Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bersende Gurau Bersame
Suka
Favorit
Bagikan
5. Bagian 5

EXT/INT. DEPAN RUMAH FARAH/MOBIL - SIANG

Farah berjalan ke arah mobil, dari belakang Fauzi mengejarnya.

FAUZI

(merengek)
Kak, Fauzi ikut.

Farah berhenti.

FARAH

Tak usah, Kakak cuma jemput Bapak dipelabuhan, cuma sebentar.

FAUZI

Ikutlah, Kak.

FARAH

Tak usah, sama Ibu dirumah.

FAUZI

Kakak mau tinggalin Fauzi?

Farah berhenti, ia melihat Fauzi, dengan wajah sedih.

FARAH

Bilang Ibu dulu.

Wajah Fauzi berubah, ia menjadi senang, ia berlari ke dalam rumah.

Farah masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mesin mobil.

Dari dalam rumah, Fauzi keluar bersama Ibu, Fauzi berlari masuk ke dalam mobil, sedangkan Ibu berdiri di pagar, melihat mereka.

Farah menurunkan kaca mobilnya. Melihat Ibu.

IBU

Fauzi, dengar apa kakak bilang. Jangan degil.

FARAH

Farah pergi Bu...

Ada jeda di antara mereka.

IBU

Hati-hati.

Sesaat Farah masih melihat Ibu, begitu juga sebaliknya. Kemudian, Farah menaikan Kaca Mobil.

Mobil berputar, dan berjalan menjauhi rumah.

Ibu berdiri melihat mobil Farah menjauh, datar.

Dari dalam Mobil, Farah melihat Ibu dari Kaca Spionnya, datar.

EXT. DEPAN GANG - BERJALAN — SIANG

Mobil Farah berhenti di depan gang, mereka berada di depan jalan raya.

Mobil Farah menyebrangi jalan dan memasuki jalurnya menuju Pelabuhan, terlihat dari papan petunjuk jalan.

INT/EXT. MOBIL/JALAN - BERJALAN — SIANG

Farah menyetir mobil, ia melihat ke samping, Fauzi melihat keadaan sekitar, seatbelt tidak terpasang.

FARAH

Fauzi, apa kakak bilang, kalau mau ikut, pakai seatbelt.

Fauzi tidak mendengarkan. Ia masih tetap melihat kearah luar.

FARAH

Fauzi, dengar tak kakak bilang apa, pakai seatbelt, sekarang.

Mobil Farah berhenti didepan Lampu Lintas, di depan mereka, Mobil dan Motor berjalan berbelok.

Didalam Mobil, Farah melihat Fauzi yang masih tidak mendengar apa yang Farah katakan.

Farah menarik seatbelt dan memakainya pada Fauzi --

FARAH

Kakak bilang Ibu, Fauzi tak dengar cakap kakak.

Seatbelt sudah terpasang, Farah kembali melihat kedepannya.

Tak lama kemudian, Fauzi melepaskannya, dan ia berpindah ke kursi belakang, melewati kursi depan mobil --

Farah melihat Fauzi --

FARAH

Fauzi, Kakak bilang apa, jangan pindah dari depan, kalau ada --

Tapi dari arah depan, dari arah berlawanan, sesuatu mendekat dengan cepat kearah mobil Farah --

Dari lampu lalu lintas didepan, ketika sebuah mobil sedang berbelok, dari belakang mobil itu, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju, menuju kearah mobil Farah --

BRAKKK ---

Terdengar suara benda keras yang saling beradu satu sama lain.

Mobil-mobil dan Motor-motor berhenti, mereka turun dan berjalan kearah asal suara itu. Beberapa ada yang melambatkan laju kendaraan mereka, melihat apa yang terjadi.

Mobil Farah hancur, bersamaan dengan mobil yang menabraknya. Kaca mobil Farah pecah, Kap Mobil Farah terangkat keatas, menandakan kuatnya benturan kedua mobil.

Farah berada di balik kemudi, Wajahnya penuh dengan Darah, hampir tak sadarkan diri. Sebagian Badannya terjepit Badan Mobil, membuat ia merasakan sakit yang setelah bangun, ia berusaha bergerak, tetapi tidak bisa. Farah menangis, menahan sakit, sesaat ia melihat sekitar, mencari dimana Fauzi, ia memanggil Fauzi dengan suara yang hampir tidak terdengar. Orang yang di panggil juga tidak terlihat.

Dari arah belakang Mobil Farah, orang-orang mulai mendekat, bersamaan dengan terlihat tangan yang tergeletak di Aspal Jalan --

SESEORANG (O.S)

(berteriak)
Disini ada anak keciiillll...

Farah berusaha melihat ke belakang, namun tidak bisa, ia tertahan, sulit untuk bergerak. Ia meringis, menahan sakit.

EXT. KORIDOR RUMAH SAKIT - SORE

Bapak berlari di koridor rumah sakit, dengan terburu-buru, ia melihat Papan Petunjuk Jalan.

Bapak berlari lebih kencang lagi.

EXT. TEMPAT TUNGG OPERASI - SORE

Ibu duduk di kursi, menunduk, ketika Bapak berlari menuju dirinya, sesaat Bapak melihat Ruang yang ada di depannya.

Ia duduk di sebelah Ibu, tidak bicara apa-apa. Ibu menyadari Bapak datang, tapi ia tidak menoleh. Sesaat ia membersihkan wajahnya dengan tangan, menutup wajahnya dengan tangan, terdengar suara tangisnya pelan.

Bapak menenangkan Ibu dengan memegang Kedua Pundaknya, dengan cepat Ibu menghindar. Bapak hanya melihatnya, tidak mengatakan apa-apa.

IBU

Sofi tahu apa yang Abang buat di belakang Sofi.

Sesaat Bapak tersadar, ia menunduk.

BAPAK

...Abang minta maaf.

Mereka berdua hanya diam, duduk di depan Ruang Operasi, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

INT. DEPAN KAMAR JENAZAH - SORE - MASA LALU

Bapak berdiri di depan sebuah ruangan, ia menunggu.

Di depan pintu, tertulis, KAMAR JENAZAH. Bapak berdiri tak jauh dari pintu itu.

Tak lama kemudian, LAKI-LAKI, PETUGAS, 30-an, keluar dari Pintu kamar Jenazah, ia berbicara kepada Bapak.

Bapak menunduk, menutup wajahnya dengan tangan, ia mengusap-usap wajahnya.

Petugas yang bicara dengan Bapak hanya diam, tidak melakukan apa-apa, ikut bersimpati.

Kemudian Bapak ikut ke dalam bersama Petugas itu.

INT. KAMAR PASIEN - RUMAH SAKIT - SIANG

Farah sedang tertidur, tubuhnya, yang di perban, dari tangan hingga kepala. Luka-luka kecil di Wajahnya sudah diobati dan terlihat memerah.

Ibu berada di sebelahnya, melihat Farah, khawatir.

Bapak duduk di Sofa, memperhatikan Farah. Ibu hanya melihat Farah, sambil menggengam Tangannya, erat.

PAK RT (V.O)

Mau ketemu Adek, Farah?

EXT. DEPAN RUKO NOTARIS - SIANG - MASA KINI

Farah berdiri di depan Ruko melihat jalan, tersadar, ia berjalan kearah motor Pak RT, ia memakai helm --

FARAH

...Siapa Namanya, Pak?

PAK RT

Fariz... Fariz Nurman. Tujuh belas tahun.

Ada jeda di antara mereka. Lama sekali.

FARAH

Istri Bapak, Mamak Fariz... apa dia gak bisa jadi wali waris Fariz?

PAK RT

Bukan tak bisa, Farah, tapi tak mau...

Ada jeda di antara mereka.

PAK RT

Istri Pak Jamal, Mamak Fariz, pergi tinggalkan mereka gitu je. Sampai sekarang mereka tak tahu dia ada dimana, masih hidup atau tidak. Tak ada yang tahu. Bapak juga tak yakin, dia tahu apa tidak Pak Jamal meninggal.

FARAH

Apa Fariz masih komunikasi sama Mamaknya?

PAK RT

Bapak tak tahu, Farah. Pak Jamal tak pernah cerita tentang itu, dan Bapak tak mau ikut campur. Farah harus tanya ke Fariz sendiri. Kalau tidak, Farah akan jadi ahli waris Pak Jamal dan tunggu sampai Fariz delapan belas tahun, baru bisa bagikan bagian Fariz atau semuanya. Kecuali, kalau Farah tahu dimana Istri Pak Jamal.

Ada jeda di antara mereka.

FARAH

Udah berapa lama Pak, Mamak Fariz pergi?

PAK RT

Sekitar empat tahun... itu setahu Bapak.

Pak RT menghidupkan Motornya, Farah naik, mereka pergi dari situ.

EXT. DEPAN RUMAH LAMA FARAH - SIANG

Sebuah Motor Matic teparkir di Halaman Rumah Lama Farah, tampak Pintu Pagar Rumah di buka, bersamaan dengan pintu rumah yang terbuka.

Motor Farah berhenti di depan rumahnya, Farah turun, Pak RT berjalan memasuki rumah Farah.

Sementara Farah, sesaat ia diam di Pintu Pagar Rumahnya, ia melihat Rumah itu, datar.

Farah berjalan masuk, mengikuti Pak RT.

Sesaat Farah melihat Motor yang teparkir di Halaman Rumah Lamanya.

FARAH

Dia kesekolah pakai motor Pak?

PAK RT

Iya, semua anak sekolah di sini, pakai motor ke sekolah, SMP juga dah ada yang bawa.
(jeda)
Selamat Datang di Tanjungpinang.

Farah masih melihat Motor itu, kemudian mengikuti Pak RT berjalan ke Teras Rumahnya.

EXT. TERAS - RUMAH LAMA FARAH - SORE

Pak RT berdiri di depan teras Rumah Farah --

PAK RT

Assalamualaikum... Fariz... Fariz... Assalamualaikum.

Farah di belakang Pak RT, melihat, ia memperhatikan setiap sudut Rumah Lamanya.

LAKI-LAKI (O.S)

Waalaikumsalam, bentar.

Dari dalam rumah, keluar LAKI-LAKI, FARIZ NURMAN, 17, ada sesuatu yang mirip darinya dengan Farah, beberapa bagian wajahnya, masih menggunakan Baju Sekolah, berdiri di depan pintu, tingginya melebihi Pak RT dan Farah.

FARIZ

Ooo.. Oom, ade ape Om?

Fariz mendekat dan menyalami Pak RT.

PAK RT

Lambat betul balek hari ini, kan dah tak ada ujian.

FARIZ

(tersenyum)
Main sama kawan tadi Om.
(mempersilahkan)
Masuk Om.

Farah memperhatikan Fariz dari belakang Pak RT, datar.

Pak RT berjalan menuju pintu rumah, masuk. Fariz melihat Farah yang berdiri di ujung teras, Pak RT melihat mereka.

FARIZ

Kak Farah?

Fariz berjalan mendekati Farah, ia menyalaminya. Farah hanya diam, terkejut dengan apa yang Fariz lakukan.

FARIZ

Bapak cerita tentang Kakak... Abang juga.

Farah hanya diam, masih melihat Fariz.

FARIZ

Masuk, Kak.

Fariz berjalan masuk ke dalam Rumah. Farah hanya melihatnya dan ikut masuk di belakang Fariz.

INT. RUANG TAMU - RUMAH LAMA FARAH - SORE

Farah duduk di kursi, ia melihat sekitar ruangan, Pak RT di sebelahnya, entah kenapa, ekspresi wajah Farah terlihat asing dengan ruangan ini, tetapi sekaligus nyaman dengan ruangan ini juga.

Fariz muncul dari dalam rumah, ia membawa nampan dengan gelas-gelas berisi air putih, ia meletakannya di atas meja.

Pak RT mengambil air dan memberikannya ke Farah, Farah menerimanya dan meminumnya --

FARIZ

Ada apa, Om?

PAK RT

Om, kasih tahu Farah, bilang Bapak meninggal... Bapak kalian tinggalkan wasiat, makanya Farah kesini biar tahu isi wasiatnya. Isinya --

Pak RT tidak menyelesaikan kata-katanya, ia melihat Farah. Farah melihat Pak RT, begitu juga dengan Fariz.

PAK RT

Lebih baik kalian bicarakan tentang ini sesama saudara, Bapak rasa tak perlu ikut campur lagi.

Ada jeda di antara mereka.

FARAH

Biar Farah yang bicara, Pak. Makasih sudah bantu Farah.

Pak RT berdiri, begitu juga Farah, mereka berjalan keluar rumah.

Fariz hanya berdiri ditempatnya, melihat mereka, sesaat Fariz memperhatikan Farah.

CUT TO:

Farah duduk di depan Fariz, mereka tidak bicara, Farah melihat Fariz, yang sedang melihatnya --

FARAH

Karena kamu belum delapan belas tahun, kamu belum bisa dapat bagian kamu, bagian kamu...

Farah tidak melanjutkan kata-katanya, Fariz melihatnya.

FARIZ

Kenapa kak?

Farah tidak menjawabnya.

FARIZ

Kakak? kak Farah? kenapa?

Farah masih melihat Fariz --

FARAH

...Bagian kamu...
(jeda)
Kakak yang jadi wali warisnya... untuk sekarang... begitu umur kamu delapan belas... kamu dapat bagian kamu.

Fariz mengangguk mengerti.

FARAH

Pada dasarnya, Bapak ninggalin semuanya buat kamu, tapi Bapak titip ke Kakak. Mungkin karena Bapak sakit.

FARIZ

Kakak anak Bapak juga kan?

Ada jeda di antara mereka.

FARIZ

Kalau Bapak mau kasih semuanya ke Fariz, Bapak bisa minta tolong orang. Bukan titip ke Kakak.

Ada jeda di antara mereka. Lama sekali.

FARAH

Kakak dengar tentang Mamak. Kalau kamu tahu dia dimana, kita bisa pindahkan semuanya ke Mamak, dia kan juga Istri Bapak, juga punya bagiannya.

FARIZ

...Tak ada yang tahu Mamak dimana, mungkin Bapak tahu, tapi Bapak tak pernah cerita.

FARAH

Kalau kamu tahu di mana Mamak --

FARIZ

Tak bisa Kakak aja yang simpan bagian Fariz?

Ada jeda di antara mereka.

FARAH

Kalau kamu tahu dimana Mamak, kasih tahu. Lebih cepat lebih baik.

Farah bersiap, ia mengambil tasnya --

FARIZ

Kakak kamu kemana?

FARAH

Pulang...

FARIZ

Pulang ke mana?

FARAH

Hotel... dekat Pelabuhan.

FARIZ

Kakak bisa tidur disini...

Ada jeda di antara mereka.

FARIZ

Kamar Kakak masih sama, tak berubah.

Farah tidak menjawab, sesaat ia melihat Fariz. Kemudian, Farah melanjutkan bersiap-siap --

FARIZ

Fariz antar ke Hotel kalau gitu.

FARAH

Gak usah, Kakak bisa pake Ojek.

FARIZ

Tak ada ojek disini, mereka didepan gang, tak ada orang yang jalan kaki dari sini ke depan, semua orang disini kemana-mana pakai motor.

Farah tidak menjawab, ia hanya diam.

FARIZ

Tunggu bentar.

Fariz berdiri, berjalan menuju kamarnya. Sesaat Farah memperhatikannya, kemudian ia memperhatikan rumahnya, melihat seluruh ruangan itu, termasuk semua perabotan di sana, datar.

INT. KAMAR FARIZ - RUMAH LAMA FARAH - SORE

Fariz berdiri di tengah Kamarnya. Ia memakai Jaket dan mengambil Kunci Motor di atas Meja Belajarnya.

Sesaat ia melihat ke arah Pintu Kamar, datar.

EXT. JALAN TANJUNGPINANG - BERGERAK - SORE

Motor Fariz berjalan di jalan, bersama-sama dengan kendaraan yang lainnya, Fariz yang mengendarai motor, Farah di belakangnya, mereka tidak bicara, Farah melihat keadaan sekitar, sesekali melihat Fariz, memperhatikannya.

Sepeda motor Fariz melaju menembus jalanan yang ramai dengan kendaraan.

EXT. DEPAN HOTEL - SORE

Motor berhenti di depan Hotel, Farah turun dari motor, memberikan helm kepada Fariz.

Fariz meletakkan helm Farah di motornya, sesaat ia melihat Fariz dan Motornya.

Fariz mengulurkan tangan, Farah melihatnya, untuk sesaat. Dia terdiam, kemudian, mengulurkan tangannya, Fariz menciumnya.

FARIZ

Kalau urusan Kakak masih lama, Kakak bisa nginap di Rumah.
(jeda)
...Itu Rumah Kakak juga.

Farah tidak menjawabnya, ia hanya melihat Fariz, datar.

Fariz menghidupkan motornya, kemudian ia pergi dari di situ, Farah melihatnya pergi menjauh.

Farah berdiam di depan hotel, sesaat, ia melihat sebentar Hotel itu. Kemudian ia berjalan kearah berlawanan, ia menuju pelabuhan.

EXT. TEPI LAUT - SORE

Sebuah Lapangan yang besar, terdapat sebuah Tugu yang besar di Sudut Lapangan itu. Orang-orang menikmati pemandangan sekitar, anak-anak bermain, berlarian.

Farah berjalan menyusuri lapangan, di depannya, terdapat satu dua Kapal Feri yang melintas, membunyikan pluit udaranya, seperti berkomunikasi satu sama lain.

Farah memperhatikan pemandangan di depannya, datar. Sesekali ia melihat sekitar.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH LAMA FARAH - SORE

Fariz berjalan dari arah depan, sesaat ia berhenti di depan Kamar Farah, ia melihat kamar itu dengan datar. Lama sekali.

Kemudian ia berjalan menuju kamarnya, menutup pintu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar