Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. LORONG PASAR - PASAR — PAGI
Orang-orang berjalan, membawa barang belanjaan, ada yang berhenti, melihat barang yang di cari para Pedagang yang berjualan, kegiatan jual beli di lakukan.
Keranjang Dorong berjalan di antara itu semua, Farah menarikya, dengan santai ia melewati semua orang dengan Keranjang Dorong di belakangnya. Ia melihat kiri dan kanannya, mencari-mencari barang yang ia cari.
Farah berhenti di depan Penjual Bumbu, IBU PENJUAL, 50-an, berbicara kepada Farah dan sesaat kemudian, Ibu Penjual mulai mencampurkan bumbu ke dalam Plastik berukuran besar.
Dengan sabar, Farah menunggu, melihat bagaimana Ibu Penjual itu mengerjakan pesanannya.
IBU PENJUAL
FARAH
IBU PENJUAL
Mendengarnya membuat Farah hanya tersenyum. Farah melihat Sebuah Kertas di tangannya.
EXT. LORONG PASAR - PASAR — PAGI
Farah berjalan dengan barang belanjaan di keranjang dorongnya, terlihat beberapa jenis sayur dan tumpukan Tempe berada di dalam tempat penyimpanan kereta itu.
CUT TO:
Farah berada di Lapak Pedagang Ayam. Ia berbicara kepada PENJUAL AYAM, 60-an, mereka berbicara sebentar dan Penjual Ayam itu mulai mengambil Ayam dan memotongnya.
PENJUAL AYAM
Sesaat Farah hanya diam, melihat Penjual Ayam itu.
PENJUAL AYAM
Pedagang itu memasukan potongan-potongan Ayam ke dalam Kantong Plastik dan memberikannya kepada Farah.
Farah memberikan beberapa lembar seratus ribu kepada Penjual Ayam itu. Kemudian ia memindahkan kantong-kantong Ayam itu ke dalam keranjangnya satu persatu, Penjual Ayam itu melihat Farah.
PENJUAL AYAM
FARAH
Penjual Ayam itu mengangguk, masih melihat Farah.
PENJUAL AYAM
Mendengar pertanyaan itu hanya membuat Farah tersenyum kecil.
FARAH
Farah menarik keranjang dorongnya. Penjual Ayam itu hanya melihatnya, datar.
EXT. JALAN - BERGERAK — PAGI
Farah mengendarai Motornya dengan tenang, melewati kendaraan-kendaraan yang ada di depannya.
Terlihat barang belanjaan berada di Keranjangnya, penuh.
Terlihat wajah Farah yang tenang dan datar. Sesekali melihat kiri dan kanan melalui Kaca Spion Motornya.
INT. DAPUR - RUMAH FARAH — PAGI
Farah duduk di meja makan, Kopi ada di depannya. Farah mengambil Pastel dari Kantong Plastik dan memakannya. Kemudian, ia meminum Kopi dari gelas.
Terdengar suara-suara Orang yang berbicara dari kejauhan, suara Mesin Cuci yang sedang bekerja. Bercampur menjadi satu.
Farah menikmati pagi itu, ia melamun sambil memakan Pastel. Dengan perlahan, ia menguyahnya. Ia melihat sekitar, hening. Ia melihat satu titik, melamun. Lama sekali.
Terdengar suara langkah kaki dan suara orang yang berbicara, membuat Farah tersadar dari lamunannya.
Tiga Orang Perempuan itu, IBU WAHYUNI, 40-an, IBU RAHMA, 40-an, dan IBU ROHMAH, 40-an, berjalan menuju Dapur.
Farah melihat mereka yang mendekat.
FARAH
IBU WAHYUNI
Ibu Wahyuni dan Ibu Rohmah langsung berjalan Pintu Belakang yang terbuka.
IBU RAHMA
Rahma mengambil kue Pastel dan memakannya.
FARAH
Rahma memakan pastel itu, mengangguk.
FARAH
IBU RAHMA
Rahma berjalan ke belakang sambil memakan Pastel. Farah menghabiskan Pastel dan menenggak habis Kopinya.
CUT TO:
INT. DAPUR LUAR - RUMAH FARAH — SIANG
Farah dan Ibu-ibu membersihkan Peralatan Masak dan membersihkan Ruangan. Tumpukan Kotak-kotak Nasi ada di depan pintu.
IBU RAHMA
IBU ROHMAH
FARAH
IBU WAHYUNI
IBU ROHMAH
Farah hanya tersenyum mendengarnya, ia melanjutkan memberishkan ruangan.
FARAH
IBU RAHMA
FARAH
IBU ROHMAH
IBU RAHMA
FARAH
IBU ROHMEH
FARAH
Mereka tertawa melihat Ibu Rohmeh cerita, sambil melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
EXT. DEPAN RUMAH FARAH — SORE
Farah berbicara dengan LAKI-LAKI, 30-an, Farah menunjuk kantong plastik itu dan Laki-laki itu mengangkat kantong plastik besar itu, berjalan menuju keluar Rumah. Farah memperhatikannya.
INT. RUANG TAMU - RUMAH FARAH — SORE
Farah menulis sesuatu di Buku yang ada di depannya. Di tangannya terdapat sebuah kertas, ia melihatnya. Di sebelah Buku itu terdapat kertas-kertas yang tertumpuk rapi.
Ibu Rahma dan Ibu Rohmah muncul dari belakang rumah, berjalan di depan Farah.
IBU RAHMA
FARAH
IBU ROHMAH
FARAH
IBU ROHMAH
Farah melihat mereka keluar dari rumah. Ia melanjutkan kembali melihat kertas-kertas di depannya.
Ibu Wahyuni keluar, membawa kantong plastik di tangannya. Ia mendekati Farah --
IBU WAHYUNI
Farah yang menulis di buku berhenti, ia melihat Ibu Wahyuni.
FARAH
IBU WAHYUNI
Farah mengambil Kotak Pensil Kain, ia mengambil Uang Seratus Ribu beberapa lembar dan memberikan kepada Ibu Wahyuni.
IBU WAHYUNI
FARAH
IBU WAHYUNI
Farah membuka lagi Kotak Pensilnya dan mengambil dua lembar uang seratus ribuan.
FARAH
Ibu Wahyuni ragu melihatnya, tetapi ia tetap mengambilnya.
FARAH
IBU WAHYUNI
Ibu Wahyuni berjalan ke arah pintu keluar dan menghilang. Sesaat Farah masih melihat ke arah pintu keluar.
Farah mengambil kertas dari tumpukan itu dan melihatnya.
Handphone Farah berbunyi, Farah mengangkatnya --
FARAH
Farah meletakkan handphonenya di meja, ia kembali menulis di buku, ia kembali melihat kertas-kertas di atas meja.
Handphonenya kembali berbunyi, ia mengangkatnya --
FARAH
LAKI-LAKI (V.O)
FARAH
PAK RT (V.O)
Ada jeda di antara mereka.
FARAH
PAK RT (V.O)
Pak Jamal... meninggal.
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
PAK RT (V.O)
FARAH
PAK RT (V.O)
FARAH
PAK RT (V.O)
Ada jeda di antara mereka. Lama sekali.
PAK RT (V.O)
Farah hanya diam, ia melihat ke Pintu.
PAK RT (V.O)
Farah melihat Buku Catatan dan Tumpukan Kertas-kertas.
FARAH
PAK RT (V.O)
Ada jeda di antara mereka.
PAK RT (V.O)
Farah hanya diam, sesaat ia melihat ke arah luar rumah.
FARAH
PAK RT (V.O)
Ada jeda di antara mereka, lama sekali.
FARAH
Sambungan dimatikan, Farah meletakkan handphone di atas meja. Ia bersandar di kursi, melihat ke arah lain.
Terdengar suara jam yang berdentang di ruangan itu.
Tik...tik...tik...
Terdengar bunyi ombak, suara angin yang berhembus, suara orang-orang yang berbicara dari kejauhan, semuanya bercampur menjadi satu.
EXT. PONDOK - PANTAI TRIKORA — SIANG - MASA LALU
Sandal-sandal dan Sepatu berada di tanah pasir putih. Sebuah Pondok berpanggung dan itu memiliki jarak dengan dasar tanah.
Tiga Orang duduk di pondok, angin berhembus, mereka menikmatinya. Fokus dengan kegiatan mereka masing-masing.
Seorang Perempuan, SOPHIA DARMANSYAH, awal 40-an, Ibu Farah, memakan sesuatu dari kantong plastik hitam, sesuatu dari daun pisang yang dibakar, Otak-otak. Ia memperhatikan sesuatu, di depannya.
IBU
Farah, 17, lebih muda dari kita lihat sebelumnya, sedang membaca buku, terputus dari dunia disekitarnya. Tidak terpengaruh dengan teriakan Ibu.
Seorang Laki-laki, JAMAL NURMAN, 40-an, Bapak Farah, memakai Topi, menikmati suasana pantai, juga memperhatikan sesuatu di depannya.
IBU
Ibu Farah berteriak kepada seseorang. Farah tidak menghiraukannya, tenggelam dalam dunianya sendiri. Bapak juga melihat kearah yang sama dengan Ibu.
IBU
Farah tidak bereaksi, masih tetap membaca bukunya.
IBU
Farah melihat Ibu, terganggu, ia mendecap.
BAPAK
Farah meletakkan bukunya, ia melihat ke belakang.
Seorang ANAK LAKI-LAKI sedang bermain air di pinggir pantai, berlarian mengejar ombak dan sebaliknya.
IBU
Farah hanya diam, ia masih melihat Anak Laki-laki itu dari kejauhan.
FARAH
Anak Laki-laki itu tidak mendengar, tetap bermain air.
IBU
Farah marah, kesenangannya di ganggu.
FARAH
BAPAK
FARAH
Farah kembali melanjutkan membaca bukunya. Ibu melihat Farah dengan tatapan bingung, sesaat kemudian ia melihat Bapak.
BAPAK
Farah menurunkan buku yang ia baca. Waktunya hilang, ia menghela nafas panjang.
EXT. PANTAI TRIKORA — SIANG - MASA LALU
Dari kejauhan, Farah berjalan menuju anak Laki-laki itu, meninggalkan Pondok.
FARAH
Farah berdiri di pinggir pantai, memperhatikan Anak Laki-laki itu bermain air.
IBU
Farah berjalan ke arah Pondok, sesaat ia melihat Anak Laki-laki itu.
FARAH
FAUZI NURMAN, 7, Adik Laki-laki Farah, tidak mendengarkan apa yang Farah katakan kepadanya. Ia masih bermain air.
Sementara di depan Pondok, Bapak sudah berdiri, memperhatikan mereka.
Farah berhenti, melihat Fauzi yang tidak mempedulikannya. Kemudian ia berjalan mendekatinya --
Farah mendorong Fauzi hingga terjatuh, membuat Pakaian Fauzi basah kuyup. Farah belari menuju Pondok.
FAUZI
Bersamaan dengan suara Ibu yang berteriak kepada Farah. Sedangkan Bapak hanya diam melihat Anak-anak mereka.