping jam tangan, baju olahraga yang tampak masih baru terlipat rapi. Chisa memasukkannya ke dalam tas dan pergi keluar.



INT. RUANG KELAS 1-3 - SIANG

Bel pulang berbunyi di seluruh sekolah. Murid-murid 1-3 terlihat merapikan buku, sementara guru mata pelajaran meninggalkan kelas. Radi berdiri untuk meminta perhatian seisi kelas.


RADI
(setengah berteriak)
Temen-temen inget, ya, nanti.


Chisa menaruh kepala lunglai di atas meja, merasa berat hati.



EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG

Lapangan sekolah terlihat ramai. Selain kelas 1-3, terlihat anak-anak klub lain berlari mengitari lapangan.

Chisa tampak berdiri gelisah di pinggir lapangan. Theo berdiri tidak jauh, sedang melakukan pemanasan ringan bersama Dafan dan Sam. Radi kembali setelah memberi instruksi teman-teman di lomba lain.


RADI
Oke! Gimana kalo sekarang kita latihan buat estafet. Yang lain istirahat dulu.


Empat murid berkumpul bersama Radi, termasuk Chisa.


RADI
Menurutku ngga ada salahnya kita nyatet waktu lari kita supaya bisa improve buat menang di pos nanti. Nah,
(menunjuk garis yang sudah dibuat)
dari sini sampai garis di sana itu seratus meter. Karna ini lari estafet, kita coba bolak balik, ya. Kalian,
(menunjuk dua anak lain)
lari dari sana ya. Chi, kamu pelari ketiga dari sini ya.


Keempatnya mengatur posisi, Radi mengatur stop watch di hapenya. Chisa bersiap dengan gelisah, berpura-pura ikut melakukan pemanasan seperti temannya.

Theo memerhatikan dari jauh.



INT. KORIDOR SEKOLAH - SIANG

Di koridor, tampak Sara sedang berjalan mendekap beberapa bundle kertas. Tidak sengaja berpapasan dengan Kira.


SARA
Kak Kira.


KIRA
Hei, Sar. Mau kemana?


SARA
(memperlihatkan bundle kertas ke Kira)
Aku disuruh klub teater nanyain tentang acara kelulusan ke OSIS.


KIRA
(melihat-lihat)
Sudah mau persiapan buat pertunjukan? Wah, rasanya kaya disuru cepat-cepat pergi dari sekolah.


SARA
(tertawa)
Kapan ganti OSIS?


Kira mengetuk pelan kening Sara. Sara mengusap-usap keningnya.


SARA (CONT)
Karna ada banyak hal yang harus disiapin, kami harus bikin skrip, latihan, bikin kostum dan ngehias panggung, jadi..
(meminta permakluman)
Orang-orang di klub sibuk, dan cenderung perfeksionis, makanya.


KIRA
Haha, aku ngerti. Yuk, bareng, aku belum sempat liat jadwalnya, tapi sekertarisku pasti punya.


SARA
(mengangguk, lalu teralihkan ke lapangan)
Wah, aku baru pertama kali liat Chi olahraga.


Kira berhenti berjalan, langsung menoleh ke lapangan.


SARA (CONT)
Apa dia ikut lomba buat pekan olahraga?


Kira mengembalikan bundle kertas ke Sara dan mendorongnya ke arah berlawanan dengan tujuan mereka.


KIRA
(panik)
Panggil Bu Laila, cepat.


Kira buru-buru berlari menuju lapangan. Sara bingung, tapi ikut berlari seperti yang disuruh.



EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG

Chisa bersiap di posisinya. Semakin gugup ketika pelari pertama menyerahkan baton pada teman mereka di seberang garis. Kaki Chisa bergerak-gerak gelisah, lalu ia melihat Radi menyuruhnya bersiap.

Pelari kedua semakin dekat, tangan terjulur menyerahkan baton. Chisa memejamkan mata, baton berpindah ke tangannya, Chisa bersiap mengambil langkah pertamanya, memaksa berlari.

Tiba-tiba tangannya seperti ditarik, dan Chisa merasakan tubuhnya didekap seseorang. Chisa membuka mata, kebingungan. Ia bisa merasakan dada orang yang mendekapnya bergerak naik turun, napas tersengal.

INTERCUT WITH:


INT. RUANG KESEHATAN - SIANG

Sara tampak membuka pintu dengan napas tersengal, habis berlari. Bu Laila mengangkat kepala dari komputernya.


SARA
Chisa. Di lapangan.


Bu Laila langsung bangkit dari kursinya, mengecek dari jendela dan berlari keluar setelah menyambar tas emergency. Sara mengikuti di belakangnya.



EXT. LAPANGAN SEKOLAH - SIANG

Kira melepas Chisa dan langsung mengecek keadaan Chisa, tanpa repot-repot mengatur napasnya sendiri.


CHRYSILLE
Kira?


MURID LAIN
Bukannya itu Ketua Osis? Kenapa-?


KIRA
(marah)
(dalam bahasa jepang)
Apa yang kamu lakuin? Kamu bikin aku takut.


CHISA
(berbisik pelan)
Kakak, stop. Semuanya ngeliatin.


Semua orang melihat Kira dan Chisa dengan penasaran, beberapa berbisik-bisik. Dafan mendekati Chrysille, saling berpandangan melihat situasinya.


KIRA
(nunjuk baju olahraga Chisa)
Jangan bilang kamu diam-diam ikut latihan buat POS?
(melihat ke garis di belakang Chisa)
Lomba lari? Kamu ga mikir itu bakal ngebahayain k-


CHISA
(menghentikan Kira)
Sst. Jangan di sini.


KIRA
(menatap tidak percaya)
(dalam bahasa jepang)
Yang bener aja, kamu uda gila?


CHISA
(teriak, kesal)
Nii-chan!


Theo langsung terkejut, menatap Kira dan Chisa dengan mata terbelalak.


KIRA
(narik tangan Chisa)
Sudah cukup! Sekarang ikut aku. Kamu harus jelasin semuanya.


CHISA
(berontak lepas)
(dalam bahasa jepang)
Ngga mau!


Kira sudah akan marah lagi ketika Chisa tiba-tiba merasakan sakitnya dan jatuh terduduk di tanah. Chisa memegang dadanya. Kira langsung berlutut di depannya.


KIRA
Chi! Kamu ngga papa?


Kira mencari di pergelangan tangan Chisa, sadar Chisa tidak memakai smart watchnya. Chisa mencengkeram Kira semakin erat, bolamata tiba-tiba membesar, lalu memejam keras. Seperti baru saja mendapat shock.


KIRA
Chi!


Chisa POV. Pandangan mengabur. Di belakang Kira, Chisa bisa melihat Bu Laila berlari dengan tas emergency bersama Sara, wajah panik.


CHISA
(lirih)
Aku benci Kakak.


FADE TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar