Cuplikan Chapter ini
Pagi itu mentari Jakarta menyusup malu-malu melalui celah tirai apartemen Niko menciptakan bias cahaya keemasan di atas sprei putih Tubuh Rangga masih terasa lelah sisa-sisa demam dari minggu lalu menyisakan jejak nyeri samar di area belakangnyaNamun kehangatan pelukan Niko di sisinya meluruhkan semua ketidaknyamanan itu Mereka baru saja terbangun dan keintiman malam sebelumnya masih terasa begitu nyata Nafas Niko yang teratur berembus lembut di rambut Rangga dan tangannya membelai