Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
81. EXT. MAKAM – KEMBALI KE REALITA
PEMAIN ; BAGAS
Bagas tersungkur di tanah. Mayat Aisyah sudah berdiri di depannya, wajahnya semakin hancur. Dari matanya keluar ulat-ulat putih yang jatuh ke tanah.
Ia merangkak mendekati Bagas, tangan berdarah meraih bahunya.
Tiba-tiba dari mulutnya menyembur darah segar, membasahi wajah Bagas.
Bagas menjerit histeris.
SFX: Suara jeritan panjang Aisyah bercampur dengan bisikan arwah lain dari seluruh makam.
"Zina… neraka… panas… sakit… darah…"
CUT TO
82. EXT. MAKAM – MALAM
PEMAIN ; BAGAS, MAYAT AISYAH, EXTRAS
CAMERA – CRANE SHOT dari atas: Bagas berlari panik di antara nisan-nisan, tapi setiap kali ia melewati kubur, tangan-tangan mayat lain keluar, berusaha meraih kakinya.
Lampu petromak meledak di pos, membuat seluruh area makam gelap total.
Bagas berlari tersandung, jatuh di hadapan nisan lain. Saat ia menoleh – Aisyah sudah berdiri di belakangnya, wajahnya hanya tinggal tulang tengkorak yang meneteskan darah.
Bagas menjerit sekeras-kerasnya.
CUT TO BLACK.
83. INT. POS PENJAGA – PAGI
PEMAIN : BAGAS
Bagas terbangun, wajahnya pucat pasi, tubuhnya basah oleh keringat. Namun kali ini, tangannya berlumuran tanah merah.
Ia terdiam, napasnya tersengal, menyadari dirinya mungkin benar-benar berjalan ke makam saat teror terjadi.
CAMERA – ZOOM IN pada mata Bagas yang membelalak ketakutan.
FADE OUT.
84. EXT. AREA MAKAM – SUBUH
PEMAIN : BAGAS
Kabut tipis masih menyelimuti. Cahaya jingga matahari perlahan muncul di balik pepohonan. Suasana hening, hanya terdengar suara burung kecil.
Bagas berdiri di depan makam yang retak-retak, wajahnya pucat tapi matanya penuh kelelahan. Ia menatap nisan itu lama sekali, lalu tersungkur sujud di tanah, menangis keras.
CAMERA – CLOSE UP tanah basah menempel di kening Bagas saat ia sujud.
CUT TO
85. EXT. POS PENJAGA – PAGI
PEMAIN : BAGAS, PAK BOKIR
Pak Bokir duduk sambil menyalakan rokok. Ia menoleh ketika Bagas berjalan mendekat dengan langkah lemah.
Bagas berhenti di depan pos. Wajahnya penuh air mata, tangannya gemetar.
Pak Bokir menatapnya lama, dalam diam.
CUT TO
86. EXT. MAKAM – SIANG
PEMAIN : BAGAS
Bagas memasukkan pakaiannya ke dalam tas lusuh. Ia berdiri sejenak menatap seluruh makam. Angin bertiup pelan, dedaunan berguguran.
CAMERA – WIDE SHOT: siluet Bagas berdiri kecil di antara ratusan nisan, seolah berpamitan pada dunia arwah.
Ia merapatkan tas ke punggung, lalu berjalan pelan ke arah gerbang makam.
Pak Bokir berdiri di kejauhan, hanya mengangguk tanpa kata-kata.
CUT TO
87. EXT. TERMINAL KOTA – SORE
PEMAIN ; BAGAS
Bagas turun dari bus tua. Rambutnya masih kusut, wajahnya kelelahan, tapi ada cahaya baru di matanya.
Ia menatap ke arah masjid di dekat terminal. Suara adzan ashar berkumandang.
Bagas tersenyum tipis, lalu berjalan ke arah masjid dengan langkah mantap.
CAMERA – HIGH ANGLE: Bagas berjalan semakin dekat ke masjid, cahaya matahari sore menyorotinya, membuat bayangan panjang di tanah.
FADE OUT
TEXT ON SCREEN:
"Setiap dosa akan mendapat balasannya. Setiap manusia masih punya jalan untuk kembali."
88. EXT. MAKAM DESA – SUBUH
Kabut tipis menutup kompleks makam. Burung gagak sesekali melintas. Batu nisan berjejer dingin, seakan menjadi saksi bisu atas segala yang terjadi.
CUT TO
89. INT. GUBUK PENJAGA MAKAM – PAGI
PEMAIN : BAGAS, PAK BOKIR
Bagas menutup tas ranselnya. Wajahnya pucat, tapi mata memancarkan tekad baru. Di depan pintu, Pak Bokir berdiri, menatapnya dengan campuran haru dan lega.
Bagas mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ia mencium tangan Pak Bokir, lalu melangkah keluar.
CUT TO
90. EXT. JALAN SETAPAK – PAGI
PEMAIN ; BAGAS
Bagas berjalan meninggalkan kompleks makam. Di belakangnya, bayangan makam masih samar dalam kabut. Tapi langkahnya mantap, seperti meninggalkan masa lalu.
Ia berhenti sejenak, menoleh. Suasana makam diam membisu. Lalu Bagas berbisik lirih.
FADE OUT:
CUT TO BLACK.
TITLE CARD:
"PENJAGA MAKAM"