Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
13. INT. TOKO BUKU - SIANG
Laras melihat-lihat deretan buku pengembangan diri, lalu ke deretan agama. Putri di dekat Laras sambil melihat deretan buku lainnya.
PUTRI (CONT'D)
Kenapa sih, nggak nonton you tube aja? Praktis! Malah banyak pilihan temanya.
Laras tidak peduli.
Sebuah buku terjatuh di dekat Laras.
Laras melihat seorang pria berjalan menjauhi sumber jatuhnya buku. Judul buku : Menggugat Tanggung jawab Agama-Agama Abrahamik bagi Perdamaian Dunia.
Laras menatap lekat punggung pria tersebut. Kembali tak peduli. Ia mengembalikan buku ke rak. Sementara Putri tidak menyadari Laras baru saja melihat seorang pria.
PUTRI (CONT'D)
Lo aneh, Ras! Di kajian juga ada, malah ke sini
Laras bergeming.
PUTRI (CONT'D)
Ras!
LARAS
Gue nggak suka aja, sama yang lo rekomen
PUTRI
Sensi amat lo ama gue!
(merajuk)
LARAS
Bukan sama lo nya, tapi, sama ustadz yang lo rekomen. Gue juga butuh dong, referensi, selain yang lo kasih. Kan lo juga yang ngajarin, untuk.selalu.cross-check.
PUTRI
Susah emang ngomong sama anak komunikasi,(jeda) yang ada omongan gue dibalikin mulu.
LARAS
(mengambil buku berjudul Muhammad dan Umat Beriman)
Emang susah ngomong sama anak manajemen, (jeda) omongan gue selalu salah, kalo nggak sesuai sama.mana.jemen.nya
Laras berjalan menuju kasir.
Putri dongkol, mengikuti Laras.
Mereka berpapasan dengan Bintang di kasir.
BINTANG
Eh, Laras, ketemu lagi.
PUTRI
Ngapain lo?
BINTANG
Aku nggak ngapa-ngapain Laras kok. Eh, maksudnya aku nggak ngapa-ngapain.
PUTRI
Maksudnya, ngapain lo di sini? Kajiannya kan belum kelar?
BINTANG
Males, ah. Nyari sumber ilmu lain aja.
LARAS
(berbisik)
Bener kan gue bilang.
BINTANG
Laras pulang sama siapa? Aku anter, boleh?
LARAS
(berpikir sejenak, kemudian mengangguk)
Bintang menatap Laras tak percaya.
Putri menarik-narik lengan baju Laras perlahan, melotot ke arah Laras.
14. INT - KAMAR LARAS - SORE
Laras masuk kemudian merebahkan diri di tempat tidur.
Putri terengah-engah sampai di pintu kamar.
PUTRI
Kok,lo mau dianter Bintang?
LARAS
(bangun lalu duduk)
Emang ada masalah?
PUTRI
(masuk ke dalam kamar, berdiri di depan Laras)
Masalahnya adalah, Bintang naksir lo sejak S.M.P. Jelas dia ngerasa diberi harapan penuh. Lo yakin?
LARAS
Cuma karena nganter? Bintang nggak begitu kayaknya.
PUTRI
Ka.yak.nya
LARAS
(Defensif menatap Putri)
Sebuah dering telpon mengejutkan Laras dan Putri. Sumber bunyi dari ponsel Laras. bertuliskan nomor tidak dikenal.
LARAS (CONT'D)
Halo?
INTERCUT
BINTANG
Halo. Laras?
Seketika Laras menatap Putri
LARAS
Hai, (jeda) Bintang ...
PUTRI
(Gerakan mulut)
Bener,kan?!
Laras memaksakan senyum. Menatap ke arah lain dan menjawab telpon Bintang.
15. INT - KAMAR LARAS - MALAM HARI
Laras yang sedang duduk bersandar di bagian kepala tempat tidurnya, membaca buku Muhammad dan Umat beriman, dikejutkan oleh Putri yang masuk secara tiba-tiba.
LARAS
Ketok pintu dulu,kan bisa!
(Kembali membaca)
PUTRI
(menatap bingung ke arah pintu terbuka yang baru dilaluinya. Kembali menatap Laras.)
Terlanjur. Baca apaan sih?
(melihat Laras yang membaca dengan serius)
Gue nginep di sini tapi lo asik aja di kamar, berasa penghuni tunggal tau gue!
LARAS
(menatap Putri sedetik kemudian kembali membaca buku)
PUTRI
Sopaaaan!
(mengambil bantal dan melemparnya ke arah Laras)
LARAS
Put, nggak liat ini?
PUTRI
Bodo amat! Heran gue, apa sih yang segitu menarik, sampe lo kayak punya dunia sendiri?
Putri melihat-lihat meja belajar Laras. Menemukan sebuah buku berjudul Menggugat Tanggung jawab Agama-Agama Abrahamik bagi Perdamaian Dunia. Ia mulai membuka-buka buku tersebut. Sementara Laras kembali membaca.
PUTRI (CONT'D)
Lo baca buku ini?
LARAS
(melihat buku yang dipegang Putri)
Taro lagi!
PUTRI
Sangat mengejutkan?!
(melempar buku ke atas)
Buku jatuh ke lantai.
Laras menutup buku yang dibacanya, beranjak dari tempat tidurnya, mengambil buku yang dilempar Putri, meletakkan buku tersebut kembali ke meja belajar.
PUTRI (CONT'D)
Jangan bilang, lo bela mereka?
LARAS
Who?
PUTRI
Yahudi!
LARAS
Kenapa gue bela mereka?
PUTRI
Kalo lo ngakuin mereka, berarti lo bela mereka! Baru aja di berita,Trump dukung keinginan orang Yyahudi biar Yerusalem jadi ibukota Israel, Ras!
LARAS
Kaum Yahudi, nggak bisa selalu lo sangkutpautin, sama semua-semua yang dilakukan Israel, Put!
PUTRI
Wow! Ternyata bener ya, lo bela mereka!
LARAS
Dan mengakui ke-be-ra-da-an mereka, nggak bisa dibilang ngebela.
PUTRI
gaya lama anak komunikasi!
LARAS
That's the truth!
PUTRI
Nggak cukup, penderitaan saudara-saudara kita di Palestina, Ras? Lo udah gila!
LARAS
Wait the minute! Karena gue baca buku ini, lantas, serta.merta, lo nuduh gue bela Israel?
PUTRI
Apa lagi?
LARAS
Ada yang salah sama otak lo.
PUTRI
Bukannya otak lo? Harus berapa nyawa lagi melayang karena kebiadaban mereka?
LARAS
(menghela nafas panjang)
PUTRI
Nggak bisa jawab,kan lo!
LARAS
Bukan. Tapi lo, yang harus lebih banyak baca buku sejarah dunia sebelum koar-koar.nggak.jelas.
(kembali ke tempat tidur, duduk, membuka buku)
PUTRI
Ras! Gue lagi ngomong ini! Gue marah!
LARAS
(masih membaca buku)
Lanjutin aja besok.
PUTRI
(mendengus kesal dan menghentakkan kakinya ke lantai)
Kemudian Putri beranjak pergi dari kamar Laras.
Laras tidak peduli, masih membaca buku.
KEESOKKAN PAGINYA
16. EXT - HALAMAN MASJID - PAGI JELANG SIANG
Laras dipakaikan jilbab berpeniti oleh Putri sebelum masuk menuju masjid.
LARAS
(wajah sedikit khawatir dan merasa sedikit tertekan)
Put, gue nggak mau, kalo harus begini.
PUTRI
Sebentar doang!
(lanjut memakaikan jilbab dengan rapi)
PUTRI (CONT'D)
Anggep aja latihan pake jilbab.
(satu bagian bawah jilbab dipanjangkan menutupi dada sebelum bagian lain disampirkan ke leher)
LARAS
Gue bukan tentara, yang harus pake latihan.
PUTRI
Bawel amat nih anak! Pake jilbab itu wajib, kalo lo udah akil baliq, Ras! Lo nggak mau kan, kalo Om Burhan harus tanggung jawab masuk neraka gara-gara, lo nggak mau pake jilbab?
LARAS
Eh, kok bawa-bawa Papa?
(menepis tangan Putri yang memakaikannya jilbab)
PUTRI
(kembali mendekatkan tangannya untuk merapihkan jilbab yang dipakaikannya kepada Laras)
Emang bener, itu kalo lo belum nikah. Lo juga nggak mau kan, kalo suami lo nanti masuk neraka karena Allah marah?
LARAS
Bentar-bentar!
(menghentikan Putri yang memakaikannya jilbab)
Lo ngejawab, seakan-akan lo paling tahu. Kayak, Tuhan itu bertindak seperti yang ada di dalam pikiran lo!
PUTRI
Seperti di pikiran gue? Itu bener ada hadist nya, ayat al Qur'an juga.
Jadi jelas hukumnya
LARAS
See! Lo bahkan menutup kemungkinan, kalo Tuhan MUNGKIN aja berbuat sebaliknya. Udah khatam lo sifat-sifat Tuhan? Sampe yakin banget, Tuhan bakal ambil tindakan gimana? Sebenernya yang Tuhan itu siapa?
PUTRI
Lo makin ngaco nih! Lagian kenapa bilang Tuhan, bilang Allah!
LARAS
Yang lo puja itu Maha Penghukum, yang gue kenal itu Maha Penyayang! Sayang banget, namanya aja sama.
PUTRI
Astaghfirullah! Raras! Mulut lo!
LARAS
Saran gue, cari guru yang bener, Put. Kalo lo diajarin untuk selalu melihat keburukan dan kekurangan, Lo bisa jadi antek kerusakan dunia. Allah itu ampunanNya luas, kasih sayangNya melebihi kemarahanNya. Nggak mesti juga orang yang lo vonis bakal masuk neraka, mereka masuk neraka.
PUTRI
Lo keterlaluan, Ras!
LARAS
Lo harus buka pikiran Put. Jangan ➖
PUTRI
Gue berusaha sayang sama lo, karena gue tahu enaknya bisa tumbuh sama nyokap. Tapi lo? Cuma sama bokap dan kakak cowok lo, kekurangan sosok lemah lembut seorang ibu karena -
LARAS
Stop right there!
PUTRI
Oh, lo aja yang boleh lanjut ngomong?
LO HARUS TERIMA KALO NYOKAP LO UDAH NGGAK ADA DAN LO KEKURANGAN KASIH SAYANGNYA! Mungkin nyokap lo belum sempet ajarin lo tentang jilbab, makanya -
LARAS
Gue bilang STOP, Putri! Lo nggak tahu apa-apa tentang nyokap gue! Nyokap gue nggak kekurangan buat ngajarin gue tentang kebaikan! And all you talking about is A.BIG.BULLSHIT!
Laras berlari, meninggalkan Putri yang masih berdiri dengan tatapan kosong. Nafas Putri tersengal dan tubuhnya gemetar, menahan marah.
17. EXT - TROTOAR DI DEPAN DERETAN KAFE - SIANG
Laras berjalan jauh, lalu berhenti, menatap kosong jalan di depan langkahnya. Matanya sembab. Perlahan ia melepas jilbab yang dipakaikan oleh Putri. Ia berdehem.