Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Tutorial Patah Hati
Suka
Favorit
Bagikan
7. Perempuan Itu

79.INT. RUANG TAMU APARTEMEN GILANG - DAY

Gilang duduk terpekur tak banyak bicara, Om Arga dengan kemarahan yang masih tersisa duduk dihadapannya.

OM ARGA
Untung mereka orang-orang baik, Lang. 
Suci dan manajernya memutuskan
tidak memperpanjang masalah. 
Asal kamu tidak membocorkan aib Suci.

Gilang mau memberi jawaban. Tangan Om Arga melarang dengan nada tidak sabar.

OM ARGA
Nggak! Om gak mau tahu aibnya apa.

Gilang pun tertunduk kembali.

OM ARGA
Kalo pacaran mungkin bisa kamu bikin
main-main, tapi pernikahan itu soal lain, Lang.
GILANG
(Sambil menunduk)
Oo, jadi nikah gak boleh main-main?
What do you expect, Om.
Aku ini kan produk pernikahan main-main?

Gilang menantikan tamparan lagi, tapi tidak terjadi. Malah didengarkan isakan tertahan dari Om Arga.

Gilang mendongakkan wajahnya, dilhatnya wajah Om Arga tertunduk dengan bahu terguncang menahan tangisan.

GILANG (V.O.)
Ibuku memang keparat, malah bikin gue jauh
sama orang yang paling dekat
dan paling gue percaya selama ini.

Gilang pun memeluk Om Arga sambil membisikkan penyesalan.

GILANG
Maaf Om, ini bukan salah Om,
ini salah Ibu. Maafin Gilang ya, Om.

Om-nya malah semakin tenggelam dalam tangisan tanpa suara.

80.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - NIGHT

White board di kamar Gilang kini sudah putih bersih. Gilang menelepon Suci yang dijawab bahwa nomornya tidak terhubung.

GILANG (V.O.)
Sosmed diblok, nomor hp diblok. 
Siplah, meski gak sesuai rencana,
pastilah perempuan itu luar biasa patah hati.

Gilang pun meraih laptopnya, daftar sasaran kini tercatat di laptopnya. Tertulis checklist di sebelah tulisan “4. Perempuan Religius”.

81.INT. RUANG TAMU APARTEMEN GILANG - NIGHT

Om Arga sedang ngobrol santai dengan Gilang. Tiba-tiba hp-nya berbunyi. 

OM ARGA
(menerima telpon)
Halo?..

Ekpresi wajah Om Arga berubah cemas mendengar telpon dari ujung sana.

OM ARGA
Kamu serius?

Om Arga meraih remote TV di bawah tatapan bingung Gilang.

GILANG
Kenapa Om?
OM ARGA
(masih ditelpon)
Oke.. oke thanks infonya ya.

Ditutupnya telpon bersamaan dengan Om Arga sudah berhasil mendapatkan acara TV yang dicarinya. Acara “Telinga Anya”Backdrop acara ada tema : “Dulu Playboy Sekarang Ghosting?” Anya terlihat sedang berbincang dengan narasumber Zara dan Kinanti.

Om Arga tegang, Gilang menegakkan posisi duduknya.

ANYA
Jadi dari cerita-cerita tadi,
boleh dibilang kita ini korban php,
digantungin, intinya di-ghosting orang yang sama, penonton di studio pasti sudah tahu kan? Siapa?? 
PENONTON 
(Serempak)
GILAAANG!!

Zara dan Kinanti nampak menikmati betul kekompakan penonton.

ANYA
(Menatap ke arah kamera)
Untuk cover both side, mari kita videocall
“King of Ghosting” kita ya. 
Semua Live tanpa rekayasa.

Penonton di studio riuh memberikan aplaus. Om Arga dan Gilang menatap hp di atas meja dengan waspada.

Benar saja, tiba-tiba hp Gilang bergetar dan menyala. Kamera di TV pun menampilkan layar hp Anya yang menampakkan panggilan ke “King of Ghosting”

OM ARGA
Jangan Lang! Karir kamu bisa habis
kalo kamu layani.

Gilang mengangguk, dia pun segera me-reject panggilan tersebut.

Penolakan sepihak yang segera tampak di layar kaca, segera disambut sorakan penonton.

PENONTON
HUUUUUUUUUUUUUUUU!!!...

Layar kaca kembali menampakkan wajah Anya yang kini tampak puas.

ANYA
(Tersenyum sinis)
Ya, seperti yang kami duga, “King of Ghosting” kita ternyata cuma seorang pengecut.

Gilang gemas, segera diraihnya hp, mnegetikkan pesan dengan cepat.

OM ARGA
Mau ngapain kamu Lang? Jangan macam-macam lagi.

Di layar kaca tampak Anya berseru senang melihat hp-nya berbunyi notifikasi pesan masuk.

ANYA
Eh dibalas nih. Cuma berani lewat tulisan ternyata. Kita baca sama-sama ya penonton.

Om Arga menatap Gilang dengan cemas campur marah, Gilang ternganga melihat pesan pribadinya ke Anya akan jadi konsumsi masyarakat Indonesia.

OM ARGA
Nulis apa kamu, Lang?

Gilang hanya bisa menunduk, meremas rambutnya dengan gemas.

OM ARGA
Gilang! Jawab, Lang!

Di layar kaca terlihat tampakan wa Gilang ke Anya. “Grow up Anya! Sakit hati banget ya, begitu tahu rasa sayang gue cuma pura-pura?”  

Penonton pun heboh melihat pesan tajam Gilang tersebut. Anya menikmati moment tersebut sebelum menatap tajam ke kamera.

ANYA
Halo Gilang, di tempat persembunyian lo punya cermin gak? 
Kalo punya, lo bilang ke kaca : Grow up Gilang!

Gambar di layar kaca mati, ternyata Om Arga yang menekan off di remote yang ada di tangannya.

OM ARGA

Oke, Lang. Kita harus tenang. 

Besok di lokasi shooting pasti banyak wartawan. 

Kita buat sama-sama konsep jawabannya sekarang.

Hp Om Arga berbunyi, segera ia meraihnya.

OM ARGA
Ya Mas, malam. Baru mau saya wa. 
Jadinya besok Gilang mesti standby
di lokasi shooting jam berapa?

Om Arga tampak tertegun mendengar jawaban dari seberang, Gilang menatap penuh rasa ingin tahu. Apalagi dilihatnya ekspresi Om Arga yang menghela napas berat.

OM ARGA
Iya Mas. Mengerti. Saya mengerti banget kok.

HP-nya ditaruh Om Arga dengan lemas di meja.

OM ARGA
Shooting besok batal. PH gak mau ambil resiko make kamu di keadaan yang kayak gini.

Gilang tertegun.

GILANG (V.O.)
Ok, para perempuan itu bersatu mau
bikin susah gue rupanya?
OM ARGA
Untung Suci tidak ikut-ikutan. 
Kalo orang kayak Suci yang jadi korban
bisa hancur karir kamu Lang.
GILANG
Sebentar lagi juga hilang Om,
ketutup sama berita lain.

Om Arga terlihat mencoba menahan dirinya, ditatapnya mata Gilang. 

OM ARGA
Terserah kalau kamu mau menganggap remeh
kejadian ini, Lang. Sudah Om bilang,
jangan main api dengan perempuan,
apalagi yang punya kekuatan media. 
Mereka ini semua punya follower jutaan
di sosial media Lang. 

Om Arga berhenti sejenak, memastikan Gilang mengerti kata-katanya.

OM ARGA
Om punya janji untuk terus menjaga kamu Lang,jadi tolong bantu Om menepati janji ini. Jangan keluarkan pernyataan apapun, di manapun. Mengerti?

Gilang tak punya pilihan lain selain mengangguk.

82.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - THE NEXT DAY

Hari masih gelap, jam baru menunjukkan 04:30 dinihari, tapi Gilang terpaksa terbangun. Notifikasi di hp-nya tidak berhenti berbunyi.

Setengah mengantuk dia melihat hp. Tampilan grafis hp menunjukkan kalau #GrowUpGilang dan #GilangGhosting jadi trending nomor 1 dan 2 di twitter.

Gilang memeriksa media sosialnya yang lain. Ada ribuan jempol ke bawah di tayangan youtube-nya, ribuan komentar kasar di instagram pribadi melengkapi penderitaannya.

Akun Instagram merchandise pribadinya, G-Tshirt dan G-Shoes ikut diserang.  

Yang lebih konyol, brand yang bekerja sama dengannya pun ikut diserang, meski tak ada sangkut pautnya.

Gilang pun mematikan hp-nya, lalu menutup wajahnya dengan bantal.

GILANG (V.O.)
Terbukti. Perempuan memang makhluk mengerikan.  Apalagi perempuan patah hati yang bersekutu. Tapi aku belum kalah.

83.INT. RUANG TAMU APARTEMEN GILANG - DAY

Gilang menghampiri Om Arga yang kelihatannya belum tidur. Gilang menyodorkan secangkir susu hangat kepadanya.

GILANG
Istirahat dulu Om.  
OM ARGA
Bagaimana Om bisa istirahat Lang,
semalaman telpon dari PH
dan klien gak berhenti-berhenti.

Gilang mengangguk maklum.

GILANG
Semuanya mau..?

Gilang melakukan gesture memotong lehernya sendiri.

OM ARGA
(Tersenyum masam)
Begitulah, Lang.
GILANG
Gak masalah Om, simpanan kita lebih
dari cukup kan buat buka usaha?
OM ARGA
Masalahnya Lang, ada beberapa brand
yang nggak cuma sekedar membatalkan kerja samanya.  Ada yang minta ganti rugi juga. 
Ya hak mereka sih, ada di dalam kontrak.

Gilang menyadari situasi yang pelik tersebut.

GILANG
Sekali lagi maaf Om, bukan maksud Gilang
bawa-bawa Om ke dalam masalah. 
Om tahu betul kenapa Gilang melakukan ini.
OM ARGA
Kenapa baru sekarang, Lang? 
Sebelumnya kamu jadi anak manis,
Om kira kamu sudah bisa berdamai dengan masa lalu.
GILANG
Ya, karena baru sekarang aku jadi
artis kelas A, Om. Yang bikin semua
perempuan itu antri dan rela mati buat aku, Om.
OM ARGA
Yah, ironis. Sekarang perempuan
yang sama berebutan bikin karir kamu mati.  

Gilang duduk di samping Om Arga, menghela napas berat.

GILANG
Ya apa boleh buat Om, kita jual
semua aset buat bayar ganti rugi ajalah.  

Om Arga menatap tajam Gilang. Baru saja mau bicara, hp Om Arga bergetar, ia pun mengambilnya dengan lelah.

Melihat siapa yang menelpon, Om Arga sengaja menekan speaker phone. Terlihat di tampilan layar, yang menelpon adalah Pak Min (55 tahun) supir pribadi Gilang.

OM ARGA
Ya Pak Min?
PAK MIN (O.S.)
Alhamdulillah akhirnya nyambung.
OM ARGA
Maaf Pak Min, dari tadi sibuk telponan Saya-nya.
PAK MIN (O.S.)
Maaf Mas Arga, Pak Min masih bisa
jadi sopir Mas Gilang kan ya Mas? 
Pak Min gak dipecat, kan?

Gilang kaget mendengarnya, dia pun langsung menjawab.

GILANG
Ya masihlah Pak Min, kerja Pak Min
kan bagus, Gilang puas kok. Gak ada masalah.
PAK MIN
Ohh ada Mas Gilang, makasih Mas. 
Alhamdulillah. Soalnya kata Sahrul, Mas Gilang lagi diserang di internet. 
Mas Gilang bisa bangkrut. 
Dan kita-kita bisa dipecat. 
Lha, kok tahu-tahu hari ini
kata Mas Arga Sutingnya batal,
gak jadi dianter suting. 
Pak Min jadi kuatir kalo
yang diomongin Sahrul kejadian beneran.

Gilang termangu mendengar cerocosan Pak Min yang panik. Om Arga menjawab tenang.

OM ARGA
Pak Min dan yang lain tenang ya,
ini sedang diurus kok.
PAK MIN (O.S.)
Siap! Siap Mas Arga. Kami semua
di sini berdoa buat Mas Gilang. 
Orang baik kayak Mas Gilang pasti
banyak yang doain kok. Insya Allah. 
Makasih banyak Mas Arga,
Mas Gilang, maaf sudah ganggu. 
Assalamu’alaikum..
OM ARGA
Wa’alaikumsalam..

Gilang masih termangu, Om Arga pun berdehem mencari perhatian Gilang. Setelah Gilang memperhatikan, Om Arga pun bicara dengan lugas dan jelas.

OM ARGA
Gilang Cahya Gemilang. 
Seperti kamu dengar sendiri tadi. 
Bukan cuma kamu sendiri yang kena efeknya. 
Ada Pak Min, supir kamu. 
Ada Sahrul yang pegang merchandise kamu.
Ada tim digital yang pegang sosmed kamu. 
Ada banyak perut yang jadi tanggung jawab kita.  Kalau kamu benci Ibumu karena lari dari tanggung jawab, masak iya kamu mau jadi orang yang sama, Lang?

Gilang tertohok dengan omongan tersebut. Serius ditatapnya mata Om Arga.

OM ARGA
Yah, mungkin Anya ada benarnya Lang,
grow up. Hidup ini bukan melulu tentang kamu.
GILANG
Aku gak mau jadi manusia kalah seperti ayah Om, apalagi jadi manusia tak bertanggung jawab kayak Ibu. Nggak akan!

Om Arga berbinar, tapi kemudian dia menatap ragu Gilang.

GILANG
Kenapa Om? Ada ide?
OM ARGA 
(Ragu)
Ya, tapi pasti kamu nggak mau, Lang. 
Biar Om coba cari solusi lain dulu.
GILANG
Try me, Om! Kita diburu waktu. 
Aku akan lakukan apapun, bukan demi karir,
tapi demi orang-orang yang jadi tanggung jawabku..
GILANG (V.O.)
..dan demi membuat perempuan patah hati
lebih banyak lagi.

Om Arga duduk tegak meraih bahu Gilang, menatapnya dan berkata pelan.

OM ARGA
Kamu benar waktu bilang, berita viral
akan tertutup berita lain yang lebih heboh.
GILANG
Iya, terus? Kan kita gak mungkin
nungguin ada kejadian heboh Om? 
Siapa bisa jamin ada berita viral besok?
OM ARGA
PERSIS! Kita tidak menunggu
ada kejadian heboh Lang!

Gilang masih menatap tak mengerti.

OM ARGA
Tapi kita bikin berita viral kita sendiri!
Gilang tertarik.  
GILANG
Caranya Om?
OM ARGA
Kita bikin.. Ibumu hidup.

Gilang ternganga tak percaya mendengar solusi tersebut.

OM ARGA
Satu Indonesia tahunya kamu ini yatim-piatu. Cuma kita berdua yang tahu persis kamu masih punya Ibu.

Gilang mengangguk bimbang.

GILANG
Om mau menangguk simpati? 
Bahwa Gilang berbuat seperti ini
karena sakit hati sama Ibu?
OM ARGA
Mmm.. Nggak persis seperti itu. 
Sesimple Ibu dan anak yang terpisah
puluhan tahun akhirnya bertemu. 
Cukup sampai situ pun sudah bisa jadi heboh, Lang.  
GILANG
Hmm.. tapi Om..
OM ARGA
Kalau kamu punya jalan lain, silakan Lang.

Gilang menimbang-nimbang, akhirnya dia memantapkan hatinya. Mengangguk ke arah Om Arga.

GILANG
Oke, kalaupun aku mau, Om.
Ini kalau ya, Om. Terus di mana kita mencari perempuan itu? Aku kan sejak kecil aja udah nggak mau berhubungan. Dan .. kalau pun ketemu, apa perempuan itu mau?
OM ARGA
Soal itu serahin ke Om. Hari ini
kita samakan dulu cerita
bagaimana kamu terpisah dengan Ibu kamu.

Gilang menyerah kalah, tak melihat jalan keluar lain.

GILANG
Baiklah Om, aku setuju..
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar