Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
26. INT - MOBIL NEIL - AWAL MALAM
Mobil Neil berhenti di depan rumah Laras.
LARAS (CONT'D)
Thanks, for the ride, Cak.
NEIL
(tertawa)
Hey, I should thank to you, Ning. My mom's so happy today.
LARAS
Well, I'm happy too.
Neil tersenyum mendengar jawaban Laras.
NEIL
Hope we'll meet again.
LARAS
Ya, maybe next time.
When I need more info about Yudaism?
(bernada meledek)
NEIL
(tertawa)
Boleh juga
Laras turun dari mobil Neil.
Laras melambaikan tangan bersamaan dengan mobil Neil yang melaju meninggalkannya.
27. INT - RUMAH LARAS - MALAM
Laras memasuki ruang tengah di mana Putri sedang menonton televisi yang menayangkan berita demonstrasi penolakan dari dukungan Trump dalam pemindahan ibukota Israel ke Yerussalem.
Laras melihat itu sebentar, akhirnya Putri menyadari keberadaannya.
PUTRI
Lo udah pulang?
LARAS
He em
(bergumam masih menatap Putri dengan sungkan)
PUTRI
Lo nggak kuliah? Gue nggak liat lo di kampus.
LARAS
Kuliah kok. Mmm ... Gue balik cepet tadi ...
(melihat televisi. Kembali gugup)
Terus ke tempat temen ... ada... tugas ...
PUTRI
Oh ...
(menunduk gugup)
LARAS
Put ... gue ... gue minta maaf ya soal kemarin (jeda) kata-kata gue keterlaluan ...
PUTRI
Nggak apa-apa, Ras. Gue ... gue juga minta maaf ya (jeda) nggak ada maksud nyakitin perasaan lo..
Laras mendekat ke Putri yang tengah duduk di sofa.
LARAS
Gue juga nggak bermaksud nyakitin perasaan lo, Put
PUTRI
Gue cuma pengin kita masuk surganya sama-sama, Ras.
LARAS
Put, bisa nggak, sementara kita berhenti ngomongin surga-neraka ini?
PUTRI
Tapi, itu tujuan kita hidup di dunia kan, Ras? Kita percaya hari akhir, dan kehidupan setelahnya
LARAS
Iya, tapi bisa nggak, sementara kita nggak ngomongin ini dulu?
PUTRI
Oh, oke
LARAS
Thanks. Gue mau istirahat dulu
(Berdiri dari sofa)
PUTRI
Lo nggak tahu gue khawatir banget lo tadi nggak pulang-pulang.
LARAS
Sekarang gue udah pulang, kan?
PUTRI
Ya tapi kan, gue dititipin Om Burhan buat jagain lo
LARAS
Nemenin!
PUTRI
Yaaa kalo nemenin tapi nggak jagain, Tivi juga bisa!
LARAS
(tertawa lalu mendekati Putri dan memeluknya)
Makasih ya Put.
PUTRI
Besok-besok, kemana pun, lo harus ajak gue.
(melepas pelukan Laras)
LARAS
Ke mana pun?
PUTRI
Ke mana pun!
LARAS
Ogah banget!
Laras meninggalkan Putri dan masuk ke kamar lalu menutup pintunya. Menguncinya juga.
PUTRI
Rarasss!
Putri menghela nafas panjang melihat pintu kamar Laras ditutup.
28. INT - KAMAR LARAS - MALAM
Laras keluar dari kamar mandi. Sudah berganti baju. Ia menuju dvd player di dekat meja belajar.
Laras menyetel lagu. Lagu mengalun.
SONG
Smile
an everlasting smile
A smile can bring you near to me
Don't ever let me find you gone
Cause that would bring a tear to me
This world has lost it's glory
Let's start a brand new story
Now my love
You think that I don't even mean
A single word I say...
Mata Laras menatap langit-langit kamar.
BLACK AND WHITE
Hanya gerakan dengan back song Words-Bee Gees.
Ayah Laras, Burhan (44) mengetuk pintu kamar Laras (8). Laras sedang mengunci diri. Ia beranjak ke ruang tengah kemudian memutar dvd player. Memutar volume suara tinggi.
Laras yang ada di dalam kamar, dalam posisi duduk memeluk kedua lututnya, mendengar suara ayahnya bernyanyi kemudian mulai tertawa.
SONG (CONT'D)
It's only words
And words are all I have
To take your heart away
SONG (CONT'D)
Talk, in everlasting words
And dedicate them all, to me
And I will give you all my life
I'm here if you should call to me
You think that I don't even mean
A single word I say...
Kemudian Laras beranjak keluar kamar dan menghampiri ayahnya yang masih bernyanyi sambil bergaya merayu dirinya. Setelah melihat putrinya keluar kamar ia segera menoleh dan memeluk putrinya.
SONG (CONT'D)
It's only words
And words are all I have
To take your heart away
SONG (CONT'D)
Da da da da da da da
Da da da da da da da da
Da da da da da da da da
Da da da da da da da da
BACK TO PRESENT
CU Laras tersenyum lalu CU Laras memejamkan kedua matanya dan tertidur.
BLACK AND WHITE
Di sebuah taman kecil dari sebidang tanah di salah satu sudut kota Jakarta, ada beberapa orang berlalu lalang. Hari Minggu sore, di seberang taman, ada sebuah gereja yang ramai.
Laras kecil (7) berambut panjang terurai sedang duduk di sebuah bangku panjang bersama ibunya Lili (37) berambut sebahu dengan wajah menenangkan, menunggu seseorang. Melihat banyak orang berpakaian rapi menuju gereja di depan mereka, membuat Laras ingin bertanya.
LARAS
Ma, kenapa mereka pakai baju bagus masuk ke dalam sana?
LILI
(Mengusap kepala anaknya)
Sama seperti kita kalo mau shalat,dengan pakaian terbaik. Mereka juga menghadap Tuhan pakai baju terbaik.
LARAS
Di dalam sana, ada pak ustadz juga?
LILI
Kalo di sana, dipanggilnya pastor.
LARAS
Kenapa mereka nggak sama seperti kita, Ma?
LILI
Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, Sayang.
Laras mengerutkan keningnya.
LILI (CONT'D)
Nanti, kalo Raras sudah besar, Raras paham.
Fade To Black
29. INT - KAMAR LARAS - DINI HARI
Suara ketukan membangunkan Laras dari tidurnya. CU mata Laras terbuka perlahan.
BI SUMI (V.O)
Non ... Non Raras...
Laras mengerjapkan matanya lalu beranjak dari tempat tidurnya.
LARAS
Iya, Bi
(masih berusaha sadar sepenuhnya)
BI SUMI
Ada tamu kayaknya, Non. Bibi mau buka, tapi takut. Pak Darno kan udah pulang
LARAS
Jam berapa sekarang, Bi?
BI SUMI
Jam setengah tiga, Non
(wajah cemas, kedua tangannya saling meremas)
LARAS
Siapa sih?
(menuju ruang tengah ke ruang tamu)
PUTRI
(Membuka pintu kamarnya sambil mengucek mata dan melihat Bi Sumi melewatinya)
Ada apaan, Bi?
BI SUMI
Ada tamu, Non. Tapi Bibi nggak berani, jam segini
Putri yang memakai jilbab bergo, menoleh ke arah Laras melangkah kemudian mengikutinya bersama Bi Sumi.
30. INT - RUANG TAMU RUMAH LARAS - DINI HARI
Laras membuka pintu dan melihat seorang pria tinggi berpakaian polisi dibalut jaket hitam. Pria dengan senyum yang terlihat tidak menyenangkan. Di belakang pria tersebut ada beberapa orang pria mengenakan pakaian dinas polisi lengkap.
KEPALA POLISI
Permisi, Selamat Malam. Apa benar ini rumah Saudari Laras Amalia?
LARAS
Iya benar. Ada perlu apa ya Bapak cari saya?
KEPALA POLISI
Maaf, Saudari harus ikut kami ke kantor polisi
(dua polisi di belakang pria tersebut maju dan mengangkat tangan Laras kemudian memborgolnya)
LARAS
Lho apa-apaan ini? Bapak nggak bisa langsung begini kan? Surat ... Bapak bawa surat perintah membawa saya?
KEPALA POLISI
Saya serahkan di kantor nanti
LARAS
Nggak bisa dong, Pak. Saya mau lihat sekarang. Lagipula Bapak nggak bisa langsung borgol begini
KEPALA POLISI
Itu juga akan saya jelaskan nanti
Putri dan Bi Sumi sampai di dekat Laras berdiri.
LARAS
Kalo nggak ada surat perintah, Saya menolak ikut
PUTRI
IYA, saya juga menolak kalo Bapak bawa sepupu saya begitu aja. Ada apa sih sebenarnya, Pak?
KEPALA POLISI
Kalau begitu saya anggap kalian melawan hukum
(melihat ke arah Laras)
Dan menghalangi proses berjalannya hukum berlaku
(melihat ke arah Putri)
LARAS
Oke, saya ikut. Tapi saya izin bicara sama sepupu saya
KEPALA POLISI
Tidak ada waktu. Ayo berangkat
(mengganguk kepada kedua polisi yang sudah memegangi tangan Laras)
LARAS
Put, jangan telpon Papa sama Kak Arya
(suara Laras mengecil seiring langkahnya keluar rumah)
Putri menatap ke arah Laras pergi dengan cemas. Bi Sumi terlihat lebih cemas dan mengelus dadanya dan menatap ke arah Putri yang juga menatap ke arahnya.
31. INT - KANTOR POLISI - DINI HARI
Kedua polisi yang memegang tangan Laras menuntun gadis itu menuju sel di kantor polisi. Salah satu dari mereka membuka pintu sel dan lainnya membuka borgol Laras. Mereka menyuruh Laras masuk.
32. INT - RUANG SEL - DINI HARI
Di dalam sel ada dua orang wanita yang menatap tajam ke arah Laras. Ada juga seorang pria memakai jas yang menunduk tak menampakkan wajahnya. Laras memilih posisi di dekat pintu sel yang dirasanya aman. Ia berdiri dan wajahnya tertempel di jeruji sel. Menunduk.
Ketika Laras mulai memejamkan mata karena mengantuk, ia mendengar namanya dipanggil.
NEIL
Laras?
LARAS
(membuka mata, menoleh ke arah sumber suara)
Neil?
NEIL
What a coincidence? (Jeda) Why are you here?
LARAS
I have no clue. Mereka cuma bilang bakal jelasin pas di kantor. Tapi nggak bilang, kalo gue langsung dimasukin sel.
NEIL
(mencebik)
Kenapa mereka nggak bilang alasannya?
LARAS
Lo, kenapa di sini?
NEIL
Tuduhan atas pembunuhan
LARAS
Apa?
(terkejut)
NEIL
(menaikan alis dan bermimik tidak peduli)
LARAS
Serius?
NEIL
Ya. Seorang gadis bernama Eva, tewas semalam. Burnt
LARAS
You know her?
NEIL
Not really. I just sent a letter to her, that I wanna met her, soon. She have to, or I'll coming to her, even if she's death
LARAS
And your wish become true?
NEIL
That's it! Mereka kira itu aku.. Kita ada di tempat yang sama waktu sesuatu menimpa Eva
Laras tiba-tiba teringat dengan kejadian kemarin sore antara dirinya dan Eva.
FLASH BACK
EVA
Justru gue paling tahu nyokap lo. Dia cuma pura-pura jadi wanita baik padahal dia ➖
(menggunakan tangan untuk melukiskan kemarahannya tentang Lili)
LARAS
Bicara tentang gue, masih bisa gue maafin. Tapi kalo mulut lo sok tahu tentang nyokap gue ➖
(memelintir tangan Eva)
EVA
(menjerit kesakitan)
Lo udah gila!
ESTHER
Ras, lepasin Eva!
LARAS
Suruh temen lo ini minta maaf!
EVA
Gue nggak mau minta maaf! Aaargh!
BACK TO PRESENT
LARAS
Eva
(berkata lirih)
NEIL
Apa kamu di sini karena itu juga?
(raut wajah Neil terkejut)
Kita kan -
Seorang polisi membuka pintu sel, membuat Laras beranjak dari tempatnya.
POLISI
Saudara Neil, Anda diperbolehkan keluar
Neil beranjak dari tempatnya duduk. Ia menatap Laras yang terlihat bingung, kesal dan lelah.
NEIL
(berbisik)
Laras, kalo memang alasan kamu di sini sama sepertiku. Pasti aku carikan jalan.
Laras menatap Neil sebentar kemudian mengalihkan pandangannya ke lantai sel.
Neil didampingi polisi keluar dari ruangan.
CU jam di kantor sel berputar sejak pukul tiga pagi hingga pukul tujuh pagi.
33. INT - RUANG SEL - PAGI
Laras mendengar samar suara wanita dan suara pria yang diperkirakannya sedang berdebat.
34. INT - KANTOR POLISI - PAGI
Putri di samping Bintang, berhadapan dengan kepala polisi yang dini hari tadi membawa Laras.
PUTRI
Saya kan cuma mau ketemu sepupu saya, Pak. Masak nggak boleh
KEPALA POLISI
Buat apa?
Putri memutar bola matanya.
BINTANG
Kalo ketemu aja, kan nggak ada larangan, Pak!
KEPALA POLISI
Saya nggak ada waktu, melayani BOCAH seperti kalian
PUTRI
Kalo begitu, kenapa sepupu saya dibawa tadi malam, Pak?
KEPALA POLISI
Kasus pembunuhan. Berencana.
PUTRI
(terkejut)
Siapa yang terbunuh, Pak?
KEPALA POLISI
Saudari Brigitta Eva Danureja.
PUTRI
Eva?
BINTANG
Kenal, Put?
PUTRI
Kakak kelas gue dan Laras waktu SMA. (Jeda) Dan kakak angkatan Laras di kampus.
BINTANG
Buktinya ada, Pak?
KEPALA POLISI
Banyak saksi, makanya,gadis itu saya tahan di sini
PUTRI
Siapa saksinya, Pak?
KEPALA POLISI
Teman-temannya melihat korban, dipelintir tangannya siang hari, di hari kematiannya.
PUTRI
Emang, kalo melintir tangan terus bisa meninggal, Pak?
KEPALA POLISI
Itu cukup membuktikan, jika gadis itu memiliki motif untuk membunuh korban
BINTANG
Besok-besok, kalo saya melintir kata-kata orang, saya bisa jadi tertuduh, kalo orang itu tiba-tiba kecelakaan berati, Pak?
KEPALA POLISI
Siapa yang izinkan KAMU bicara?
Bintang menatap kepala polisi dengan kesal, begitu juga dengan Putri.
PUTRI
Kalo Bapak, nggak izinin saya ketemu sepupu saya saya panggil aja dia. LARAS! LARAS!
KEPALA POLISI
(marah)
Kamu pikir di sini pasar? bisa berisik dan teriak seenaknya?
Putri tidak peduli, meski Bintang menyenggol sikunya beberapa kali
35. INT - RUANG SEL - PAGI
Laras yang mendengar namanya dipanggil, mendekat ke jeruji sel.
LARAS
Putri?
(berkata lirih)
36. INT - KANTOR POLISI - PAGI
Neil datang tergesa bersama seorang pria paruh baya. Ia menghadap kepala polisi.
NEIL
Saya bawa jaminan untuk Laras.
Putri dan Bintang menoleh dan menatap Neil, kemudian mereka saling melihat heran.
KEPALA POLISI
(percaya diri melihat ke arah Neil)
Saya tidak akan terima apapun, sebagai jaminan gadis itu.
NEIL
Om David.
(menganggukkan kepala kepada pria paruh baya di sisinya)
Aura pengacara hebat memancar dari sosok pria tersebut. Sedangkan Kepala Polisi terlihat gusar melihat aura pengacara tersebut.
PENGACARA DAVID ABRAHAM
Maaf, Pak. (jeda) Sesuai dengan undang-undang, kepada orang yang disangkakan melakukan sesuatu namun belum cukup bukti dan saksi, negara memperbolehkan untuk membayar uang jaminan. Saya juga bersedia menjadi jaminan.
KEPALA POLISI
(Berwajah masam, tidak dapat berkutik)
NEIL
Saya juga bersedia menjadi jaminan
Pengacara David menoleh ke arah Neil, sedikit terkejut.
KEPALA POLISI
Anda baru saja bebas dengan jaminan yang dibayar orang tua Anda, beserta bukti cctv apartemen,dan kesaksian para pegawai yang bertugas. Saya rasa, Anda tidak punya kewenangan untuk menjaminkan diri Anda, pada kasus ini
NEIL
Terserah. Tapi Laras harus dikeluarkan dari sana, karena dia tidak bersalah.
KEPALA POLISI
Anda yakin sekali. Apa hubungan Anda dengan gadis itu? Kenapa kalian terlibat dalam kasus yang sama?
PENGACARA DAVID ABRAHAM
Bagaimana, Pak? Saya sudah membawa uang jaminan dan Bapak boleh menyertakan diri saya dalam jaminan tersebut.
KEPALA POLISI
(Menghela nafas, keki sambil memandang kedua orang di hadapannya, kembali menutupi kegusarannya karena aura Sang Pengacara)
Dri!
ADRI
(Tergopoh-gopoh datang menghadap kepala polisi dan bersikap hormat)
Siap, Pak!
KEPALA POLISI
Bawa keluar gadis itu!
ADRI
Baik, Pak!
37. INT - RUANG SEL
Adri, petugas penjaga sel, segera membuka pintu jeruji sel kemudian menyuruh Laras yang sedang mendengarkan percakapan samar tersebut, untuk keluar. Laras menurutinya. Ia dituntun menuju hadapan Kepala polisi.
38. INT - KANTOR POLISI - PAGI
Laras menatap orang-orang yang ada di kantor polisi. Kemudian, tatapannya fokus kepada kepala polisi.
KEPALA POLISI
(melihat kedatangan Laras)
Saudari Laras, Anda bisa keluar sekarang dari tempat ini karena uang jaminan.
(menatap lekat Laras)
Tapi saya pastikan, saksi-saksi atas penganiayaan yang Anda lakukan kepada Saudari Eva juga memiliki bukti, berupa video.
(berjalan mendekati Laras)
Persiapkan diri kamu, karena saya,akan membawa kamu.kembali.ke sini.segera.dan tidak akan ada lagi kesempatan,untuk keluar lagi.
LARAS
(menatap benci)
PENGACARA DAVID ABRAHAM
(berdehem agak keras)
Baik, itu saja Pak. Saya rasa kami bisa pamit. Terima kasih, Pak
(mengajak Neil dan Laras keluar dari ruangan tersebut)
Putri dan Bintang mengikuti langkah mereka.
39. EXT - HALAMAN KANTOR POLISI - PAGI
Pengacara David pamit kepada Neil, juga mengangguk kepada Laras, Putri dan Bintang. Ketiganya balas menghormati kepada pengacara tersebut. Pengacara David lalu menaiki mobilnya yang kemudian melaju meninggalkan kantor polisi.
Neil mengajak Laras ikut masuk ke dalam mobil, namun Laras menolaknya dan mengikuti Putri.
LARAS
Lo naik apa ke sini, Put?
PUTRI
Tuh, Pak Darno.
LARAS
Hah? Tapi Pak Darno nggak laporan ke Papa, kan?
PUTRI
Udah gue wanti-wanti.
Laras menghela nafas lega kemudian tersadar Bintang ada di sisi Putri.
LARAS
Bintang?
BINTANG
Akhirnya sadar juga aku hadir, Ras!
Laras menatap Putri penuh tanya.
PUTRI
Gue yang ngubungin Bintang. Karena lo bilang jangan telpon ➖
(Salah tingkah)
Jadi, gue telpon dia. Dia kan cowok. Siapa tahu lebih berani dari gue?!
Bintang keki menatap Putri.
Putri melengos ketika ditatap Bintang.
Laras naik mobil bersama Putri dan Bintang, sementara Neil mengikuti mobil yang mereka tumpangi.