Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
KEESOKKAN HARINYA
21. EXT - HALAMAN RUMAH LARAS - PAGI
Laras mengendap-endap berjalan menuju pintu pagar dan membukanya perlahan.
Terdengar suara Putri.
PUTRI (S.O)
Biii ... Laras udah berangkat ya?
22. EXT - HALAMAN KAMPUS - SIANG
Laras terburu-buru keluar ruangan kuliah, hingga ia tidak melihat Eva dan Esther dan menabrak mereka.
EVA
Heh! Udah berani mulai duluan,ya!
LARAS
Sori, gue nggak sengaja.
Laras mengemasi kertas-kertas milik Eva dan Esther yang berjatuhan lalu menyerahkannya kepada kedua gadis tersebut.
EVA
Not that easily, Babe!
(mencebik Laras)
Laras tidak peduli, memaksa Esther menerima kertas-kertas yang sudah dikumpulkannya.
ESTHER
Hey! Watch your doing!
LARAS
(masih tidak peduli)
EVA
Your mother's death not on your list of concern. So make me hurt like this, surely not problem for you.
(berkata sinis)
LARAS
Apa lo bilang tadi?
EVA
Lo paham yang gue maksud.
LARAS
Gue udah minta maaf dan udah gue jelasin juga, NGGAK sengaja. Jangan nyerempet ke bagian lain, yang lo nggak paham!
EVA
Salah. Justru gue paling tahu, kenapa lo diem aja waktu itu. You know that's your fault, Ergo; You being a silent idiot, until NOW!
LARAS
(menatap Eva dengan amarah yang ditahan)
EVA
Yang lebih menyakitkan adalah kenyataan, kalo emang lo nggak pantes punya nyokap. Mungkin itu sebabnya, dia cepet banget mati. Gue berharap, lo nggak menyia-nyiakan hidup lo yang menyedihkan.
(berakting mengusap pipi)
LARAS
(menepis tangan Eva)
Lo nggak tau apa-apa, tentang nyokap gue, dan KEHIDUPAN gue!
EVA
Justru gue paling tahu nyokap lo. Dia cuma pura-pura jadi wanita baik padahal dia -
(menggunakan tangan untuk melukiskan kemarahannya tentang Lili)
LARAS
Bicara tentang gue, masih bisa gue maafin. Tapi kalo mulut lo sok tahu tentang nyokap gue -
(memelintir tangan Eva)
EVA
(menjerit kesakitan)
Lo udah gila!
ESTHER
Ras, lepasin Eva!
LARAS
Suruh temen lo ini minta maaf!
EVA
Gue nggak mau minta maaf! Aaargh!
(semakin kesakitan karena Laras memelintir tangannya semakin kuat)
Esther tidak mampu membantu Eva melepaskan pegangan tangan Laras.
Adam bergegas menuju Laras yang sedang memelintir tangan Eva. Adam berusaha memisahkan mereka. Karena sulit, ia dengan kasar mendorong Laras hingga terjatuh.
Laras membersihkan dirinya kemudian berdiri, ia menatap tajam ketiga orang di depannya.
Adam menyeret Eva yang masih kesakitan tangannya. Esther mengikuti keduanya dari belakang.
Laras mengatur kembali nafasnya yang tersengal dan membetulkan posisi tas punggungnya. Ia menuju area depan kampus.
Melalui pesan whatsapp, Laras dan Neil membuat janji. Neil akan menjemput Laras di depan kampus.
PESAN WHATSAPP
NEIL
R you ready?
LARAS
Yup!
NEIL
Ok. B right there!
Sebentar kemudian sebuah mobil SUV 4×4 menghampiri Laras. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil.
20. EXT - VALET APARTMENT - SIANG
Neil dan Laras turun dari mobil disambut oleh seorang petugas yang menerima kunci dari Neil.
Seorang petugas membukakan pintu masuk dan memersilahkan mereka masuk.
23. INT - LOBBY APARTMENT - SIANG
Seorang pria menghampiri Neil.
PETUGAS APARTMENT
Excuse me Mr. Neil, I've got some documents for you.
NEIL
Oh, Okay.
(menoleh ke arah Laras)
Would you mind if -
LARAS
Sure! Never mind.
Laras menunggun sambil duduk di sofa Lobby.
Neil kembali menghampiri Laras. Mengangguk. Laras berdiri dan memgikuti langkah Neil menuju lift.
CU angka 19 di dalam lift, mereka keluar kemudian menyusuri lorong.
Mereka sampai di depan pintu bernomor 105, Neil menatap Laras sebentar. Laras terlihat sedikit gugup. Neil membuka pintu.
24. INT - KAMAR APARTMENT - SIANG
Neil memasuki sebuah ruangan yang luas di mana terdapat tempat duduk di kedua sisi dengan sekat kayu berukir bintang David.
NEIL
Simple, just like this.
LARAS
I'm never seen this before. May I coming?
(belum beranjak masuk, masih di depan pintu)
NEIL
Boleh dong. Ayo masuk!
LARAS
(menatap takjub kepada Neil)
Well, Terima-kasih!
NEIL
(Tertawa)
Maaf, I just ... slip on my mind, and using English, during all my conversation.
LARAS
And forget about your OWN language?
NEIL
Not really. I'm using javanese sometimes. My mother comes from Surabaya.
LARAS
(mengangguk-angguk. Kembali menatap takjub ke ruangan yang tidak banyak memiliki hiasan)
Yeah. There's you ever had have the real one?
NEIL
(menunduk, mengangguk perlahan)
Closed.(jeda) Oh iya, setelah Sabat kemarin, sekatnya dilepas dan diletakkan di sini
(menunjukkan sekat berukir yang disandarkan di dinding)
LARAS
Selalu ibadah di sini?
NEIL
Nope. Kalo rabi bisa datang ke sini aja. Kadang kami ke Singapur. Atau Thailand. Di sana lebih leluasa, soal makanan juga. Well, di sini, kami lebih banyak kompromi. Makanan halal untuk muslim, negotiable untuk kami.
LARAS
Kosher?
NEIL
Right, dan itu sangat.lebih.rumit, dari makanan halal.
LARAS
Apa bener, kalian juga punya aturan penutup kepala, bagi wanita?
NEIL
Yes. (jeda) Orthodox still do it.
LARAS
And what are you? A secularist?
NEIL
(tertawa)
Maybe,I broke too many rules.
LARAS
Karena hidup di sini?
NEIL
I believe there's God forgiveness.
LARAS
Agree. Jadi, sulit menemukan makanan kosher di Indonesia?
NEIL
Surprisingly you know it. Well, kadang jadi vegetarian, sehat juga.
LARAS
(tertawa kecil)
Terus kenapa kamu bertahan di sini?
NEIL
Well. I'm Indonesian, my mother, dad, uncle even my grandparents. They love this country, so do I. Just sometimes the civilians didn't accept us -
(menggantung kalimatnya)
LARAS
Apa... pernyataan Thrump berpengaruh?
NEIL
(mencari tempat duduk)
Tidak selama kami 'menutup' diri.
(menggerakkan jari telunjuk dan tengah pada kedua tangannya sebagai tanda mengutip)
LARAS
Apa sulit ... sering bersembunyi?
NEIL
(duduk)
Not the hardest part, but I just think ... Kami juga warga negara, aktivitas kayak orang normal lainnya, mereka anggap kami normal, tapi begitu bersinggungan dengan hal yang satu ini ... I have to accept one thing : Jewish not suitable to mention
LARAS
Menurut kamu ... ini bisa berubah?
NEIL
Mungkin
(terlihat ragu)
Semua orang di negeri ini ramah, tapi saat bersinggungan dengan keyakinan, hanya beberapa orang yang benar-benar bisa -
(Jeda)
Toleransi. Hanya beberapa orang yang bisa benar-benar bersikap benar.
LARAS
Bersikap benar?
NEIL
Yeah! Tidak hanya manis di mulut dengan bicara toleransi, tapi juga bijak sikapnya.
LARAS
Contohnya?
NEIL
Kamu. Nggak banyak muslim, yang tidak mengenal kami sejak lama, yang mampu menerima kami. Santai ... Seperti kita sekarang.
LARAS
Really?
NEIL
Yes. Well (jeda) sometimes Christian cann't accept us too.
LARAS
Padahal keyakinan Yudaisme lebih tua?
NEIL
(mengangguk)
The oldest brother.
LARAS
Oh, should I do a BOW?
NEIL
I will accept that, youngest brother.
LARAS
(tertawa)
NEIL
Are you hungry?
LARAS
(menimbang)
Sedikit.
Neil beranjak dari tempat duduknya dan mengendikkan kepalanya. Mereka keluar ruangan dan berjalan lagi di lorong menuju kamar lainnya.
25. INT - KAMAR LAINNYA - SIANG JELANG SORE
Neil memersilahkan Laras masuk. Gadis itu secara perlahan masuk ke dalam ruangan yang belum pernah dimasukinya tersebut.
NEIL
Ma ...
Laras mengikuti langkah Neil.
Leah, ibunda Neil (60),wanita paruh baya yang tidak terlalu gemuk, berkulit putih, memiliki tinggi seperti Laras dan berkacamata.
NEIL (CONT'D)
Ma!
LEAH
Neil! Makanannya udah siap dari tadi!
(menyadari kehadiran Laras)
Hi, Sweetheart! Neil bilang kami akan kedatangan tamu, kawan barunya ... yang cantik
LARAS
Halo, Tante
(menjabat tangan Leah, tersenyum)
Tante juga cantik
LEAH
Ooh! Aku sudah keriput, banyak, see?
LARAS
(tersenyum)
NEIL
But Dad still adoring you, so muuch!
LEAH
Yeah! Thanks God for that! By the way, your Dad will stay a little longer on Kanada this week.
NEIL
That's suck!
LEAH
(memukul lengan Neil)
Leah menuntun Laras ke meja makan, diikuti Neil di sisi lain Laras.
NEIL
Kita akan menjadi domba untuk sesaat
(duduk di sebelah Laras)
LARAS
(tertawa kecil)
LEAH
Neil! Language!
(menarik kursi untuk diri sendiri)
NEIL
Sorry, Mom. Just kidding.
LEAH
(mulai duduk)
Anak itu. Maafkan ya kalo kata-katanya suka ngelantur. Pergaulannya terlalu luas sampai dia sering lupa siapa yang diajak bicara dan bagaimana etikanya
LARAS
Neil baik kok, Tante.
NEIL
(berdehem)
LEAH
Well, I can see who's more childish in this room.
NEIL
Mom!
LEAH
Sshhh! Let's pray
Mereka berdoa masing-masing kemudian makan sambil sesekali bercanda.
Selesai makan, Leah teringat belum menyiapkan dessertnya.
LEAH (CONT'D)
Oh, dessert nya. Sebentar ya.
Laras mengangguk tersenyum dan Neil masih duduk di kursi sisi kanannya.
NEIL
Lumayan untuk vegetarian, kan?
LARAS
Ya (tertawa). Terus kamu nggak makan daging yang dijual di pasar?
NEIL
Supermarket, I think. With Halal label.
Banyak kebiasaan muslim yang kami lakukan di sini, tapi kalau bisa, kami pilih yang ada labelnya.
(mengambil minum kemudian meneguk airnya)
LARAS
Kebiasaan muslim di sini? Sunat juga?
NEIL
(tersedak dan batuk dengan keras)
LARAS
Maaf!
NEIL
Yes! That's too.
(menjawab dengan wajah sungkan berlebih dan berusaha menenangkan diri dari tersedak)
LARAS
(tidak dapat berkata-kata)
Leah tergopoh-gopoh menuju meja makan.
LEAH
Is everything ok?
NEIL
Yes, Mom. Just Chocking.
(berdehem keras)
LEAH
God! You scare me to death!
LARAS
Salah saya, Tante.
NEIL
No!
(memandang Leah)
Mom, where's the dessert?
LEAH
(tersadar tidak membawa dessert)
La opo aku! Sik yo!
Laras terkejut mendengar ibunda Neil berbahasa Jawa.
NEIL
See? Her origin is back!
LARAS
(tertawa kecil)
Leah kembali ke dapur kemudian datang membawa puding coklat dengan vla putih.
LEAH
Simple dessert, but I hope you like it, Dear
LARAS
Matur nuwun sanget, Tante
LEAH
Lho! iso boso jowo tho?
(dengan logat jawa timuran yang kental)
LARAS
Sedikit
LEAH
Walah!
Mereka melanjutkan makan dessert sambil berbincang. Laras akhirnya melihat jam tangannya.
LARAS
Maaf, Tante. Sepertinya saya harus pulang
LEAH
Saiki? Nginep ae?
NEIL
She will say, I barely knew you, Mom
LEAH
Neil!
NEIL
Sorry, my bad
(bergumam)
LARAS
Mungkin lain kali, Tante
LEAH
Engko ndek kene neh yo? Kancani aku!
LARAS
InsyaAllah, Tante
Leah memeluk Laras erat dan melepaskannya.
LEAH
Neil, be careful and make sure she's arrived safe.
NEIL
Injih, Ndoro!
LEAH
Eh, nomor telpon?
NEIL
(mencegah ibunya beranjak dari tempatnya berdiri)
Ngko Neil kek'i, Ma
LEAH
Sing ngati-ati yo, Ning
LARAS
Inggih, Bu
Laras mencium tangan Leah dan pamit pulang bersama Neil. Bersama mereka menuju pintu keluar.