Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rona Memorabilia
Suka
Favorit
Bagikan
13. (SCENE 53-61) Pergulatan Dua Kepentingan

53 INT. KAFE BUKU - SORE

Kita melihat Arya sedang membaca ebook dari tabletnya untuk menambah referensi mengenai penyempurnaan Memorabilia. Di sebuah meja panjang, terdapat tumpukan buku dan secangkir gelas kopi di depan Arya. Hologram Shafana pun setia menemani Arya.

Hologram Shafana duduk dan tersenyum melihat Arya sedang membaca ebook. Orang-orang di sekitar kafe terkagum dengan hologram itu.

Di saat Arya fokus dengan bacaannya, Lylia datang menghampirinya. Lylia duduk di sebelah Arya. Arya yang kaget langsung mengambil handphone-nya kemudian mematikan hologram Shafana.

Lylia hanya tersenyum. Arya bingung dengan keberadaa Lylia yang berada di sebelahnya.

ARYA

Lylia? tempo hari kamu datang sama Pak Wira. Apa kamu itu calon atasan saya di kantor?

LYLIA

Nggak terlalu penting kalau kamu tahu saya kerja sebagai apa. Yang paling penting itu bagaimana aplikasi itu bisa jadi dan dipasarkan ke publik.

ARYA

(tersenyum)

Oh iya Lylia, nggak masalah kalau gitu. Saya berterima kasih banyak kamu mendukung penuh aplikasi ini.

LYLIA

Selain TEKNORIA sebagai perusahaan teknologi, ada beberapa perusahaan lain yang menjadi kompetitor kita. Kamu tahulah. Setiap industri memang begitu.

Arya yang awalnya fokus pada laptop, kini membiarkan laptopnya dan fokus menyimak obrolan dengan Lylia.

LYLIA (CONT'D)

Khusus untuk investasi ini, perusahaan banyak mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Berdasar info dari investor, ada deadline yang harus dipenuhi. Kalau lewat dari itu maka investor akan membatalkan investasi ini. Saya yakin kamu dan tim bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Lylia menggaet tasnya dan pergi meninggalkan Arya.

LYLA (CONT'D)

Saya pergi dulu ya, Arya. Fokus (beat) dan jangan lupa juga kesehatanmu.

54 INT. RUANG KERJA SUBAGJA - SORE

Subagja sedang melamun dan memandag pemandangan kota ke luar jendela. Lamunannya membawa pada kenangannya bersama almarhum istrinya.

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS (original soundtrack on):

  1. SUPERMARKET - Subagja sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan/supermarket bersama istri dan anaknya Lylia.
  2. Istrinya mengeluarkan beberapa belanjaan dari trolley ke kasir. Subagja dan Lylia bercanda bersama.
  3. JALAN RAYA - Subagja dan istrinya pulang ke rumah dengan sepeda setelah olahraga sepedaan bersama.
  4. Subagja bercanda dengan istrinya dengan cara menyalip istrinya dengan sepeda. Kini posisi istrinya berada di belakangnya. Tiba-tiba Subagja dan istrinya dibegal dua motor. Pembegal ingin mengambil tas selempang istrinya. Istrinya terjatuh dari sepeda dan tertabrak mobil dari belakang.

END MONTAGE.

Sarah masuk ke dalam ruangan Subagja dan membuyarkan lamunannya.

SARAH

Pak, ini laporan terbaru dari perusahaan.

SUBAGJA

Oh, iya. Taruh di meja saya ya. Terima kasih.

Subagja melihat laporan tersebut dan langsung menggelengkan kepala. Kondisi perusahaan semakin memburuk.

55 INT. RUANG ARYA DKK/QUBICLE TEKNORIA - SORE/MALAM

Hari sudah mulai gelap. Ghalia bersiap untuk pulang dan pamit kepada Barly yang masih berada di depan komputernya.

GHALIA

Bar, gue balik duluan ya..

BARLY

Eh ini gue juga udah mau kelar kok. Balik bareng aja. Sama gue. Gimana?

GHALIA

Eh gpp. Gue sama cowok gue kok. Gpp. Gue duluan ya.

BARLY (bicara sendiri)

Kok Ghalia seleranya old school gitu ya. Gak paham deh gue.

Barly pun terdiam berpikir. Lalu Barly melihat dari jendela ruangannya di mana Ghalia masuk ke dalam mobil pacarnya dan kemudian mereka pergi meninggalkan area kantor.

Barly mengingat kejadian Ghalia dimarahi oleh pacarnya dan didorong di area parkiran apartemen Ghalia.

Barly memutuskan untuk mengikuti Ghalia. Barly pun membereskan mejanya dan bergegas menyusul Ghalia.

56 INT. RUMAH ARYA - MALAM

Arya di depan komputernya mencoba untuk mengerjakan kembali prototype yang ia buat. Menyempurnakan satu-per-satu.

Kita melihat Arya membuat gerakan, gestur, ekspresi dan mengeluarkan suara. Berbagai gerakan tersebut dia rekam di sebuah video dan video tersebut dia upload ke sistem.

Visual hologram tersinkronisasi. Gerakan yang dilakukan Arya diikuti juga oleh hologram.

Hologram Shafana terlihat menjadi sedikit lebih nyata dibanding sebelumnya.

57 INT. RESTORAN - MALAM

Ghalia dan sugar daddy turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam restoran. Mereka menuju meja yang sudah dipesan.

Di lain sisi, Barly melihat mobil yang ia yakini mobil pacarnya Ghalia. Barly pun turun dari motornya kemudian masuk ke dalam.

Barly mencari Ghalia dan pacarnya agar ia tidak ketahuan. Barly pun melihatnya. Barly mencari tempat agar ia bisa memperhatikannya. Barly menyalakan laptop dan memesan minuman ke waitress.

Ghalia dan pacarnya sedang menyantap makanannya yang sudah hampir habis. Terlihat oleh Barly mereka mengobrol. Tidak lama dari itu Ghalia menangis, sugar daddy pun meninggalkan mejanya.

Barly yang sedang menikmati minumannya pun sedikit tersedak. Ia menutup laptop dan memasukan ke tas. Ia menghampiri Ghalia. Ghalia sedang menunduk untuk menutupi tangisannya.

BARLY

Ghal, lo nggak apa-apa?

GHALIA

Loh, Bar. Kok lo di sini?

BARLY

Eh iya gue tadi ada janji sama temen gue di sini. Bisa kebetulan gitu ya kaya di sinetron-sinetron (ekspresi bercanda untuk menghindari salah tingkah)

Ghalia membetulkan posisi duduknya dan menghapus airmatanya.

GHALIA

Terus temen lo mana?

BARLY

Ini di depan gue lagi duduk dan abis nangis gitu tadi (bercanda)

GHALIA

Ah dasar lo. Bilang aja lo mau ketemu gue ya kan?

BARLY

Enggak ih. Geer banget lo (bercanda)

GHALIA

Terus lo nggak nawarin gue balik bareng sama lo gitu?

BARLY

Ehm. Emang lo mau? nggak sama bebeb lo itu?

GHALIA

Ah rese lo. Bebeb-bebeb. Bebek sih iya dia mah.

Barly dan Ghalia tertawa bersama dan meninggalkan restoran itu tak lama berselang.

58 EXT. JALAN RAYA - MALAM

Barly mengendarai motor untuk mengantar Ghalia pulang. Sudah hampir dekat motor Barly tiba-tiba mati karena kehabisan bensin.

BARLY

Ghal kayanya lo harus turun sekarang.

GHALIA

Eh, kenapa mati motornya Bar?

BARLY

Belom di-charge baterenya.

GHALIA

Lo kira tamiya apa di-charge.

BARLY

Loh tamiya bukannya pake dinamo ya?

GHALIA

Ah emang iya ya? gak tau deh gue haha. Terus kenapa kita berhenti? jangan bilang lo mau ngapa-ngapain gue?

BARLY

Emang ada ya kalo orang mau jahatin, terus bilang-bilang dulu (tertawa). Ini bensinnya abis. Lagian nggak mungkinlah. Gila kali gue ngelakuin yang enggak-enggak. Paling juga gue cuma kissing dan itu consent. Ada kesepakatan.

GHALIA

(Tertawa) terus gimana? gue cari ojek online ya untuk kita?

BARLY

Eh, nggak usah Ghal. Coba lo liat di sekitar lo. Udah mau nyampe kan? jalan aja yuk.

Raut wajah Ghalia berubah. Ia membantu mendorong motor Barly dari belakang.

BARLY (CONT'D)

Ceritain dong. Tadi lo kenapa sama cowo lo? maaf ya kok gue ngeliatnya lo lagi jalan sama bokap lo.

GHALIA

(Tertawa) Gue emang sengaja cari yang mature. Biar gak ribet nanti kalo mau nikah. Udah aman semua (tertawa).

BARLY

Oh itu toh alesannya. Siapa namanya Ghal?

Adrian. Intinya gue terjebak di hubungan yang gak sehat gitu Bar. Toxic.

BARLY

Toxic-nya gimana Ghal?

GHALIA

Dia overprotective. Mau tau semua privasi gue. Ngecekin hape gue setiap ketemu. Terus dia ngelarang-larang gue. Mau pergi sama temen harus ngabarin dulu blabla. Capek gue. Orang tua gue aja gak segitunya.

BARLY

Nah kan. Nggak semua yang berumur itu dewasa dalam pemikiran kan. Jaman sekarang masih ada ya cowo kaya gitu?

GHALIA

Bukan cowo dia.

BARLY

Eh, maksudnya?

GHALIA

Iya dia bukan cowo tapi pria. Kan udah tuwir kata lo (tertawa)

BARLY

(Tertawa) terus lo kenapa gak udahan aja sama dia?

GHALIA

Gue juga pengen gitu awalnya. Tapi gue lagi mikir-mikir. Males banget sebenernya kenalan sama cowo lagi. Pedekate lagi. Jaim dan pura-pura lagi pas awal kenal dan lainnya.

BARLY

Tapi lo harus cepet ambil keputusan sih. Daripada lo gini terus kan. Bisa ngaruh ke psikis nanti.

GHALIA

Iya. Serba salah kayanya.

59 INT. LOBBY APARTEMEN - MALAM

Barly dan Ghalia sampai di lobby.

GHALIA

Bar, thank you ya udah nemenin gue sampe pulang. Lo mau nginep apa gimana?

BARLY

Eh, nggak usah Ghal. Pas banget itu di depan apartemen ada bensin eceran. Gue tinggal isi.

GHALIA

Serius gpp?

BARLY

Gpp bangetlah. Oke gue cabut yaa

GHALIA

Oke sekali lagi makasih banyak ya Bar.

Ghalia masuk ke dalam. Barly tersenyum ke arah Ghalia. Sambil mendorong motornya, Barly pun pergi.

60 INT. RUANG KERJA MICHAEL - SIANG

Michael bersama Sarah dan Sandra sedang berpikir untuk menjalankan skema baru.

MICHAEL

Ini nggak bisa dibiarin. Kita harus cari solusi secepatnya. Sarah, Sandra, menurut kalian gimana?

SARAH

Menurut bos. Kira-kira solusinya apa?

MICHAEL

Kok nanya balik? Sandra gimana?

SANDRA

Sarah, kira-kira solusinya gimana ya?

SARAH

Kok nanya saya balik San?

MICHAEL

Ah, udah-udah. (kesal) ribet gini jadinya. Intinya kita harus punya skema baru. Kita harus bisa menjatuhkan value TEKNORIA dan sahamnya bisa dijual. Terus saya akan membeli untuk menjadi pemilik saham mayoritas.

SARAH

Nah itu dia.

SANDRA

Betul itu dia.

MICHAEL

Itu dia gimana?

SARAH

Ya seperti yang bos bilang.

SANDRA

Betul. Bos harus beli sahamnya.

MICHAEL

Nah iya. Caranya supaya MEMORABILIA nggak dijalanin lagi itu gimana?

SARAH

Ya diberhentiin aja bos.

SANDRA

Betul diberhentiin biar gak jalan lagi bos.

MICHAEL

Aduh kalau itu saya juga tau (semakin kesal dengan tingkah konyol mereka). Tapi gimana caranya?

Michael memukul mejanya. Semua diam. Hening beberapa saat.

MICHAEL

Begini. MEMORABILIA itu kan perpaduan antara software dan hardware. Software-nya emang ada di Arya. Tapi hardware dan core-nya itu ada di ruang operasional kantor. Ya kan?

SANDRA

Betul bos.

SARAH

Nah itu bos, itu betul.

MICHAEL

Nah dari situ kita sabotase core atau hardware di ruang operasional. Oh iya, kalian tau anak kantor yang nggak satu circle sama Arya dan kawan-kawan?

SARAH

Setau saya ada Reno, bos.

SANDRA

Nah Reno boleh tuh bos.

MICHAEL

Reno yang anak PR/humas itu? Hem menarik. (tersenyum jahat)

61 INT. RUMAH ARYA - SIANG

Arya tidak bisa hadir ke kantor karena sakit. Arya menelpon Suroso untuk mengkonfirmasi.

ARYA

Pak Suroso. Saya mau ngabarin kalau hari ini saya nggak bisa dateng ke kantor karena lagi nggak enak badan. Tapi saya tetap pantau Memorabilia dari rumah, Pak.

SUROSO

Oke kalau begitu. Ingat Arya, kita harus profesional apa pun yang terjadi. Investor dan public nggak mau tahu alasan apa pun.

Arya mengangguk. Telepon terputus. Ia lantas pergi ke dapur untuk menyeduh teh hangat.

Kita melihat ke monitor Arya. Di situ terlihat fitur “save” dan Arya bernafas lega. Kemudian ia menuju tempat tidur guna untuk beristirahat.

Dalam baringannya Arya melamun dan membayangkan Shafana yang selalu bersenandung ketika ia tidur. Senandungnya adalah lagu favorit Shafana dan Arya: Reza Artamevia - Satu yang Tak Bisa Lepas.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar