Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
98. EXT. TERAS PONDOK UTAMA - PAGI
Muncul teks: H-3
Terlihat bagian atap Pondok Utama denga latarpantai, laut, dan cakrawala yang masih sedikit gelap, lalu pemandangan turun ke teras sampai terlihat mayat Bima yang tertutup selimut.
Vivi terlihat berjalan pelan melewati mayat Bima dengan perlahan setelah Hendri dan Ibad dengan balok kayu di tangan, lebih dulu melewatinya.
Cut To
99. EXT. JEMBATAN PULAU SETENGAH - PAGI
Terlihat Hendri, Ibad, dan Vivi melewati jembatan pemisah Pulau Setengah dengan dataran utama.
Cut To
100. EXT. JALANAN HUTAN - PAGI
Terlihat Hendri, Ibad, dan Vivi melewati jalan hutan rimbun.
Terlihat Hendri, Ibad, dan Vivi melihat dahan pohon tumbang dan pecahan kaca serta bekas tapak ban mobil, membuat Hendri berjongkok di dekat pecahan kaca.
HENDRI
VIVI
(Panik)
Hendri bangkit, mengeluarkan gunting dari saku celananya, lalu mulai melangkah lagi, diikuti Vivi, dan Ibad yang mengencangkan pegangannya pada balok kayu.
Terlihat Hendri, Ibad, dan Vivi melewati jalan berbelok di tengah hutan rimbun lalu berhenti ketika melihat mobil Avanza PGB terparkir setelah belokan.
HENDRI
Hendri mempercepat langkahnya menuju mobil dikuti oleh Vivi dan Ibad yang juga menambah kecepatan., namun Hendri tiba-tiba berhenti, membuat Vivi dan Ibad juga mendadak berhenti.
Hendri membentangkan satu tangannya sebagai tanda agar Vivi dan Ibad tidak melwatinya.
VIVI
HENDRI
(Menatap lurus ke arah mobil)
Cut To
101. INT. MOBIL AVANZA PGB - PAGI
Dari belakang pundak sopir isterius, terlihat Hendri, Vivi, dan Ibad berdiri menghadap mobil dengan suara latar deru mesin.
Cut To
102. EXT. JALANAN HUTAN - PAGI
Hendri, Vivi, dan Ibad berdiri menghadap mobil yang berjarak 100 meter mereka.
VIVI
(Agak berteriak ke arah mobil)
(Terdengar deru mobil berkali-kali.)
Terpotong deru mobil yang semakin keras dan tiba-tiba melaju dengan cepat.
HENDRI
(Langsung balik badan dan berlari)
Vivi dan Ibad langsung berlari menyusul Hendri sementara mobil di belakang mereka terus mengajar.
Hendri melompat ke pinggir jalan ke arah pepohonan.
HENDRI
(Sambil terus berlari melewati pepohonan)
Ibad dan Vivi mengikuti arah lompat Hendri, menghindari tabarakan mobil lalu lanjut berlari melwati pepohonan.
Cut To
103. EXT. HUTAN - PAGI
Hendri terus memimpin pelarian diikuti Ibad dan Vivi
HENDRI
VIVI
(Berhenti berlari dengna napas tersenggal-senggal)
Hendri berhenti hingga sempat tersusul Ibad yang juga berhenti.
VIVI
HENDRI
VIVI
HENDRI
Vivi mulai berjalan lagi, membuat Hendri dan Ibad juga mulai berjalan, namun tersentak dengan penampakan dua sosok kakek-nenek di antara pepohonan, membuat Hendri berganti arah dan berlari, disusul Ibad dan Vivi yang sempat berteriak.
HENDRI
Hendri, Vivi, dan Ibad berlari melewati pepohonan.
IBAD
(Tersenggal-senggal)
(Melambatkan lari karena Hendri pun melambat)
Hendri berhenti, diikuti Vivi lalu Ibad.
IBAD
VIVI
(Panik)
IBAD
(Menggeleng)
(Berpikir dulu)
Hendri terlihat melihat pepohonan di hutan.
HENDRI
KAKEK-KAKEK
Terlihat sosok kakek-kakek di samping pohon besar, membuat Hendri, Vivi, dan Ibad terperangah, lalu sosok kakek itu menunjukan satu tangannya yang memegang parang.
HENDRI
Hendri, Vivi, dan Ibad berlari lagi.
Cut To
103. EXT. PANTAI DARATAN UTAMA - PAGI
Terlihat pepohonan hutan bakau lalu Hendri, Vivi, dan Ibad keluar dari rerimbunan sambil berlari menuju pantai.
Hendri, Vivi, dan Ibad melihat ke sekitar pantai sampai terlihat empat perahu tertambat di pantai, membuat Hendri mendekat
VIVI
HENDRI
Vivi dan Ibad mengikuti Hendri mendekati perahu.
Hendri sampai di perahu terdekat lalu menghadapkan tubuh ke arah hutan.
HENDRI
Hanya terdengar deru ombak dan suara burung camar.
IBAD
HENDRI
VIVI
(Menunjuk ke arah tiga kakek-kakek)
Hendi dan Ibad menoleh ke arah tunjuk Erna.
HENDRI
Terlihat salah satu kakek mengeluarkan alat panah ikan dari balik tubuhnya.
HENDRI
(Langsung balik badan dan berlari)
Ibad langsung berlari ke arah perahu yang terdekat dengan laut.
IBAD
Hendri langsung berlari ke arah perahu disusul Vivi, membantu Ibad mendorong perahu hingga sepemuhnya mengambang di airi, sementara tiga kakek-kakek berjalan mendekat.
Ibad naik ke perahu lalu menarik tali starter mesin sementara Hendri naik perahu lalu membantu Vivi naik perahu.
HENDRI
Terlihat tangan Ibad menarik tali starter dengan latar tiga kakek-kakek semakin dekat.
Mesin perahu menderu, Ibad langsung mengemudikan perahu menjauh dari pantai, membuat Hendri berdiri menghadap pantai lalu mengacungkan jari tengah.
HENDRI
Dari balik punggung tiga kakek-kakek terlihat perahu menjauh ke arah Pulau Setengah.
Cut To
104. EXT. PERAHU DI PANTAI DARATAN UTAMA - PAGI
Hendri berapaling ke Vivi setelah menatap tiga kakek-kakek misterius lalu ke dekat kakinya tempat panah ikan dan tiga parang tergeletak.
Terlihat Ibad tersenggal-senggal.
IBAD
VIVI
HENDRI
(Raut berpikir)
VIVI
Hendri terlihat mengangguk.
Terlihat perahu yang dikemudikan Ibad mendekati dermaga Pulau Setengah.
Cut To
105. EXT. DERMAGA PANTAI SETENGAH - PAGI
Terlihat perahu yang dikemudikan Ibad mendekati dermaga Pulau Setengah.
HENDRI
IBAD
Hendri mengambil panah ikan lalu turun dari perahu disusul Vivi dan Ibad yang mengambil parang dari perahu sebagai senjata.
Hendri, Vivi, dan Ibad berjalan di atas dermaga dengan raut waspada.
Cut To
106. EXT. PANTAI DEKAT PONDOK KECIL - PAGI
Hendri menyibak tirai pondok kecil sambil menodongkan panah ikan, Ibad melakukan di pondok kecil belakangnya sementara Vivi mengikuti langkah Hendri.
Hendri membuka pintu bilik toilet sementara Hendri melakukan di bilik toilet di belakangnya.
Hendri, Ibad, dan Vivi berjalan mendekati Pondok Utama.
IBAD
Cut To
106. EXT. PANTAI DEKAT PONDOK KECIL - PAGI
Hendri terlihat berlari ke arah teras Pondok Utama meninggalkan Ibad dan Vivi di belakang.
IBAD
Ibad terlihat menatap ke arah bukit di belakang bilik genset lalu Hendri dan Vivi muncul di sampingnya melihat ke arah yang sama.
Terlihat Erna sedang menyeret mayat Bima ke arah gudang di balik bilik genset dengan wajah sembab dan mata basah lalu Ibad berlari menghampiri.
IBAD
Erna sedikit terperanjat lalu lanjut menyeret mayat Bima, membauat Ibad tak tega jika tak menolong meski merautkan ketakutan pada mayat.
Erna membuka pintu gudang, memperlihatkan mayat Awi yang sudah dilalati dan mengeluarkan bau busuk, membuat Erna dan Ibad merautkan sesak.
Dip to Black
107. EXT. TERAS PONDOK UTAMA - MALAM
Terlihat Erna selesai makan dan minum kemudian terlihat Vivi menatap Erna dengan raut judes, sementara Erna mengeluarkan jurnal kecilnya dari saku dan mulai melihat list yang harus dilakukan.
ERNA
IBAD
ERNA
HENDRI
ERNA
Terlihat raut Vivi yang sebal lalu mendadak tersenyum.
VIVI
ERNA
Terlihat Hendri Vivi mengangguk.
Cut To
108. EXT. JEMBATAN PULAU SETENGAH - SIANG
Muncul teks H-2
Terlihat Hendri dan Ibad bekerja sama memasang spanduk ‘Selamat Datang’ di tiang yang berada di dua sisi ujung jembatan.
Cut To
109. EXT. DEPAN BILIK GENSET - SIANG
Terlihat Vivi memantau dua orang pengantar solar yang sedang menggotong jirigen solar ke dalam bilik genset dengan latar mobil bak berisi jajaran jirigen solar.
Terlihat salah satu pengantar solar mengibas tangan di depan hidung dengag raut kebauan.
PENGANTAR SOLAR 1
VIVI
Cut To
110. EXT. PANTAI SISI TIMUR PULAU SETENGAN - SIANG
Terihat Ibad sedang mengulur kabel dari depan panggung ke arah parkiran Pondok Utama sementara Ibad mengerek TOA dengan tali yang terjulur di tiang bambu yang tertanam pada tanah.
Cut To
111. EXT. PARKIRAN SEBELUM JEMBATAN PULAU SETENGAH - SORE
Terlihat Erna sedang berkordinasi dengan Nazar dan sepuluh warga yang akan menjadi relawan dan penjaga keamanan.
ERNA
Terlihat sepuluh warga relawan mengangguk.
NAZAR
Erna terlihat mengangguk.
Terlihat dua warga menancapkan tiang kayu di pinggiran parkiran sementara dua lainnya membentangkan tambang sebagai batas parkiran dengan latar mobil pengantar solar menjauh dari Pulau Setengah.
Dip to Black
112. EXT. PANTAI BARAT PULAU SETENGAN - SORE
Terlihat laut lepas dengan matahari yang hampir tenggelam semakin terbenar di cakrawala dengan latar suara debur ombak
Dip to Black
113. EXT. TERAS PONDOK UTAMA - MALAM
Ibad terlihat merokok bersama Hendri sambil menyaksikan Erna di depan restoran yang sedang memberi arahan pada empat warga yang berselempang sarung, berpinggangkan golok, dan membawa senter.
Vivi datang dari arah restoran membawa dua termos kopi dan memberikan kepada salah satu warga kemudian satu orang lagi.
IBAD
HENDRI
(Menoleh pelas setelah mengepukan asap rokok)
IBAD
(Berbisik)
Hendri terbatuk lalu merautkan sedang berpikir lalu melihat ke arah empat warga yang berpencar dua pasang sambil membawa termos kopi sementara Erna dan Vivi mendekat ke arah teras.
HENDRI
(Berbisik)
Terlihat Ibad mengangguk kecil.
ERNA
Erna dan Vivi melewati Ibad dan Hendri untuk masuk ke ruang resepsionos Pondok Utama.
Dip to Black