Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
EXT. KAWASAN PERUSAHAAN - PT. AGRO — SIANG
Mobil dengan kecepatan tinggi berhenti di Area Perusahaan.
Faizal dan Denis turun dari Mobil. Denis berjalan menuju Kantor, di susul Faizal --
FAIZAL
Denis berhenti, ia menoleh ke Faizal.
DENIS
DENIS
FAIZAL
DENIS
FAIZAL
DENIS
Faizal berjalan memasuki Kantor Perusahaan --
DENIS
Faizal tidak menjawab.
DENIS
FAIZAL
Faizal berjalan ke Kantor --
DENIS
Faizal masuk ke dalam Kantor. Denis melihat sekitarnya, datar.
EXT. DEPAN BALAI DESA — SIANG
Beberapa Mobil Polisi teparkir di depan Bangunan Balai Desa.
KAPOLRES, 50-an, berjalan menuju Balai Desa, di sana ada Pak Kades dan Satrio yang menunggu.
Satrio memberi Hormat yang di balas Kapolres. Pak Kades bersalaman dengan Kapolres. Mereka masuk ke dalam Balai Desa. Bayu berdiri di samping Satrio.
SATRIO
BAYU
Dua Mobil berhenti. Faizal dan Denis turun dari Mobil dan berjalan menuju Balai Desa.
Tak jauh dari sana, Iskandar turun dari Motor, berjalan menuju Balai Desa. Satrio melihatnya, datar.
INT. BALAI DESA — SIANG
Orang-orang berkumpul di Balai Desa, suasana penuh sesak.
Iskandar berdiri bersama orang-orang di sudut ruangan. Tidak jauh darinya, ada Satrio yang juga bersama dengan Bayu berdiri. Denis yang juga berada di sisi lain ruangan, ia melihat Iskandar, datar.
Di depan mereka, Pak Kades duduk bersama Kapolres dan Faizal.
KAPOLRES
Terdengar suara yang riuh dari ruangan, terdengar tepuk trangan yang keras dan suara-suara orang yang bersahutan. Iskandar dan Denis hanya diam, tidak bereaksi.
KAPOLRES
KASMAN
KAPOLRES
Terdengar suara-suara sahutan dari arah warga.
KAPOLRES
Faizal mengangkat tangan, mencegah Kapolres bicara.
FAIZAL
Semua orang terdiam, Denis melihat sekitar, kemudian melihat Faizal. Sesaat mereka berkontak mata.
FAIZAL
Sesaat Kapolres bicara ke Faizal, terlihat Faizal yang menggeleng-gelengkan kepala.
KAPOLRES
Terdengar terpukan tangan dari arah warga, Denis yang melakukannya. Sendirian, ia dengan semangat melakukannya. Sambil melihat kiri dan kanannya, memancing.
WARGA PEREMPUAN
Sesaat Kapolres melihat Pak Kades dan Faizal.
KAPOLRES
Kapolres melihat Faizal.
FAIZAL
FAIZAL
Terdengar suara-suara yang bersahutan dari para warga, banyak yang kecewa dengan penjelasan ini.
JOKO
Sesaat Faizal melihat Pak Kades dan Kapolres.
FAIZAL
Terdengar suara-suara dari Para Warga, yang pasti suara-suara yang tidak senang dengan keputusan Faizal.
FAIZAL
Suara-suara Warga masih terdengar, walaupun tidak sekeras tadi.
FAIZAL
Beberapa Warga berdiri, menunjuk-nunjuk Faizal. Sedangkan Faizal dengan tenang, tidak menunjukkan apa-apa. Beberapa Polisi mendekati para Warga dan menenangkan mereka.
FAIZAL
WARGA LAKI-LAKI
Para Warga berseru, mendukung apa yang di katakan Warga Laki-laki itu. Sedangkan Faizal, ia hanya diam, tetap tenang.
FAIZAL
Suara warga yang berseru semakin keras, banyak para warga yang berdiri dan mengatakan sesuatu kepada Faizal, mereka emosi, menunjuk-nunjuk Faizal.
FAIZAL
Suara-suara warga saling bersahutan terdengar, membuat suasana di ruangan itu menjadi riuh. Para Polisi berusaha melindungi Faizal yang berjalan keluar ruangan itu.
Denis juga berjalan di belakang Faizal, melindungi dirinya di balik penjagaan Polisi.
Kapolres dan Pak Kades hanya melihat dari tempatnya. Sementara Iskandar hanya diam, tidak melakukan apa-apa. Begitu juga Satrio, hanya melihatnya, datar.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH ZULFIKAR — SUBUH
Iskandar berjalan dari arah kamar mandi menuju kamarnya, ketika ia berjalan, terdengar suara Lela yang memanggil namanya, namun pelan.
Menyadarinya, Iskandar berjalan ke arah kamar Lela dan masuk ke dalam, sesaat dia di dalam --
Ia keluar kamar dan berjalan cepat ke arah luar rumah, terdengar suara motor yang di hidupkan dan suara kendaraan yang berjalan.
CUT TO:
INT. KAMAR LELA - RUMAH ZULFIKAR — SUBUH
Tangan yang memegang tangan yang lainnya.
Lela yang sedang berusaha mengeluarkan bayi di dalam perutnya, ia berkeringat, perut dan kakinya di tutup kain.
Iskandar melihat proses persalinan, ia duduk di sebelah Lela, memegang tangannya.
BIDAN, 30-an, berusaha menenangkan Lela, sekaligus memberikan arahan kepadanya untuk memperlancar proses persalinan.
Suara desahan dan tarikan nafas Lela terdengar. Bersamaan dengan Suara Tangisan Bayi yang menggema dikamar itu.
Satu kehidupan baru di mulai.
CUT TO:
Lela memegang BAYI nya yang baru lahir itu pangkuannya, Bayi itu terbungkus kain, sedang tertidur pulas, sembari mengenal Ibunya.
Lela melihat Bayi itu dengan tenang, seperti melihat sebuah harapan dalam hidupnya. Semua masalah dalam hidupnya menghilang saat ini, ia punya tujuan untuk hidup.
Dari luar kamar, Iskandar berdiri di depan pintu melihat mereka.
Lela yang menyadarinya, melihat kearah Iskandar. Mereka saling lihat, seperti tahu apa yang akan mereka katakan.
Iskandar berjalan mendekati mereka. Berdiri di samping Lela, melihat Bayi itu.
ISKANDAR
Lela melihat Bayinya.
LELA
ISKANDAR
LELA
Lela melihat Iskandar, seperti meminta persetujuan.
Iskndar melihat Lela, tidak bicara, kemudian mereka melihat Bayi itu, ISMAIL.
EXT. KAWASAN PERUSAHAAN - PT. NIRWANA — PAGI
Dua Mobil Pikap terparkir di depan pintu masuk perusahaan. Dengan terpal yang menutupi bagian Bak Mobil. Satu Mobil Ambulance terparkir Tidak jauh dari Mobil-mobil itu.
Para Polisi berbari rapi di sekitar pintu masuk kantor perusahaan dengan pakaian lengkap, mereka berbaris rapi membentuk pertahanan. Di belakang mereka, terdapat Beberapa Orang dengan Badan Besar, membentuk barisan. Orang-orang Keamanan dari PT. Agro.
Di pintu masuk Kantor Perusahaan, Faizal berdiri, ia berbicara dengan Polisi, sambil melihat ke arah pintu masuk perusahaan. Beberapa pekerja kantor juga berada di balik pintu masuk melihat sekitar, sesaat, Faizal berbicara kepada Pekerja dan mereka semua berjalan keluar sambil membawa tas mereka.
CUT TO:
Motor-motor teparkir di pinggir jalan. Seorang Pengendara Motor memakirkan motornya di tempat yang sama, ia turun dan meninggalkan motornya itu.
Dari Tempat Parkir itu, terlihat kerumunan, seperti orang-orang yang berkumpul, suara-suara terdengar dari sana.
Para Warga Desa berdemo di depan Kantor PT. Agro Sawit Kencana, mereka menolak tidak di penuhinya tuntutan mereka dan harga ganti rugi yang tidak sesuai.
Mereka bergandengan tangan, membentuk sebuah pagar hidup, di depan mereka, ada Hasan, ia yang memimpin demo ini, dengan menggunakan Loudspeaker, menyampaikan pendapat mereka.
HASAN
Para Warga kompak setuju dengan Hasan, mereka tidak pindah dari tempat mereka, masih tetap, sesekali mereka memanggil nama Faizal.
Di antara kerumunan warga yang sedang melakukan demo, Iskandar berada di sana, ia berada di baris kedua, di belakang pagar hidup warga. Ia melihat kearah Para Polisi dan Para Pegawai. Ikut menyerukan apa yang di katakan Hasan dan kawan-kawannya.
HASAN
Suara dukungan warga semakin besar, mereka menyuarakan pendapat mereka.
Di pintu kantornya, Faizal berdiri, Tidak jauh darinya, ada Denis. Bersamaan dengan para pekerja lapangan di kantor itu. Denis melihat ke arah Pendemo, ia melihat Iskandar yang sedang berseru bersama pendemo lainnya.
HASAN
Suara dukungan warga saling bersahutan. Para Penjaga masih melihat para warga yang berdemo, tidak bergerak.
HASAN
Suara seruan warga terdengar, termasuk Iskandar yang ikut berseru dengan kencang apa yang di katakan Hasan.
HASAN
Semua warga menyebut nama Faizal, memanggil untuk segera keluar.
Dari dalam kantor, beberapa orang lainnya melihat Faizal, sedangkan orang yang di panggil, tidak melakukan apa-apa, hanya diam.
Faizal berjalan keluar kantor, ia di sambut dengan suara seruan dari para pendemo, yang pasti bukan dalam artian positif.
HASAN
Terdengar suara seruan. Faizal melihat sekitar, tetap tenang. Dengan perlahan ia berjalan menuju Kerumunan Massa.
Ketika ia berjalan kearah pendemo dan melewati barisan Polisi yang berjaga --
Dari arah belakang barisan Polisi dan Faizal, sebuah batu melayang menuju arah Polisi dan Fizal dan mengenai Faizal, tepat di wajahya. Dengan cepat ia jatuh, terkapar. Di susul dengan batu-batu yang lainnnya.
Dengan cepat, dari arah warga, sebuah Botol dengan Api yang menyala di ujungnya, melayang di atas para pendemo dan Polisi. Kemudian Botol itu pecah mengenai Papan Pelindung Polisi dan menyebabkan Api itu menjadi besar, itu BOM MOLOTOV.
Para Polisi yang berjaga segera merangsek ke depan, melindungi Faizal --
Para Warga yang pun segera mendorong ke depan --
-- INI BENTROKAN --
Keadaan kacau, bersamaan dengan Batu-batu yang melayang dan Bom Molotov yang juga berterbangan, menyebabkan beberapa polisi menjadi korban. Kobaran Api juga semakin besar, mengenai bangunan kantor.
Polisi mendorong para warga menjauh, tetapi para warga dengan menggunakan pagar hidup, menahan dorongan dari barisan Polisi, mereka saling mendorong.
HASAN
Iskandar yang terjepit, menahan warga yang ada di depannya dengan menggunakan badannya, ia menahannya Ia tidak bisa kemana-mana, semua orang di sekitarnya terjepit.
ISKANDAR
Tetapi dari arah belakang, dorongan semakin kuat, sesaat Iskandar mencoba melihat kearah belakang, tapi tidak bisa. Ia berusaha menahan dorongan dengan badannya.
ISKANDAR
Ia seperti sesak nafas, namun dorongan semakin kuat, ia tidak bisa menahannya lagi, begitu juga dengan orang yang ada di depannya dan juga barisan Polisi, perlahan-lahan, mereka mundur, mundur dan mereka jatuh, barisan penahan jatuh berguguran.
Hal yang sama juga terjadi dengan Iskandar, dorongan dari belakang yang kuat membuat ia tersungkur ke depan, beberapa orang di atasnya, berlarian ke depan.
Iskandar melindungi dirinya, beberapa kali ia di injak para warga. Iskandar meringkuk, tidak bergerak.
Para Warga membawa kayu dan melempar batu ke arah Polisi dan Kantor, terdengar suara pecahan kaca dan jeritan orang-orang, makin banyak batu-batu dan Bom Molotov yang berterbangan, menyebabkan Api di mana-mana.
Polisi-polisi berusaha melawan Para Warga, begitu sebaliknya. Dengan menggunakan kayu, mereka memukul-mukul Polisi dan menendang Papan Pelindung. Tidak jauh dari mereka, beberapa Polisi berusaha memadamkan kobaran api yang mengenai Anggota mereka dengan alat seadanya.
Iskandar hanya meringkuk, berusaha melindungi diri. Terdengar teriakan-teriakan orang-orang minta tolong. Orang-orang menginjak-injak Iskandar, berlarian.
CUT TO:
Terlihat bangunan Kantor PT. Agro yang rusak, kaca-kaca jendela yang pecah, pecahannya berserakan di mana-mana. Pintu kantor juga rusak, terlepas dari badan bangunan.
Kaca-kaca Mobil-mobil juga pecah, beberapa bagiannya juga penyok dan hancur. Terlihat bekas-bekas terbakar di lokasi kejadian. Halaman kantor berserakan dengan batu-batu dan juga kertas-kertas bertuliskan kekecewaan warga terhadap perusahaan.
Motor-motor warga rusak, beberapa di antaranya terbakar, hanya tersisa rangka motornya saja, asap muncul dari motor-motor yang terbakar itu.
Mobil-mobil pemadam kebakaran terparkir di sekitar kantor PT. Agro. Para Pemadam Kebakaran memeriksa kendaraan dan bangunan, melihat apakah masih ada api yang berkobar.
Beberapa orang di telungkup di tanah, bertelanjang dada, dengan tangan di letakan di Kepala mereka. Beberapa Polisi berbicara dengan mereka dengan nada keras, membentak.
Mobil-mobil polisi juga teparkir bersamaan dengan Mobil Anti Huru Hara yang teparkir Tidak jauh dari mobil-mobil itu.
Satrio melihat keadaan sekitar, datar. Ia melihat Polisi yang membawa Beberapa Orang bertelanjang dada itu ke dalam Mobil Polisi.