Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flower Whisper
Suka
Favorit
Bagikan
4. Evaluasi Klub
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. ASRAMA SEKOLAH, KAMAR SAM DAN THEO - MALAM

Sam sedang belajar sambil mengikuti les daring di ipadnya ketika Theo kembali. Theo bersiap-siap membersihkan diri.


SAM
Shift sore?


THEO
Ya.
(melepas jaket)
Katanya kamu ikut klub bunga?


SAM
Bukan karna aku mau.
(lanjut belajar)
Kepala sekolah titip salam.


Theo berhenti dan menatap punggung Sam.



MONTAGES - BEBERAPA TEMPAT

- Para anggota Clover terlihat berkunjung ke toko tanaman untuk mengganti tanaman di rumah kaca. Kira ikut bersama mereka.

- Di pintu masuk bersensor metal, Theo melihat Kira berbisik pada security sambil menunjukkan sesuatu dan Chisa tidak perlu lewat di bawahnya.

- Di toko rumah tangga dan bangunan, Chrysille dan Dafan tampak berdebat ketika memilih bahan untuk window seat dan tambahan rak gantung, sementara Sara dan Chisa bermain-main denganlampu taman.

- Di rumah kaca, para anggota tampak sibuk mendekorasi rumah kaca. Memasang window seat, memindahkan dan memangkas tanaman yang sudah terlalu besar, Chisa menyulap terarium di bawah meja kaca dibantu Radi.

- Mereka juga membersihkan area luar rumah kaca yang sangat berantakan tanpa menyentuh jalur masuk agar tetap membuatnya tersembunyi.

- Chisa dan Theo menemukan dandelion liar. Chisa jahil meniup ke wajah Theo. Theo protes dengan wajah garang, Chisa menunjuk satu dandelion lain sambil minta maaf. Theo berlagak akan membalas Chisa, tapi akhirnya dia meniup ke udara di depan mereka. Keduanya menatap helaian dandelion diterbangkan angin.

- Karpet piknik digelar di luar rumah kaca. Sara membawa handmade cookies dan teh mawar untuk para anggota yang beristirahat. Tampak puas dan menikmati hasil kerja keras mereka.

END MONTAGES



INT. RUMAH KACA - SIANG

Theo sedang menelusuri batu pijak di dekat rumah kaca ketika mendengar suara senandung. Tiba-tiba merasa tergugah untuk mendekati sumber suara.


CHISA (O.S.)
When you wish upon a star,
make no difference who you are, anything your heart desires,
will come to you..


Theo merasakan desakan untuk mendekat.

INSERT FLASH: Bayang-sayang samar dua anak yang sedang bermain di taman. Tergelak, membuat mahkota dari akar dan bunga.


CHISA (O.S.)
If your heart is in you dream,
no request is too extreme,
when you wish upon a star,
as dreamers do.


INSERT FLASH: Suara gelak tawa dan langkah kaki berlarian di tangga. Bayang-bayang di balik blanket fort. CHISA KECIL dan THEO KECIL bersenandung sambil bercanda di dalamnya.


CHISA (O.S.)
Fate is kind,
she brings to those to love,
the sweet fulfillment of
their secret longing-
(terkejut)
Theo?


Theo muncul di depan Chisa dengan napas cepat. Tampak kesulitan membedakan realita dan bayang-bayang di pikirannya. Theo menatap Chisa lekat-lekat yang sedang mengikat lilin aroma terapi dengan tangkai bunga dan tali rami, memicing curiga.


CHISA
Theo? Kenapa?


THEO
Yang barusan itu...
(berusaha menenangkan diri)
jelek banget.


CHISA
(menatap Theo sebal)
Maaf, itu karna napasku pendek.


THEO
(duduk di depan Chisa)
Kamu sedang buat apa?


CHISA
(bersemangat)
Ah, ini. Silakan.
(nyerahin ke Theo, senyum lebar)
Makasih, ya, udah mau bantu aku nyelamatin klub bunga.


THEO
(tiba-tiba tersipu)
Ehem. Bukannya masih terlalu cepat buat nyimpulin. Evaluasinya masih besok.


CHISA
Aku yakin hasilnya bakal baik.


Theo menatap Chisa. Aneh dengan senyum Chisa yang terasa familiar.

Tiba-tiba anggota Clover yang lain datang dengan gaduh.


DAFAN
Yohoo! Kalian semua udah siap buat besok?


CHRYSILLE
Kamu ini selalu punya banyak tenaga. Berisik banget.


RADI
Biarin aja, Chris. Ini pertama kalinya dia kerja keras buat hal selain basket.


Sara tertawa di belakangnya, bersama Kira, yang melihat Theo dan Chisa dengan curiga.


KIRA
Kamu oke?


Chisa mengangguk.


RADI
(melihat di meja)
Ini apa, Chi?


CHISA
Ah, ini lilin aromaterapi dari bunga kering. Bukan sesuatu yang besar, tapi kalo ngga keberatan, silakan.


DAFAN
Buat kita?


Chisa mengangguk lagi. Yang lain langsung bersemangat memilih dan membaui lilin buatan Chisa.


CHRYSILLE
Visualnya cantik nih.


DAFAN
Baunya juga oke, makasi ya, Chi.


SARA
Bagus banget ide naruh kaca jadi pembatas lilin ini.


CHISA
Jadi ngga perlu takut hiasannya hilang waktu bakar lilinnya. Kalian bisa ganti sama lilin baru begitu habis.


SARA
Ajarin aku cara buatnya juga, ya.


Chisa mengangguk, senang melihat antusiasme anggota lain. Chisa pergi ke lemari untuk merapikan toples-toples bunga kering. Radi membantu.


RADI
Padahal kamu juga repot sama persiapan evaluasi. Masih sempet bikinin buat semuanya. Kamu rajin banget.


CHISA
(megang dadanya, haru)
Ini pertama kalinya aku punya temen untuk berjuang sama-sama. Rasanya, menyenangkan.


RADI
(tersipu)
Chi,
(ngelus kepala Chisa)
Kamu uda berusaha keras.


Chisa tersipu dan mundur karena sikap Radi. Di belakang mereka, Theo dan Kira memerhatikan keduanya sambil memicing.



INT. RUMAH CHISA, KAMAR CHISA - MALAM

Chisa tiba-tiba terbangun dari tidurnya sambil megap-megap, kesulitan bernapas. Kerah piayama basah karena keringat. Terbatuk sambil memegang dadanya, Chisa berusaha meraih obat-obatan di laci drawer samping tempat tidurnya. Chisa berusaha menahan rasa sakitnya sambil mencengkeram selimut erat-erat.


JUMP CUT TO:


Kira membuka pintu kamar untuk membangunkan Chisa. Panik begitu melihat Chisa duduk tertidur di sofa bersandaran tinggi. Jendela terbuka tertiup angin. Kira langsung berlutut di depannya.


KIRA
(dalam bahasa jepang)
Chi? Kamu ngga papa?


Chisa setengah terbangun karena Kira. Kira mengambil transmitter ICD dan mengirim sinyal ke dokter. Chisa langsung sadar sepenuhnya begitu melihat Kira menelpon dokter.


CHISA
(merebut hape Kira)
Nii-chan!


KIRA
(mengecek keadaan Chisa, khawatir)
Kamu ngga papa? Apnea?


CHISA
(mengangguk)
Ya, tapi aku sudah ngga papa.


KIRA
(meraih hapenya kembali)
Aku sudah ngirim transmisi ICD-mu ke Dokter Alvin. Lebih baik kamu istirahat aja hari ini.


CHISA
Ngga bisa. Hari ini kan evaluasi klub.


KIRA
(berhenti)
Memangnya itu penting sekarang?


CHISA
Tentu aja!


Kira menatap Chisa yang tampak penuh tekad.



EXT. LAPANGAN BASKET SEKOLAH - SIANG

Terlihat anak-anak kelas 1-3 sedang bermain basket di lapangan beralas konkret, para murid perempuan menyemangati dari samping.

Theo melakukan jab step dan tidak sengaja terdorong jatuh oleh temannya. Dafan, Radi, Sam dan yang lainnya langsung berlari mendekati Theo, khawatir.


THEO
(memberi tanda dia baik-baik saja)
Ngga papa, lanjutin aja, aku bisa ke uks sendiri.



INT. RUANG KESEHATAN - SIANG

Theo membuka pintu ruang kesehatan dan terkejut melihat Chisa di sana. Ia masuk terpincang dan duduk dengan canggung. Tidak ada orang lain di sana.


CHISA
(buru-buru turun dari ranjang uks)
Ah, Bu Laila sedang keluar. Kamu butuh apa?


THEO
Pain spray.


Chisa membuka kotak obat. Theo menatap dengan alis berkerut, Chisa tampak familiar dengan isi ruangan. Theo menerima tabung pain killer dan menggunakannya sendiri.


CHISA
Kenapa bisa sampai terkilir?


THEO
Basket.


CHISA
(menemukan luka gores di lengan Theo)
Ah, tanganmu juga terluka.


Theo memerhatikan Chisa mengambil kotak kecil dari tasnya, membersihkan luka dan mengoleskan sedikit krim.


CHISA
Ingat infused oil dari bunga calendula yang waktu itu?


THEO
Ini dia?


CHISA
Um-hm. Aku jadiin salve, ini bisa bantu lukamu cepat sembuh. Ngga bakal ninggalin bekas! Kamu cuma perlu ngolesin dua kali sehari.
(senyum, menyerahkan pada Theo)
Kamu bisa ambil ini.


THEO
Hah? Ngga papa, nih?


CHISA
Ya, masih ada lagi di rumah kaca.


THEO
Oke, thanks.


CHISA
(duduk di samping Theo, bangga)
Hebat, ya? Kalo kamu buang, itu cuma bakal jadi hal yang sia-sia. Tapi kamu bisa dapet manfaat lebih kalo kamu mulai mengolah sesuatu.


Theo memandang Chisa beberapa saat. Chisa menoleh dan Theo buru-buru buang muka.


THEO
(memainkan salve di tangannya)
Harusnya kamu bilang kalo masuk. Yang lain pada nyariin.


Rona muka Chisa berubah, menggigit bibir. Theo melihat ranjang Chisa, penuh origami kertas.


THEO
Origami burung lagi? Sekarang hobimu berubah jadi obsesi.
(melihat Chisa tak menjawab)
Kamu dateng evaluasi nanti, kan?



EXT. RUMAH KACA - SIANG

Kepala Sekolah, dua orang perwakilan dari Komite Sekolah, seseorang yang memegang kamera untuk dokumentasi dan Kira terlihat hadir di rumah kaca untuk melakukan evaluasi.



MONTAGES

- Para anggota Clover bergantian memberi tur luar dan dalam rumah kaca.

- Kepala Sekolah melihat-lihat rumah kaca sambil berbincang dengan orang-orang Komite.

- Di belakang mereka, Kira sibuk mencatat poin-poin penting di papan clipboardnya. Sementara sie pubdok sibuk mencari sudut pandang yang bagus untuk fotonya.

- Chisa tampak menjelaskan koleksi di lemari toplesnya. Sara memberi cenderamata lilin dan demonstrasi salve buatan Chisa.

END MONTAGE



INT. RUMAH KACA - SIANG

Kepala sekolah berhenti di depan pintu rumah kaca dengan senyum puas.


YOSHI
Saya pikir, semuanya sudah cukup. Anak-anak sudah berusaha keras dan hasilnya sangat memuaskan. Ngga ada yang perlu dipermasalahin, kan, Bapak-bapak? Ah,
(teringat sesuatu)
Mungkin kalian bisa mulai bersihkan jalan masuk ke rumah kaca ini.


CHRYSILLE
(pelan)
Sudah kuduga pasti itu.


DAFAN
(beralasan)
Ahaha, iya, Pak. Kemarin karena belum sempat.


SAM
(bisik-bisik, membalas Chrysille)
Mana mungkin bilang kalo sengaja biar ngga ketauan yang lain.


DAFAN
(bisik-bisik)
Senyumin aja.
(kembali ke petinggi di depannya)
Aha-Hahaha.


YOSHI
Kalian tenang saja, mungkin ada berkas-berkas yang harus diisi, tapi hasilnya pasti baik.


Ketika akan pergi, Kepala Sekolah berbalik lagi.


YOSHI
(memandang semuanya, lalu pada Chisa)
Melihat kalian sudah bekerja keras merawat rumah kaca ini dalam waktu singkat, Bapak ingin memberi reward atas jerih payah kalian.


Kepala sekolah menepuk pundak Theo yang berdiri paling dekat sambil tersenyum, bangga. Theo terus melirik pada Kira.

Semua anggota saling berpandangan dan bersorak penuh sukacita.



EXT. AREA BELAKANG SEKOLAH - SIANG

Terlihat rombongan tim evaluasi meninggalkan area belakang sekolah. Chisa mengejar di belakang mereka. Kepala Sekolah meminta yang lain pergi lebih dulu selain Kira.


CHISA
(mengatur napas)
(dalam bahasa jepang)
Apa benar boleh pergi?


YOSHI
(tersenyum)
Ya, pergilah sama Kira.


Chisa tersenyum lebar sambil mengangguk. Tapi Kira tampak tidak terlalu senang.


CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar