Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
22. INT. MOBIL DI JALANAN PESISIR DEKAT PULAU – SORE
Dari POV Kamera Bima, terlihat pepohonan di hutan pesisir lalu terlihat laut.
ERNA
(Kamera Bima mengarah ke Erna)
HENDRI
ERNA
VIVI
ERNA
Cut To
23.EXT. JEMBATAN DEKAT PULAU – SIANG
Terlihat konvoi mobil Avanza dan Grandmax melaju pelan mendekati jembatan menuju pulau.
Cut To
24. INT. MOBIL DI JEMBATAN DEKAT PULAU – SORE
Erna mengeluarkan kepalanya melalui jendela mobil, membuat rambutnya tersibak-sibak angin laut, melihat ke arah jembatan di depan.
ERNA
PAK SULEH
ERNA
BIMA
ERNA
PAK SULEH
Bima mengarahkan kamera ke bawah jembatan.
Dari POV Kamera Bima, terlihat ikan-ikan kecil dan terumbu karang di balik air laut yang jernih.
HENDRI
ERNA
(Sambil memasukan kepalanya untuk kembali duduk)
Terlihat Hendri dan Ibad tertawa, kemudian terlihat Vivi tersenyum sinis tipis.
VIVI
(Lalu setengah berdiri mengeluarkan kepalanya)
Cut To
25. EXT. PARKIRAN PULAU SETENGAH – SORE
Dari balik atap lantai dua Pondok Utama, terlihat konvoi mobil Avanza dan Grandmax baru saja melewati jembatan dan pondok-pondok kecil di pinggiran pantai, berlatar suara burung camar dan debur ombak.
Mobil Avanza dan Grandmax di samping sebuah motor matic di depan pintu Pondok Utama yang terlihat utuh dengan bangunan tempat genset di samping kanan dan bangsal restoran di sebelah kiri.
Erna bergegas turun.
Bima turun langsung merekam sekitar.
Vivi turun dengan ponsel langsung mengarah ke sekitar pondok kemudian laut sambil bergaya ngevlog.
Ibad dan Hendri turun lalu berjalan ke arah pantai sementara Lukman dan Awi turun.
ERNA
IBAD
(Memasukan kembali bungkus rokok dan korek ke dalam saku celana)
Cut To
26. EXT. PONDOK UTAMA PULAU SETENGAH – SORE
Erna masuk ke teras Pondok Utama.
ERNA
Erna lanjut masuk ke ruang utama Pondok Utama.
Suara langkah kaki di lantai dua terdengar.
Tari dan Nazar muncul di ujung tangga atas sambil tersenyum.
TARI
(Menuruni anak tangga bersama Nazar)
ERNA
(Dengan nada manja)
TARI
Erna menyalami Tari dan Nazar.
ERNA
TARI
IBAD
(Menyalami Tari dan Nazar)
ERNA
TARI
(Menunjuk ke arah renceng kunci di tangan Nazar)
Nazar memberi rencengan kunci pada Ibad.
NAZAR
IBAD
NAZAR
(Mengangguk)
ERNA
Ibad terlihat menoleh dulu keluar, berharap ada di sana.
NAZAR
Erna dan Ibad melihat rencengan kunci di tangan Ibad.
TARI
ERNA
Tari dan Nazar terlihat mengangguk sambil tersenyum tipis.
TARI
ERNA
TARI
NAZAR
ERNA
TARI
Cut To
25. EXT. PARKIRAN PULAU SETENGAH – SORE
Terlihat dengan gaya timelaps: Erna, Ibad, Tari, dan Nazar, keluar dari Pondok Utama.
Awi dan Lukman menyimpan barang di teras lalu menyapa Tari dan Nazar.
Vivi, Hendri, Bima, dan Pak Suleh mendekati dan menyapa Tari dan Nazar.
Tari dan Nazar mengendarai motor, melaju menjauhi Pondok Utama.
Semua orang mengeluarkan barang dari mobil Avanza dan Grandmax.
Vivi memanggul ranselnya di teras.
Erna memanggul ranselnya dari bagasi Grandmax lalu berjalan menuju teras pondok.
ERNA
Vivi berhenti ketika Erna bicara soal tidur sendiri-sendiri kemudian lanjut masuk ke pondok.
IBAD
(Sambil menurunkan kotak barang ke belakang mobil Grandmax)
Cut To
26. EXT. PARKIRAN PULAU SETENGAH – SORE
Seperdelapan lingkar matahari tenggelam di cakrawala lautan.
Suara burung camar fade in dan fade out dengan suara jangkrik dan tongeret, bercampur suara debur ombak.
Ibad dan Awi sedang nyebats di samping mobil Grandmax dengan dua ransel terakhir.
AWI
IBAD
(Raut heran, lalu menghisap rokok)
AWI
(Malu-malu)
IBAD
AWI
IBAD
AWI
(Wajah mendadak tegang)
IBAD
(Menggeleng dengan senyuman)
AWI
Ibad membuang rokoknya ke bawah lalu mengepulkan asap ke atas kemudian membawa tasnya ke dalam.
Awi mengangkat kotakbarang dan goodybag dari mobil dan terkejut saat melihat sosok di balik pepohonan di sisi bukit yang menjadi bagian belakang gubuk genset.
AWI
Awi berjalan cepat ke ruang resepsionis.
Ibad menghampiri Awi di ruang resepsionis.
IBAD
AWI
IBAD
(Memandang Awi dengan raut heran)
Awi menaruh kotak barang dan tas jinijing di samping meja dengan buru-buru agar bisa keluar berbarengan dengan Ibad yang sedang berjalan menuju teras.
Awi berjalan cepat di belakang Ibad dengan pandangan menyisir pepohonan di sisi bukit lalu berhenti karena penasaran.
Terlihat pepohonan di sisi bukit bergoyang namun tak ada penampakan sosok apapun.
IBAD
(Sambil memegang satu sisi kotak barang besar)
AWI
(Langsung berjalan cepat)
Ibad dan Awi menggotong kotak barang besar ke ruang resepsionis.
Cut To
27. EXT. PONDOK UTAMA – MALAM
Bulan menjadi latar belakang atap Pondok Utama yang diiringi suara jangkrik, tongeret, dan debur ombak.
Pondok Utama terlihat utuh dengan enam lampu kamar menyala, kemudian lampu kamaer Erna padam.
Cut To
28. INT. KAMAR ERNA DI PONDOK UTAMA – MALAM
Erna di depan notebooknya, memeriksa jadwal kedatangan vendor dengan lampu temaram, tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di atas, membuatnya melihat ke langit-langit. Erna berusaha mendengar dengan teliti. Baru saja mengira salah dengar, suara itu terdengar lagi.
Erna menelepon Ibad.
ERNA
VO TELEPON IBAD
ERNA
VO TELEPON IBAD
ERNA
Cut TO
29. INT. KAMAR IBAD DI PONDOK UTAMA – MALAM
Ibad sedang menerima telepon dari Erna, sementara Awi sedang tidur di kasur bawah.
IBAD
VO TELEPON ERNA
IBAD
(Raut mengeluh)
Cut To
30. INT. KORIDOR KAMAR PONDOK UTAMA – MALAM
Pintu kamar nomor 3 mengeluarkan suara dertak kunci diputar, kemudian pintu terbuka. Ibad keluar lalu menutup kembali pintu kemudian berjalan ke arah tangga di ruang resepsionis.
Ibad menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Ibad sampai di lantai dua kemudian melihat ke dua sisi koridor. Ia berjalan ke sisi kanan, menyusuri empat kamar dari kamar nomor 13-16, membuka pintu kamar satu persatu dan terlihat kosong.
Ibad sampai di ujung koridor kanan, melihat jendela terbuka yang tersibak-sibak angin lalu menghampirinya kemudian melihat keluar ke arah pepohonan dekat bukit dan gubuk genset, lalu menutup jendela.
Ibad berjalan menuju koridor kiri lantai dua, menyusuri empat kamar nomor 17-20, membuka pintu kamer 17 dan melihat barang bangunan: kaleng cat, koas, kotak perkakas, tangga, kain putih, triplek, kemdian menutup kembali pintu.
Ibad berjalan lagi lalu membuka pintu kamer 18 dan melihat barang furniture: empat meja seragam yang ditumpuk, papan-papan bakal dipan, dan bor beserta baut dan mur berserakan, kemudian menutup kembali pintu.
Ibad mencoba membuka pintu kamar 19 namun terkunci lalu mencoba sekali lagi namun benar terkunci, kemudian menempelkan telinga, nemun hening, lalu jarinya siap mengetuk namun batal.
Ibad berjalan mendekati kamar 20 lalu membuka pintunya, melihat jendelanya terbuka, kemudian masuk mendekati jendela, lalu mengeluarkan kepalanya dengan menoleh ke kanan lalu terkejut oleh suara dan penampakan Bima.
BIMA
IBAD
Terlihat Bima sedang duduk di balkon kamar 19 melepas earphone, dengan kamera bertripod di sampingnya dengan lensa mengarah ke pantai.
BIMA
IBAD
BIMA
(Mengerutkan kening)
IBAD
BIMA
(Mengarahkan pandangan pada kursi yang sedang diduduki)
IBAD
BIMA
(Lalu tertawa)
IBAD
(Tertawa tipis)
BIMA
IBAD
Terlihat Ibad memasukan kembali kepalanya lalu menutup jendela, sementara Bima memasang kembali earphonenya.
POV dari kamera Bima: Pantai dan ombak yang bergulung-gulung, dengan bulan dan bitang serta lampu kapal nelayan.
Dip to Black