Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
The Partner
Suka
Favorit
Bagikan
2. #2 Pria pandai yang belum dikenali Ijat
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. WARUNG KOPI - DI BELAKANG KERUMUNAN - DAY

Seorang laki-laki memakai masker hitam dan berjubah coklat muda sedang mengumpulkan pecahan cangkir tadi.

Merekatkan pecahan cangkir dengan lem dengan telaten lalu memanaskan cangkir yang sudah menyatu. Dari uap lem yang di bakar, keluar sidik jari yang jelas.

Laki-laki itu mengupas lem itu tadi dan menaruhnya di atas meja serta cangkir tadi.

CUT TO:

Ijat berdiri dan teringat dengan tumpahan cappucino dan pecahan cangkir tadi.

POLISI #1

Mau kemana pak.?

IJAT

Mau cari bukti yang lain. (Santai). Langsung masukkan korban ke kantong jenazah.

POLISI #2

Siap laksanakan, Pak.!

Polisi memasukkan korban ke mobil polisi selesai memasukkan ke kantong jenazah. Ijat berjalan melewati garis polisi.

IJAT

"Loh.... Kok cangkirnya udah utuh lagi. Siapa yang nglakuin ini semua. Baru kali ini gue ngelihat cangkirnya sesempurna ini...."

CUT TO:

Ijat menemukan sidik jari dari uap lem tadi. Ijat melihat ke sekitarnya dan menemukan laki-laki tak lain adalah HAIKHAL yang belum dikenalinya.

CUT TO:

Ijat mengambil sidik jari tersebut dan mengejar HAIKHAL

IJAT (CONT’D)

Woy.! Tunggu.! Berhenti loe.!

Haikhal menoleh dari balik bahu dan berjalan menghindari.

CUT TO:

IJAT (CONT’D)

Woy.! Tunggu..! Gue bilang

berhenti.!

CUT TO:

Haikhal akhirnya berhenti,Ijat ikut berhenti, berjaga jarak.

HAIKHAL

Loe gak usah ngikutin gue kayak gitu kali. (Santai dan mengejek, membelakangi Ijat). Loe bakal tau kok siapa gue nanti..

IJAT

Kenapa loe yakin banget ama ucapan loe.? (Ijat menunjuk Haikhal)

HAIKHAL

Karna gue ditugasin buat bantuin loe, Jat.

IJAT

Bantuin gue. Bantuin apaan.?

HAIKHAL

Biar waktu yang ngejawab pertanyaan loe itu. Loe udah lupa ama gue, Jat.

IJAT

Loe jangan buat gue penasaran. Siapa loe.? Dan apa maksud loe buat sidik jari ini?

HAIKHAL

Gue cuma bantu loe aja sih. Gak lebih.

HAIKHAL (CONT’D)

Dan loe bakal butuh sidik jari itu. Bye.!

IJAT

Tap-tapi.. Lo siapa dulu.!? Woy.!

Haikhal meninggalkan Ijat dengan cepat dan menyatu dengan sekitar sampai Ijat tidak menemukannya lagi.

Ijat hanya terdiam penasaran. Di kedua tangannya memegang cangkir dan sidik jari dari pelaku. Dia kembali.

POLISI #2

Pak... Ayo, kita bawa jenazah ke Rumah Sakit untuk di otopsi lebih lanjut.

IJAT

Kalian duluan aja. Bawa cangkir dan sidik jari ini juga..

POLISI #1

Kenapa tidak kesana bersama, Pak.?

IJAT

Udah.. Kalian duluan aja. Nanti saya menyusul.

POLISI #2

Siap pak.. (menerima cangkir dan lem dengan sidik jari)

Kedua polisi itu pergi meninggalkan Ijat yang masih di warung kopi.Para pelayan juga sedang membersihkan tumpahan cappucino tadi tanpa mendekati garis polisi yang masih terpasang

CUT TO:

Ponsel di sakunya berdering, Ijat mengambil ponselnya dari sakunya. Mengangkat panggilan masuk.

KOMANDAN

Halo... Sekarang kamu ada dimana, Jat.?

IJAT

Saya masih di warung kopi tadi, Komandan.

KOMANDAN

Gimana.? Ada kasus baru yang bisa kamu selidiki atau kamu dapatkan.?

CUT TO:

Ijat berjalan keluar dari warung kopi, berjalan menuju ke tempat parkir. Berdiri di samping motornya.

IJAT

Ada, Komandan. Ada perempuan meninggal dunia karena di racun oleh seseorang. Kira-kira 21 tahun.

KOMANDAN

Kelihatannya kamu kesulitan memecahkan kasus ini. Tidak seperti biasanya. Apa yang membuatmu kesulitan.!?

IJAT

Iya Komandan. Benar. Saya hanya menemukan cangkir yang tadi pecah yang sekarang dalam keadaan utuh. Dan lem dengan sidik jari. Selebihnya tidak ada.

KOMANDAN

Terus apa kesulitannya.?

IJAT

Kali ini saya tidak bisa mengungkap secara cepat dan tepat siapa pelaku yang meracuni perempuan tadi.

KOMANDAN

Siapa identitas dari perempuan itu.? Udah di periksa.?

IJAT

Namanya Arunika, Trenggalek, 21 Desember 1997.

KOMANDAN

Bawa jenazah ke Rumah Sakit untuk otopsi bersama barang bukti yang ditemukan. (tersenyum dan memberi perintah)

IJAT

Jenazah dalam perjalanan, Komandan. Dan saya bersiap untuk kesana.

KOMANDAN

Silakan kamu pulang. Dan besok langsung menghadap ke saya. Ungkap di ruangan.

IJAT

Tapi Komandan. Saya harus kesana sekarang. (membantah)

KOMANDAN

Serahkan sisanya kepada yang lain. Itu sudah bukan bagian mu lagi. (perintah). Saya yang akan menerima laporannya nanti.

IJAT

Siap laksanakan, Komandan.I

jat menaiki motornya dan pergi dari warung kopi dan pulang ke rumah meski belum waktunya pulang.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar