Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Ojek
Suka
Favorit
Bagikan
7. Bagian 7

INT. RUANG KERJA - DEALER MOTOR — SIANG

Montir berada di ruang kerja Surya, ia terlihat cemas, sedang menelepon --

SURYA LUKITO

Halo, bos. Kita ketahuan, ada orang yang serang kita di hotel.
(mendengarkan)
Belum tahu siapa, sekarang kurir kita ke kosan.
(mendengarkan)
Kami menunggu perintah. Baik.

Sambungan terputus, Surya meletakkan handphonenya diatas meja. Montir melihat Surya, menunggu perintah darinya.

SURYA LUKITO

Kita tutup hari ini, kamu pulang sekarang.

Montir berjalan cepat keluar ruangan. Surya masih berdiri didepan meja kerjanya, seseorang sedang mengawasi apa yang mereka lakukan.

EXT. DEPAN KOSAN — SIANG

Arifin berdiri didepan sebuah rumah dengan banyak pintu, ia mengetok salah satu pintu kamar itu. Ia terlihat lelah, apa yang terjadi hari ini, semuanya mendadak.

Pintu kamar terbuka, seorang Laki-laki keluar, PENJAGA KOS, 20-an, melihat Arifin, menyuruhnya masuk kedalam.

INT. KOSAN — SIANG

Arifin duduk di sebuah kursi, dengan dada yang terbuka. Penjaga Kos sedang menjahit luka tusuk Arifin --

PENJAGA KOS

Luka kamu cukup dalam dan besar, Arifin. Masih bisa dijahit, kamu jangan banyak gerak. Jahitannya bisa lepas, kamu bisa banyak kehilangan darah.

Arifin tidak menjawab, masih menahan sakit. Sesekali ia mengiris kesakitan.

PENJAGA KOS

Keadaan kacau disana?

ARIFIN

Orang kita ditembak. Ada perempuan... pekerja hotel, kayaknya, juga ditembak. Satu orang aku tusuk pakai pisau. Dua Orang kejar aku, mereka ditabrak kereta.

Penjaga Kos yang sedang menjahit, berhenti, melihat Arifin.

PENJAGA KOS

Ada banyak luka di badan kamu.

Penjaga Kos telah selesai menjahit luka Arifin. Arifin memakai bajunya lagi. Penjaga Kos merapikan peralatannya.

PENJAGA KOS

Telepon, Bos. Dia kasih tahu aku tadi.

Arifin masih melihat lukanya lagi, yang saat ini sudah diperban.

ARIFIN

Aku pinjam handphone kamu.

PENJAGA KOS

(berjalan menuju dapur)
Ada di atas meja.

Arifin mengambil handphone diatas meja, memencet sesuatu disana.

EXT. DEPAN DEALER MOTOR — SIANG

Dua mobil hitam berada didepan Dealer, tampak Bengkel juga tutup, tak ada kegiatan di dua bangunan itu. Tampak sepi.

Seseorang berjalan masuk kedalam bengkel, membawa tas jinjing yang Arifin bawa tadi.

INT. BENGKEL — SIANG

Tiga orang dengan berpakaian santai sedang memperhatikan bengkel, dua orang diantara mereka, mencari-cari sesuatu di bengkel, bahkan ada juga yang menjatuhkan barang-barang, terdengar suara benda berjatuhan.

INT. RUANG KERJA - DEALER MOTOR — SIANG

Surya melihat seseorang di depannya dengan datar. Hidayat, duduk di sebrang kursinya. Dibelakangnya terdapat beberapa orang, mereka polisi, tapi dengan pakaian santai, mengawasi Surya.

Dibawah mereka, ada Montir yang juga duduk, menunduk.

Dari belakang, pintu terbuka, Toni bejalan membawa Tas Jinjing yang Arifin tadi bawa ke atas meja. Ia membuka tas itu dan Hidayat melihatnya, mengangguk.

HIDAYAT PRATAMA

Berapa jumlahnya?

SURYA LUKITO

Lima ratus.

HIDAYAT PRATAMA

Bisnis kalian lagi bagus. Ditambah jaringan kalian dimana-mana.

SURYA LUKITO

Inilah untungnya mengenal seorang Jendral. Semua aman, kecuali anak-anak buahnya yang tidak suka dengan kedekatan kami dengan dia. Semua orang ingin menunjukan kuasa mereka.

Suara handphone berbunyi, Toni mengangkatnya, ia berbicara, selesai. Toni mendekati Hidayat dan berbicara kepadanya, tidak terdengar apa yang mereka bicarakan.

Selesai, Toni kembali ketempatnya.

HIDAYAT PRATAMA

Kami tahu semua yang kalian lakukan.

Tak ada jawaban dari Surya. Diam.

HIDAYAT PRATAMA

Anak buah kamu berhasil kabur. Sayangnya.

SURYA LUKITO

Tak ada rencana yang sempurna.

HIDAYAT PRATAMA

Mungkin. Tapi coba kamu pikir, apa yang bisa dilakukan tukang ojek terhadap Polisi.

Ada jeda di antara mereka.

SURYA LUKITO

Kamu menggerebek kami, apa yang Komandan kamu pikirkan nanti?

HIDAYAT PRATAMA

Dia?. Dia sudah mau pensiun, cepat atau lambat, ada orang yang harus ambil alih apa yang sudah dia punya.

SURYA LUKITO

Kamu menganggap orang itu kamu? Menarik, bukan berarti dia mau pensiun, dia tidak bisa apa-apa. Saya suka kamu, Hidayat, percaya diri kamu tinggi sekali. Tahu apa yang harus kamu lakukan, orang yang penuh dengan ambisi.

HIDAYAT PRATAMA

Waktu dia sudah habis dan sekarang waktunya saya.

SURYA LUKITO

Dan kamu membuang orang-orang yang tidak dianggap penting buat kamu kedepannya? Itu tujuan kamu?

HIDAYAT PRATAMA

Kamu sudah tahu jawabannya. Ini tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi diantara kita waktu itu.

SURYA LUKITO

Justru kamu menjelaskannya, akan terlihat kamu melakukan ini karena alasan itu.

Ada jeda di antara mereka.

HIDAYAT PRATAMA

Ini akibatnya kalau kamu melawan orang yang punya kuasa lebih dari kamu.

SURYA LUKITO

Baik, saya sudah tahu apa resikonya. Saya punya permintaan, kamu tidak akan memenuhinya, saya tahu itu, tapi tetap akan saya lakukan. Tolong lepaskan Montir, dia hanya bekerja buat saya. Masalah kamu dengan saya, bukan dia.

Montir hanya bisa menunduk, menghindar dari apa yang akan terjadi.

HIDAYAT PRATAMA

Dan kurir itu?

SURYA LUKITO

Dia tahu apa yang akan dia lakukan.

Handphone diatas meja berbunyi, Surya dan Hidayat saling melihat. Beberapa saat, Surya mengangkatnya.

SURYA LUKITO

Halo.

ARIFIN (V.O)

Saya sudah di kos, Bos.

SURYA LUKITO

Bagus, tetap disitu, jangan ke bengkel. Mereka disini.

INT. KOSAN — SIANG

Arifin hanya diam mendegar apa yang Surya katakan. Ia tidak bergerak dari tempatnya.

Dari arah dapur, Penjaga Kos muncul, ikut mendengarkan apa yang terjadi.

INT. RUANG KERJA - DEALER MOTOR — SIANG

INTERCUT ANTARA ARIFIN DAN SURYA

Hidayat mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

SURYA LUKITO

Mereka akan cari kamu.

Arifin tidak menjawab, hanya diam.

SURYA LUKITO

Mungkin ini yang saya dapatkan akibat sekarah.

Ada jeda di antara mereka.

ARIFIN

Serakah itu bagus, Bos. Ambisi kata yang cocok.

SURYA LUKITO

Hati-hati.

Sambungan telepon terputus. Surya melihat Hidayat dengan datar.

HIDAYAT PRATAMA

Dia salah pilih pekerjaan.

SURYA LUKITO

Kamu tidak tahu bagaimana kemampuan seseorang. Ingat itu, Hidayat.

Hidayat hanya melihat Surya, datar.

HIDAYAT PRATAMA

Ambil rekaman CCTV, cari siapa dia. Cari sebelum masalah baru muncul.

TONI

Bagaimana dengan Surya, Komandan.

HIDAYAT PRATAMA

Lakukan sesuai rencana.

Hidayat berdiri, mengambil Tas Jinjing itu, berjalan keluar bersamanya. Meninggalkan Surya dengan Anak Buahnya. Dari belakang, beberapa anak buah Hidayat ikut bersamanya keluar.

Dari belakang, Agus mengokang Pistolnya.

AGUS (O.S)

POLISI! POLISI! jangan bergerak. Diam, Diam --

POP -- POP -- POP

Agus menembakan pistol langit, beberapa kali. Beberapa orang yang menyeret Montir keluar ruangan.

Toni berdiri di depan Surya dengan pistol yang mengarah kepadanya.

Surya dan Toni saling melihat, Pistol masih mengarah kepadanya --

POP -- POP -- POP

Toni menembak Surya beberapa kali. Toni melihatya dengan datar. Ia mendekati Surya, ia mengambil sebuah zipper yang berisi sebuah PISTOL RAKITAN, ia memindahkannya ke tangan Surya, membuat tangan Surya menggenggamnya.

Ia melihat Surya datar. Kemudian ia pergi keluar ruangan.

INT. KOSAN — SIANG

Arifin meletakkan Handphone diatas meja. Ia memandang datar kearah depan.

Penjaga Kos menunggu Arifin berbicara.

ARIFIN

Kita harus pergi dari sini.

Penjaga Kos bingung dengan apa yang dikatakan Arifin.

ARIFIN

Mereka di tempat Bos.

Ada jeda di antara mereka.

Penjaga kos berjalan kekamarnya dengan cepat. Arifin masih duduk di kursi, memandang datar.

INT. MOBIL - BERGERAK — SIANG

Kasuari melihat kertas-kertas di hadapannya, sementara Fahmi bermain handphone.

FAHMI

Sekretaris Sekjen menanyakan masalah itu lagi, Pak.

Kasuari diam, ia masih melihat kertas-kertas di depannya.

FAHMI

Mereka meminta jawaban secepatnya.

Kasuari mendengarkan, tetapi ia tidak punya jawaban saat ini, ia melihat kearah jendela mobil.

Tak lama kemudian, handphone Fahmi berbunyi, ia mengangkatnya.

FAHMI

Halo.
(mendengarkan)
Baik. Akan saya sampaikan, terimakasih.

Ia meletakkan handphonennya di pangkuannya.

FAHMI

Dari Pak Hidayat. Dia bilang, dia punya uangnya.

Kasuari melihat Fahmi, terkejut mendengarnya.

FAHMI

Dia mau ketemu Bapak.

EXT. TERAS RUMAH - RUMAH HARI — SORE

Mawar dan Hari berada di teras rumah, tampak mereka sedang berbicara serius sekali.

Mawar berbicara kepadanya, tidak terdengar apa yang mereka bicarakan. Hari hanya mendengarkannya, ia menunduk.

EXT. DEPAN RUMAH HARI — SORE

Mawar keluar dari kosan Hari, ia berjalan keluar pagar. Ia mengambil handphonenya dan memencet sesuatu disana.

Ia membuka kontak, tertulis:

ARIFIN.

Ia meneleponnya. Terdengar bunyi nada masuk, tapi tidak di angkat.

Kemudian ia memencet sesuatu di handphonenya. Ia menulis pesan, tertulis:

"MAS ADA WAKTU?, AKU MAU KETEMU".

Ia mengrimkan pesan itu, dan berjalan menjauhi rumah Hari.

EXT. DEPAN DEALER MOTOR — SORE

Arifin berdiri dari kejauhan ia melihat Mobil Polisi yang terparkir di sana, beberapa.

Termasuk juga mobil ambulans, disana, dari dalam Dealer Motor, Tiga orang petugas membawa kantong berwarna kuning, memasukkannya kedalam Ambulans. Kemudian, Ambulans itu berjalan.

Orang-orang berdiri dibelakang para polisi, melihat apa yang terjadi. Para Polisi berjaga ditempat itu, menyuruh warga untuk menjauh.

Handphone Arifin berbunyi, sebuah pesan masuk, dari Mawar:

"MAS ADA WAKTU?, AKU MAU KETEMU".

Ia melihatnya, membiarkannya. Kemudian ia berjalan, menjauhi tempat itu.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH KASUARI RAHMAT — MALAM

Kasuari sedang memperhatikan kertas-kertas di depannya, di sebrangnya ada Ayu yang sedang menonton TV.

Ayu membesarkan suara TV. Kasuari melihatnya

PEMBAWA BERITA

...Berita selanjutnya, saudara. Hari ini Polisi berhasil membongkar jaringan narkoba. Polisi berhasil meringkus kurir Narkoba, beserta alat bukti narkoba puluhan kilogram, yang bernilai ratusan juta rupiah. Polisi juga menembak mati satu orang, yang diduga Bandar, karena ia berusaha melawan. Sang kurir yang ditangkap di lokasi, kini terancam mendapat hukuman mati...

Kasuari memandang datar TV itu, kemudian ia melanjutkan melihat kertas-kertas di depannya.

Dari arah depan, Joko, asisten rumah tangga, mendekat --

JOKO

Pak Hidayat sudah sampai, Pak.

Kasuari melamun sebentar, kemudian berdiri, berjalan kearah depan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar