Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12. EXT. JALANAN KOTA BANDUNG – KAFEM - MALAM HARI
Cast :Vanila, Bica, Chila, Rangga.
Vanila berjalan di sekitar Jalanan Kota. Kalimat-kalimat yang disampaikan Ibu Listy dan Brian berhasil membuatnya memikirkan banyak hal, ada banyak pertanyaan yang kini memenuhi otak Vanila. Rasanya sangat melelahkan memikirkan hal-hal yang selalu mengganggu fikirannya. Ia memutuskan untuk berkeliling menikmati suasana malam Jalanan Kota.
(Vanila berhenti disebuah kursi dipinggir jalan, mencari sisi yang tak terlalu ramai)
CU : Vanila memejamkan mata sembari menghela nafas.
Vanila VO
Kayaknya gue emang butuh tempat baru buat nenangin diri gue.
Vanila kembali menuangkan segala perasaannya kedalam buku Diary nya, menulis secara detail perasaan dan fikirannya, yang selalu berhasil tersimpan rapat dalam benaknya.
(Di satu sisi Jalanan Kota)
CHILA
Mas, nasi gorengnya dua ya, yang satu nggak pedes.
(Waiters itu menggangguk dan mencatat pesanan yang dipesan oleh Chila)
CHILA
Kak Bica, kita udah lama ya nggak makan di luar malem-malem gini?
BICA
Iyaa, kakak kangen banget. Dulu nih ya, kakak kalau keluar pasti cuman gara-gara kamu pengen jajan diluar, kadang kalau kakak nggak mau kamu nya nangis sebel banget haha…
(Bica mulai bercerita, mereka berdua menikmati suasana malam Jalanan Kota yang cukup ramai)
Chila menatap Bica, merasa sangat bahagia karna keadaan Bica yang kini sudah sangat mulai membaik, melihat sang kakak tertawa adalah salah satu kebahagiaan untuk Chila.
Tiba-tiba suara pesan masuk dari ponsel Chila berbunyi.
CU pesan Rangga : Sayang, lo dimana? Kirim sharelock sekarang gue kesana !
Chila menatap layar ponselnya dengan takut, terlihat dari keningnya yang mengerut dan wajahnya yang tiba-tiba berubah menjadi sedikit tegang. Chila mencoba membiarkan pesan itu, memilih mengabaikan dan melanjutkan makan malamnya bersama sang kakak.
(Melanjutkan obrolan)
CHILA
Tapi kan Chila sekarang udah nggak cengeng lagi kak haha…
INSERT : Waiters datang membawakan pesanan mereka berdua.
BICA
Iya-iya udah gede adek kakak ini
(Mereka berdua saling tertawa bahagia)
CU : Layar ponsel Chila yang berdering, panggilan telepon dari Rangga.
CHILA
Hmm, sebentar ya kak, Chila angkat telpon dulu, kakak habisin makanannya ya.
(Bica mengangguk)
Chila mengangkat panggilan telepon Rangga.
CHILA
Hallo?
RANGGA
Udah mulai berani nggak bales chat gue ya? Haha…(Tertawa)
CHILA
Sorry Ngga, gue lagi sama kak Bica. Gue cuman…
RANGGA
Jangan takut sayang. Gue cuman mau lo sharelock sekarang, Gue yang jemput lo nanti yaa…
CHILA
Oke
(Sambungan telpon terputus)
Chila merasa sangat tertekan, ia hanya menuruti apa saja yang dikatakan oleh Rangga.
CUT TO :
13. EXT. DI DEPAN RUMAH CHILA – MALAM HARI
Cast : Chila, Bica, Rangga.
Mereka bertiga telah sampai didepan Rumah Chila,
CHILA
Kak Bica masuk duluan aja ya nanti Chila nyusul, Chila ada urusan sebentar sama Rangga.
BICA
Iya Chila, Rangga makasih ya udah mau nganterin kita.
(Bica turun dari mobil Rangga)
Di dalam mobil hanya Chila dan Rangga.
Rangga mendekatkan tubuhnya ke arah Chila, menatap wajah Chila dan mengelus rambut Chila.
RANGGA
Sayang, apa susahnya sih ngabarin?!
CU : Wajah Chila yang ketakutan
RANGGA
Gue harus dengan cara apa kasih tau lo Chila!
(Menarik rambut Chila)
CHILA
Rangga sakit…
RANGGA
Gue nggak mau lo keluar nggak pamit sama gue, nggak ngabarin gue. Apa susahnya lo teken heandphon lo cari nama gue dan telpon selesai kan.
(Chila menangis, menahan sakit)
CHILA
Maaf… Rangga. Tolong lepasin sakit.
RANGGA
Sakit ya sayang? Haha.. lo inget ya Chila, gue ini sayang banget sama lo. Jadi lo jangan pernah kecewain gue ngerti?! Gue nggak mau kehilangan lo sayang.
(Mendekatkan wajahnya ke arah Chila)
CU : Wajah Chila dan Rangga yang saling berhadapan.
Rangga menatap wajah Chila yang tengah menangis, mengusap air matanya dan kemudian memeluk Chila.
RANGGA
Maaf sayang maaf… Yaudah sekarang masuk istirahat ya, besok gue jemput.
(Mencium kening Chila)
Chila mengangguk menurut, dan turun dari mobil Rangga.
CUT TO :
14. EXT. JALANAN KOTA – MALAM HARI
Cast : Vanila, Brian.
CU : Vanila menulis buku diary
Tiba-tiba Vanila merasakan cacing-cacing di perutnya memanggil.
*Krukkk krukkk* (Suara perut Vanila)
CU : Tangan Vanila yang memegangi perut dengan wajah lapar.
Dia meletakkan bukunya disamping tubuhnya.
VANILA
Gue laper banget…
(Memegangi perutnya)
Vanila beranjak dari tempat duduknya untuk mencari makan, ia melihat beberapa tempat makan yang begitu ramai. Ia memilih untuk membawa pulang makanan yang ia beli.
Disatu sisi Brian berjalan tanpa sengaja melihat sebuah buku di kursi dekat jalanan kota, ia memperhatikan sekelilingnya yang tak begitu ramai.
BRIAN
Buku siapa ini? gue kayak nggak asing sama ini buku. (Mengambil buku)
Melihat sekali lagi disekelilingnya, hingga ia memutuskan untuk membukanya. Megira-ngira siapa tau ada nama pemilik bukunya.
BRIAN
Bukunya unik, gue kayaknya pernah liat, tapi dimana ya?... (Ujar Brian sembari membuka lembaran pertama buku)
CU : Tatapan Brian dan tulisan yang ia temukan.
BRIAN
VANILA MELODI
Brian membawa buku itu berniat ingin mengembalikannya besok saat di kampus.
CUT TO :
Scene #15