Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Second Chance.apk
Suka
Favorit
Bagikan
4. Dunia-Dunia Baru
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. LAB KOMPUTER PERAKITAN - DAY

Tampak GURU PERAKITAN (45) menjelaskan bagian-bagian dalam CPU dari pancaran proyektor. Para siswa yang mengenakan seragam jurusan memperhatikannya, beberapa ada yang mencatat. 

Setelah sampai slide terakhir, guru perakitan ini lalu mematikan proyektor. Ia pun duduk, dan melihat-lihat buku absen di meja.

GURU PERAKITAN

Kita langsung praktek aja ya. Buat kelompok 4 orang, urut absen aja. yok cepet-cepet.

Para siswa dengan gestur badan malas-malasan tetap bergerak juga, berdiri dari tempat duduk mereka dan mulai membentuk kelompok-kelompok.

Demikian juga Ito, ia berjalan mendatangi tiga orang yang sudah berkumpul. 

ITO (V.O.)

Kalau urut absen, berarti...

Di sana ada satu laki-laki, dan dua perempuan. Dan salah satu perempuan ini adalah Imel. Ito memandangi Imel, namun saat perempuan ini balas melihatnya, Ito langsung membuang muka ke bawah, dengan sedikit senyuman di bibirnya.

Di hadapan mereka, sudah ada CPU yang masih tertutup. 

TEMAN SEKELAS COWOK 2

Ini kami harus ngapain, Pak?

GURU PERAKITAN

Tugas kalian sekarang cuma bongkar aja, lepas semua perangkat dari situ.

ITO

Hah, gitu doang? Kalau gitu mah gampang. 

GURU PERAKITAN

Ya sudah, kalau gitu bapak tinggal dulu ya.

Ito mengambil sebuah obeng, dan mulai mencopot sekrup luar CPU.

Kini CPU para siswa sudah terbongkar. Berbagai perangkat dan kabel-kabel yang ada di dalamnya juga sudah dipereteli satu-persatu.

Sang guru perakitan kembali masuk ke lab.

GURU PERAKITAN (CONT’D)

Wih udah pada selesai nih. Bagus, cepet juga kalian ya. Sekarang, tugas berikutnya, pasang lagi kayak semula ya.

TEMAN SEKELAS COWOK 1

Haaa? Ngomong daritadi dong, Pak.

GURU PERAKITAN

(tersenyum iseng)

Terus, gak boleh buka buku dan lihat internet sama sekali.

TEMAN SEKELAS CEWEK 1

Pak, yang bener aja dong!

GURU PERAKITAN

Udah-udah gak usah protes, sini kumpulin hapenya ke depan.

ITO (V.O.)

Mampus, gue gak tau apa-apa lagi. Ini kan pertemuan pertama. 

(menatap tajam ke guru)

Resek banget guru satu ini.

IMEL

Kalian paham gak? Ini kita harus mulai dari mana ya? Lo paham gak, To?

Ito gelagapan, ia menggaruk belakang kepalanya. 

ITO

Ah, eh, anu, gue.

GAUTAMA

Kalian tenang aja. Gue dikit-dikit tahu kok masalah ginian.

Gautama mulai mengambil bagian-bagian dari CPU dan memasangnya ke tempat yang tepat satu-persatu.

ITO (V.O.)

Dasar tukang pamer. Enak aja lo ngambil peran gue buat kelihatan keren di depan Imel ya.

Ito pergi dari kelompoknya, maju ke depan dan mengambil ponselnya di meja guru, padahal ada guru perakitan yang sedang duduk di sana.

GURU PERAKITAN

Loh, ngapain kamu? Gak boleh lihat hape ya.

Ito menekan tombol aplikasi second chance sambil menutup matanya.

INT. KAMAR ITO - NIGHT

Kini Ito di kamarnya, di meja belajar. Ia lalu mengambil buku paket perakitan komputer dan membuka halaman tentang bagian-bagian dalam CPU. Ito mempelajari itu dengan serius, sampai jarum jam di dindingnya menunjukkan pukul 10.

INT. LAB KOMPUTER PERAKITAN - DAY

IMEL

Kalian paham gak? Ini kita harus mulai dari mana ya?

GAUTAMA

Kali-

Ito menodongkan telapak tangannya ke Gautama, seperti isyarat untuk membuat cowok itu berhenti.

ITO

Gapapa, biar gue aja. Gue udah pernah pelajarin ini kok.

Setelah itu Ito memasang komponen-komponen CPU itu dengan lancar.

Beberapa waktu kemudian sang guru perakitan mendatangi kelompok Ito.

GURU PERAKITAN

Selanjutnya kelompok 4.

Guru itu memperhatikan setiap detail hasil pekerjaan kelompok Ito. Beberapa kali ia mengangguk-angguk dan tersenyum puas, sembari mengisi kertas catatannya.

GURU PERAKITAN (CONT’D)

Bagus kok, lumayan banget ini. Nilai kalian yang tertinggi loh sampai saat ini. Good job.

Setelah memberi acungan jempol, guru itu melenggang pergi ke kelompok berikutnya.

GAUTAMA

Gue gak nyangka To elo udah sepaham itu.

ITO

Santai aja lah, lo kan tadi juga ikut ngebantu akhirnya, Tam.

IMEL

Tapi serius deh, To. Elo keren banget ini tadi. 

Ito hanya membalas Imel dengan senyuman malu-malunya.

ITO (V.O.)

Ahh, gue pengin meleleh.

I/E. TEMPAT LATIHAN KARAWITAN - DAY

Ito bersama TEMAN SEKELAS CEWEK 1, yang juga ikut ekskul ini, memarkir motor mereka.

Di sana anggota ekskul karawitan dari kelas lain sudah berkumpul di teras sebuah rumah yang bangunannya masih tampak kuno. Persis seperti Rumah Joglo Jawa yang ada di buku atlas dunia. 

Kebanyakan dari mereka perempuan. Hanya ada tiga laki-laki termasuk Ito. Murid-murid ini saling berkenalan satu sama lain. Dan saat Ito bersalaman dengan KALYA (15), matanya agak menatap lama wajah Kalya seperti tertegun. Ito juga sempat berkenalan dengan SOFI dan JOHANES.

Dari rumah lain di seberang, datang seorang bapak-bapak yang agak berisi dengan kumis tebal dan memakai blangkon. Beliau adalah GURU KARAWITAN.

GURU KARAWITAN

(sumringah)

Halo-halo. Wah, tahun ini banyak juga ya. Bagus-bagus. 

Satu-persatu siswa-siswi ini bersalaman dengan sang guru.

GURU KARAWITAN (CONT’D)

Ya udah ayok. Langsung aja masuk ke dalem.

Di dalam sana, sorot mata Ito terlihat kagum ketika memandangi berbagai alat musik gamelan yang lengkap. Mulai dari gendhang, bonang, kenong, saron, sampai gong.

INT. TEMPAT LATIHAN KARAWITAN - DAY

Ito memainkan gong, di sampingnya ada Kalya dan dua perempuan lain memainkan saron. Di tempat lain ada Johanes memainkan gendhang, dan Sofi memainkan kenong. Mereka memainkan lagu gethuk, mengikuti arahan Guru Karawitan yang menunjuk angka-angka di papan tulis.

GURU KARAWITAN

Mantap. Untuk hari ini, kita cukupkan sampai di sini dulu ya latihannya. 

Para murid itu kemudian berberes. Mereka mengumpulkan alat-alat pemukul menjadi satu ke dalam sebuah kotak kayu. Untuk beberapa alat seperti Gong milik Ito harus ditutup dengan kain lagi setelah selesai. Saat Ito sedang berusaha menutup sisi kanan Gong, ada seseorang yang membantunya dari sisi kiri. Orang tersebut adalah Kalya.

ITO

Eh, makasih Kal.

Dan Kalya pun membalasnya dengan senyuman tulus.

KALYA

Iya, sama-sama.

EXT. LAPANGAN - DAY

Di sana sudah ada puluhan murid dengan baju pramuka yang duduk membentuk persegi panjang. Ito celingukan, lalu duduk sembarang. Tak lama datang Imel dan TEMAN SEKELAS CEWEK 2 yang duduk di sampingnya.

IMEL

Ito, gue gak tau kalau lo ikut Saka juga.

ITO

Eh, kalian. Iya nih, gue pengin nyoba hal baru aja. Tapi gue sebenernya gak tau, Saka Wanabakti tuh kegiatannya ngapain aja sih?

INT. KANTOR DINAS - DAY

PEMBINA SAKA 1, seorang laki-laki 20an akhir sedang menjelaskan tentang peralatan yang dibutuhkan untuk rappeling. Satu persatu ia perlihatkan mulai dari tali karmantel, webbing, harness, tali prusik, sarung tangan, figur of eight, carabiner, dan helm.

Mulutnya bergerak-gerak sambil menunjukkan alat-alat itu. Ito, Imel dan puluhan murid lainnya mengangguk memerhatikan.

EXT. TEBING - DAY

Imel mendapat giliran lebih dulu dari Ito untuk melakukan rappeling. Dirinya yang sudah memakai peralatan lengkap menuruni tebing dengan perlahan dan pasti. Sampai akhirnya berhasil mendarat dengan baik tanpa halangan yang berarti.

ITO (V.O.)

Anjir, kenapa Imel yang cewek bisa sejago itu?

Tibalah giliran Ito. Di atas tebing, Ito berdiri dan melihat tanah dari ketinggian, ia menelan ludah. Saat akan turun, ia dipegangi oleh Pembina Saka 1. Ketika pegangan Pembina Saka 1 baru saja dilepas, Ito sudah terpeleset dan hampir jatuh, namun masih berhasil dijangkau si Pembina Saka 1 dan pembina lain.

Ito mengulangi adegan tersebut. Bedanya kali ini lebih lancar. Saat menuruni tebing itu pun juga tidak ada masalah.

Tetapi masalah kembali muncul saat dirinya masih sekitar lima meter dari tanah, Ito terpeleset dan membuat badannya terjungkal. Ia tersangkut di tali dan melihat Imel dari jauh yang sedang memandanginya.

ITO (V.O.)

Sialan, gue gak ada keren-kerennya.

Ito kembali mengulang adegan. Dan kali ini berjalan lancar. Mulai dari atas, sampai dirinya mendarat, semuanya berjalan dengan baik.

EXT. JALAN PENDAKIAN BUKIT - NIGHT

Ito yang memakai seragam pramuka, menggendong tas ransel, dan membawa senter berjalan dengan terengah-engah. Ada batu besar di depannya. Ia yang sedang ngos-ngosan duduk dan beristirahat di batu itu, sambil meminum air mineral. Terlihat beberapa anggota Saka yang lain melewatinya dan mengangkat tangannya. 

ANAK SAKA 1

Ayo bro, duluan.

Ito hanya membalas dengan mengangkat tangan juga. 

Orang yang berikutnya lewat adalah Imel. Dirinya berhenti sebentar ketika menyadari ada Ito, lalu ikut duduk di sana.

IMEL

Ito. 

ITO

(tersenyum)

Mel.

IMEL

Eh gue minta airnya dong.

Gadis itu langsung saja menyerobot botol Ito tanpa menunggu persetujuan, lalu meminumnya beberapa tegukan. Di sampingnya, tatapan Ito ke Imel jadi lebih lebar.

ITO

Ci-

ITO (V.O.)

(berteriak dalam hati)

Ciuman gak langsuuuung!

Imel mengembalikan minuman itu.

IMEL

Hah? Lu ngomong apa barusan, ci apa?

ITO

(nada tidak yakin)

Ci, cirit.

Imel langsung berdiri dan menutup hidungnya, mengembalikan minuman Ito dengan melemparnya.

IMEL

Lu kecirit, To. Ih jorok banget sih.

ITO

Eh gak, gak gak Mel. Bukan gitu maksudnya.

Ito mengulurkan tangan seperti ingin menjangkau dan menahan Imel, tapi gadis itu sudah pergi jauh meninggalkannya. Ito menepok jidatnya, lalu mengeluarkan hape.

Imel mengembalikan minuman itu.

IMEL

Hah? Lu ngomong apa barusan, ci apa?

ITO

Cicak.

Imel berdiri, melompat-lompat karena takut, geli dan jijik.

IMEL

(berteriak)

Ha, cicaak? Mana cicaknya?

Ito menunjuk baju yang dipakainya.

ITO 

(berteriak)

Cicaaakk. Cicaaaakkk.

Imel melemparkan botol minum dengan keras ke arah dada pemuda itu. 

IMEL

Eh sori, To. Gue gak sengaja.

Ito berpura-pura tersenyum dan menggelengkan tangan. Sambil masih memegangi dadanya, ia keluarkan hape dari saku. 

Imel mengembalikan minuman itu.

IMEL (CONT’D)

Hah? Lu ngomong apa barusan, ci apa?

ITO

Ciptaan Tuhan emang luar biasa ya, Mel. Kayak indah banget gak sih alam tuh kalau kita perhatiin baik-baik.

IMEL

(mengangguk setuju dengan senyum)

Iya, asri gitu ya. Bikin hati adem.

Ito menatap mata Imel, dan dibalas dengan tatapan yang sama.

ITO

Iya, bikin hati adem.

Beberapa saat terdiam, kemudian mereka berdua tersadar. Imel mengembalikan botol minum kepada Ito.

IMEL

Oh ya, makasih ya.

EXT. HUTAN - NIGHT

Ito dan anggota Saka lain tiduran di tanah, mata mereka tertutup. Hanya ada beberapa pembina yang berdiri dan mengamati. Sorang perempuan, yang merupakan PEMBINA SAKA 2 memberi arahan dengan suara yang lantang.

PEMBINA SAKA 2

Diam. Kalian gak boleh gerak sama sekali. Tarik napas dalam,

(beat)

Hembuskan.

Pembina Saka itu berjalan, sambil terus mengamati anak-anak yang tiduran.

PEMBINA SAKA 2 (CONT’D)

Rasakanlah diri kalian menyatu dengan tanah, menyatu dengan alam. Bayangkan kalian adalah tanah, atau batu yang ada di hutan ini. Hanya diam, tidak bergerak, tidak bersuara.

Mata Ito yang tertutup terlihat berkedut.

ITO (V.O.)

Ngantuk, perut gue laper, kaki gue gatel, mana daritadi gue kebelet lagi.

(berteriak dalam hati)

Ini acara apaan siiih?
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar