Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ergo
Suka
Favorit
Bagikan
1. Scene 1-12

Fade In

1. EXT - TAMAN, SORE.

BLACK AND WHITE.

Lili (37), wanita dengan tinggi semampai, rambut sebahu, beranjak dari tempat duduk panjang dekat sebidang taman, bersandar, menghadap trotoar. Kemudian ia mengajak putrinya, Laras (7), rambut panjang sepunggung, berjalan.

Baru beberapa langkah, Laras melihat kucing di depannya, ingin menyebrang tapi bingung.

Laras segera melepaskan tangan ibunya, berlari ingin menyelamatkan kucing tersebut.

Lili terkejut, cemas.

LILI

Raraaas!

Lili berlari menyelamatkan Laras.

Lili menarik Laras, lalu mendekapnya.

Wajah Lili terkejut, matanya terbelalak.

Terlihat sebuah mobil sedan hitam melaju kencang.

Lili mendorong Laras ke arah trotoar.

Kamera menyorot mobil box dari kejauhan melaju maju di jalur lain.

Mobil sedan berusaha tidak menabrak Lili, namun tidak bisa. Terlanjur menabrak Lili lalu berbelok ke jalur mobil box.

Lili terpental. Jatuh ke trotoar.

Mobil box yang ada di jalurnya berusaha mengerem, supirnya membanting stir namun terlambat.

Mobil sedan bertabrakan dengan mobil box sampai terpental lalu terbalik dan mengeluarkan asap.

Laras terkejut.

Kucing yang diselamatkannya masih berada di pangkuannya. Dipeluknya dengan erat dengan mata terbelalak memandang ke depan.

CUT TO BLACK

2. INT - KAMAR LARAS - DINI HARI.

Laras (20) terbangun dari mimpinya. Berkeringat dingin. Jantungnya berdebar kencang. Nafasnya tersengal.

Super : 13 tahun kemudian.

Laras, duduk di tempat tidur, memandang sendu ke arah tak tentu. Ia menyalakan lampu di nakasnya lalu beranjak ke kamar mandi.

Di dinding di atas meja belajar, beberapa medali tergantung dari ajang bela diri. Karate.

Juga beberapa piala kejuaraan Karate. Di shelf.

(suara flush dari toilet)

Di meja belajarnya ada foto Lili (37) sedang memangku Laras (7), di sebelahnya ayahnya, Burhan (43) berdiri menggendong kakak Laras, Arya (12).

Ada foto Laras (9) dan Arya (14) yang bergaya bela diri.

Ada foto Laras (16), Arya (21) dan Burhan (52) ketika wisuda S1 Arya.

Juga ada buku berjudul : Menggugat Tanggung jawab Agama-Agama Abrahamik bagi Perdamaian Dunia, terbitan Kanisius tahun 2010. Di bawah buku tersebut, mengintip buku UUD 1945.

SUPER:

nama para pemain

judul ERGO

3. INT - RUANG MAKAN RUMAH LARAS - PAGI

Laras (20), rambut panjang diikat ke belakang, senyum hampir selalu disembunyikan, hidung mancung, alis panjang cukup tebal, keluar kamarnya, siap berangkat kuliah.

Ayah Laras, Burhan (56), pria paruh baya memakai kemeja biru berdasi biru dongker jas senada dasinya, duduk di kursi ujung meja makan, meminum kopinya perlahan.

LARAS

(berjalan mendekati ayahnya)

Berangkat dulu ya, Pa.

BURHAN

Lho! Sarapan dulu.

LARAS

(mengambil kotak makan dari Bi Sumi (60), ibu-ibu paruh baya cukup gemuk menggunakan daster besar, yang muncul dari dapur)

Ini

(Memamerkan pada ayahnya)

BURHAN

(menggelengkan kepala)

LARAS

Papa hati-hati, ya ...

(berlutut di samping papanya)

BURHAN

(menyambut anaknya, mencium keningnya)

Raras, You're always be my little precious. Take care for yourself out there. Don't be afraid, don't hide, you've done nothing wrong. (jeda) Be brave!

LARAS

(tersenyum antara sedih, bahagia dan takut kehilangan, memeluk ayahnya)

BURHAN

Kamu tahu, kan, Papa mau berangkat ke Hong Kong untuk 2 minggu ke depan?

LARAS

(mengangguk)

BURHAN

Arya masih harus tetap di Tunis, tunggu sebentar lagi baru bisa pulang.

LARAS

(Mengangguk lagi)

BURHAN

(menyediakan tanggannya untuk dicium anak perempuannya)

Laras mencium tangan ayahnya, bangkit berdiri, mencium pipi ayahnya.

LARAS

Raras berangkat ya, Pa.

(menuju ruang tamu ke pintu keluar)

BURHAN

Raras! Papa sudah minta Putri datang menginap.

LARAS

(membalikkan badan)

Pa!

(protes)

BURHAN

No objection!

(menjawab tenang, meminum kopinya)

LARAS

(menghela nafas)

Okay, then.

Kembali menuju pintu keluar untuk berangkat kuliah.

4. EXT - HALAMAN KAMPUS - SIANG

Laras berjalan dari arah pintu ruang kuliah menuju koridor/ taman di depan ruang kuliah.

Eva (22), seorang gadis dengan rambut hitam lebat dan wajah cantik rupawan yang mampu memikat banyak pria, menuju arah Laras.

EVA

(menabrakkan sebagian tubuhnya ke Laras)

Oh, Sorry. My problem.

(kembali bersama teman perempuannya, Esther (22) berwajah blasteran/bule, rambut sebahu, memakai kalung berbentuk salib)

Laras menatap Eva sedikit kesal. Tas punggungnya hampir jatuh.

Eva berjalan dan tertawa bersama Esther.

Laras menarik nafas dalam seolah tidak terjadi apa-apa.

5. INT - KANTIN KAMPUS - SIANG

Laras sampai di kantin kampus yang ramai.

Beberapa orang sudah mulai makan seolah mereka menahan lapar berhari-hari. Beberapa dari mereka melakukan swafoto. Beberapa dari mereka menonton aksi kocak youtuber Bintang yang sedang viral. Beberapa pria memandang kagum kepada Eva. Sebagian lainnya berbincang saja.

Tatapan Laras berhenti pada sekelompok orang.

Adam (22), seorang pria tinggi meskipun dalam keadaan duduk, dengan alis tebal, wajah tampan dan bersih, mengenakan topi, menatap tajam ke arah Laras. Duduk berhadapan dengan Eva dan Esther.

Laras mengalihkan pandangannya dari kelompok tersebut ke arah depan, tetap berjalan, menuju seseorang.

Ketika hampir sampai, Laras melompat.

Kaki Esther hampir mencelakainya.

ADAM

(mencibir)

EVA

(menatap remeh)

Tadi dia nggak segesit itu.

Laras melanjutkan langkahnya ke meja yang dari awal ditujunya. Putri (20), seorang gadis berjilbab, berwajah imut dengan tahi lalat di dekat bibirnya, menatap penuh benci ke arah kelompok yang merisak Laras.

PUTRI

Nggak ada kapoknya tuh gerombolan!

LARAS

Seperti biasa.

PUTRI

Kok, nggak lo K.O-in aja dari dulu? Biar nggak banyak tingkah mereka.

LARAS

(menghela nafas, menatap ke arah lain)

PUTRI

Raras!

LARAS

Nggak usah dibawa ribet.

PUTRI

Ini nih. Harusnya lo bertindak lebih teges dari dulu, Ras...

(jeda)

... Eva sama Esther udah keterlaluan. Adam apalagi. Jelas-jelas bukan lo penyebab ibunya meninggal, malah Tante Lili meninggal karena ditabrak ibunya. Harusnya lo yang marah.

LARAS

(beranjak pergi)

PUTRI

Raras, eh!

(mengemas tasnya mengikuti Laras)

6. EXT - HALAMAN KAMPUS - SIANG

PUTRI (CONT'D)

Ras!

(menarik tangan Laras)

Ras, maafin gue! Nggak ada maksud untuk -

LARAS

Ngungkit masa lalu?

PUTRI

Kok, lo nadanya gitu?

LARAS

Lo satu-satunya sepupu gue. Yang deket sama gue. Tapi dari dulu, lo nggak mau nyoba buat.ngertiin.gue.

PUTRI

Justru gue udah sering nyoba, tapi lo! yang nolak buat dingertiin!

LARAS

What the F are you ➖ ?

PUTRI

Stop! Jangan.pake.bahasa.Inggris!

LARAS

You just use it.

Laras pergi meninggalkan Putri yang ternganga.

PUTRI

(membalikkan badan, menyusul Laras)

Eh, tunggu, Ras! Mau balik? Udah nggak ada kelas? Mampir rumah gue dulu!

LARAS

Untuk?

PUTRI

Lho, Om Burhan bilang gue yang nemenin lo, selama dua minggu ini.

LARAS

Papa berangkatnya masih besok. (jeda) Lo langsung aja ke rumah. Nggak.usah.dibikin.ribet.

PUTRI

Eeeeh, lebih cepet gue di sana, lebih baik, kan? Gue mau ajak lo kajian besok lusa, kan enak, kalo bisa berangkat bareng.

Putri membalikkan badan, melangkah pergi.

Laras ganti terbelalak, mengeryitkan alis. Mulut ternganga. Menghela nafas kasar lalu mengikuti langkah Putri.

7. INT- RUMAH LARAS - SORE

Laras yang lelah masuk ke dalam rumah diikuti Putri.

Putri menyeret sebuah koper besar masuk ke dalam rumah, sedangkan Laras bergegas menuju kamarnya.

PUTRI (CONT'D)

Ras, bantuin kek gitu!

LARAS

(tidak menoleh sedikitpun)

PUTRI

Raraaass!

Bi Sumi, datang tergopoh-gopoh membantu Putri.

PUTRI (CONT'D)

(tersenyum)

Makasih ya, Bi Sumi.

BI SUMI

(tersenyum mengangguk)

8. INT - KAMAR LARAS - SORE

Putri mengikuti Laras masuk ke dalam kamar.

LARAS

Siapa yang ngizinin lo masuk?

(menoleh dan menatap lekat ke arah Putri)

PUTRI

Lho, kan gue tidur di sini.

LARAS

Lo.tidur.di.kamar.tamu.

Bi Sumi yang datang membawa koper besar terhenti dan menatap ke arah Putri.

PUTRI

Nggak mau, gue tidur di sini!

(duduk lalu merebahkan diri di atas tempat tidur Laras)

LARAS

(menghela nafas kasar)

Laras meletakkan tas punggungnya di atas kursi belajar, sementara Bi Sumi meletakkan koper Putri di dekat meja belajar Laras.

BI SUMI

Non Raras dan Non Putri mau dibuatkan minum?

LARAS

Nggak usah, Bi. Biar dia ambil sendiri.

PUTRI

(melihat Laras)

Eh, gue mau kok.

(duduk dan melihat ke arah Bi Sumi)

Es Teh ya, Bi?

Laras melirik jutek ke Putri.

BI SUMI

Baik, Non.

KEESOKAN HARINYA

9. EXT - HALAMAN RUMAH LARAS - PAGI

Laras, terlihat segar memakai kemeja lengan panjang, membantu ayahnya memasukkan koper ke dalam bagasi. Putri juga terlihat segar, membantu Laras. Burhan keluar dari pintu rumah. Pak Darno membuka pintu mobil memersilahkan Burhan masuk, kemudian segera menuju posisi kemudi.

BURHAN

(menghadap ke arah Laras dan Putri)

Pak Darno yang antar Papa ke bandara. Kalian baik-baik ya.

LARAS

Iya, Pa

PUTRI

Iya, Om

BURHAN

(menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi putrinya)

My little Precious

(mencium kening Laras lalu memeluknya)

Laras mendekap ayahnya erat.

Setelah Laras melepaskan pelukan. Putri mencium tangan pamannya yang kemudian masuk ke dalam mobil.

Kedua gadis itu menatap mobil yang keluar dari halaman rumah sampai tak terlihat.

PUTRI

(melihat ke arah Laras)

Eh, Ras. Ikut, yuk!

LARAS

Gue.masih.punya.banyak.tugas

PUTRI

Tugas apa? Ini penting!

Putri menarik tangan Laras ke arah dalam rumah.

10. EXT - HALAMAN MASJID - SIANG HARI

Laras yang sudah jengah dengan kelakuan Putri akhirnya bertanya.

LARAS

Kita mau ngapain di sini?

PUTRI

Ikut kajian.

LARAS

Bukannya lo bilang besok?

PUTRI

Ehh... bener. Besok - lusa. Besok dan lusa. Dua hari kan?

LARAS

(menatap kesal ke arah Putri)

PUTRI

(menarik tangan Laras)

Udah ayo!

Laras berusaha melepaskan diri dari cengkraman Putri.

Ketika Laras dan Putri saling adu kekuatan, muncul seorang pria muda yang tidak terlalu tampan, juga tidak terlalu jelek. Tidak terlalu tinggi, setinggi Laras. Bintang (20)

Bintang sedang memegang ponsel yang telah dipasang pada gimbal stabilizer.

BINTANG

Eh, kok main tarik tambang di sini? 17an udah lewat!

Laras dan Putri menoleh ke arah suara.

Bintang yang melihat Laras, takjub.

BINTANG (CONT'D)

Laras?

(tersenyum-senyum lalu merapihkan rambutnya dengan salah satu tangannya)

BINTANG (CONT'D)

Halo Laras, lama nggak ketemu

(tersenyum, melambaikan tangan)

Laras menghindari tatapan Bintang.

PUTRI

Eh, Bintang! udah jangan lama-lama liatnya. Bukan muhrim!

BINTANG

Eh! Gue cuma mau nyapa Laras

PUTRI

Udah,kan?

BINTANG

Iya... udah sih

(masih menatap Laras yang melihat ke arah lain)

PUTRI

Ya udah, sana! Sana!

Bintang berlalu meski tatapannya masih kepada Laras, ia tersandung.

Putri tertawa kecil.

PUTRI (CONT'D)

Kita masuk, yuk! Udah mulai.

(memberikan kerudung)

Terdengar sayup-sayup suara penceramah.

Laras mengambil kerudung dari tangan Putri dengan sedikit jengkel, memakainya, kemudian mengikuti langkah Putri masuk ke dalam masjid.

10. INT - AULA MASJID - PAGI

Ustadz penceramah terus berbicara, Putri antusias sedangkan Laras serius memegang ponselnya.

Sesekali Putri menyenggol siku Laras dan memberi kode untuk meletakkan ponselnya.

USTADZ

Nah, ini anak-anak muda jaman sekarang juga, terlalu mudah ikut arus.

Punya idola lalu ikuti gaya berpakaiannya, ikuti makanannya. Nanti ngikutin gaya hidupnya. Kafir ya jangan diikuti. Yang paling wajib kita ikuti ya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Ikuti itu. SETIAP langkahnya. Baru begini

(mengangkat jempol kanannya)

Laras menghentikan kesibukannya dengan ponsel. Ia memicingkan matanya kepada Sang Ustadz.

Putri menyengkol siku Laras lagi.

LARAS

(berbisik)

Lo ngerasa aneh nggak,sih?

PUTRI

Aneh apanya?

LARAS

Kita disuruh ngikutin Rasulullah, wajib, setiap.langkahnya. trus gimana lo baca Al Qur'annya? Al-Qur'an dibukuin pas jamannya Umar-bin-Khatab Ra-dhiyalla-hu An-hu. Bukan pas jaman Rasulullah.

PUTRI

Ngomong apa sih lo, Ras?

LARAS

Lho, iya kan gitu tadi maksudnya? Jangan bilang Ustadz itu nggak tahu kapan.konteksnya.bilang Rasullullah, kapan.bilang.Nabi Muhammad?

Putri memutar bola matanya.

Tiba-tiba Laras beranjak pergi, Putri terkejut, mengikutinya.

11. EXT - HALAMAN MASJID - PAGI JELANG SIANG

Laras menempelkan ponsel di telinganya.

LARAS

Halo, Kak?

ARYA (V.O sambungan telpon)

Halo, Ras? Papa udah berangkat?

LARAS

Udah tadi pagi. Kakak kapan pulang?

ARYA (V.O)

Kayaknya Kakak belum bisa pulang minggu ini. Masih harus revisi tesisnya. Nggak apa-apa kan? (Jeda)

Hey, Daddy said, there's Putri accompany you.

LARAS

Yeah. She's here.

(menoleh, jutek mendapati Putri menguping pembicaraannya)

Laras mengusir Putri dengan pandangannya.

PUTRI

(hanya gerakan mulut)

Kak Arya?

(tersenyum)

LARAS

(masih berusaha mengusir)

tapi.semoga.dia.nggak lama-lama.di sini

ARYA (V.O)

Kan bagus kalo kamu ada yang nemenin. Salam ya, untuk Putri!

Putri berjingkrak kegirangan.

LARAS

Bye, Kak.

Laras menutup sambungan telpon.

LARAS

Baru aja lo ngingetin Bintang, sekarang, lo sendiri yang kegatelan sama kakak gue!

(menatap sinis)

PUTRI

Kakak lo kan sepupu gue juga. Emang gue nggak boleh ikut seneng?

LARAS

Beda maksud,kan senengnya?

(menatap dekat mata Putri)

Putri menghindari pandangan Laras.

PUTRI

Eh, ayo masuk lagi, belum selesai kajiannya!

LARAS

(melepas kerudung kemudian berjalan menuju gerbang keluar masjid)

PUTRI

Lho, kok? Raras!

12. EXT - LUAR GEDUNG MALL - SIANG

Laras berjalan tergesa, Putri mengikuti. Mereka masuk ke dalam gedung Mall

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar