Cuplikan Chapter ini
Cahaya remang di sudut ruangan pengap itu tak cukup untuk menerangi wajah pria yang kini tampak penuh luka Rambutnya yang hitam legam berantakan bercampur dengan darah kering yang mengalir dari luka di kepalanya Napasnya berat dadanya naik turun dengan irama kacau seolah paru-parunya enggan menerima udara kotor di dalam ruangan ituRenan berdiri goyah matanya yang cokelat berkilat penuh kebencian saat menatap pintu baja yang telah berkali-kali ia dobrak dengan sia-sia Tangan-tanganny