Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Rona Memorabilia
Suka
Favorit
Bagikan
7. (ACT 2, SEQ 3, SCENE 18-25) - Di Mana Ada Bensin, Di Situ Bisa Jalan

18 INT. KAMAR ARYA - PAGI

Alarm dari handphone Arya berbunyi. Arya membuka selimutnya dan mengambil handphone-nya di meja. Arya mematikan alamnya. Ia mengucek matanya dan melihat jam menunjukan pukul 08.30.

ARYA

Mampus. Jam 9 meeting.

Arya turun dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi. Arya hanya menggosok gigi dan mencuci muka. Ia membuka lemari untuk memakai baju dan menyemprotkan parfum ke sekujur tubuhnya dengan begitu banyak. Arya keluar dari kamar dan lari menuju mobilnya.

19 INT/EXT. MOBIL/JALAN RAYA - PAGI

Arya memasukan kunci mobil dan menyalakannya. Mobil pun berjalan keluar dari halaman rumah Arya. Jalanan macet. Arya memencet klakson terus-menerus. Arya melihat jam tangannya.

20 EXT. PARKIRAN KANTOR - PAGI

Mobil Arya masuk ke pelataran kantor dan ia memarkirkan dengan cepat. Arya langsung keluar dan lari untuk masuk ke dalam kantor.

21 INT. KANTOR - PAGI

Arya masuk ke dalam kantor melewati lobi dan menuju ruangan meeting dengan berlari. Arya menabrak salah satu karyawan dan ia langsung minta maaf kemudian lanjut berlari.

22 INT. RUANG MEETING - PAGI

Arya berdiri di depan pintu masuk ruangan. Arya merapihkan bajunya. Arya masuk dengan perlahan.

Di dalam ruang meeting terdapat SUROSO, MICHAEL, PRAWIRA, SUBAGJA, GHALIA dan BARLY. Arya melihat Ghalia sedang presentasi.

ARYA

Maaf pak. Saya tahu kalau di antara kita semua nggak butuh penjelasan kenapa terlambat. Jadi saya minta maaf. Semoga dimaafkan. (beat)

SUROSO dan SUBAGJA menggelengkan kepalanya. MICHAEL tersenyum kecil. PRAWIRA mempersilakan Arya untuk melanjutkan presentasi yang sudah dimulai oleh Ghalia dengan memberi gestur pada tangannya. Arya berdiri di depan dan langsung melanjutkan presentasi.

ARYA

Memorabilia merupakan salah satu project yang sangat mutakhir dan relevan dengan kebutuhan industri.

Suroso, Subagja dan Prawira memerhatikan Arya.

ARYA (CONT'D)

Lewat sebuah aplikasi kita dapat menghidupkan kembali orang yang paling berarti menjadi sebuah hologram.

Michael bermain handphone kala Arya sedang berbicara.

ARYA (CONT'D)

Dengan teknologi bigdata yang terverifikasi dan updated, hologram tersebut dapat hidup layaknya manusia sungguhan. User memorabilia nanti bisa berinteraksi dengan sosok yang telah tiada. (beat)

Subagja tersenyum. Suroso terpukau. Michael tak begitu menggubris. Prawira tersenyum.

ARYA (CONT'D)

Ada ungkapan klasik yang semestinya bisa direvisi. Waktu bukan hanya uang. Waktu kini lebih dari uang yang tak ada batasnya. Maka dari itu Memorabilia adalah salah satu jawaban yang representatif.

Ghalia, Barly, Prawira, Michael, dan Subagja keluar dari ruang rapat. Suroso menghampiri Arya. 

SUROSO

Saya suka dengan project ini. (beat) Tapi jangan sampai kamu tidak disiplin dan tidak mampu menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Arya mengangguk

ARYA

Baik pak. Semoga tadi yang terakhir. Saya yakin ini akan menjadi hal yang begitu signifikan bagi kemajuan Teknoria.

Suroso menepuk lengan Arya dan keluar dari ruang rapat. Arya tersenyum ke arah pintu yang dibuka Suroso. Di sana terlihat Ghalia dan Barly yang tampak penasaran dengan keputusan aplikasi MEMORABILIA.

23 INT. RUANG ARYA DKK/QUBICLE TEKNORIA - SIANG

Ruang kantor/qubicle Arya, Ghalia dan Barly dipisahkan dengan kaca transparan dengan ruang karyawan lainnya. Kita bisa melihat beberapa karyawan lalu lalang di antara Arya, Ghalia dan Barly.

Tiga gelas kopi yang digenggam oleh Arya, Ghalia, dan Barly berada di udara. Mereka cheers/bersulang merayakan keberhasilan presentasi yang sudah dilakukan oleh Arya.

ARYA

Cheers!

Arya dan Barly meminum kopi dengan muka yang sumringah.

BARLY

Selamat Pak Arya! akhirnya sukses juga tadi presentasinya

Ghalia cemberut.

BARLY

Kenapa Ghal?

Arya menoleh ke arah Ghalia.

GHALIA

Masa kopi doang pak bos kita ngerayainnya. Beliin rumah dong.

Arya tertawa dan diikuti juga oleh Barly.

ARYA

Kalo gue berak duit baru gue beliin rumah sekarang juga ya (tertawa dan jeda). Oke deh, traktiran selanjutnya nyusul kalau MEMORABILIA udah seratus persen jadi dan launching.

Di ruang tersebut terdapat dua buah laptop dan dua projector. Ada meja bundar di tengah dan empat kursi.

Fast forward: Arya berdiri di sekitar meja bundar untuk membicarakan alur kerja kepada Ghalia dan BaRArly gestur (tanpa suara). Setelah itu, Ghalia dan Barly berpencar ke tempat masing-masing lalu menyalakan laptop (laptop yang berbeda dengan yang di tengah meja bundar).

24 EXT. JALAN RAYA - MALAM

Pemandangan Jakarta malam hari menuju akhir pekan. Kemacetan kendaraan, lampu-lampu gedung, anak-anak yang menjadi manusia silver mengamen, ondel-ondel, dan berbagai footage acak menggambarkan suasana kesibukan dan kota yang tak pernah tidur.

25 RUANG ARYA DKK/QUBICLE - MALAM

Arya memandang layar laptopnya. Arya mengerjakan berbagai bahasa pemrograman. Kita melihat detil-detil itu di meja kerja Arya:

-Projector yang menyala. Terdapat gambar seseorang yang tampak buram.

-Speaker di samping projector dan lampu sorot laboratorium di meja bundar

-Terdengar suara dari hologram seorang perempuan yaitu SHAFANA.

HOLOGRAM SHAFANA (O.S)

Kita tumbuh sama-sama ya.

Arya mulai lelah dan memutuskan untuk bermain game di handphone-nya. Setelah itu ia mematikan semua perangkat dan pulang dari kantor.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar