Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
TOPENG VANILA
Suka
Favorit
Bagikan
11. Konsultasi Mental (Scene #37-41)

37. INT. KOST VANILA– SORE HARI

Cast : Vanila.

 

Vanila baru saja mandi sepulang dari Kampus, Ia langsung mengambil Buku dari dalam Tas dan membacanya sambil berbaring di atas tempat tidur. Memasang earphone ke telinganya sembari menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti alunan nada.

 

Tiba-tiba ia mengingat cerita Bica, kakak dari Chila yang di diagnosis Mental Illnes. Dia sempat mengalami depresi yang hebat.

 

VANILA

Kak Bica…

 

CUT FLASH BACK TO :

 

38. INT. RUMAH CHILA – RUANG TENGAH - SIANG HARI - FLASHBACK

Cast : Vanila, Bica.

 

Di Ruang Tengah, Bica mulai menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya kepada Vanila. Saat itu Chila sedang Les musik, jadi hanya ada Vanila dan Bica di Rumah.

 

VANILA

Jadi yang di maksud kak Bica waktu itu terapi untuk ini?

 

BICA

Iya, saya di diagnosis gangguan mental, dulu emosi saya nggak pernah stabil, saya juga kadang bisa tiba-tiba sedih yang bener-bener sedih dan bisa tiba-tiba bahagia. Saya bipolar, bahkan gangguan kecemasan. Dulu saya sering percobaan untuk bunuh diri, berulang-ulang kali mencoba untuk bunuh diri. Dulu saya sendirian harus ngurusin Chila ya walaupun ada baby sister Chila waktu itu, bahkan waktu saya di Sekolah dulu  saya ngerasa di dunia ini tu nggak ada yang peduli sama saya. Orangtua jarang pulang, saya nggak punya temen yang bener-bener care sama saya, orangtua yang selalu sibuk nggak punya waktu buat saya sama Chila. Mereka nggak pernah tau perasaan anaknya, bahkan mereka nggak akan pernah tau apa yang terjadi sama anaknya.

 

VANILA

Kak Bica sekarang nggak sendirian kok ada Chila, ada Vanila. Kita semua disini sayang sama kak Bica. Kak Bica hebat bisa ngelewatin semua ini. jadi kak Bica jangan ngerasa kesepian lagi ya?...

 

(Vanila memeluk Bica)

 

BICA

Makasih ya Vanila, dulu saya nggak pernah berani buat speak up tentang diri saya ke orang lain. Akhirnya saya mutusin untuk ke psikolog dan ternyata emang saya ngalamin gangguan mental, atau biasa disebut mental illness.

(Menghela nafas)

Tapi sekarang saya udah ngerasa lebih baik dari sebelumnya, menurut saya speak up itu perlu dan emang butuh orang lain untuk cerita. Ya walaupun nggak semudah itu. Lingkungan yang baik itu bisa bikin kita ngerasa lebih baik. Seenggaknya kita tu ngerasa kalau di hidup kita ini ada orang yang bener-bener perduli sama kita.

 

CUT BACK TO :

 

39. INT. KOST VANILA – SORE HARI

Cast : Vanila.

 

Vanila meremas tangannya, ia mencoba untuk terus meyakinkan dirinya.

 

VANILA

Semua cuman butuh support, mereka mau dihargai dan dianggap. Nggak semua sifat buruk terjadi gitu aja, ada banyak faktor yang mungkin memang mempengaruhi mental mereka.

 

CUT TO :

 

40. EXT. JALANAN KOTA – PAGI HARI

Cast : Vanila, Bica.

 

Suasana pagi Jalan Kota cukup ramai, banyak kendaraan berlalu lalang pagi ini. Vanila menemani Bica ke Psikolog untuk berkonsultasi.

Di dalam Taksi, Bica terlihat sedikit cemas terlihat dari raut wajahnya yang tiba-tiba berubah.

 

(Tangan Vanila menggenggam tangan Bica)

 

VANILA

Nggak papa kak ada Vanila disini.

 

(Vanila mencoba menenangkan kecemasan Bica)

 

BICA

(Tersenyum dan mengangguk)

Hmm.

 

Vanila terus menggenggam tangan Bica, ia mencoba untuk membuat Bica merasa tenang. Ia memperhatikan Bica yang sedari tadi merasa cemas dan gelisah.

 

CUT TO :

 

41. INT. TEMPAT KONSULTASI PSIKOLOG – PAGI HARI

Cast : Ibu Listy, Bica, Vanila.

 

Mereka berdua telah sampai, Bica dan Vanila langsung masuk untuk menemui Ibu Listy Psikolog yang kebetulan menangani Bica.

 

LISTY

Selamat pagi Bica, silahkan duduk…

Wah Bica sama siapa nih, biasanya sama Chila.

 

BICA

Kenalin bu, dia Vanila teman Chila udah kayak adik sendiri juga.

Mendengar kalimat itu, Vanila tersenyum bahagia. Ia merasa bahwa dirinya telah di anggap berarti oleh orang lain.

Sejak tadi Vanila memperhatikan Ibu Listy, ia ingat bahwa dia pernah bertemu Ibu Listy di kampus pada hari kesehatan mental waktu itu.

 

VANILA

Vanila.

(Mengulurkan tangan)

 

LISTY

(Menjabat tangan Vanila)

Listy.

 

Bica dan Ibu Listy masuk kedalam ruangan lagi, yang hanya mereka berdua saja. Vanila menunggu Bica di ruang tunggu. Ia berfikir bahwa masalah mental bukan masalah yang sepele, ada banyak orang di luar sana yang butuh support.

 

Setelah menunggu cukup lama, Ibu Listy keluar dari ruangan itu tanpa Bica. Ia menuju ke arah Vanila, ia duduk di depan kursi Vanila.

 

VANILA

Loh kak Bica?

 

LISTY

Vanila tenang aja, Bica lagi proses terapi didalam.

 

VANILA

Ibu udah lama nangangin pasien yang menderita penyakit mental?

(Vanila mulai bertanya)

 

LISTY

Iya lumayan Van, udah cukup banyak juga. Sebetulnya orang-orang seperti Bica ini butuh support, butuh teman dan paling peting dia perlu dihargai apapun masalah dalam hidupnya dia butuh tempat dimana dia ngerasa bisa happy lagi. Dia butuh orang yang bisa memahami dirinya.

 

Setelah mendengar banyak hal dari Ibu Listy, tiba-tiba Vanila memiliki ide untuk membuat suatu komunitas kesehatan mental agar membuat mereka merasa bahagia dan di hargai. Ia juga telah bicarakan keinginannya kepada Ibu Listy dan mendapat respon yang baik. Ibu Listy setuju dan mendukung keinginan Vanila.

 

Bica telah selesai, mereka akan segera pamit pulang.

 

BICA

Makasih ya Bu Listy…

 

LISTY

Sama-sama Bica.

 

VANILA

Vanila pamit ya Bu, makasih banyak.

 

LISTY

Iya Vanila, nanti kalau butuh apa-apa hubungin Ibu aja ya?...

 

VANILA

(Mengangguk)

Iya bu.

 

(Vanila dan Bica pulang dengan menaiki Taksi)

 

CUT TO :

Scene #42

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar