Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. PINGGIR JALAN - PAGI
Farah berbicara kepada salah satu barisan Tukang Ojek.
Kemudian Tukang Ojek itu memberikan Farah Helm dan Farah menaiki motor itu, mereka pergi dari tempat itu.
EXT. JALAN - BERGERAK - PAGI
Farah di atas sepeda motor, ia melihat pemandangan sekitarnya, Bangunan-bangunan dalam model lama.
Suasana Kota, di penuhi dengan Toko-toko dengan berbagai macam jenis.
Kemudian ia melihat ke arah lain. Bersamaan Sepeda motor yang dinaiki Farah perlahan melaju, menyusuri jalan.
EXT. GANG JALAN - BERGERAK - PAGI
Sepeda motor Farah mengurangi kecepatannya. Mereka berbelok memasuki sebuah gang yang menanjak.
Terdengar suara sepeda motor yang mempercepat lajunya karena menaiki jalan yang menanjak.
EXT. GANG JALAN - SIANG
Motor berhenti di pinggir jalan, Farah turun, ia memberikan helm kepada Tukang Ojek dan mengambil dompet di dalam tasnya, ia memberikan selembar uang kepada Tukang Ojek itu.
Farah melihat sekitar, di kelilngi rumah-rumah, jalan yang menanjak, ia berjalan kedepan, perlahan, ia melewati sebuah persimpangan, ia melihatnya, datar.
Farah terus berjalan lurus ke depan, ia berjalan menyusuri jalan itu.
Langkah Farah berhenti, ia melihat sesuatu di depannya, serius.
Terdengar suara klakson yang keras.
EXT/INT. DEPAN RUMAH/MOBIL - SIANG - MASA LALU
Sebuah Mobil Hitam berhenti di depan sebuah Rumah, klakson terdengar dari mobil itu, berkali-kali.
Penghuni Rumah itu keluar, Ibu dan Fauzi, ia berlari mendekati mobil hitam itu.
Kaca mobil di turunkan, Farah berada di Kemudi Mobil, di sebelahnya ada Bapak yang juga melihat mereka, lengkap dengan Topinya.
Ibu mendekat, sedangkan Fauzi membuka belakang pintu mobil, masuk kedalam, berdiri di antara mereka.
FARAH
Farah memberikan SIM kepada Ibu.
IBU
BAPAK
FARAH
Fauzi berpindah tempat ke depan, tempat Bapak.
FARAH
Fauzi hanya diam, bersalah.
BAPAK
FAUZI
FARAH
Ada jeda di antara mereka.
IBU
Fauzi melihat Farah, menunggu jawaban.
FARAH
FAUZI
Semua tersenyum melihat Fauizi.
EXT. DEPAN RUMAH LAMA FARAH - SIANG - MASA KINI
Farah berdiri di seberang jalan, Ia melihat rumah lamanya, dalam keadaan yang berbeda, warna rumahnya sudah berbeda dari yang dulu kita lihat.
Keadaanya juga sudah berbeda, rumah itu tampak sepi, tak ada orang sepertinya. Hanya ada mobil yang terpakir di halaman rumah itu.
Farah berjalan, menjauhi rumah itu.
EXT. TERAS - RUMAH PAK RT - SIANG
Farah mengetok Pintu sebuah Rumah, sambil mengucapkan Salam. Ia melihat sekitar, tampak sepi.
Seseorang membuka pintu, Perempuan, AGUSTINA, 50-an, Istri Pak RT, di panggil Bu RT, melihat Farah, Farah tersenyum kecil.
FARAH
BU RT
FARAH
Bu RT melihat Farah, seperti mengenalnya.
BU RT
Farah hanya tersenyum kecil, mengangguk.
BU RT
Bu RT memeluk Farah, Farah hanya diam, terkejut. Bu RT melepas pelukan dan melihat Farah dari atas hingga bawah, takjub.
BU RT
Farah hanya bisa tersenyum, tidak tahu harus berkata apa.
BU RT
Dari arah dalam, terdengar suara Bu RT yang memanggil Pak RT dengan keras, hingga keluar.
Farah melihat pemandangan sekitar, melihat rumah Pak RT, kemudian ia duduk di kursi di teras.
Tak lama kemudian, seorang Laki-laki, ABDUL SIDIQ, 50-an, atau di kenal PAK RT, keluar dari rumahnya, melihat Farah, mereka bertemu.
CUT TO:
Farah duduk di teras bersama Pak RT. Bu RT keluar, membawakan Minum dan meletakkan di atas meja, ia duduk di sebelahnya.
PAK RT
FARAH
BU RT
Farah tersenyum kecil mendengar pertanyaan itu.
FARAH
Ada jeda di antara mereka.
PAK RT
BU RT
FARAH
PAK RT
Farah tidak menjawab, ia melihat sekitar.
PAK RT
BU RT
FARAH
PAK RT
Farah hanya mengangguk.
PAK RT
FARAH
PAK RT
FARAH
PAK RT
Ada jeda di antara mereka.
FARAH
PAK RT
Farah hanya diam.
PAK RT
Ada jeda di antara mereka.
PAK RT
Farah melihat Pak RT.
FARAH
PAK RT
BU RT
Sesaat Farah hanya diam, bingung. Pak RT dan Bu RT menunggunya.
FARAH
BU RT
Pak RT melihat Farah, menunggu jawaban Farah. Farah tidak tahu harus menolak apa tidak.
FARAH
PAK RT
Pak RT berdiri dan masuk kedalam rumahnya, sementara Farah dan Bu RT, mereka berbicara.
EXT/INT. PARKIRAN/MOBIL - PAGI - MASA LALU
Farah berdiri di samping Mobil, bersamaan dengan bagian belakang Mobil yang terbuka, di sana ada Bapak yang menurunkan Koper dari Bagasi, membawanya ke tempat Farah berdiri.
Farah melihat Bapak yang bersiap ingin pergi.
BAPAK
Farah hanya mengangguk, kemudian ia menyalami Bapak, bersamaan dengan Bapak yang membawa Kopernya berjalan menuju Pelabuhan.
Sesaat Farah melihat Bapak yang berjalan menjauh, datar. Kemudian ia masuk ke dalam Mobil.
Ketika Farah ingin menghidupkan Mobil, ia melihat Topi Bapak yang berada di Dashboard Mobil, sesaat Farah melihatnya, kemudian melihat ke arah Pelabuhan, datar.
EXT. PELABUHAN - SIANG
Bapak sedang bersama dengan PEREMPUAN, 20-an, terlihat muda dan Badan Kecil. Mereka bermesraan di dalam Pelabuhan, seakan Dunia milik mereka sendiri.
Farah berdiri tak jauh dari mereka, hanya menatap Bapak dan Perempuan itu dengan datar.
Di tangan Farah terdapat Topi, ia memegangnya.
Farah melihat Bapak dan Perempuan yang tertawa bersama, Farah melihat senyuman Bapak yang lebar di wajahnya.
Ia melihat mereka, datar.
CUT TO:
EXT. JALAN TANJUNGPINANG - BERGERAK - PAGI - MASA KINI
Farah berada di belakang Motor, Pak RT yang mengendarainya. Farah hanya melihat datar sekitarnya.
Motor yang di kendarai Pak RT melaju di jalanan.
EXT. DEPAN RUKO NOTARIS - SIANG
Farah dan Pak RT turun dari motor mereka, mereka berhenti di depan sebuah Ruko.
Terdapat papan penanda, tertulis NOTARIS, RAHMAT MUKLIS, SH, MH, lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
Farah memperhatikan Papan itu, datar.
Pak RT berjalan masuk ke dalam, tersadar, Farah ikut masuk ke dalam Ruko itu.
INT. RUANG TUNGGU - RUKO NOTARIS - SIANG
Farah dan Pak RT duduk di sebuah Sofa panjang.
Tak lama kemudian, Seorang LAKI-LAKI, masuk dari Pintu Ruko, RAHMAT MUKLIS, 60-an, dengan berat badan yang berlebih.
Pak RT berdiri, di ikuti Farah yang melihat Pak RT, mereka bersamalaman. Pak RT memperkenalkan Farah dan Rahmat Muklis.
Setelah itu, Rahmat Muklis mempersilahkan mereka masuk ke dalam ruang kerja nya.
INT. RUANG KERJA - NOTARIS - SIANG
Farah dan Pak RT duduk di depan sebuah Meja, Rahmat Muklis masuk dari belakang, membawa Amplop Coklat di tangannya, ia duduk di depan mereka berdua.
RAHMAT MUKLIS
FARAH
Rahmat Muklis meletakkan amplop coklat itu di meja. Farah melihat Amplop Coklat itu.
RAHMAT MUKLIS
Pak RT mengangguk.
RAHMAT MUKLIS
Rahmat Muklis merobek ujung Amplop Coklat. Ia mengambil sebuah Kertas terlipat dari dalam. Ia membuka lipatan kertas itu, sesaat melihat Farah.
RAHMAT MUKLIS
Farah dan Pak RT hanya melihatnya, menunggu untuk di bacakan.
RAHMAT MUKLIS
Rahmat Muklis meletakan surat itu di atas meja. Suasana hening ruangan itu, semuanya dalam diam.
Farah hanya diam, ia melihat surat itu di atas meja. Pak RT melihatnya, juga Rahmat Muklis.
RAHMAT MUKLIS
Farah hanya mendengarnya, dalam diam.
RAHMAT MUKLIS
Farah masih diam. Pak RT melihat Farah. Ia masih melihat Surat itu, sesaat kemudian ia melihat Rahmat Muklis.
RAHMAT MUKLIS
Farah hanya diam mendengarnya. Pak RT hanya mengangguk, mengerti.
RAHMAT MUKLIS
Pak RT melihat Farah, begitu juga Rahmat Muklis.
RAHMAT MUKLIS
Pak RT dan Rahmat Muklis melihat Farah, menunggu jawaban darinya.
FARAH
Farah yakin dengan keputusannya, ia tidak bergeming.
CUT TO: