Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
101. INT. AULA KAMPUS. SIANG HARI.
teman-teman melihat ke arah Allisya.
TEMAN #1
"hah? keren banget dia anak haram itu bisa dapet predikat mahasiswa terbaik!"
Teman Allisya menertawakan Allisya.
Allisya menatap tajam dengan marah ke arah teman itu.
102. INT. AULA KAMPUS-ATAS PANGGUNG. SIANG HARI.
Allisya dikalungkan penghargaan dan piala lalu menuju ke atas mimbar.
(BEAT)
ALLISYA
"selamat siang, disini saya cuma mau mengucapkan terimakasih untuk Fakultas Hukum, tahun ini sudah memeberikan kepercayaan untuk saya menjadi mahasiswa terbaik."
ALLISYA
"selanjutnya terimakasih untuk orangtua saya."
Allisya menahan air mata, semua menoleh ke arah kursi kosong, dan bertanya-tanya dimana orangtuanya.
ALLISYA
"iyaa, saya datang sendiri."
ALLISYA
"Saya Auristela Allisya Lesham Shaenette, adalah putri tunggal dari orangtua yang ada karena kesalahan, saya dibesarkan dari keluarga yang lengkap tapi ternyata tidak utuh."
Semua terkejut dan melihat Allisya.
Allisya meneteskan air mata.
ALLISYA
"Saya harap, untuk kalian. yang sekarang masih didampingi orangtua lengkap di kanan kiri kalian. Rangkul dia ataupun mereka mungkin. Berbincanglah, bangunlah komunikasi dengan mereka. Selagi bisa."
Semua melihat ke arah orangtuanya masing-masing, beberapa memeluk.
ALLISYA
"komunikasi antara orangtua dan anak ternyata sangat penting. Tanpa itu semua sakit. Tahu sakitnya kapan dan kenapa?"
Semua menggeleng.
ALLISYA
"ketika kalian terluka, tanpa orangtua, maka kalian harus menyembuhkannya sendiri. juga ketika kalian lelah, kalian harus memaksa berdiri sendiri, padahal disamping kalian ada dua pasang kaki yang tetap menemani."
ibu-ibu menangis.
ALLISYA
"saya tidak menyesal dilahirkan dan dibesarkan atas kesalahan yang dilakukan orangtua saya. tapi saya menyesal ketika saya tau mama saya, harus kehilangan kehidupan bahagianya sebagai wanita, ketika papa saya harus kehilangan cinta yang sesungguhnya. saya juga lelah ketika harus dihadapkan kenyataan bahwa saya dicap anak haram dari mereka, padahal, saya tidak tahu apa-apa. saya tidak bisa memilih dengan siapa saya dilahirkan."
Semua iba dengan Allisya.
ALLISYA
"hari ini saya bingung, haruskah saya haru ataukah pilu. Mama saya meringkuk sendiri di ruangan rumah sakit, berusaha menyembuhkan sakit yang menyerang mentalnya. sementara saya berdiri disini sebagai mahasiswa terbaik. tidakkah kalian cukup mengerti dengan cerita yang saya bagikan?"
Allisya menghapus air matanya.
ALLISYA
"jadi saya mohon, cukup, stop, berhenti untuk mengurusi dan menghakimi urusan oranglain. ketika kalian tidak bisa mengobati lukanya setidaknya jangan buat dia kecewa. saya memang bukan manusia sempurna, dan saya yakin kalian semua demikian. kita sama-sama berdosa hanya mungkin berbeda jalannya. hidup saya, status keluarga saya, dosa dan salah keluarga saya. sudah pasti urusan saya dan keluarga. kalian berhenti untuk mengurusi atau menghakimi lebihnya. terimakasih atas waktunya. selamat siang."
Allisya turun mimbar keluar aula. semua berdiri, tepuk tangan, terharu, banyak yang menangis.
103. INT. KAMPUS-PINTU KELUAR AULA. SIANG HARI.
Reihan menunggu Allisya di dekat pintu. Allisya keluar dan mengelap air matanya.
ALLISYA
"Permisi."
Allisya menunduk dan melewati Reihan tapi di tahan dan di peluk.
REIHAN
"maafin aku Sya. aku tahu aku salah. harusnya aku kemarin nggak ninggalin kamu sendirian, aku tahu kamu butuh orang yang ada di samping kamu."
Allisya diam dan menumpahkan tangisnya di peluk Reihan.
REIHAN
"aku janji, aku gak bakalan pergi dari kamu apapun yang terjadi."
Allisya melepas pelukan Reihan.
ALLISYA
"aku udah pernah bilang kan, aku nggak akan pernah ngalangin siapapun untuk pergi dari kehidupan aku, dan aku juga akan berterimakasih kalau memang orang itu tetap ada buat aku, saat aku tidak punya apapun, termasuk kebahagiaan."
Allisya meninggalkan Reihan dan berhenti.
REIHAN
"kalau memang tadi bilang kamu kehilangan kebahagiaan, aku akan ada untuk itu."
Allisya meneteskan air mata dan meninggalkan Reihan.
104. EXT. KAMPUS-PARKIRAN. SIANG HARI.
Allisya mencari motornya.
ALLISYA
"astagaa!! bodoh banget kamu Al! kamu kan tadi naik taksi."
Allisya berjalan ke pinggir jalan mencari taksi.
105. EXT. PINGGIR JALAN RAYA. SIANG HARI.
Allisya mencoba menghentikan taksi tapi tidak ada yang berhenti.
ALLISYA
"panas banget lagi."
Mobil Reihan mendekat.
106. EXT. JALAN RAYA-MOBIL REIHAN. SIANG HARI.
Reihan membuka kaca mobilnya.
REIHAN
"sini masuk, kita ke rumah sakit yuk."
Allisya mencari taksi melihat ke kanan kiri.
REIHAN
"udah cepetan, mau kasih tau Mama soal sertifikat kamu nggak?"
Allisya melihat ke arah sertifikat yang dibawa.
REIHAN
"buruu deh!"
Allisya masuk mobil.
107. INT. RUMAH SAKIT-RUANG RAWAT MAMA. SIANG HARI.
Reihan dan Allisya masuk ke ruangan.
ALLISYA
"Mama!!"
Allisya memeluk mama.
REIHAN
"Assalamualaikum tante."
Reihan mencium tangan Mama, Allisya memandang.
ALLISYA
"Mama! Lihat ini, Al jadi mahasiswi terbaik tahun ini, ini semua berkat mama dan untuk mama!!"
Allisya memeluk mama, Mama terus memandang Reihan.
MAMA
"siapa dia?"
Allisya menarik sertifikatnya.
REIHAN
"saya calon suami Allisya tante."
Allisya terkejut.
ALLISYA
"apaan sih Rei??"
Mama menangis dan menatap kosong ke depan.
ALLISYA
"gila kamu yaa? ga bisa lihat mama aku lebih baik? mau lihat dia sakit kaya gini terus?"
Allisya memeluk Mama.
REIHAN
"maafin aku Al, bukan gitu maksud aku."
Reihan memegang tangan Allisya, Allisya menghempaskan.
ALLISYA
"lepasin!!! keluar dari sini!!!"
Reihan keluar kamar.
Allisya memeluk erat mama.
ALLISYA
"maafin aku ma, tadi Reihan."
Mamanya terus menangis.
MAMA
"menikahlah."
Allisya melepaskan peluknya dan menatap Mama.
ALLISYA
"maksud mama?"
CUT TO:
108. EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. SIANG HARI.
Reihan berdiri di depan mobilnya.
109. TALKING HEAD REIHAN
REIHAN
"kenapa sih, aku tu cuma mau buat Allisya bahagia dan mau nemenin dia disemua waktu, kenapa ada aja halangannya, padahal aku udah menerima semua masa lalu dia!"
110. EXT. RUMAH SAKIT-PARKIRAN. SIANG HARI.
Allisya berdiri di samping mobil Reihan.
ALLISYA
"makasih udah mau nerima masa lalu aku."
Reihan melihat Allisya dan tersenyum lalu menghadap ke depan lagi.
ALLISYA
"bawa aku ke orang tua kamu, kalau kamu benar-benar mau menikah."
Reihan membalik badannya menghadap Allisya dan membuka kacamatanya.
REIHAN
"maksud kamu?"
Allisya mendekati Reihan.
ALLISYA
"aku tahu kamu tulus mencintai aku, dan aku berusaha untuk membalas itu."
REIHAN
"kamu serius?"
ALLISYA
"tidak ada balasan yang tepat untuk ketulusan kecuali keseriusan."
Reihan memeluk Allisya.
REIHAN
"itulah Tuhan menciptakan kita. mungkin dia mau kita bisa saling melengkapi."