Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rona Memorabilia
Suka
Favorit
Bagikan
16. (ACT 3, SEQ 8, SCENE 93-108) - Yang Pasti dari Kehidupan Adalah Ketidakpastian

93 EXT. PEREMPATAN JALAN PROTOKOL KOTA - MALAM

Kita melihat petugas suku dinas tata kota berdatangan menuju baliho raksasa. Mereka bersiap-siap untuk mengganti iklan Memorabilia.

Kita juga melihat dari sudut jalan lainnya, Lylia sedang menelpon seseorang saat lampu merah. Lampu hijau menyala. Lylia kembali memacu mobilnya.

94 EXT. PEREMPATAN JALAN PROTOKOL KOTA - PAGI

Arya mengendarai mobil dengan ekspresi polos, pasrah dan sedih. Mobil terhenti karena lampu merah. Kita melihat banner/baliho yang awalnya iklan Memorabilia: Sedekat Nadi, Sehangat Puisi berubah menjadi iklan lainnya.

Iklan penggantinya adalah SugarHappy: More Than Love. Model di iklan tersebut adalah Michael bersama dengan Sandra dan Sarah. Lampu hijau, mobil Arya melaju. Beberapa meter di belakangnya kita melihat Barly mengendari motor. Arya dan Barly tidak sadar satu sama lain.

95 INT. RUANG ARYA DKK/QUBICLE KANTOR - PAGI

Arya merapikan meja kerjanya yang berantakan. Terutama di meja bundar yang biasa ia kerjakan bersama Ghalia dan Barly. Botol minum, charger laptop, projector dan lampu laboratorium semua berantakan.

Arya menghela napas dan melihat foto di meja kerjanya. Foto di antara Arya, Ghalia dan Barly. Tak lama kemudian Barly muncul. Tak ada saling sapa sama sekali di antara mereka.

96 INT. LORONG KANTOR – PAGI

Barly berjalan menyusuri koridor kantor. Barly melewati ruangan Michael yang pintunya tidak tertutup. Ketika ia ingin berhenti dan menguping, tiba-tiba Sandra menutup pintu. Bersamaan dengan itu sebuah pesan WhatsApp masuk.

SARAH

Bos, Memo-memo rabies atau memo sudah gila atau memorabilia udah tamat. Mission complete! :)(Chat WhatsApp dari Sarah)

97 INT. RUANG MICHAEL - PAGI

Sarah masuk dengan ekspresi panik. Michael heran dengan itu.

MICHAEL

Sarah, kamu kenapa kaya bingung gitu? kamu nggak seneng iklan SugarHappy: More Than Love sudah dipasang? (ekspresi lebay, teatrikal dan menggoda)

MICHAEL (CONT'D)

Rencana kita kemarin berhasil untuk menjatuhkan program mereka. Kamu nggak usah takut, kerjamu bagus untuk bahagiain saya di kantor (tertawa)

Sandra hanya tertawa dan mengganguk mengikuti euforia yang diberikan oleh Michael.

MICHAEL (CONT'D)

Sebentar lagi, perusahaan ini akan menjadi milikku seutuhnya!

SANDRA

Yang lain gimana bos?

MICHAEL

Yang lain ngontrak (beat) kecuali kalian berdua (tertawa)

98 INT. RUANG ARYA DKK/QUBICLE TEKNORIA - SIANG

Barly masuk ke dalam. Kita melihat Arya dan Ghalia masing-masing fokus pada handphone-nya. Tidak saling berbicara. Barly menyapa mereka.

BARLY

Sabotase kemarin....(ngos-ngosan)

Ekspresi Ghalia dan Arya berubah ketika mendengar kata sabotase. Mereka langsung berbalik badan dan melihat Barly.

Aya

Tarik nafas dulu coba Bar... kenapa sabotase kemarin?

Ghalia memberika gelas air putih kepada Barly. Barly pun langsung meminumnya sedikit dan langsung melanjutkan.

BARLY

Iya sabotase kemarin, Pak Michael yang merencanakan itu semua... dan gue yakin ada yang membantu ngejalanin itu semua.

Arya menggebrak meja. Ghalia dan Barly pun tersentak akan hal itu.

ARYA

Gue bilang juga apa. Ada impostor di kantor.

99 INT. RUANG SUBAGJA - SIANG

Subagja sedang duduk di depan mejanya dan memikirkan apa yang harus ia perbuat untuk menstabilkan kondisi perusahaan yang sedang jatuh. Subagja tampak kecewa setelah melihat laporan dari berkas yang ada di meja.

SUBAGJA

Kita tidak bisa lagi menjalankan perusahaan dengan kondisi yang seperti ini.

Prawira memperhatikan apa yang diomongkan oleh Subagja

PRAWIRA

Tapi, mungkin kita masih punya harapan kalau kita cari investor baru Pak. Saya kira banyak kok yang mau sama Memorabilia ini. Industri butuh ini kok Pak. Saya yakin.

SUBAGJA

Tapi ada hal buruk yang bisa terjadi kalau kita cari investor lain. Kemungkinan yang terjadi adalah saham mayoritas akan jadi milik Michael. Pak Suroso pun sudah tau itu.

Prawira dan Subagja terdiam. Ia melihat jam pasir yang ada di meja.

100 INT. RUANG RAPAT/AUDITORIUM TEKNORIA - SIANG

Suroso, Michael, Reno, Sandra dan Sarah duduk pada satu deretan yang sama. Sementara Subagja, Prawira, Arya, Barly dan Ghalia berada di deretan lainnya. Di ruangan tersebut terdapat karyawan lain yang menyaksikan (figuran atau aktor kameo bisa digunakan di sini).

SUROSO

Mulai hari ini, Bapak Michael akan menjadi CEO atau pimpinan perusahaan menggantikan saya. Selamat untuk Teknoria atas pimpinan baru. Mari semua merayakan ini dengan visi-misi baru Teknoria!

Michael tersenyum dan seisi ruangan bersorak kemudian menepuk tangan. Confetti beterbangan di ruangan. Semua nampak bahagia kecuali SUBAGJA, PRAWIRA, ARYA dan BARLY.

GHALIA nampak bermain di dua kaki atau bermain aman. Di satu sisi ia memberi selamat kepada MICHAEL (tanpa dialog). Di sisi lain ia duduk masih berada di deretan Arya dan Barly.

101 EXT. JALAN RAYA/CARFREE DAY – PAGI

Arya dan Lylia baru selesai memarkir sepeda di salah satu sudut jalan. Ia duduk di salah satu bangku yang berada di area Gelora Bung Karno. Arya menawarkan botol minuman kepada Lylia. Mereka minum air bersama.

ARYA

Seger ya?

LYLIA

Iya setelah semua segala drama. Kamu sedih ya?

ARYA

Nggak tau ya, aku bingung aja sama semuanya. Gampanglah, kerjaan bisa dicari lagi kalau ada niat dan gerak. Makanya sekarang aku gerak kan. Setelah sekian lama nggak olahraga (tertawa)

Lylia tersenyum dan ia membuka handphone-nya serta croll Instagram. Di homepage tak sengaja ia melihat posting-an dari Teknoria. Di situ tertera berbagai post tentang jabatan baru dan launching aplikasi SugarHappy: More Than Love. INSERT:

  1. Michael sebagai CEO
  2. Reno sebagai COO
  3. Ghalia sebagai General Manager IT
  4. Sandra sebagai Public Relation
  5. Sarah sebagai Public Relation

Arya kaget bukan main melihat posisi Ghalia di situ. Ia nampak kecewa dan telah dikhianati. Lylia memegang bahu Arya untuk menyemangati.

102 INT. KAMAR TIDUR BARLY – PAGI

Terdengar suara di handphone-nya Barly. Ia langsung mengambil handphone-nya untuk mematikan suara itu.

BARLY

Hadoooh. Ini hari minggu woy. Kenapa ganggu orang tidur sih. Capek kali gue. Nggak bisa liat orang tenang. Lagian kan Memorabilia udah failed. Udah ancur semua.

Ia melihat handphone dan yang ia lihat bukan telepon dari seseorang. Melainkan alarmnya sendiri.

BARLY

Ah, lagian lu alarm. Ngapa nggak off dulu sih kalo lagi libur.

Tak lama berselang muncul notifikasi dari Teknoria. Awalnya ia tidak mau membuka dan ingin melanjutkan tidur. Namun ia penasaran. Dan mood Barly semakin jelek ketika melihat posting-an dari Teknoria. Ia melihat posting-an yang sama dengan apa yang Lylia dan Arya lihat. Barly langsung terkaget dan kecewa bukan main.

103 INT.RUMAH SUBAGJA - PAGI

Prawira sedang berada di rumah Subagja. Mereka sedang ngopi bersama. Tak lama kemudian muncul Lylia dengan sepedanya.

SUBAGJA

Kamu sendiri aja sayang?

LYLIA

Tadi aku sama Arya, Pa. Terus Arya mau ngerjain sesuatu katanya. Jadi kita pisah di Senayan.

PRAWIRA

Tenang aja Lylia. Kamu nggak akan pisah lagi sama Arya kok

LYLIA

Maksudnya Mas Wira? (tersipu malu). Maksudnya gimana Pa?

Subagja dan Prawira tersenyum bersama menyiratkan sesuatu hal yang menyenangkan.

104 EXT. RUNWAY PESAWAT - BANDARA - MALAM

Arya sedang membawa koper dan menuju loket. Selanjutnya kita melihat pesawat take off dan terbang.

105 INT. BERANDA RUMAH BARLY - MALAM

Kita melihat Barly sedang duduk di teras. Kita juga melihat ada kopi dan dua buah buku berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dan Segala-Galanya Ambyar karya Mark Manson tergeletak di meja.

Playing Ost: Tulus - Manusia Kuat.

Kemudian Barly mengambil handphone-nya. Ia melihat layar handphone. Ia sedang membaca artikel di salah satu situs. Kita melihat artikel tersebut berjudul: Pengkhianatan Paling Menyakitkan dan Upaya Berdamai dengan Itu Semua.

SEMINGGU KEMUDIAN

106 EXT. BANDARA - PAGI

Barly bersama Lylia, Subagja, Prawira dan seorang Investor berjalan membawa ransel dan koper. Mereka berjalan menuju loket untuk menukarkan tiket pesawat.

107 EXT. VILLA DI UBUD, BALI - SORE

Arya sedang bersantai dengan kopi dan roti yang berada di atas meja. Arya mengambil kopi kemudian ia minum. Arya terlihat sekilas sedang membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring (opsional judul bukunya).

Terdengar suara ketukan pintu. Arya tidak memperdulikan. Ketukan pintu tersebut semakin kencang dan mendekat ke arah Arya. Dengan malas-malasan ia membuka pintu. Arya langsung kaget setengah mati. Di awal ia hanya melihat Lylia dan Barly.

Arya

Kok kalian bisa sampai sini?

Barly dan Lylia tertawa.

BARLY

Gue lihat stories lo. Eh lo lagi flight ke Bali. Nah gue tau pasti lo ke villa ini. Tempat pertama kali gue kenalin almarhum di sini kan.

Arya langsung memeluk Barly.

ARYA

Terus, kalian kenapa ke sini?

BARLY

Oh, jadi nggak boleh ya. Kita diusir nih Pak Bagja, Pak Wira.

Arya kaget dengan kedatangan mereka. Lylia tersenyum.

ARYA

Wah Pak Bagja dan Wira juga ke sini. Ini ada apa ya semuanya? Ayo masuk-masuk.

108 INT. RUANG TAMU VILLA - MALAM

SUBAGJA

Jadi, Arya. Kedatangan kita ke sini semua karena Pak Nandi. Beliau investor yang akan menginvestasikan sahamnya untuk membeli Memorabilia.

PRAWIRA

Dan bukan hanya membeli Memorabilia. Tapi Pak Nandi akan membuat start up baru dan kita semua orang-orang pertama yang akan menjalankan itu semua.

Arya tidak bisa berkata-kata. Ia senang bercampur heran dengan itu semua.

LYLIA

Nggak behenti di situ. Coba kamu liat ini (mengarahkan ke Barly)

Barly membuka laptop tersebut dan mengoperasikannya di depan Arya.

BARLY

Lo harus liat ini ya!

Lylia tersenyum.

LYLIA

Jangan ngedip ya Ya!

Arya mencoba fokus dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Barly. Barly menekan tombol enter yang berada di laptop tersebut. Hologram Shafana muncul seketika.

Arya pun terkesima dan memeluk Barly dan Lylia. Subagja, Prawira dan Pak Nandi (Investor) tampak tertawa dan semua suasana bahagia.

Playing OST: Tulus - Manusia Kuat

End.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar