Cuplikan Chapter ini
Pagi telah menyingsing di Jakarta namun cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden tak mampu mengusir kegelapan yang menyelimuti kamar Rangga dan NadiaUdara terasa begitu berat dipenuhi sisa-sisa teriakan air mata dan kebenaran pahit yang baru saja terkuakPonsel yang menampilkan rekaman video itu masih tergeletak di antara mereka menjadi saksi bisu dari malam kehancuranAncaman PerceraianNadia duduk di tepi ranjang membelakangi RanggaTubuhnya bergetar hebat bukan lagi karena amarah me