Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN:
EXT. PERKEBUNAN SAWIT — PAGI
Pohon-pohon Kelapa Sawit berbaris rapi sepanjang mata memandang. Terdapat Buah-buah bewarna Hitam Keorenan, bertumpuk di Dahan-dahan Pohon. Terdengar suara Binatang dari kejauhan dan Angin yang berhembus.
Seekor Tupai berjalan di atas Pohon Sawit, berusaha menggigit buah sawit, berganti dengan menggunakan kuku tangannya yang tajam --
-- POP --
Tupai itu tertembak, jatuh dari atas Pohon ke tanah.
ISKANDAR, 30-an, berjalan menuju Binatang itu sambil menggantungkan Senapan Angin di bahunya.
Ia berdiri di depan Tupai itu, memasukannya ke dalam Karung. Ia melihat sekitar, Datar.
EXT. PINGGIR JALAN - PERKEBUNAN SAWIT — PAGI
Iskandar keluar dari Perkebunan Sawit dan berjalan menuju Mobil Pikap, ia berhenti. Melihat sesuatu di depannya.
Sebuah Papan Penanda, bertuliskan:
"LAHAN INI DAN ASET-ASETNYA DALAM STATUS SENGKETA DAN TELAH DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI DENGAN NOMOR
REGISTER: 45/Pdt.G/2011/PN.Pku
Tanggal 30 September 2011
SEHINGGA PARA PIHAK TIDAK MELAKUKAN/BERTINDAK DI LUAR HUKUM"
Ia menaiki Mobil dan pergi dari situ.
EXT. JALAN - BERGERAK — PAGI
Karung berada di belakang Mobil Pikap, Iskandar mengendarai Mobil, ia melewati barisan-barisan Kelapa Sawit yang rindang di kiri dan kanannya.
Ia melihat Pekerja-pekerja yang mengangkat tandan-tandan buah sawit segar ke atas Truk. Di antara mereka masih anak-anak remaja.
Iskandar melihat mereka yang di balas mereka, datar.
EXT. PINGGIR JALAN - PERKEBUNAN SAWIT — PAGI
Mobil Iskandar berhenti di pinggir jalan. Ia keluar Mobil dan melihat ke arah depannya.
Sepanjang jalan di tutup dengan menggunakan Kayu-kayu dan Tong-tong Bahan Bakar dan Kayu yang di lapisi Kawat-kawat.
Puluhan orang-orang berdiri di balik Blokade dengan mengancung-acungkan tangan dan Kertas-kertas yang di pegang mereka.
Iskandar melihat satu kertas, bertuliskan:
"KEMBALIKAN TANAH KAMI, JANGAN KALIAN RAMPAS"
Iskandar berdiri di samping PEKERJA PERUSAHAAN, 30-an. Pekerja itu melihantya, mengenalnya.
ISKANDAR
PEKERJA PERUSAHAAN
ISKANDAR
PEKERJA PERUSAHAAN
Tidak jauh dari mereka, beberapa Orang dari Perusahaan mendatangi mereka dan mengajak perwakilan dari Massa untuk berbicara. Bersamaan dengan Polisi-polisi yang berjaga di depan mereka.
ISKANDAR
PEKERJA PERUSAHAAN
Perwakilan Massa dan Perusahaan berbicara, terlihat Perwaklian Massa menggelengkan kepala, kecewa.
ISKANDAR
PEKERJA PERUSAHAAN
ISKANDAR
PEKERJA PERUSAHAAN
Terdengar suara dari arah Massa dan Polisi yang saling dorong, Tidak ada yang mau kalah.
Tidak lama kemudian, keadaan berubah menjadi kacau, beberapa Polisi jatuh dan Massa bergerak maju menuju Orang-orang Perwakilan Perusahaan. Orang-orang Perwakilan Perusahaan berlarian menyelamatkan diri ke segala arah. Bersamaan dengan Polisi yang berusaha melindungi Perwakilan Perusahaan itu.
PEKERJA PERUSAHAAN
Pekerja Perusahaan berlarian menuju Orang-orang Perwakilan Perusahaan, melindunginya.
Iskandar berjalan menuju Mobilnya. Ketika ia ingin masuk ke dalam Mobil, terdengar teriakan dari belakang, Iskandar menoleh --
Seorang MASSA yang membawa Kayu berlari menuju Iskandar, menjadikannya sebagai target. Dengan cepat, Iskandar menghindar dan memukulnya dengan Popor Senapan Angin. Tepat mengenai mukanya dan ia terjatuh.
Seorang MASSA lagi menyerang Iskandar, ia bisa menghindar, dengan cepat ia meninju Perut Massa itu degan Senapan Angin. Membuat ia terduduk, meringis kesakitan.
Iskandar melepaskan tembakan kepada DUA ORANG MASSA yang berada di belakangnya, mengenai tanah, tampak butiran tanah yang beterbangan.
Iskandar melihat mereka --
ISKANDAR
Dua Orang Massa itu langsung melarikan diri dari tempat kejadian.
Terdengar suara sirine Polisi dari kejauhan, bersamaan dengan suara Tembakan. Seorang Polisi berlari ke arahnya dan menodongkan Pistol.
POLISI
Iskandar melakukannya dengan pelan, dengan cepat Polisi itu berjalan dan mendorong Iskandar ke Mobilnya dan memegang kedua tangannya di belakang.
Iskandar tidak melawan dan hanya diam.
INT. SEL TAHANAN - KANTOR POLISI — SIANG
Iskandar dan beberapa Orang lainnya berada di balik Sel. Iskandar melihat sekitar, datar.
Seorang POLISI datang dan membuka Sel --
POLISI
Iskandar berdiri dan keluar.
ISKANDAR
Iskandar dan Polisi itu berjalan menuju ruangan lain.
EXT. KANTOR POLISI — SIANG
Iskandar berjalan menuju Mobilnya yang teparkir. Senapan Angin tergantung di Bahunya.
Disebelahnya, BOS, 50-an, berjalan bersamanya.
BOS
ISKANDAR
BOS
ISKANDAR
BOS
Mereka menaiki Mobil dan pergi dari tempat itu.
INT. MOBIL - BERGERAK — SIANG
Bos menyetir, Iskandar di sebelahnya. Mereka memasuki Perkebunan Sawit, berdiri bersamaan dengan tanah-tanah kosong yang di tumbuhi semak-semak belukar.
ISKANDAR
BOS
ISKANDAR
BOS
Iskandar tidak menjawab.
BOS
Tampak asap muncul dari dasar tanah. Beterbangan di udara, sesekali asap hitam muncul.
Bos dan Iskandar melihatnya, datar.
BOS
ISKANDAR
BOS
ISKANDAR
BOS
Ada jeda di antara mereka.
ISKANDAR
Iskandar memandang datar Papan-papan Penanda yang bertuliskan Tanah milik Perusahaan-perusahaan.
INT. BALAI DESA — SIANG
Orang-orang berkumpul di Balai Desa, sekitar Dua Puluh Orang, semuanya Laki-laki, duduk di barisan-barisan kursi, di depan mereka ada sebuah Spanduk, bertuliskan:
"BALAI DESA BANGUN REJO"
Di depan mereka, MUNAWARMAN, 60, biasa di panggil PAK KADES, Kepala Desa Bangun Rejo. Di sebelahnya, ARIEF HIDAYAT, 35, keduanya duduk menghadap orang-orang di depan mereka.
PAK KADES
JOKO
JOKO, 40, Anggota Kelompok Tani, berbicara kepada Kedua Orang itu.
ARIEF
Ada jeda di antara mereka.
ARIEF
PAK KADES
ARIEF
YETNO
YETNO, 40-an, Anggota Kelompok Tani, bersuara.
ARIEF
Ada jeda di antara mereka.
ARIEF
Ada jeda di antara mereka.
HASAN
Hasan, 40-an, Ketua Kelompok Tani, bersuara.
PAK KADES
YETNO
ARIEF
Semua orang hanya diam.
ARIEF
PAK KADES
ARIEF
Semua Orang hanya diam. Pak Kades melihat sekitar.
PAK KADES
Hasan melihat sekitar, begitu juga semua Orang, mencari.
EXT. PINGGIR JALAN - PERKEBUNAN — SIANG
Seorang Laki-laki, ZULFIKAR, 40-an, tergeletak di tengah jalan, tidak bergerak. Tidak tahu apakah ia sadar atau tidak.
Terdengar suara mobil yang mendekat. Sebuah Truk berhenti di depan Zulfikar. KADIR, 50, pengemudi Mobil, turun, ia berjalan mendekatinya.
Kadir berhenti, ia melihat sekitar,
Zulfikar berlumuran darah. Darah mengalir menjauh, membentuk jalannya sendiri.