Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
8. INT/ EXT. MINIMARKET – PAGI HARI
Cast. : Vanila, Raisa, Brian
Vanila melihat tatanan mie instan yang tersusun di depan matanya.
VANILA
Kenapa harus abis pas gue laper sih lo (Mengomeli mie instan ditangannya)
RAISA
Mie aja lo omelin ya Van, emang paling super lo ini haha.
(Suara Raisa mengagetkan Vanila. Vanila membalikkan badan ke arah suara itu berasal)
VANILA
Eh Raisa, sejak kapan lo disini?
RAISA
Sejak lo ngomelin mie instan Van haha…
VANILA
Apaan sih Sa, malu gue.
RAISA
Maaf Ibu Tiri haha…
VANILA
Enak aja lo bilang gue Ibu Tiri.
RAISA
Haha becanda kok, abisnya galak banget haha canda galak, umm Van duduk depan yuk, sambil makan mie?
VANILA
Hmm, oke .
CUT TO :
Raisa dan Vanila duduk di kursi depan Minimarket dengan memakan mie instan.
RAISA
Van?
VANILA
Hmm (Sibuk memakan mie instan)
RAISA
Lusa kita udah masuk kuliah kan? (Ia tersenyum penuh semangat)
VANILA
Hmm, kenapa?
RAISA
Gue nggak sabar liat maba yang ganteng-ganteng aaaaa ga sabar liat dede gemesh…
(Menaruh kedua tangannya dipipi sembari memejamkan mata)
CU : Vanila menatapnya Riasa heran
VANILA
Dih dasar ganjen lo!
RAISA
Ih biarin aja, yang penting gue seneng, wleee…
Vanila menggelengkan kepala melihat tingkah Raisa, dan melanjutkan makannya.
RAISA
Oh iya Van (Mengingat sesuatu)
VANILA
Apaan ? Dede gemesh lagi?
RAISA
Ishh bukan Van, gue kemaren nggak sengaja liat cewek ditampar gitu deh sama cowoknya, si cewek nangis – nangis, tapi cowoknya bener-bener sekasar itu loh. Nggak tega banget gue jujur (Wajah kasihan)
(Vanila menghentikan makannya, dan tersedak)
Uhukk…uhukk…
(Meraih botol minum)
Seketika Vanila mengingat kejadian di Toko Buku, wajah itu masih tergambar jelas dalam ingatan Vanila.
RAISA
Eh nggak papa lo?
VANILA
Nggak papa kok, umm lo liat dimana Sa?
RAISA
Gue liat dia tu di… (Mengingat) Oh iya di Jalan.
VANILA
Yaampun Sa, Jalan mana?
RAISA
Hehe gue lupa Van.
VANILA
(Menghela nafas)
Terus ciri-ciri ceweknya lo inget nggak?
RAISA
Seinget gue dia cantik, rambutnya agak ikal gitu, terus…
(Melihat Brian berjalan dan membuat Raisa menghentikan kalimatnya)
RAISA
Woee! Brian?..
(Raisa berteriak memanggil Brian)
VANILA
Huh dasar Raisa (Vanila berdecak kesal)
(Brian berjalan menuju kearah mereka berdua, Raisa menatap Brian dari ujung kaki hingga ujung kepala)
RAISA
Ganteng banget (Ucapnya samar)
(Sembari mengibaskan rambut dan senyuman manja)
(Vanila hanya menatapnya geli, kemudian melanjutkan menyantap mie instan dengan habis)
RAISA
Lo dari mana Brian pagi-pagi gini?
BRIAN
Gue abis dari apotik sekalian lari pagi.
RAISA
Hah?! Lo sakit? Sakit apa?
BRIAN
Bukan gue kok Sa, Hmm ngapain lorang bedua pagi-pagi disini? (Mengalihkan pembicaraan)
RAISA
Lagi makan mie nih, lo mau makan juga nggak?
BRIAN
Engga Sa, makasih ya.
Van, diem aja lo sariawan?
VANILA
Lagi puasa ngomong gue.
BRIAN
Haha bisa aja lo, yaudah gue duluan ya Van, Sa bye… (Berjalan meninggalkan Vanila dan Raisa)
RAISA
Ih Brian buru-buru amat si…
(Menatap Brian yang semakin menjauh)
Dia ganteng banget ya Van?
VANILA
Sa, gue balik duluan ya daaa…
(Bergegas pergi meninggalkan Raisa)
RAISA
Loh Van, kok gue ditinggalin sih ihh !
CUT TO :
9. EXT. JALAN BRAGA BANDUNG – PAGI HARI
Cast : Vanila, Bica.
Sepanjang perjalanannya Vanila memikirkan wanita yang dimaksud oleh Raisa. Ia benar-benar penasaran.
VANILA VO
Kenapa gue jadi penasaran gini ya sama cewek yang diceritain Raisa, apa dia cewek yang di Toko Buku. Kenapa dia masih mau bertahan si, hubungannya udah nggak sehat. Ah kenapa gue jadi mikirin ini, lagian ini bukan urusan gue.
(Vanila berjalan lebih cepat, ia menghentikan langkahnya dan melihat disekitar hingga ia tersadar ia sudah melewati jalan menuju ke kossannya)
VANILA VO
Bego bego bego Vanila lo jalan nggak pakek mata apa gimana sih. Ini udah lumayan jauh dari kossan, yaampun. (Menepuk jidatnya)
Vanila berjalan disekitar Jalan Braga Bandung. Namun Vanila memilih untuk tetap berjalan menikmati suasa pagi.
VANILA
Seru juga, pagi-pagi keliling Bandung. (Ujarnya pelan)
Berkeliling menikmati suasana pagi Bandung, Vanila melihat tatanan lukisan yang indah memperhatikan setiap sudut kota dengan berbagai macam profesi manusia yang ia lihat. Namun kali ini matanya tertuju pada lukisan abstrak milik wanita yang duduk sendiri, lukisannya unik dan sepertinya memiliki banyak makna tersendiri didalamnya, menurut Vanila itu sangat luar biasa.
(Vanila berjalan mendekat)
VANILA
Lukisannya cantik.
(Wanita itu menatapnya)
BICA
(Tersenyum) makasih.
VANILA
Hmm pasti lukisan ini punya makna tersediri ya? Sejak kapan suka melukis? (Tanya Vanila)
BICA
Ya seperti itu lah, sejak saya harus melakukan terapi dan ini salah satu terapi yang saya lakukan dengan melukis.
CU : Layar telepon Bica berdering ada pesan masuk dari Chila.
Chat Chila : Kak, ini sudah waktunya. Kakak mau Chila jemput?
(Bica membalas pesan Chila) : “Nggak usah Chila, kakak siap-siap sekarang” SEND
Sedangkan disatu sisi Vanila sedikit terkejut dengan kalimat yang di ucapkan oleh perempuan yang ada di hadapannya ini, Vanila seolah menerka-nerka apa yang terjadi dengan perempuan ini. Vanila mengerutkan keningnya, memperhatikan lekat-lekat wanita yang kini sedang sibuk dengan ponselnya. Ia masih tidak mengerti maksud dari perkataan wanita itu.
BICA
Sorry, saya duluan ya udah waktunya.
(Merapihkan semua peralatan melukisnya dan bersiap untuk pergi)
VANILA
Haa? (Sedikit bingung) Oke, hati-hati.
VANILA VO
Sebenernya apa yang terjadi, dan apa maksud perkataan perempuan itu, terapi? Apa yang terjadi sama dia? atau mungkin…
(Vanila kembali menatap Bica yang pergi meninggalkan dirinya)
CUT TO :
10. INT. KAMPUS – RUANG KELAS – PAGI HARI
Cast : Vanila, Listy, Brian, Raisa, dan teman-teman sekelasnya.
Semua mahasiswa tengah sibuk dengan aktivitasnya dikelas, ada yang sibuk berbincang setelah lama berlibur, ada juga yang tengah sibuk berfoto seperti Raisa dan teman-temannya, ada juga yang pergi ke kantin, dan Brian si BEM kampus yang super sibuk dengan segala kegiatannya, berbeda dengan Vanila hanya memilih untuk duduk diam memperhatian tingkah teman-teman di kelasnya.
Tiba-tiba terdengar pengumuman dari sumber suara bahwa hari ini akan memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia yang masing-masing psikolog akan menyampaikan beberapa penjelasan mengenai kesehatan mental.
Semua mahasiswa masuk ke dalam kelas masing-masing, Ada dua orang memasuki kelas Vanila yang akan menyampaikan beberapa point penting mengenai peringatan Hari Kesehatan Mental Dunia yang diperingati pada tanggal 10 Oktober.
BRIAN
Pagi teman-teman semua, gue minta perhatiannya bentar ya. sorry banget ganggu waktu kalian. Hari ini bakal ada yang masuk ke kelas kita untuk menyampaikan sedikit penjelasan mengenai Hari Kesehatan Mental, jadi gue mohon kalian bisa bantu ikut berpartisipasi ya.
(Semua mahasiswa memperhatikan penyampaian Ketua BEM)
Teman-teman Kelas
Oke Brian // Siap bapak katua // Okee // Siapp bos // Iya sayang
(Raisa berbisik kepada teman-teman disampingnya)
RAISA
Gilaa demage Brian kalau lagi ngomong gini nggak ada obat.
Beberapa mahasiswa menjawab :
Iyaa woi gila // Ga paham lagi meleleh hati dede bang aw // Asli oyyy //
Ibu Listy dan rekannya masuk ke dalam kelas.
LISTY
Hallo pagi semua.
(Semua mahasiswa serempak menjawab)
“Pagi Bu….”
Ibu Listy adalah seorang spikolog dan satu lagi rekannya adalah seorang psikiater yang bekerja di salah satu Rumah Sakit, untuk menangani berbagai macam masalah mulai dari gangguan bipolar, depresi yang parah dan skizofrenia.
Mereka berdua mulai menjelaskan mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dan lainnya, Vanila memahami setiap point yang disampaikan.
LISTY
Jadi Kesehatan Mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental.
Nah gangguan mental ini dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Baiklah jika ada yang ingin bertanya mengenai sedikit penjelasan yang sudah disampaikan, dipersilahkan?
CU : Wajah Vanila yang mulai panik dan berfikir.
(Vanila menunduk, ada banyak pertanyaan dikepalanya dan ada banyak hal yang sudah semakin jelas yang telah ia rasakan)
Ada beberapa mahasiswa yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian satu persatu pertanyaan itu dijawab oleh Ibu Listy dan rekannya. Kemudian sebelum keluar kelas Ibu Listy menyampaikan sedikit pesan.
LISTY
Pesan saya, jangan terlalu memendam sesuatu hal yang terasa begitu sulit sendirian ya, terkadang kita harus mengalah sama perasaan egois kita, bagaimanapun itu kalian butuh tempat untuk bercerita kalian harus berani speak up, setidaknya kalian tidak merasa sendiri dalam keterpurukan yang kalian rasakan.
(Ibu Listy dan rekannya pamit meninggalkan ruangan kelas)
CUT TO :
11. INT. KAMPUS – RUANG KELAS – SIANG HARI
Cast : Vanila, Brian.
Saat jam telah usai, semua mahasiswa bersemangat untuk meninggalkan kelas, semuanya keluar dengan cepat. Berbeda dengan Vanila yang merasa sangat malas dan memilih menunggu ruang kelas kosong.
(Vanila melipat kedua tangannya di atas meja dan menaruh kepalanya)
VANILA
Gue abis ngapain sih, kok ngerasa capek banget. (Mendengus kesal)
(Brian masuk ke dalam kelas, dan sempat mendengar kalimat yang di ucapkan Vanila)
BRIAN
Are you oke Vanila?
CU : Wajah kaget dan bola mata Vanila yang membulat sempurna
(Vanila mengangkat kepalanya dan memasang wajah cuek meski ia sebenarnya merasa malu)
VANILA
Hmm iya. Kenapa balik lagi, ada yang ketinggalan?
BRIAN
Enggak kok, gue cuman ngecek kelas aja.
VANILA
Oh gitu.
BRIAN
Lo kenapa si, lagi ada masalah ya?
VANILA
Haa? Engga,, gue fine. Hmm yaudah gue mau balik.
(Vanila berdiri dari kursinya dan berjalan keluar)
(Brian meraih tangan Vanila)
BRIAN
Gue emang nggak tau apa yang lagi lo rasain, tapi gue cuman mau bilang. Jangan mendem semuanya sendiri ya, semua orang punya porsi kuat dan lemahnya masing-masing.
VANILA
Apaan sih Brian, soktau lo. (Berjalan meninggalkan Brian)
CUT TO :
Scene #12