Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Second Chance.apk
Suka
Favorit
Bagikan
3. Keraguan dan Keputusan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. TAMAN SEKOLAH - AFTERNOON

Sekolah sudah sepi. Hanya satu dua orang yang terlihat berjalan di koridor. Ada sepasang kekasih yang duduk salah satu kursi beton, bercanda tawa saat menonton film bersama dari laptop mereka. 

Lalu ada Ito, yang sendirian terbaring di kursi beton lain sedang mengamati awan di langit. Ia tiduran sambil memakan coklat batangan yang hampir habis.

ITO (V.O.)

Gue jelas-jelas udah ngulangin waktu. Tapi gimana cara kerjanya? Malemnya gue buka aplikasinya, nekan tombolnya, gue tidur, terus pas bangun udah ganti hari. 

Masih dengan posisi tiduran, Ito mengeluarkan hapenya dengan tangannya yang lain. Memperhatikan tampilan aplikasi second chance lagi. Ito seperti akan menekan tombolnya, tapi tidak jadi dan malah mematikan layar hapenya. 

Saat dirinya ingin menggigit coklat lagi, ia sadar bahwa coklatnya sudah habis. Ito meremas bungkus coklat tadi. Ia nyalakan lagi hapenya, menunjukkan jam 16:15. Kembali ia buka aplikasi second chance.

ITO 

Mungkin caranya gak serumit yang gue pikir.

Jari telunjuk Ito akhirnya menekan tombol panah melingkar besar di layar, yang kini kembali berubah dari abu menjadi hijau. Setelah itu ia menutup mata. 

Menunggu beberapa detik, lalu membukanya kembali. Ia tetap di tempat yang sama, dengan posisi tiduran yang sama. Tetapi hape di tangannya menghilang, dan coklat batangan yang tadi ia makan utuh kembali dan masih terbungkus rapi.

Ito membuka bungkus coklat itu dengan pelan, memakan ujungnya sedikit. Matanya terbelalak. 

ITO (V.O.)

Ini beneran.

Badan Ito terperanjat dari posisi tidurnya. Ia makan lagi coklatnya, dengan lebih bersemangat. Segera ia keluarkan hapenya, jam 16:00.

ITO

Ini beneran!

Pemuda itu naik dan berdiri di atas kursi beton.

ITO (CONT’D)

(berteriak)

Gue punya mesin waktuuuuuu... wahahaha.

SISWA PACARAN di kursi beton lain bangkit dan meneriakinya.

SISWA PACARAN

Woi berisik!

ITO

Ape lu? Lagian, pacaran di sekolah. Gak punya duit buat ke bioskop apa gimana?

Siswa itu berjalan ke arah itu dengan menyingsingkan lengan baju.

SISWA PACARAN

(marah)

Ngajak berantem lo, hah?

Ito cepat-cepat mengambil hapenya dan menekan tombol panah melingkar, lalu menutup matanya rapat-rapat.

Berikutnya, ia temukan dirinya kembali dalam posisi tiduran. Sedangkan pasangan tadi masih sibuk bermesraan di tempat mereka. Ito mendesah lega, dilanjutkan dengan tertawa kecil. Ia makan coklatnya lagi yang sudah kembali pulih seperti baru. Ia habiskan coklat itu.

Dirinya lalu berjalan meninggalkan taman. Saat melewati pasangan kekasih di pojok taman, Ito yang sedikit melirik ke arah dua orang itu malah tersandung dan hampir jatuh. Lalu ia meneruskan jalannya namun dengan agak terburu-buru. Berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa.

Langkah kakinya terhenti saat Ito lihat ada tempat sampah yang tutupnya terbuka. Ia angkat bungkus coklat yang sudah ia remas, meniru pose seorang pebasket yang ingin melakukan three point. Namun saat ia melemparnya, sampah itu tidak masuk.

Dikeluarkannya hape, lalu ia buka aplikasi Second Chance. Ito mengulang adegan melempar bungkus coklat itu, gagal lagi. Ia ulangi lagi, masih gagal. Ia coba lagi, nyaris berhasil. Ia lempar lagi dan akhirnya berhasil masuk tepat ke lubang. Masuknya sampah itu diikuti selebrasi dengan mengangkat tangannya tinggi ke udara.

INT. LORONG SEKOLAH - AFTERNOON

Di lorong yang sudah sepi, Ito berjalan santai sambil memakan coklat. Saat sampai di belokan, dia melihat ada dua orang murid yang terlihat sedang mengobrol serius. Karena kaget, Ito malah balik badan dan bersembunyi di balik tembok. Lalu sedikit mengintip.

KAKAK KELAS CEWEK

Kenapa, Di? Katanya ada sesuatu yang pengin lo omongin.

KAKAK KELAS COWOK  

Isna. Selama dua tahun ini, gua udah memendam perasaan ke elo. Gue selalu merhatiin elo dari jauh, mengagumi lo dalam diam. 

KAKAK KELAS COWOK itu membungkuk, menjulurkan setangkai bunga mawar merah ke arah gadis di depannya.

KAKAK KELAS COWOK (CONT’D)

Gue cinta lo, Is. Cinta banget. Tolong terima perasaan gue yang tulus ini.

Ekspresi wajah KAKAK KELAS CEWEK berubah. Tampak jelas gadis itu berusaha tersenyum namun sedikit canggung. Tangannya menyentuh bunga, tapi ia justru mendorongnya menjauh.

KAKAK KELAS CEWEK

Makasih banget ya Di udah cinta sama gue. Gue seneng banget. 

Masih dalam keadaan membungkuk, mata Kakak kelas cowok yang tadinya tertutup membuka lebar.

KAKAK KELAS CEWEK (CONT’D)

Tapi maaf banget. Gue bukan Isna yang ada di pikiran lo. Gue gak sesempurna yang lo pikir. Dan gue cuma nganggep lo temen biasa, gak lebih. Maaf ya, Di.

Kakak kelas cowok menaikkan kepalanya, berusaha keras untuk tidak menunjukkan wajah kecewanya. Terlihat dari bibirnya yang bergetar dan matanya yang berkilauan karena air mata.

KAKAK KELAS COWOK

Oh gitu ya. 

Perempuan itu memegang tangan lelaki di depannya yang masih menggenggam mawar. 

KAKAK KELAS CEWEK

Abis ini tolong jangan dendam atau gimana gitu ya. Kita tetep temenan kayak biasa ya.

Berikutnya, gadis itu berbalik dan pergi meninggalkan si cowok yang masih mematung melihat bunga mawarnya. Pemuda itu kemudian duduk dengan punggung bersandar di tembok. Kepalanya yang menunduk dia tenggelamkan di balik tangan dan kaki yang terlipat meringkuk.

Ito yang masih mengintip memegangi dadanya. Ia meringis pedih.

ITO (V.O.)

Sakit.

Coklatnya yang tinggal setengah jatuh dan menimbulkan suara. Membuat Kakak kelas cowok yang sedang ia intip menengok dan menyadari keberadaan Ito.

ITO

Waduh.

Ito langsung memalingkan muka, pura-pura tidak melihat, lalu mengambil coklatnya dari lantai. Dia kemudian meneruskan jalannya, melewati kakak kelas itu masih sambil berusaha cuek dan pura-pura tidak tahu.

Tapi pemuda itu melesat ke depan tubuh Ito dan mencegatnya.

KAKAK KELAS COWOK

Tanya dong kenapa gue sedih?

ITO (V.O.)

Kenapa lu maksa anjir? Iya gue empati. Tapi gue gak terlalu peduli sama orang yang gak gue kenal kayak lo.

ITO

Iya kak, lo kenapa sedih?

Kakak kelas itu menjelaskan panjang lebar kepada Ito. Sampai akhirnya setelah ia berhenti berbicara, Ito mengeluarkan ponselnya.

ITO (CONT’D)

Kak, gue punya hadiah buat lo.

KAKAK KELAS COWOK

Gak ada hal apapun yang bisa ngehibur hati gue sekarang.

Ito tersenyum percaya diri.

ITO

Yakin? Termasuk kesempatan kedua?

KAKAK KELAS COWOK

Maksud lo apaan?

ITO

Udah. nyalain aja bluetooth lo buruan.

Di layar ponsel kakak kelas itu, di dalam sebuah folder sudah ada file bernama "Second Chance.apk".

KAKAK KELAS COWOK

Second Chance? 

Ito melebarkan kedua tangannya ke samping dan memasang senyum yang lebar meski agak terlihat aneh.

ITO

Selamat datang di kesempatan kedua.

Kakak kelas itu hanya melihat Ito dengan pandangan aneh. 

Ito berpura-pura batuk dan langsung melanjutkan pembicaraannya seperti tidak terjadi apa-apa.

ITO (CONT’D)

Intinya, sekarang lo bisa kembali ke masa lalu dan nyoba lagi ngedeketin cewek tadi.

Sorot mata kakak kelas itu berubah, yang tadinya sayu seperti putus harapan menjadi sedikit lebih lebar dan lebih optimis.

Ito menepuk bahu lelaki itu dan pergi. Saat berjalan meninggalkan orang itu, Ito berbicara sendiri di dalam hati.

ITO (V.O.) (CONT’D)

Pelajaran cinta nomer satu, jadi pengagum rahasia gak akan berhasil. Lo gak bisa diem-diem mencintai seseorang, lalu tiba-tiba datang nyatain perasaan, dan berharap dia juga menaruh rasa yang sama ke elo. Kayaknya gue emang harus kurang-kurangin nonton anime romance deh dari sekarang, sesat!

INT. KONTER HP - NIGHT

Ito mendatangi konter hp yang sama yang sebelumnya ia datangi. 

ITO

Beli pulsa dong bang. Sepuluh ribu yak.

Abang penjaga konter itu mendorong buku dan pulpen kepada Ito.

PENJAGA KONTER

Tulis aja nomornya.

Setelah selesai menulis, Ito menunjukkan aplikasi second chance kepada sang penjaga konter.

ITO

Bang, lo tau gak ini aplikasi apa? Kemarin gue abis nyervis hape di sini, yang port usb nya rusak, inget gak? Terus pulang-pulang udah keinstall aja ni aplikasi.

Penjaga konter yang baru mengetik di hapenya menatap Ito. Menaikkan kacamatanya yang agak turun.

PENJAGA KONTER

Hah? Lo ngigau ya tong? Gue kemarin jaga dari pagi sampai malem gak ada orang yang nyervis port USB.

ITO (V.O.)

Bener juga. Kan gue baru aja ngulangin hari ini dari awal, berarti kemarin di mana hape gue rusak itu gak pernah kejadian. 

Ito mengambil dan memakai helm, lalu menaiki motornya.

ITO (V.O.)

Terus kenapa aplikasi ini masih gak ikut hilang? 

(tersenyum)

Kayaknya emang bener ini hadiah dari Tuhan buat gue. Jalan gue untuk jadi tokoh utama.

INT. RUANG TENGAH - NIGHT

Ito datang dengan masih memakai helm, di tangannya menenteng plastik kresek bening berisi kotak roti bakar, dan uang lima ribu rupiah.

Di sana ada Bapak dan Ibunya yang sedang menonton TV bersama.

ITO

Ini, Pak. Sama uang kembaliannya Ito taruh situ ya.

INT. KAMAR ITO - NIGHT

Ito sedang duduk tegak di kursinya. Memegang piring yang berisi tiga buah roti bakar rasa coklat dan sebuah garpu. Ia tusuk roti itu, dan memakannya. Pandangannya tidak fokus ke mana pun, ia seperti sedang melamun.

ITO (V.O.)

Gue gak mau ngalamin kayak kakak kelas tadi. Gue harus pacaran sama Imel sebelum lulus sekolah.

Lelaki itu menaruh piring ke meja. Menyandarkan punggungnya ke senderan kursi.

ITO

Aaaahh... Kenapa sih selalu cowok yang harus inisiatif pdkt duluan? Males banget dah. Gak bisa gitu kayak di anime, ceweknya yang lebih aktif?

Ito memajukan tubuhnya, kepalanya tertunduk dan ia tutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. 

ITO (CONT’D)

Mungkin bisa sih To, asalkan lo seganteng Nicholas Saputra atau Iqbal Ramadhan.

INT. KAMAR LATSA - DAY

Ito dan Latsa sedang bermain PS, memainkan game Naruto Ninja Storm. Ito masih memakai seragam putih abu-abu. Sedangkan Latsa sudah memakai baju biasa, ia memakai kaos dengan tulisan "Tomorrow never come".

ITO

Sa, lo udah kepikiran belum mau ikut ekstrakurikuler-

(beat, ragu)

Eh ekatrakuriluler, eh iya bener ya?

(tertawa)

Iya itu lah pokoknya, dah kepikiran belum lu?

LATSA

Udah, langsung gue isi kok kertasnya abis dibagiin waktu itu.

ITO

Wih, cepet banget. Gue masih bingung nih, Imel kira-kira mau masuk ekskul apa ya?

LATSA

Kalau misal ada mesin pembaca pikiran, terus lu pakai, kayaknya mesin itu bakal langsung rusak deh, To. Overload gara-gara yang muncul cuma kata Imel terus-terusan.

ITO

Gue serius ini. Kan nanti gue jadi bisa lihat dia lebih lama. Atau malah bisa lebih deket.

LATSA

Ya udah tinggal lo tanya aja kan? Apa susahnya sih?

Game di layar monitor berhenti, dipause oleh Ito. Ito menaruh stick PS nya dan menghadap ke Latsa.

ITO

Udah gila lo ya? Ya kali gue terang-terangan nanya gitu ke dia.

Game di layar bergerak kembali, karakter milik Latsa menghajar habis-habisan karakter Ito. Dengan panik ito mengambil kembali stick PS nya dan kembali menatap layar.

ITO (CONT’D)

Woi anjir, curang banget, gue belum siap.

Pertarungan selesai, karakter milik Latsa lah yang menang.

INT. RUANG KELAS - DAY

Ito mendekati Imel yang sedang duduk. Matanya melihat ke berbagai arah, mulai dari kanan, kiri, lantai. Tapi justru Ito tidak sekalipun melihat ke arah Imel yang ada di depannya.

ITO

(gagap)

Im-imel, a-anu, gue, gu-

(berteriak)

Guaaaaahhh..

Ito lalu segera kabur meninggalkan Imel dan keluar kelas. Ia bersandar pada dinding, lalu segera mengeluarkan hape dan menyalakannya.

Ito mengulangi adegan itu. Ia mendekati Imel, kali ini memberanikan diri untuk menatap gadis itu. Ito mengelap dahinya yang berkeringat dengan lengan.

ITO (CONT’D)

Imel.

IMEL

Iya, To. Kenapa?

Ito langsung berdiri dan menodongkan ujung pensil mekanik ke leher gadis itu.

ITO

Serahin kertas ekskul lo, sekarang!

Tubuh Imel mundur, ia melihat Ito dengan ketakutan. 

INT. RUANG KELAS - DAY

Di tempat duduknya, Ito menunduk menyembunyikan wajahnya di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya memukul-mukul kepalanya sendiri dengan buku tulis yang digulung. 

Setelah itu Ito mengintip ke arah Imel. Perempuan itu sedang mengobrol dengan teman wanitanya.

ITO (V.O.)

Emang paling bener nunggu dia pergi aja.

Begitu Imel beranjak berdiri, lalu pergi keluar kelas dengan teman-temannya. Ito berdiri dan berjalan menuju tempat duduk perempuan itu.

Tanpa permisi ia buka tas biru muda milik Imel, lalu ia bongkar isi tas itu. Ia periksa satu-persatu buku dan kertas di sana. Sampai akhirnya ia menemukan kertas formulir yang ia cari. 

ITO

Ah ini dia.

Di kertas itu, terlihat ekskul yang dicentang di sana adalah "Saka Wanabakti". 

ITO (V.O.) (CONT’D)

Hah? Apaan nih? Pramuka-pramuka gitu?

Teman-teman sekelasnya mulai mendatanginya. TEMAN SEKELAS COWOK 3 merebut selembaran itu.

TEMAN SEKELAS COWOK 3

Weh, mau ngapain lo? Nyolong ya?

Ito mundur dan mengangkat tangannya di samping kepala.

ITO

Wes santai men.

Ito segera mengambil hape dan menekan ikon di aplikasi Second Chance dan menutup matanya.

Seketika ia telah kembali ke tempat duduknya, sedang memukul kepalanya dengan buku tulis. Sekarang, Imel baru saja beranjak dari tempat duduknya dan keluar kelas.

Ito yang menyadari ada buku tulis di tangannya melempar pelan buku tersebut. Lalu ia mengambil kertas formulir miliknya dari laci meja, memandanginya sambil satu tangannya yang lain memegang pulpen.

ITO (V.O.) (CONT’D)

Ah males banget sebenernya, outdoor, panas-panas gitu. Ngapain sih cewek cantik kayak Imel masuk ekskul ginian?

Ito menggeleng dengan mata tertutup. 

ITO (V.O.)

Gak, To. Ini perjuanganmu demi Imel. Demi Imel.

Ito mengangkat kepalan tangannya sampai di atas kepala seperti pahlawan yang meneriakkan kemerdekaan.

ITO

(berteriak)

Demi Imel!

Hal itu membuat semua sisa murid yang berada di kelas menoleh ke arahnya, membuat Ito menjadi pusat perhatian. Ito yang sadar menunduk menyembunyikan wajah malunya, lalu mengambil hape.

Akhirnya Ito telah mencentang kertasnya di kolom yang sama dengan milik Imel. Tapi kemudian ia membaca tulisan "maksimal boleh memilih tiga ekskul" di bagian bawah kertas. Setelahnya, ia sisir lagi daftar nama ekskul itu dari atas ke bawah. Jarinya terhenti saat mencapai tulisan "Karawitan".

ITO (CONT’D)

Ini boleh deh, sekalian nostalgia jaman SD dulu, seru kali ya.

Dan ia pun juga mencentang bagian itu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar