Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
5. INT. HALAMAN KANTOR PGB – PAGI
Muncul teks H-7
Terlihat halaman Kantor DPD PGB Jawa Tengah dari atas kemudian yang terdapat dua mobil mini bus: Avanza dan Grandmax.
Bima menaruh tas drone di bagai Grandmax.
Vivi di samping Avanza videocall dengan anaknya lalu mengarahkan kamera depan pada Erna yang sedang membawa tas.
VIVI
Erna menoleh ke arah ponsel Vivi, tersenyum singkat ke video anaknya Vivi, lalu berjalan ke arah belakang Grandmax.
VIVI
VO ANAK VIVI
VIVI
(Sambil memegang ponsel)
Erna menyimpan ransel di kabin belakang mobil Grandmax.
Ibad terlihat merokok di samping mobil Grandmax.
ERNA
IBAD
ERNA
IBAD
(Melongo)
ERNA
Ibad membuang puntung rokok lalu mengeluarkan lembar ceklist barang dari saku celana sambil berjalan ke belakang mobil kemudian melihat ke tumpukan lalu melakukan ceklist barang.
IBAD
(Tak bersuara tapi tetap melakukan ceklist)
ERNA
IBAD
Hendri berjalan menuju mobil Avanza melewati Erna.
HENDRI
ERNA
(Menggeleng)
Hendri mengangguk, menghirup vape, melepus, lalu masuk ke mobil.
ERNA
(Menepuk bahu Ibad)
IBAD
ERNA
Erna menutup pintu belakang dengan empasan kuat.
Terlihat gambar Pak Sandi tersenyum, mengepal tangan, dan logo PGB di bagian pintu belakang.
Lukman dan Awi masuk ke kursi sopir dan samping sopir.
Erna melangkah menuju mobil Avanza sambil menyapa Lukman dan Awi.
ERNA
LUKMAN
ERNA
AWI
(Sambil memberi hormat singkat)
ERNA
LUKMAN
(Langsung menstarter mobil)
Erna berjalan ke Avanza lalu masuk ke kabin tengah, duduk di samping kiri Vivi.
Terlihat di kursi belakang Ibad dan Hendri.
Hendri mengepulkan asap vape melalui pintu tengah sebelum Erna menutupnya.
Bima duduk di kursi penumpang depan dengan kamera menyelempang.
Pak Suleh masuk lalu duduk di balik kemudi.
ERNA
PAK SULEH
ERNA
PAK SULEH
ERNA
VIVI
ERNA
PAK SULEH
(Langsung menstarter mobil)
Erna mengecek dulu notifikasi ponselnya.
Terlihat Chat dari Pak Sandi terlihat dan ia membukanya.
Sudah berangkat?
Raut Erna menunjukan ia sedang menimbang-nimbang apakah langsung membalas chat Pak Sandi atau menunda.
VIVI
(Sambil tersenyum tipis)
ERNA
(Erna menjauhkan ponsel dari tatapan Vivi sambil tersenyum)
VIVI
(Sambil mengarahkan kepalanya kembali lurus sambil tersenyum)
HENDRI
(Berdeham dibuat-buat)
(Lalu tersenyum)
Vivi masih tersenyum namun semakin menipis lalu datar seketika.
Terlihat dari atas Avanza dan Grandmax keluar dari parkiran Kantor DPD PGB Jawa Tengah.
Cut To
6. EXT. JALANAN KOTA SEMARANG – PAGI
Mobil melaju di jalanan perkotaan land mark Semarang.
Cross Disolve
7. EXT. JALANAN PINGGIRAN KOTA SEMARANG – PAGI
Mobil melaju di jalanan pinggiran kota semarang.
Cross Disolve
8. INT. MINI MARKET PINGGIRAN KOTA SEMARANG – SIANG
Erna, Vivi, dan Ibad mengambil makanan dan minuman di mini market.
Bima merekam Erna, Vivi, dan Ibad.
Cut To
9. EXT. PARKIRAN MINI MARKET PINGGIRAN KOTA SEMARANG – SIANG
Mobil keluar parkiran.
Pak Suleh menjulurkan uang parkir ke tukang parkir tapi ditolak dengan senyuman.
TUKANG PARKIR
PAK SULEH
HENDRI
Semua tersenyum, kecuali Erna.
Cut To
10. EXT. JALANAN PEDESAAN – SIANG
Mobil Avanza terlihat dari atas melalui jalan berliku.
Cut To
11. INT. DALAM MOBIL – SIANG
Pak Suleh mengemudi sambil ngobrol dengan Bima,
Erna membaca rundown acara,
Vivi merekam perjalanan menggunakan ponsel,
Ibad dan Hendri tampak mengantuk.
Latar belakang perjalanan menunjukan sudah masuk daerah hutan.
VIVI
ERNA
BIMA
(Sambil merekam jalanan melalui jendela)
VIVI
PAK SULEH
VIVI
(Vivi langsung menegakan duduknya)
ERNA
VIVI
ERNA
HENDRI
(Sambil senyum)
Erna dan Vivi kompak balik badan.
Erna mencubit lengan Hendri yang terjulur ke bagian atas kursi kabin tengah.
Vivi memberi gerak kepala yang jadi isyarat bahwa Pak Suleh mungkin akan mengadukan ucapan Hendri tadi.
Terlihat spion tengah menampakan wajah Pak Suleh yang melirik ke belakang.
Hendri mengibaskan tangan dengan senyuman, tanpa merasa khawatir.
PAK SULEH
Erna merautkan kaget lalu melihat wajah Pak Suleh dari spion tengah yang tampak tersenyum.
PAK SULEH
(Langsung tertawa)
BIMA
(Sambil mengarahkan kamera ke Pak Suleh)
Pak Suleh mengurangi kecepatan dan menggerakan setir dulu untuk mengurangi guncangan karena jalan yang jelek
PAK SULEH
Semua orang tertawa, kecuali Erna.
ERNA
BIMA
(Menoleh ke belakang)
HENDRI
PAK SULEH
Semua tertawa termasuk Erna.
Cut To
12. EXT. TO INT. JALAN PEDESAAN – SIANG
Terlihat dari atas Mobil Avanza melalui jalan pedesaan yang sepi, kamera semakin mendekat ke jendela samping menyorot Erna.
VO ERNA
VO AWI
Udah di persimpangan terakhir nih, Mba. Awi lihat di map sih tinggal 10 kiloan lagi. Tapi ini ada kendala.
ERNA
VO AWI
ERNA
Ya udah, tunggu, kita nyusul secepatnya. Jangana turun dari mobil ya Wi! Bilangin ke Lukman! Tetap di mobil!
VO AWI
Cut To
13. EXT. PERSIMPANGAN JALAN PEDESAAN – SIANG
Mobil Avanza berbelok di persimpangan jalan pedesaan yang sepi.
14. INT. MOBIL AVANZA DI PERSIMPANGAN JALAN PEDESAAN – SIANG
Dari dalam mobil Avanza terlihat mobil Grandmax dicegat dua motor dengan empat orang yang berdiri di depan dan samping mobil.
Mobil Avanza berhenti, Erna, Bima, dan Pak Sule turun hampir besamaan.
Vivi bergesar sambil mengaktifkan kamera ponselnya untuk merekam sementara Ibad dan Hendri bersiap turun.
VIVI
(Bicara berbisik seolah kepada pemirsa sosmed)
Cut To
15. EXT. PERSIMPANGAN JALAN PEDESAAN – SIANG
Erna berjalan cepat mendekati empat orang pencegat.
Pak Suleh mengikuti Erna dari belakang.
Bima berjalan lebih lambat sambil diam-diam merekam.
ERNA
PENCEGAT 1
ERNA
PENCEGAT 2
(Dengan raut tak ramah)
PAK SULEH
PENCEGAT 1
(Melihat ke arah Lukman di balik kemudi)
Dari POV Kamera Bima, Lukman dan Awi turun dari mobil Grandmax.
Hendri dan Ibad ikut mendekati kerumunan.
LUKMAN
PENCEGAT 3
HENDRI
PENCEGAT 1
ERNA
PENCEGAT 2
HENDRI
(Melihat ke arah stiker yang ada di salah satu motor, lalu ke kaos Pencegat 4)
ERNA
PAK SULEH
ERNA
(Teriak keras dengan raut kesal)
Pak Suleh buru-buru balik badan dan berlari ke arah mobil.
Lukman dan Awi kembali masuk ke mobil Grandmax.
Bima, Ibad, dan Hendri kembali masuk mobil Avanza.
Para pencegat kembali menunggangi motor mereka lalu berputar balik dan pergi dengan sekali geber sebagai ekspresi kekesalan.
Cut To
16. INT. MOBIL AVANZA DI PERSIMPANGAN JALAN PEDESAAN – SIANG
Semua terlihat sudah di dalam mobil ketika Pak Suleh menutup pintu kemudi.
ERNA
PAK SULEH
ERNA
VIVI
ERNA
(Menghela napas dulu)
HENDRI
ERNA
(Melihat ke ponsel Vivi)
VIVI
(Mengangguk)
ERNA
VIVI
(Terkejut dengan ketegasan Erna)
(Jarinya bergerak menghentikan proses upload dengan raut kecewa)
Cut To
17. EXT. JALAN PESISIR – SIANG
Terlihat dari atas, debur obak di pantai, bergeser ke hutan kemudian jalanan dengan mobil Avanza dan Grandmax beriringan.
Cut To
18. EXT. JALAN DEKAT KANTOR DESA – SIANG
Terlihat dari atas, atap rumah dengan genting yang lumutan yang menunjukan keadaan desa miskin terpencil.
Terlihat kibaran bendera merah putih di tiang karatan sebuah SD yang catnya kusam.
Terlihat kantor desa sederhana dengan sebuah sepeda dan satu motor plat merah terparkir lalu mobil Avanza dan Grandmax sama-sama parkir berdampingan.
Cut To
19. INT. MOBIL AVANZA DI KANTOR DESA – SIANG
Dari depan mobil semua orang terlihat.
Erna menyiapkan keresek berisi oleh-oleh yang ia beli di mini market.
ERNA
HENDRI
VIVI
(Melihat ke arah Hendri)
ERNA
HENDRI
VIVI
HENDRI
Pak Suleh mematikan mesin.
PAK SULEH
ERNA
Cut To
20. EXT. PARKIRAN KANTOR DESA – SIANG
Erna membuka pintu mobil lalu turun.
Vivi membuka pintu mobil lalu turun.
Bima turun lalu mengaktifkan kamera dan mulai merekam suasana sekitar.
Dari POV Kamera Bima, terlihat kibaran bendera di tiang sekokah seberang Kantor Desa, kemudian ke rumah di samping sekolah yang menunjukan dua anak kecil meihat ke arahnya dari jendela.
Bima mengarahkan kamera ke rumah samping rumah sebelumnya.
Dari POV Kamera Bima, seorang nenek melihat ke arah Bima dari balik jendela rumah.
Bima terlihat terkejut dengan penampakan nenek di jendela rumah yang ia rekam, lalu mengarahkan sorotannya pada Lukman dan Awi yang turun dari mobil lalu berjalan ke teras Kantor Desa, berpapasan dengan Hendri, sementara Ibad terlihat menyalakan rokoknya.
BIMA
Cut To
21. EXT. TERAS KANTOR DESA – SIANG
Erna dan Vivi masuk ke teras kantor desa dan mengucapkan salam.
ERNA
VIVI
VO PAK RENDRA
Pak Rendra dan Pak Khair keluar ruangan
PAK RENDRA
PAK VIVI
PAK RENDRA
VIVI
ERNA
PAK RENDRA
Hendri, Lukman, dan Awi mendekat dengan senyuman masing-masing lalu bersalaman dengan Pak Rendra dan Pak Khair.
ERNA
PAK RENDRA
HENDRI, AWI, LUKMAN
Erna menunjuk ke arah Bima yang sedang mendekat menenteng kamera.
ERNA
(Sambil tersenyum ke arah Bima)
Bima terlihat tersipu sambil garuk-garuk kepala lalu bersalaman dengan Pak Rendra dan Pak Khair.
BIMA
PAK KHAIR
BIMA
(Tersipu malu)
PAK RENDRA
BIMA
ERNA
(Menunjuk Ibad)
IBAD
PAK RENDRA
IBAD
PAK RENDRA
IBAD
PAK RENDRA
IBAD
Pak Rendra mengangguk.
PAK RENDRA
HENDRI
Erna dan Vivi melotot ke Hendri.
HENDRI
PAK RENDRA
BIMA
(Sambil menyorot Pak Rendra dengan kamera)
PAK RENDRA
ERNA
VIVI
PAK RENDRA
ERNA
PAK RENDRA
ERNA
PAK RENDRA
Terlihat semua orang kembali ke posisi duduk di mobil sebelumnya, kemudian Bima melihat ke arah salah satu rumah dekat Kantor Desa dengan seorang anak kecil melihat ke arahnya dari balik jendela kemudian ke sekolah SD yang terlihat kusam cat dan gentengnya.
IBAD
HENDRI
VIVI
(Menoleh ke arah Hendri dengan cepat)
IBAD
(Langsung tertawa)
Cut To