INT. GUDANG — DAY
Juni dkk memasuki gudang. Ani telah berada di dalamnya. Juni dkk kaget.
ANI
(pura-pura marah)
Kalian lama sekali. Aku sudah menunggu lama disini.
TIA
Ani! Kamu datang!
ANI
(malu)
Ayo cepat kita bereskan urusan ini. Sebelum aku berubah pikiran.
JUNI
Oke... Oke...
BUDI
Siap Bos!
CLOSE UP - DINDING
Satpam sekolah sedang berjalan di depan dinding. Tiba-tiba sebuah tas jatuh hampir mengenai kepalanya. Disusul dengan Siswa Telat. Siswa itu tertangkap oleh pak Satpam.
EXT. HALAMAN DI DEPAN GUDANG — DAY
Pak Dang sedang menyapu halaman. Dari jauh terlihat pada b.g Pak Satpam dan Siswa Telat memasuki halaman sekolah.
INT. GUDANG — DAY
Juni, Tia, Budi dan Ani membereskan piala-piala.
Budi mencari-cari bagian piala yang terpisah. Juni dan Tia mengelem piala-piala. Ani mengelap piala.
ANI
Aduh... Masih banyak yang harus diperbaiki.
JUNI
Sabar, kalau dikerjakan bersama-sama pasti terasa lebih ringan.
BUDI
Maaf ya Ani. Sudah merepotkan kamu.
ANI
Ya sudahlah... Tidak apa-apa.
TIA
Ayo semangat! Kita pasti bisa!
Tiba-tiba Juni tidak sengaja menyenggol piala yang ada didekatnya. Membuat piala-piala itu terjatuh dengan keras.
Mereka semua terdiam kaget.
JUNI
Maaf... Untung tidak pecah.
TIA
(setengah bercanda setengah serius)
Juni jangan menambah-nambah kerja kita lagi.
JUNI
(tersenyum malu)
Maaf - maaf.
INTERCUT WITH :
EXT. HALAMAN DEPAN GUDANG — CONTINUES
Pak Dang mendengar suara-suara dari dalam gudang. Dia mendekati pintu gudang. Dia hendak membuka pintu.
BACK TO :
INT. GUDANG — CONTINUES
Juni dkk terdiam. Terlihat gagang pintu bergerak-gerak. Namun pintu telah diganjal dengan meja dan kursi.
INTERCUT :
EXT. LORONG — CONTINUES
Pak Dang masih berusaha membuka pintu.
BOBBY (O.S)
Pak Dang.
Pak Dang melihat ke belakang. Bobby berdiri di belakangnya.
BOBBY
Pak pelatih minta lapangan agar tolong segera dibersihkan sekarang. Murid-murid sudah mau latihan.
PAK DANG
Waduh, biasanya kan sore baru dibersihkan. Habis latihan.
Terlihat pada b.g di halaman Siswa telat sedang dihukum oleh Pak Satpam. Dia sedang lompat kodok di tempat.
BOBBY
Lapangannya bauk pak. Kayaknya ada yang baru ulang tahun. Terus dilemparin telor dan tepung disana. Mending bapak lihat deh..
PAK DANG
Kalian merepotkan saja. Masa kalo ulang tahun malah dilemparin telor sama tepung. Harusnya didoain atau dikasih hadiah...
BOBBY
Hari ulang tahun itu justru hari orang dikerjain ga bakal marah pak. Makanya dikasih telor sama tepung aja. Lebih murah.
PAK DANG
Ada-ada saja... Tunggu sebentar. Bapak periksa gudang ini dulu.
BOBBY
Kenapa pak?
PAK DANG
Ada kedengaran suara-suara dari dalam.
BOBBY
Ohh... Ya sudah. Saya saja yang lihat pak.
PAK DANG
Tidak usah. Biar bapak saja yang lihat.
BOBBY
Gak apa-apa pak. Saya saja. Urusan lapangan lebih penting. Paling cuma suara kucing saja pak.
Pada b.g terlihat Siswa Telat kecapean. Pak satpam masih menatapnya dengan garang.
PAK DANG
Ya sudah. Tolong di cek ya. Takutnya ada apa-apa. Di dalam ada piala-piala. Kalau rusak bisa bahaya.
BOBBY
Iya. Beres pak. paling tidak ada apa-apa. Ayo pak segera ke lapangan saja.
Pak Dang pun pergi. Bobby menunggu sampai bapak itu keluar dari scene.
BOBBY
(ke arah pintu)
Hey... Itu kalian kan? Pak Dang sudah pergi.
Pintu terbuka. Terlihat Tia dari balik pintu dengan memasang muka galak.
TIA
Ngapain kamu disini?
BOBBY
Tia. Kenapa marah-marah gitu? Ntar cepat tua loh.
TIA
Kamu tidak tahu kenapa aku marah? Coba perhatikan sikapmu dan teman-teman kamu!
Budi menyusul ke depan pintu.
BUDI
Bobby, terima kasih tadi. Hampir saja kami ketahuan.
TIA
Tidak usah berterima kasih dengan dia!
Juni dan Ani menyusul.
JUNI
Sudahlah Tia. Jangan marah-marah.
ANI
Iya. Sudahlah... Ntar jadi benci loh. Benar-benar cinta.
TIA
Enak aja!
BOBBY
Kelakuanku dan anak-anak basket memang keterlaluan. Maaf ya Bud.. Maaf Juni... Maaf Tia...
JUNI
YA Bobby. Tidak apa-apa.
BUDI
Maaf juga ya kalau aku ada salah.
Mereka semua terdiam sejenak menunggu respon Tia. Tia masih tidak mau bersuara.
ANI
Ayo Tia. Yang lain sudah saling memaafkan.
TIA
Ya sudahlah.
Tia berjalan masuk ke dalam. Bobby sedikit lega.
ANI
Oke Bob. Kami lanjutin kerjaan kami dulu ya.
BOBBY
Aku boleh ikutan?
Mereka memperhatikan Bobby dengan heran.
BOBBY
Masih adakah ruang untukku?
BUDI
Tentu saja. Ayo!
Mereka semua masuk ke dalam.
INT. KELAS — DAY
CLOSE UP PAPAN TULIS
Di papan tulis tertulis tulisan Ujian Bahasa Indonesia.
Ibu Dena membagikan kertas ujian ke murid-murid.
IBU DENA
(sambil membagikan kertas ujian)
Kerjakan dengan baik ya nak. Coba cek lagi namanya sudah betul atau belum.
Terlihat meja Budi. Budi sedang mengangkat kedua tangannya berdoa. Bobby di belakang Budi, dia mengisi namanya dengan hati-hati.
Tia dan Juni sedang mengisi kertas LJK mereka. Ani berada paling depan. Dia sedang mengambil pensil dari kotak pensil. Tiba-tiba secarik kertas contekan kecil keluar. Dia kaget. Terdiam sejenak berpikir. Dia merobek kertas itu dan memasukkannya kembali ke kotak pensil. Dia mulai menulis pada kertas LJK-nya.
INT. GUDANG — DAY
Juni dkk sedang membereskan piala.
ANI
(ke Tia)
Sudah kabari orang tuamu?
TIA
Ya. Belajar kelompok dengan teman.(ke yang lain) Yang lain bagaimana?
BUDI
Belajar bersama teman pramuka.
BOBBY
Sama anak basket. Mamaku kaget. Tapi untung saja mama percaya.
JUNI
Sedang terapi. Sudah bilang ke ayahmu?
TIA
Tidak dapat melakukan sesi terapi karena ujian. Ya, sudah.
ANI
Apa tadi kamu bilang? Terapi?
BOBBY
Kamu terapi sobat?
JUNI
Ya. Tidak apa-apa. Ibu hanya sedikit cemas. Kalian tahu sendiri, 'kejadian' itu.
BUDI
Ohh.. 'kejadian' yang terkenal seantero sekolah eh se-Indonesia itu.
JUNI
Ya benar. Detail sekali. Terima kasih.
ANI
Buktikan Jun. Di hari perpisahan nanti.
BOBBY
Ya. Tunjukkan ke Ibumu ataupun Delia kalau kamu bisa.
JUNI
Jangan sampai Delia tahu! Cukup kalian saja yang tahu. Ini rahasia!
ANI
(tertawa)
Akhirnya Juni mengakuinya.
BOBBY
Rahasia ini akan tetap aman. Kamu kan sobatku.
TIA
Benarkah? Bukannya teman-teman basketmu?
BOBBY
Bukan. Kalian adalah sobatku. Sobat dikala senang maupun susah.
JUNI
Ya. Kalian adalah sobatku.
BUDI
Kalian sobatku juga.
ANI
(meledek)
Oww... Manis sekali. Mari sekarang kalian berpelukan.
BOBBY
Amit-amit.
Mereka semua tertawa.
INT. KELAS — DAY
Juni dkk bersama murid-murid lainnya serius mengerjakan ujian.
INT. GUDANG — DAY
Juni dkk sedang memperbaiki piala. Mereka duduk bersebelahan. Mengelem piala atau melapnya sambil membaca buku pelajaran.
INT. KELAS — DAY
Juni dkk dan murid-murid serius mengerjakan ujian.
Ibu Dena duduk di meja guru memperhatikan murid-murid. Dia menatap arlojinya. Waktu menunjukkan hampir pukul 10.00.
IBU DENA
Kalian masih punya waktu lima menit lagi.
Tidak lama setelah itu bel sekolah berbunyi.
EXT. LORONG — DAY
Murid-murid keluar sambil bersorak-sorai. Ujian sudah berakhir.
Juni dkk keluar bersama-sama.
JUNI
Ujian sudah selesai. Sekarang tinggal piala yang harus kita bereskan.
BOBBY
Ayo... Mari kita selesaikan urusan terakhir kita.
Mereka berjalan bersama-sama dengan kompak seperti petarung yang siap bertempur.
INT. GUDANG — NIGHT
Juni dkk sedang memperbaiki piala sambil terkantuk-kantuk.
Bobby sudah tertidur sambil memegang satu piala. Ani sedang memperbaiki piala tapi tiba-tiba dia tidak bergerak lagi.
Tia sedikit masih sadar dan terus memperbaiki piala.
Bobby tiba-tiba terbangun.
BOBBY
Tia, belum ngantuk?
TIA
Belum. Ini sedikit lagi.
BOBBY
Kamu benar-benar teman yang baik.
TIA
Hah? Maksud kamu?
BOBBY
Kamu membantu siapapun tanpa imbalan.
TIA
(malu)
Siapa bilang. Juni adalah kelinci percobaanku.
BOBBY
Tidak. Aku tahu kamu tulus membantunya. Kamu adalah cewek yang mengagumkan.
TIA
Sudahlah... (mengalihkan pembicaraan) coba lihat mereka.
Tia menunjuk ke arah Juni dan Budi.
Juni dan Budi tertidur sandar bersandaran satu sama lain sambil memegang piala. Sangat romantis.
BOBBY
Ya. Mereka baru jadian.
Tia tertawa manis.
EXT. HALAMAN — DAY
Siswa-siswa mengerubungi papan pengumuman di pinggir halaman.
Ani dan Tia juga ikut mengerubungi papan tersebut. Mereka sampai di depan papan. Mereka melihat lembaran kertas pengumuman satu persatu. Dimulai dari pinggir kiri.
TIA
Juni nomor satu seperti biasa.
ANI
Kamu nomor sepuluh Tia.
TIA
Yeay!
Tia melompat-lompat kegirangan.
ANI
Sombong!
TIA
Kenapa? Aku sudah berusaha keras!
ANI
Baiklah... Kamu memang pantas untuk jingkat jungkit kegirangan.
Mereka mencari lagi. Mereka sampai di tengah papan.
TIA
Ini Budi!
Mereka mencari lagi. Mereka hampir mendekati pojok kanan.
TIA
Nama kamu ketemu!
ANI
Syukurlah... Tapi nama Bobby belum juga ketemu.
Mereka mencari lagi. Mereka tiba di lembaran terakhir.
TIA
Ini lembaran terakhir. Bagaimana ini?
Mereka berdua kebingungan dan sedih. Lalu tiba-tiba seorang siswa menempelkan satu lembar kertas lagi di pojok terakhir.
SISWA
Kertas ini tadi tertinggal di ruang guru.
Tia dan Ani segera memperhatikan kertas itu.
TIA
Ada! Nama Bobby ada!
ANI
Iya! Dia lulus! Kita semua lulus!
Mereka berdua melompat kegirangan dan berpelukan namun terlihat canggung. Mereka adalah teman yang baru akrab.
INT. GUDANG — DAY
Juni, Budi dan Bobby sedang menyusun piala-piala kembali ke rak.
Bobby menyanyikan bagian depan lagu Ya Sudahlah dari Bondan and Fade 2 Black. Suaranya biasa saja. Namun tetap enak didengar.
BOBBY
(bernyanyi)
Ketika mimpimu... Yang begitu indah... Tak pernah terwujud... Ya sudahlah...
Juni dan Bobby tertarik mendengarkan Bobby menyanyi.
BOBBY
Saat kau berlari... Mengejar anganmu... Yang tak pernah sampai... Ya sudahlah...
Juni mengikuti Bobby bernyanyi. Suaranya biasa-biasa saja.
JUNI
Apapun yang terjadi... Ku kan slalu ada untukmu...
JUNI DAN BOBBY
Janganlah kau bersedih... Cause everything's gonna be okay...
Tiba-tiba Budi menyanyikan bagian rap dengan sangat bagus.
BUDI
(semua bagian Rap)
Juni dan Bobby kaget. Mereka terkesima.
BOBBY
Wow. Aku tidak menyangka kamu bisa rap
JUNI
Kamu ternyata memiliki bakat terpendam Bud!
BUDI
Benarkah?
BOBBY
Ya. Orang-orang pasti akan kaget. Jika melihat dari penampilanmu, tidak ada yang akan percaya kamu bisa mengeluarkan suara seperti itu.
JUNI
Kamu harus ikut ajang pencarian bakat.
BOBBY
Ya benar. Dengan modal muka anak polos kayak kamu dan suara seperti itu. Kamu pasti sukses.
BUDI
(tidak tersinggung)
Serius? Baiklah. Akan kucoba. Mungkin aku akan menjadi terkenal.
Ani dan Tia masuk ke gudang dengan terburu-buru.
TIA
Teman-teman! Pengumumannya sudah keluar! Kita semua lulus!
BOBBY
Sudah keluar?? Bagaimana hasilnya?? Apakah aku di nomor terakhir lagi??
ANI
(sedih)
Maaf Bob... (ceria) Kamu naik 5 nomor!
BOBBY
Serius??? Benaran??? Yeaaaay.... Rasakan itu ujian! Aku mengalahkanmu!
TIA
Ujian bukanlah musuh, itu adalah sebuah uji kemampuan. Untuk mengetahui seberapa paham kita dengan... Ya sudahlah! Kita semua lulus!
Mereka semua bersorak sorai melompat-lompat kegirangan.
EXT. LORONG DEPAN GUDANG — DAY
Dari luar mereka melihat piala-piala yang telah tersusun rapi di rak.
BUDI
Akhirnya... Jerih payah kita.
Budi mengusap matanya.
ANI
Lihat mereka. Berdiri tegap dengan angkuhnya.
BOBBY
Seolah-olah mereka sudah melakukan hal yang luar biasa... (menyoraki piala) Hey! Kami yang sudah membuat kalian mengkilat!
TIA
(ikut menyoraki piala)
Tanpa kami kalian tidak akan bisa sampai seperti ini!
JUNI
Kalian bukan apa-apa tanpa kami!
ANI
Kita sudah menjadi gila karena membereskan piala ini.
Mereka memperhatikan piala untuk terakhir kali.
JUNI
Urusan kita sudah selesai. Ayo pulang.
Mereka pun berjalan pergi
EXT. LORONG — CONTINUES
Mereka berjalan di lorong.
BOBBY
(ke Budi)
Bud, lain kali... Hati-hati kalau memegang barang ya. Jangan sampai terulang lagi.
BUDI
Aku tidak akan menyentuhnya lagi. Tobattt...
Mereka berpapasan dengan Pak Dang.
TIA
Siang pak... Mau kemana?
PAK DANG
Siang neng. Ini bapak mau angkat piala. Sudah harus dipajang.
JUNI
Ohh, untuk perpisahan ya? Tapi... Sendirian pak ngangkatnya?
PAK DANG
Iya.. Selalu sendirian. Petugas kebersihan dan kerapihan sekolah kan cuma bapak sendiri. Bapak permisi dulu ya.
JUNI
Iya pak, silahkan.
TIA
Kasihan bapaknya... Ngangkat segitu banyaknya piala sendirian.
JUNI
Apakah kita harus membantu Pak Dang?
BOBBY
Oh tidak. Aku sudah menyelasaikan tugasku. Membantu memperbaiki piala-piala angkuh itu. Sudah cukup.
BUDI
Tapi kasihan bapaknya. Sudah sepuh harus membawa piala sebanyak itu.
ANI
Arrghh... Kalian terlalu baik. Ya sudah, ayo! Sebelum aku berubah pikiran.
TIA
Ayolah Bobby. Jarang-jarangkan kamu bantuin orang lain? Nanti aku traktir minum deh.
BOBBY
Bagaimana ya...
Kecuali Bobby, mereka semua mulai berjalan berbalik ke arah perginya pak Dang.
BOBBY
Kalian pikir aku bisa disogok? Kita sudah begadang dari kemaren-kemaren. Badan kalian tidak pegal?
Yang lain sudah meninggalkan Bobby. Tidak mendengarkannya.
BOBBY
Hey, tunggu!... Oke! Baiklah... Tapi aku mau minumnya dua!
Bobby menyusul teman-temannya.
EXT. LORONG TEMPAT PIALA — DAY
Tia, Budi, Bobby dan Ani sedang menyusun piala ke rak kaca.
BOBBY
Ada masalah apa dengan rak-rak di sekolah ini? Semua sudah pada rapuh. Lihatlah rak ini.
Bobby menggoyang rak itu sedikit. Rak itu langsung bergoyang tidak kokoh.
TIA
Wow wow. Jangan lakukan itu lagi Bob.
Budi menyusun sebuah piala besar ke rak. Lemari rak langsung
goyang lagi. Mereka semua tersentak.
ANI
Hati-hati Bud!
BOBBY
Benarkan. Rak ini sudah dalam kondisi gawat darurat.
BUDI
Hampir saja.
ANI
Jika rak ini roboh juga. Aku akan membuat hidup mu menderita Bud! Serius! Hidupmu akan menderita!
BUDI
Ampun Ani... Ampunn..
Pak Iswara datang bersama asistennya. Dia memperhatikan piala-piala. Tia dkk langsung tegang.
PAK ISWARA
(melihat ke piala-piala)
Piala-piala ini sudah disusun semua?
BOBBY
Belum pak. Masih ada beberapa di gudang.
Pak Iswara memperhatikan piala dengan seksama. Ada satu piala yang kelihatan aneh. Piala itu bertuliskan lomba sepak bola tapi lambang bolanya adalah bola basket. Pak Iswara memasang tampang curiga.
Tia dkk kelihatan panik.
BOBBY
Wahh.. Piala ini besar sekali.
Untuk mengalihkan Pak Iswara. Bobby mengambil satu piala besar.
BOBBY
Wow.. Ini adalah piala Kepala Sekolah terbaik punya bapak. Bapak memang orang yang hebat. Kepala sekolah terkeren!
Pak Iswara tersenyum puas.
PAK ISWARA
Ya... Tentu saja.
Dia menaruh piala aneh tadi lalu pergi.
Tia dkk lega.
INT. R. TERAPI — DAY
Juni masuk ke ruangan dengan muka yang sangat ceria. Tidak seperti biasanya. Pak Ayat sudah duduk di kursinya. Juni duduk di sofa seperti biasa.
JUNI
Hai pak. Sudah lama tidak bertemu.
PAK AYAT
Kamu kelihatan berbeda dari biasanya.
JUNI
Oh benarkah? Mungkin karena sebentar lagi saya lulus.
PAK AYAT
Bagaimana dengan pidatonya?
JUNI
Sudah diatasi.
PAK AYAT
Kamu bisa mengatasinya? Bagaimana?
JUNI
Saya minta bantuan teman saya.
PAK AYAT
Jadi sekarang kamu punya teman?
JUNI
Ya. Beberapa orang.
PAK AYAT
Sayang sekali kamu sebentar lagi lulus.
JUNI
Memangnya kenapa pak?
PAK AYAT
Jadinya kamu harus berpisah dengan teman kamu kan.
JUNI
Tidak apa-apa pak. Saya senang. Yang penting saya bisa segera meninggalkan SMA.
PAK AYAT
Bagaimana dengan teman-teman kamu?
JUNI
Tidak masalah. Menyenangkan bersama mereka. Tapi saya sudah terbiasa sendirian.
Juni tersenyum. Dia sangat senang.