Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
33. INT//EXT. KAFE // DEPAN KAFE– BANDUNG – MALAM HARI
Cast : Brian, Chila, Rangga.
Disebuah Kafe, Chila meyakinkan dirinya untuk berani mengambil keputusan yang tepat yaitu mengakhiri hubungannya dengan Rangga. Ia mencoba untuk berani keluar dari hubungannya yang toxic.
CHILA VO
Come on Chila, ini keputusan yang bener. Gue nggak boleh takut.
Rangga telah sampai di Kafe dan langsung menemui Chila.
RANGGA
Hai sayang? Cantik banget pacar gue (Mengelus pipi Chila)
(Mereka makan malam seperti biasa)
BG : Beberapa orang yang sedang makan di Kafe.
Setelah cukup lama untuk makan malam, Chila mulai memberanikan diri untuk berbicara kepada Rangga.
CHILA
Rangga?
RANGGA
Kenapa sayang?
CHILA
Sorry, gue harus bilang ini ke lo. Gue udah nggak bisa bertahan sama hubungan ini Ngga, maaf…
RANGGA
Apa lo bilang?!
Rangga berdiri dan menggebrak meja. Membuat beberapa orang yang berada di Kafe memperhatikan mereka berdua.
RANGGA
Lo keterlaluan ya Chila!
(Rangga menarik Chila keluar Kafe)
Saat berada diluar Kafe Rangga mendorong tubuh Chila ke tembok. Jarak mereka sangat dekat, Rangga menyentuh pipi Chila dengan kuat.
RANGGA
Lo nggak bisa mutusin gue gitu aja, gue sayang sama lo Chila!
CHILA
(Menangis ketakutan)
Maaf Ngga..
RANGGA
Lo berani-beraninya mutusin gue!
(Tangan Rangga menyentuh wajah Chila dan tersenyum)
Gue nggak akan lepasin lo gitu aja Chila.
Tiba-tiba Brian datang dan menarik lengan Chila. Ia berdiri berhadapan dengan Rangga yang terlihat penuh amarah.
RANGGA
Wow-wow lo lagi lo lagi.
BRIAN
Lo emang cowok brengsek! Wajar aja cewek lo mutusin lo.
RANGGA
Bangsat!!
(Mereka berkelahi)
CUT TO :
34. INT. RUMAH CHILA – RUANG TAMU – MALAM HARI
Cast : Brian, Chila.
Brian mengantar Chila pulang ke Rumahnya, akibat perkelahian itu ada beberapa memar di bagian wajah Brian. Di sofa Chila mengobati luka di wajah Brian.
CHILA
Sorry ya, gara-gara gue lo kayak gini.
BRIAN
Nggak papa kok, lo harus lebih hati-hati ya.
CHILA
(Mengangguk)
Oh ya kenalin gue Chila…
(Mengulurkan tangannya)
BRIAN
Gue Brian.
CHILA
Sebelumnya kita pernah ketemu ya, di Toko Buku. Lo juga yang waktu itu bantuin gue terus Rangga malah salah faham sama lo, maaf ya.
BRIAN
(Tersenyum)
Udah nggak usah minta maaf terus, bukan salah lo kok.
Chila merasa bahwa Brian jauh berbeda dengan Rangga. Lelaki yang kini berada di hadapannya memiliki kepribadian yang baik. Bahkan Chila merasa aman jika berada didekat Rangga, dia rela membantu dirinya.
CUT TO :
35. EXT. KAMPUS – KANTIN – SIANG HARI
Cast : Vanila, Raisa, Fahri.
Vanila memesan es teh, tangannya memegang sebuah buku.
VANILA
Makasih teteh.
Setelah itu Vanila akan beranjak dari Kantin, namun baru berjalan beberapa langkah ia melihat Raisa dan Fahri yang duduk satu meja dan saling bertatapan, tangan mereka berdua yang saling bergenggaman.
FAHRI
Pulang nanti gue yang anter ya sayang?
RAISA
Aaa so sweet, thanks you Oppa.
Vanila yang melihatnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepala, lalu kembali berjalan menuju Taman Kampus.
CUT TO :
36. EXT. KAMPUS – TAMAN KAMPUS – SIANG HARI
Cast : Vanila, Brian.
Vanila duduk di Kursi Taman, mencari bagian yang tak ramai oleh mahasiswa lainnya. Ia duduk sembari membaca buku dan earphone yang terpasang di kedua telinganya.
INSERT : Brian yang melihat Vanila dan tersenyum.
VANILA VO
Jadi gue harus mikirin hal-hal postif yang terjadi dalam hidup gue, dan jangan terlalu kasih celah buat pikiran negatif itu nguasin diri gue.
Brian datang dan melepaskan satu earphone dari telingan Vanila dan memasangkan ke telinganya.
BRIAN
Boleh ditemenin nggak neng?
CU : Vanila yang menatap Brian yang kini duduk disampingnya.
(Vanila menggaruk pelipisnya yang tak gatal)
VANILA
(mengangguk)
Hmm.
Mereka terdiam sesaat mendengarkan lagu yang diputar pada earphone yang terpasang di telinga mereka berdua.
VANILA VO
Makasih ya Bri. Mungkin kalau nggak ada lo gue nggak akan bisa sampai di titik ini, milih untuk nyembuhin diri gue. Lo bikin gue buka mata, bahwa di luar sana ada banyak orang yang mungkin juga punya masalah yang sama. Gue janji sama lo Bri, gue harus bisa lebih bersyukur lagi dan lebih sayang sama diri gue sendiri.
Tak lama, Vanila membuka Tasnya dan mengambil sebuah kertas warna yang diberikan Brian untuknya. Ia mengambil warna hijau yang artinya (Aku sedang berjuang) dan memberikan kertas itu kepada Brian.
VANILA
Makasih ya…
(Memberikan kertas hijau dan tersenyum)
BRIAN
(Menatap Vanila dan tersenyum)
Sama-sama Van. Gue seneng liat lo kayak gini.
CUT TO :